Artinya:
“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat
adalah sholatnya. Robb kita ‘Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat-Nya -sedangkan Dia
lebih mengetahui-, “Perhatikan sholat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang?”
Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat
kekurangan maka Allooh berfirman, “Perhatikan lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan sholat
sunnah?”
Jikalau terdapat sholat sunnahnya, Allooh berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada
sholat wajib hamba-Ku itu dengan sholat sunnahnya.”
Kemudian semua amal manusia akan dihisab dengan cara demikian.”
Tentang sholat ini, kaum Muslimin diperintahkan untuk menegakkan sholat fardhu itu 5X sehari,
namun tidak sedikit diantara kaum Muslimin yang belum mengetahui tata cara sholat yang sesuai
tuntunan Rosuul-nya ;صلى هللا عليه وسلمpadahal Nabi Muhammad صلى هللا عليه وسلمtelah bersabda,
sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 631, dari Shohabat bernama Maalik
bin Al Huwairits رضي هللا عنهketika beliau bersama rombongan 20 orang menginap 20 hari di Madinah
untuk mempelajari tentang Islam dan selanjutnya agar diajarkan kepada kaumnya, lalu disela-sela
itu Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda :
Artinya:
“Dan sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat.”
Oleh karena itu hendaknya kaum Muslimin mengikuti gerakan-gerakan sholat sebagaimana yang
dituntunkan Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم, karena itu adalah amalannya yang pertama kali akan
dihisab di hari Kiamat.
Berikut ini akan diuraikan tentang Gerakan-Gerakan Sholat beserta dalil-dalilnya dari Al Quran dan
As Sunnah; dimana hal ini berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, sama saja.
علَّ َم ُكم َّما لَ ْم َ إن خِ ْفت ُ ْم فَ ِر َجاالً أ َ ْو ُر ْكبَانا ً فَإِذَا أَمِ نت ُ ْم فَا ْذ ُك ُرواْ ه
َ ّللا َك َما ْ َ﴾ ف٢٣٨﴿ َلِل قَا ِنتِين َ صَلَ ِة ْال ُو ْس
ِ طى َوقُو ُمواْ ِ ه ِ صلَ َوا
َّ ت وال َ ْظوا
َّ علَى ال ُ َحا ِف
٢٣٩﴿ َ﴾ت َ ُكونُواْ ت َ ْعلَ ُمون
Artinya:
(238) “Peliharalah segala sholat-(mu), dan (peliharalah) sholat wusthoo. Berdirilah karena Allooh
(dalam sholatmu) dengan khusyu`.
(239) Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan.
Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allooh (sholatlah), sebagaimana Allooh telah
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Apabila ia tidak sanggup untuk berdiri akibat suatu udzur (antara lain sakit, dan sebagainya) maka ia
dapat sholat dengan duduk ataupun berbaring, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al
Imaam Al Bukhoory no: 1117, dari Shohabat ‘Imron bin Hushoin رضي هللا عنه, beliau berkata:
”ب
ٍ تستطع ؛ فعلى جن
ْ فإن لم، ً تستطع ؛ فقاعدا
ْ ْ ، ً صل قائما
فإن لم ِه ” : سلَّ َم ؟ فقال
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُّللا َ فسألت رسو َل هللا،“ كانت بي بَ َواسير
Artinya:
“Aku menderita wasir, maka aku bertanya pada Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم, kemudian beliau صلى هللا
عليه وسلمmenjawab, “Sholatlah engkau dengan berdiri. Jika kamu tidak mampu maka duduklah. Dan
jika kamu tidak mampu maka berbaringlah.”
2. MENGHADAP KIBLAT :
Jika seorang Muslim berada di kawasan atau belahan dunia dimana dia tidak memungkinkan untuk
melihat Ka’bah, maka hendaknya dia mengetahui persisarah Kiblat, dimana dia harus mengarahkan
sholatnya kearah Kiblat tersebut, sebagaimana dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 115 berikut ini:
علِي ٌم
َ ّللا َوا ِس ٌع ِ َّ ُلِل ْال َم ْش ِرقُ َو ْال َم ْغ ِربُ فَأ َ ْينَ َما ت ُ َولُّوا فَث َ َّم َوجْ ه
َ َّ ّللا ِإ َّن ِ َّ ِ َو
Artinya:
“Dan kepunyaan Allooh-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah
Allooh. Sesungguhnya Allooh Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Ayat ini ditafsirkan oleh Imaam Mujaahid رحمه هللا, beliau berkata, “Dimanapun kalian berada,
hadapkanlah wajah kalian pada Kiblat Allooh سبحانه وتعالى. Karena kalian memiliki Kiblat yang kalian
berkiblat padanya, yaitu Ka’bah.” (Tafsir Imaam Ibnu Katsir Jilid I halaman 391)
Akan tetapi jika seorang Muslim sedang berada dihadapan Ka’bah, maka dia wajib menghadapkan
tubuh dan wajahnya ke Ka’bah, sebagaimana Allooh سبحانه وتعالىberfirman dalam QS. Al Baqoroh (2)
ayat 144 berikut ini:
Artinya:
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling
ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Robb-nya; dan Allooh sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan.”
Juga sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 6251 dan Imaam Muslim no: 397,
dari Shohabat Abu Hurairoh رضي هللا عنه, bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمbersabda:
صَلَةِ فَأ َ ْسبِ ِغ ْال ُوضُو َء ث ُ َّم ا ْست َ ْقبِ ِل ْال ِق ْبلَةَ فَ َكبِ ْهر
َّ إِذَا قُ ْمتَ إِلَى ال
Artinya:
“Jika kamu berdiri sholat, maka sempurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah ke Kiblat,
kemudian bertakbirlah.”
3. TAKBIIROTUL IHROM :
3.1. Membarengkan niat sholat dalam hati bersamaan (berdekatan dengan) gerakan Takbirotul
Ihrom
.
A) NIAT SHOLAT KARENA ALLOOH, DIDALAM HATI:
Adapun berkaitan dengan masalah Niat Sholat, maka sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Al
Bukhoory no: 1, dari Shohabat ‘Umar bin Khoththoob رضي هللا عنه, bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم
bersabda:
Artinya:
“Sesungguhnya seluruh amalan itu (hendaknya) dibarengi oleh niat dan sesungguhnya setiap orang
berhak mendapat dari apa yang diniatkannya.”
Artinya setiap orang yang hendak sholat, usahakan membarengkan niat sholatnya dengan awal
sholatnya; dalam hal ini Takbiirotul Ihroom.
Dan tidak perlu melafadzkan “Usholli….” melalui mulutnya, akan tetapi niat tersebut cukup
digerakkan dan disengajakan oleh hatinya bahwa dia akan sholat.
Artinya:
“Bahwa Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمjika memasuki sholat, maka beliau صلى هللا عليه وسلمmengangkat
kedua tangannya sembari menjulurkannya.”
3.2. Adapun posisi tangan saat Takbiirotul Ihrom, bisa dengan 2 pilihan cara:
Artinya:
“Adalah Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمjika berdiri sholat, beliau صلى هللا عليه وسلمmengangkat kedua
tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya.”
Juga beliau رضي هللا عنهberkata,
Artinya:
“Aku melihat Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمapabila membuka sholat, maka beliau صلى هللا عليه وسلم
mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, dan ketika akan ruku,’ dan
ketika bangun dari ruku’. Tetapi tidak mengangkat kedua tangannya diantara dua sujud.”
(Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 390, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Umar )رضي هللا عنه
D) MENGANGKAT KEDUA TANGAN HINGGA UJUNG JARI SEJAJAR KEDUA DAUN TELINGA:
Akan tetapi terdapat Hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Al Jaruud dalam Kitab “Al Muntaqo” no: 202,
dari Waa’il bin Hujr رضي هللا عنه. Bahwa beliau berkata:
Artinya:
“Sungguh aku melihat Sholat Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمdimana ketika beliau صلى هللا عليه
وسلمmembuka sholat, beliau صلى هللا عليه وسلمbertakbir dan mengangkat kedua tangannya sehingga aku
lihat kedua ibu jarinya dekat dengan kedua telinganya.”
Dan juga sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Ahmad no: 18869, dari Shohabat Waa’il bin
Hujr رضي هللا عنه, dishohiihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uuth, bahwa beliau رضي هللا عنهmelihat:
رأيت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يرفع يديه حين افتتح الصَلة حتى حاذت إبهامه شحمة أذنيه
Artinya:
“Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمmengangkat kedua tangannya ketika membuka sholatsehingga kedua
ibu jarinya sejajar dengan daun kedua telinganya.”
Jadi ada 2 pilihan bagi posisi mengangkat tangan tersebut, boleh sejajar dengan bahu, dan boleh
pula sejajar dengan kedua daun telinga.
3.3. Posisi jari-jemari tangan tidak rapat dan tidak terlalu renggang (biasa saja).
3.4. Hadapkan telapak tangan kearah Kiblat.
3.5. Posisi tangan setelah Takbiirotul Ihroom :
صليت مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ووضع يده اليمنى على يده اليسرى على صدره
Artinya:
“Aku sholat bersama Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمdan beliau meletakkan tangan kanannya
diatas tangan kirinya DIATAS DADANYA.”
Artinya:
“… Kemudian beliau (Rosuulullooh )صلى هللا عليه وسلمmeletakkan tangan kanannyadiatas punggung
telapak tangan kirinya dan atau pada pergelangan tangan kirinya dan atau pada punggung tangan
kirinya…”
Bahkan terdapat dalam riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 740 dari Sahl bin Sa’ad رضي هللا عنهbahwa
beliau رضي هللا عنهberkata,
Artinya:
“Adalah orang-orang diperintahkan agar meletakkan tangan kanannya diatas siku tangan kirinya
dalam sholat…”
Adapun meletakkan kedua tangan dibawah dada (di pusar / di pinggang sebelah kiri), maka semua
itu adalah Haditsnya LEMAH.
B-1. Posisi telapak tangan kanan diatas telapak tangan kiri, saat sholat sendirian atau kondisi
jamaah sholat longgar.
B-2. Posisi telapak tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri, saat kondisi jamaah
sholat agak padat.
B-3. Posisi telapak tangan kanan menggenggam punggung tangan kiri, saat kondisi jamaah sholat
padat.
3.6. Tujukan pandangan mata kearah tempat sujud. Dan dilarang pandangan mata bergentayangan
keatas – kebawah – kekiri dan kekanan.
Artinya:
(1) “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(2) (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam sholatnya.”
Dan sebagaimana terdapat keterangan dari ‘Aa’isyah رضي هللا عنهاbahwa sebagaimana diriwayatkan
oleh Imaam Al Haakim dalam Kitab “Al Mustadrok” no: 1761 dan kata beliau keterangan itu
disebutnya sebagai Hadits yang Shohiih, memenuhi syarat Imaam Al Bukhoory dan Al Imaam
Muslim, hanya saja mereka tidak mengeluarkannya; juga diriwayatkan oleh Al Imaam Al Baihaqy
dalam “As Sunnan Al Kubro” no: 9726, dan syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam “Sifat Sholat Nabi”
Jilid 1 halaman 232 menyetujui penshohiihan keduanya. Bahwa ‘Aa’isyah رضي هللا عنهاmengagumi
seorang Muslim ketika masuk Ka’bah mengangkat pandangannya kearah atap Ka’bah, berdoa
sebagai bentuk pengagungan terhadap Allooh سبحانه وتعالى, lalu ketika itu Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم
masuk, sedangkan Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمtidak meninggalkan pandangannya dari tempat
sujudnya sehingga dia keluar dari Ka’bah.
Syaikh Al ‘Utsaimiin رحمه هللاmenjelaskan dalam Syarah beliau terhadap Kitab Zaadul Mustaqni’Jilid 3
halaman 15, bahwa mengarahkan pandangan kearah tempat sujud adalah menjadi sikap
kebanyakan ahlul ‘Ilmu.
Demikian pula Syaikh Nashiruddin Al Albaany رحمه هللاdalam Kitab “Sifat Sholat Nabi” Jilid 1 halaman
233 mengatakan bahwa pendapat inilah yang benar dari madzab Hanafi; yaitu bahwa beliau
menganjurkan agar seseorang yang sholat mengarahkan pandangannya ke tempat sujudnya,
karena yang demikian itu adalah lebih dekat kepada khusyu’ dan itulah yang benar.
4. RUKUU’ :
Adapun ketika rukuu’, maka ikutilah tuntunan gerakan tangan dan tubuh sebagaimana berikut ini:
A) GERAKAN TANGAN KETIKA RUKUU’
Mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahu, ketika bertakbir untuk rukuu’ dan
ketika bangun dari rukuu’ adalah dijelaskan di dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 735
dan Imaam An Nasaa’I no: 1059, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Umar رضي هللا عنه, bahwa:
ِ الر ُك
وع َرفَعَ ُه َما َ ْوع َوإِذَا َرفَ َع َرأ
ُّ سهُ مِ ْن ِ ِلر ُك َّ سلَّ َم َكانَ يَ ْرفَ ُع يَ َد ْي ِه َح ْذ َو َم ْن ِكبَ ْي ِه إِذَا ا ْفتَت َ َح ال
ُّ ص ََلة َ َوإِذَا َكب ََّر ل َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُّللا ُ أ َ َّن َر
ِ َّ سو َل
َ ّللا
Artinya:
“Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمmengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya
ketika memulai sholat dan ketika bertakbir untuk rukuu’ dan ketika beliau صلى هللا عليه وسلمbangun dari
rukuu’.”
صدَقَ أَخِ ى قَ ْد ُكنَّا نَ ْفعَ ُلَ س ْعدًا فَقَا َل َ َطبَّقَ يَ َد ْي ِه بَيْنَ ُر ْكبَت َ ْي ِه قَا َل فَبَلَ َغ َذ ِلك
َ صَلَة َ فَ َكب ََّر َو َرفَ َع يَ َد ْي ِه فَلَ َّما َر َك َع ُ علَّ َمنَا َر
ِ َّ سو ُل
َّ ّللا صلى هللا عليه وسلم ال َ
الر ْكبَتَي ِْن
ُّ علَى َ َاكس م اإل
َ ْ ِ ِى نعْ ي ا
َ ََِ ذ ه ب َا نرْ ِمُ أ م
َّ ُ ث اَ ذ ه
َ
Artinya:
“Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمmengajari kami sholat, lalu beliau صلى هللا عليه وسلمbertakbir dan
mengangkat kedua tangannya, dan ketika rukuu’ beliau صلى هللا عليه وسلمmeletakkan kedua tangannya
diatas lututnya.”
Dimana yang demikian itu dibenarkan oleh Sa’ad رضي هللا عنه, dengan mengatakan, “Kami
mengerjakan ini, kemudian kami diperintahkan dengan ini, yaitu memegang kedua lutut.”
سهُ َولَ ْم َ ْص َرأ ْ ِب ْالعَالَمِ ينَ ( َو َكانَ إِذَا َر َك َع لَ ْم يُ ْشخ ْ ب
ِ َّ ِ )ال َح ْم ُد
ِ لِل َر ه ِ َ ير َو ْالق َِرا َءة
ِ ِصَلَة َ بِالت َّ ْكب
َّ يَ ْست َ ْفتِ ُح ال-صلى هللا عليه وسلم- ّللا ِ َّ سو ُلُ َكانَ َر
ْ ْص ه ِو ْبهُ َو ِلك َْن بَيْنَ ذَلِكَ َو َكانَ إِذَا َرفَ َع َرأ
سا ً ى َجا ِل َ سهُ مِ نَ السَّجْ َدةِ لَ ْم يَ ْس ُج ْد َحتَّى يَ ْست َ ِو َ ى قَائِ ًما َو َكانَ إِذَا َرفَ َع َرأ َ وع لَ ْم يَ ْس ُج ْد َحتَّى يَ ْست َ ِو
ِ ُ
ك الر
ُّ َن ِم ُ هسَ َ ُي
ش َ ان َويَ ْن َهى أ َ ْن يَ ْفت َِر ِ ط َّ ع ْقبَ ِة ال
َ ش ْي ُ ع ْنَ صبُ ِرجْ لَهُ ْالي ُْمنَى َوكَانَ يَ ْن َهى ِ ش ِرجْ لَهُ ْاليُس َْرى َويَ ْن ُ َو َكانَ يَقُو ُل فِى كُ ِهل َر ْكعَتَي ِْن التَّحِ يَّةَ َو َكانَ يَ ْف ِر
صَلَة َ بِالت َّ ْسل ِِيم َّ سب ُِع َو َكانَ يَ ْختِ ُم ال َ ع ْي ِه ا ْفت َِر
َّ اش ال َ الر ُج ُل ذ َِرا َّ
Artinya:
“Adalah Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمmembuka sholat dengan Takbir dan membuka bacaan dengan
“Alhamdulillaahirrobbil ‘aalamiin”. Dan jika beliau صلى هللا عليه وسلمrukuu’, beliau صلى هللا عليه وسلمtidak
menengadahkan kepalanya keatas, akan tetapi tidak juga menundukkannya, tetapi diantara
keduanya (rata). Dan jika beliau صلى هللا عليه وسلمbangun dari rukuu’, beliau صلى هللا عليه وسلمtidak
langsung bersujud sehingga berdiri tegak terlebih dahulu. Dan apabila beliau صلى هللا عليه وسلم
mengangkat kepalanya dari sujud, belum sujud lagi sehingga duduk dengan lurus. Dan beliau صلى هللا
عليه وسلمpada setiap dua rokaat membaca Tahhiyyat dimana beliau menghamparkan kaki kirinya dan
menegakkan kaki kanannya. Dan beliau صلى هللا عليه وسلمmelarang dari duduk syaithoon. Dan
melarang seseorang menghamparkan kedua sikunya sebagaiman terkaman binatang buas. Dan
beliau صلى هللا عليه وسلمmenutup sholatnya dengan Salam.”
Dan beliau صلى هللا عليه وسلمmeratakan punggungnya pada saat rukuu’. Hal ini sebagaimana terdapat
Hadits diriwayatkan oleh Imaam Ibnu Maajah no: 872, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al
Albaany dari Waabishoh bin Ma’bad رضي هللا عنه, bahwa beliau berkata:
فكان إذا ركع سوى ظهره حتى لو صب عليه الماء الستقر. رأيت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يصلي
Artinya:
“Aku melihat Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمsholat, beliau صلى هللا عليه وسلمmeratakan punggungnya
sehingga kalau ditumpahkan air niscaya air tersebut tidak tumpah.”
D) LAMANYA RUKUU’
Sedangkan lamanya seseorang rukuu’ adalah dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim
no: 1085, dari Baroo’ bin ‘Aazib رضي هللا عنه, beliau berkata:
Artinya:
“Aku sholat bersama Muhammad صلى هللا عليه وسلمlalu aku dapati berdirinya, rukuu’nya, i’tidaal-nya
setelah rukuu’, dan sujudnya, dan duduknya diantara dua sujud, dan sujudnya dan duduknya
diantara Salam dan berpaling; adalah mendekati sama (lamanya).”
5. I’TIDAAL :
Jika kita selesai melaksanakan rukuu’ sebagaimana penjelasan diatas, maka gerakan berikutnya
adalah I’tidaal; yaitu gerakan yang dilakukan antara rukuu’ dan sujud. Dimana kita bangun dari
rukuu’, kemudian berdiri tegak lurus sejenak, kemudian berikutnya sujud.
Hal ini sebagaimana kita dapati Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلمmelaksanakan dan mencontohkannya
sebagai berikut:
E-2) Sedangkan posisi peletakan tangan saat Tasyahhud Akhir dapat digambarkan sebagaimana
berikut ini:
– Telapak tangan kiri diatas lutut kiri.
– Telapak tangan kanan sembari menunjuk kearah Kiblat. Dengan menempelkan ujung ibu jari ke
ujung jari tengah. Atau seperti orang menunjuk.
Kedua :
ُ
ُضُ َح ِنيفًاَُ تُ َو ْاْل َ ْر ُِ س َم َوا ّ ط َُرُال َ َيُ ِللّذِيُف َُ َللاُِأ َ ْكبَ هُرُ َو ّج ْهتهُُ َو ْج ِه
ُّ
ُايَُ َس ِكيُ َو َم ْحي ص َلتِيُ َونه ه َ ُن ُّ ُ ِإ، َهم ْس ِل ًماُ َو َماُأَنَاُ ِمنَُُ ْال هم ْش ِر ِكين
ُكُأ ه ِم ْرتهُُ َوأَنَاُأَ ّو ه
ُل َُ يكُلَ ُههُ َو ِبذَ ِلَُ لُش َِر ُ َ َُُبُ ْالعَالَ ِمين ُّ ِ َُو َم َماتِي
ُِ لِلُِ َر
َُ َكُ َو ِب َح ْمد
ِك َُ س ْب َحان تُ ه َُ لُأ َ ْنُ ّ لُ ِإلَ ُهَُ ِإ ُتُ ْال َم ِل ه
ُ َ ُك َُ ُاللّ هه ُّمُأَ ْن، َْال هم ْس ِل ِمين
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim
yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku,
sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak
ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang
yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak
disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji”. (HR. An Nasa-i, 1/143).
Ketiga :
Kempat :
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, ketika ada seorang lelaki
yang membaca doa istiftah tersebut, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Aku melihat dua belas malaikat bersegera menuju kepadanya. Mereka saling berlomba untuk
mengangkat doa itu (kepada Allah Ta’ala)”
HR. Abu Daud NO. 871, At-Tirmizi no. 262, An-Nasai no. 998, Ibnu Majah no. 878
Pertama :
Dari Huzaifah bin Al-Yaman -radhiallahu anhu-, “Bahwa dia pernah shalat bersama
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka ketika ruku’ beliau membaca:
ي ْالعَ ِظ ِيم
َ ِس ْب َحانَ َرب
ُ
“(Maha suci Rabbku yang Maha Agung),”
ي ْاْل َ ْعلَى
َ ِس ْب َحانَ َرب
ُ
“(Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi).”
Kedua :
Dari Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa membaca
do’a dalam ruku’ dan sujud-nya dengan bacaan:
ُ
س ْب َحانَكَُُاللّ هه ُّمُ َربّنَاُ َوبِ َح ْمدِكَُُاللّ هه ُّمُا ْغ ِف ُْرُ ِلي
ه
ُ
(Maha suci Engkau wahai Rabb kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku).” (HR.
Al-Bukhari no. 794 dan Muslim no. 484)
Pertama :
Dari Ibnu Abu Aufa, ia mengatakan,” Rasulullah saw. apabila mengangkat punggungnya dari
ruku’, beliau mengucapkan“
Pertama :
dari Ibnu abbas-radiayallahu anhu- bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam diantara dua
sujud membaca :
ُ
ار هز ْق ِني
ْ ُ َو،ُُ َوا ْه ِدنِي،ُاجبه ْرنِي ْ ُ َو،ُاللّ هه ُّمُا ْغ ِف ُْرُ ِلي
ْ ُ َو،ُار َح ْمنِي
“Ya Allah ampunilah aku, sayangilah aku, tutupilah kekuranganku, anugrahkan kepadaku
hidayah dan berikanlah rezki kepadaku.” (HR Tirmidzi)
Kedua :
Dari Ibnu Abbas-radhiyallahu anhu-, ia berkata: “Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengangkat kepalanya dari sujud beliau mengucapkan:
Ketiga :
Bacaan Tasyahhud
Imam Syafi'i Rohimahullah lebih menyukai bacaan tasyahhud ini, Hadits dari Ibnu Abbas :
ُْكُأَيُّ َها
َُ علَيَ ُُس ََلم َّ ُُصلَ َوات
ِ َّ ِ ُُالط ِيبَات
َّ ُال.ّلِل َّ ار َكاتُُال َ َالت َّ ِحيَّاتُُ ْالمب
َُِّ ُعلَىُ ِعبَا ُِد
ُّللا َ علَ ْينَاُ َوَ ُُس ََلم َّ ُال،ّللاُ َوبَ َر َكاته َُِّ ُُيُ َو َر ْح َمةُُّ النَّ ِب
ِّللا
َُّ ُُنُم َح َّمدًاُ َرسول َُّ َّللاُ َوأ َ ْش َهدُُأ
َُّ ُلَُّ لُ ِإلَ ُهَُ ِإ ُْ َ صا ِل ِحينَُُأَ ْش َهدُُأ
َُ ُن َّ ال
"Segala penghormatan, keberkahan, kesejahteraan dan kebaikan bagi Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan
barakah Allah senantiasa dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga juga dilimpahkan kepada kami
dan kepada semua hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allah, dan aku
bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.” (HR. Muslim,Abu Dawud dan As-Syafi’i)
ُِ ع َذا
ُْ ُ َو ِم،ب ُ َج َهنَّ َم
ُن َ ُن ُْ ُ َو ِم،ب ُ ْالقَب ِْر ُِ ع َذا
َ ُن ُْ ك ُ ِم ُْ ِاَللَّه َُّم ُ ِإن
َُ ي ُأَع ْوذُ ُ ِب
ُِ َرُفِتْنَ ُِةُ ْال َم ِسي
ُِ ْحُال َّد َّجا
ل ُِ نُشُْ ُ َو ِم،ِفِتْنَ ُِةُ ْال َم ْحيَاُ َو ْال َم َمات
ُ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku ber-lindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan
dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”(HR.Bukhori,Muslim)
ُُاللَّه َُّم ُا ْغ ِف ُْر ُلِي ُ َما ُقَ َُّد ْمتُ ُ َو َما ُأَ َّخ ْرتُ ُ َو َما ُُأَسْﺮَ ْرتُ ُ َو َما ُأَ ْعلَ ْنت
ُُت ُ ْالـم َؤ َّخرَُ ت ُ ْالـمقَ ِدمُ ُ َُو ُأَ ْن
َُ ت ُأ َ ْعلَمُ ُ ِب ُِه ُ ِمنِي ُأ َ ْن
َُ َو َما ُُأ َسْﺮَ ْفتُ ُ َو َما ُأ َ ْن
َُ لُأ َ ْن
ت َُّ لُ ِإلَ ُهَُ ِإ
َُ
"Ya Allâh, ampunilah segala dosaku pada masa lalu dan yang akan datang, yang aku lakukan dengan sembunyi-
sembunyi dan yang aku lakukan dengan terang-terangan, serta segala yang telah aku lakukan dengan berlebihan.
Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah yang terdahulu dan Engkaulah yang terkemudian, Tidak ada
tuhan kecuali Engkau" (HR. Muslim dan Abu Awanah)