Resultan Gaya II
Miftahudin (15503241053)
PENDAHULUAN
Kesetimbangan ialah kondisi dimana resultan gaya dan torsi yang bekerja pada suatu
benda bernilai nol (0) sehingga apabila benda itu diam akan tetap diam dan apabila benda itu
berferak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Selain itu resultan gaya yang bekerja
pada benda tidak hanya dipengaruhi besar dari gaya tersebut, melainkan juga dipengaruhi
arahnya.
Pada pembahasan kali ini penulis akan memaparkan hasil percobaan mekanika
mengenai resltan gaya yang bekerja dalam suatu bidang.
1.2 Kompetensi
Praktikan dapat membuktikan rumus-rumus resultan gaya pada ruang.
Letak gaya resultannya berjarak x dari garis AC dan y dari garis AB. Untuk mencari
resultan gaya tersebut dangan memberikan gaya P yang arahnya berlawanan dengan arah
gaya F1, F2, F3, dan F4. Bila benda dalam keadaan setimbang maka resultan gaya R yang
besarnya sama dengan gaya P dan arahnya berlawanan dengan gaya P. Berikut ilustrasi
mengenai penerapan gaya-gaya tersebut.
(gambar)
= 0
1 + 2 + 3 + 4 = 0
1 + 2 + 3 + 4 =
Terhadap sumbu x
() = 0
. = 2 . 2 + 4 . 2
Terhadap sumbu y
() = 0
. = 3 . 1 + 4 . 1
Sehingga dapat ditentukan bahwa besar gaya resultan sama dengan gaya P sedangkan
arahnya berlawanan dengan gaya P tersebut serta posisi gaya R sama dengan posisi gaya P
(x,y)
BAB II
PERCOBAAN
a. Setel peralatan resultan gaya seperti pada gambar diatas. Batang PQ dan RS dapat
digerakkan.
b. Berikan beban P1, P2, P3, dan P4 yang letaknya masing-masing berada pada titik A,
B, C, dan D.
c. Amati gaya yang ditunjukkan oleh Spring Balance pada SB1, Sb2, Sb3, dan SB4 yang
masing-masing dapat diartikan sebagai F1, F2, F3, dan F4.
d. Berikan beban P menggunakan pemberat.
e. Cari posisi x dan y sampai system dalam keadaan setimbang.
f. Ukur panjang x, y, l1, dan l2.
g. Timbang berat P dan catat beratnya beban P.
h. Besarnya gaya resultan sama dengan P tetapi arahnya berlawanan.
HASIL PERCOBAAN
F1, F2, F3 dan F4 : gaya pada titik sudut rangka Percobaan (N)
()1 = 0 ()2 = 0
. = 3 . 1 + 4 . 1 . = 3 . 1 + 4 . 1
= (3 . 1 + 4 . 1)/ = (3 . 1 + 4 . 1) /
1 . 51 + 1,4 . 51 2,5 .51 + 3 .51
= =
5 9
= 12,24 = 28,05
c. Percobaan 3 (x3,y3) d. Percobaan 4 (x4,y4)
()3 = 0 ()4 = 0
. = 2 . 2 + 4 . 2 . = 2 . 2 + 4 . 2
= (2 . 2 + 4 . 2)/ = (2 . 2 + 4 . 2)/
2,5 .41 + 3,5 .41 2,6 .41 + 1,5 . 41
= =
11 9.3
= 24.6 = 16,81
()3 = 0 ()4 = 0
. = 3 . 1 + 4 . 1 . = 3 . 1 + 4 . 1
= (3 . 1 + 4 . 1)/ = (3 . 1 + 4 . 1)/
3 . 51+3,5 .51 3,1 . 51+ 1,5 . 51
= =
11 9.3
= 29,65 = 23,46
Harga (x,y)
No. Harga (x,y) Teori Tingkat kesalahan
Praktikum
Percobaan
x y x y x y
1 11.5 13.25 10.25 12.24 0.12 0.08
2 20.5 27.5 18.45 28.05 0.11 0.02
3 28.5 33 24.6 29.65 0.16 0.11
4 17.5 24 16.81 23.46 0.04 0.02
Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan antar harga (x,y) secara praktikum dan
secara teori yang tingkat perbedaan (dalam hal ini dapat dianggap sebagai kesalahan
praktikum terhadap teoritis) ditunjujkkan oleh tabel tingkat kesalahan.
Perbedaan hasil harga x dan y secara praktikum dan teori mungkin disebabkkan karena hal-
hal sebagai berikut. Pengukuran yang dilakukan praktikan masih kurang teliti terkendala alat
ukur berupa mistar yang masih kurang teliti dan batang pembentuk persegi berukuran terlalu
besar sehingga sulit menetukan titik sudut A, B, C, dan D secara tepat. Selain itu terdapat
kendala pada pegas yang mulai kehilangan daya elastisitasnya.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut
a. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda dapat digantikan oleh satu gaya yang
mewakili gaya-gaya tersebut, disebut gaya Resultan. Dalam menentukan besar
gaya resultan dapat digunakan suatu gaya yang arahnya berlawanan dengan gaya
resultan tersebut.
b. Resultan gaya suatu benda tidak hanya dipengaruhi oleh nilai/besarnya gaya-gaya
yang bekerja pada suatu benda tersebut melainkan juga dipengaruhi oleh arah
gaya tersebut.
c. Dalam percobaan tersebut, digantungkan spring balance di empat titik, lalu
dikaitkan batang sehingga membentuk persegi dengan pegas di titik sudut persegi
tersebut. Angka yang ditunjukkan spring balance dalam kondisi ini dinilai sebagai
titik nol (0) atau awal. Ketika sistem diberi beban yang berbeda di setiap sudutnya
maka akan terjadi ketidak setimbangan sehingga digunakan beban P dengan massa
yang mendekati nilai resultan gaya-gaya yang bekerja dalam sistem, namun harus
menemukan posisi yang tepat agar dicapai kesetimbangan.
4.2 Saran.
1. Ukurlah panjang tiap lengan seakurat mungkin.
2. Timbang massa beban dengan teliti sehingga diperoleh data yang akurat.
3. Lakukan perhitungan dengan seteliti mungkin untuk mendapatkan hasil yang benar.