Anda di halaman 1dari 91

Tugas Parasitologi

BMD

Kelompok 2

Kulsumarina
Muhammad Tisar Syafwan
Nadziefah Ghina Faiqah
Ningsih Ridwan
Nur Indah Sari Gassing
Nurfitria Wulandari Diaswara
Nurul Ilma Awaliah
Nurul Wijayanti
Quraisy Jamal Sahil
Rahma Yanti Rahma
Rahyuni
Resky Nurnadya
Samsul Rahmat
Siti Nurfitri Pebryeni Zuhruhur
Suci Triana Putri
Syahrun Mubarak Aksar
Ulfa Dwiyanti
Agus Salim Sani
Wardaningsih
Widya Putri Mustajab
Anniza Fitrah M
Dhia Falih Annisa
Nurul Mukhlisah Tahir
Baso Nuzul Magfir
A. Meutia Dewi Rahmayani Yahya
Abdul Hamid
Novitasari

Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
2017
DASAR DASAR PARASITOLOGI KEDOKTERAN I

1. Sebutkan ruang lingkup parasitology!


Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jasad hidup untuk
sementara atau menetap pada/ didalam jasad hidup lain dengan maksud
mengambil sebagian atau seluruh makanan dari jasad tersebut .( Parasitos :
Jasad yang mengambil makanan, logos : Ilmu).Parasit medic mempelajari
parasit yang menyebabkan penyakit, kelainan dan kematian.
Parasitologi kedokteran adalah ilmu yang berisis tentang kajian khusus
mengenai parasite yang ada hubungannya dengan manusia atau hospes, serta
segala akibat yang ditimbulkan oleh hubungan tersebut`pada manusia, dan
bagaimana cara penanggulangan dari akibat yang terjadi karena hubungan ini.
a. Dalam Ruang Lingkup Parasitologi Pembagian Parasite Menurut ilmu
kedokteran terbagi
atas :
Zooparasite :
Protozoologi : ilmu yang mempelajari kajian tentang protozoa ;
parasite yang berupa hewan yang bersel satu seperti Entamoeba sp.
Trichomonas sp, Plasmodium sp.
Metazoa : parasit yang berupa hewan yang bersel banyak yang
dibagi lagi dalam Helmintiasis (cacing)/ helmintologi ilmu yang
mempelajari tentang cacing dan Atropoda ( Serangga)/ atau
entomologi ilmu yang mempelajari tentang serangga.
Fitoparasite : Bakteri dan Jamur
Spirochaeta dan Virus
b. Istilah istilah yang ada hubungannya dengan parasitologi :
Organisme ( Manusia atau hewan ) yang ditempati oleh organism
lain (parasite) dimana organism tersebut merugikan hospesnya
(inang) yang ditumpanginya karena mengambil makanan disebut
Hospes.
Hospes yaitu organisme tempat hidup parasite (host = tuan rumah)
yang dirugukan. Hospes terbagi atas beberapa macam : hospes
definitive, hospes perantara, hospes predileksi dan hospes
reservoir.
1) Hospes definitive : yaitu hospes yang membantu hidup parasite
dalam stadium dewasa/ stadium seksual.
2) Hospes Perantara (Intermediet ) : yaitu menunjukkan suatu
hospes, tumbuh mejadi infektif dan berkembang biiak menjadi
Aseksual.
3) Hospes reservoir yaitu hewan yang mengandung parasit dan
merupakan sumber infeksi pada manusia
4) Hospes paratenik yaitu hewan parasit stadium infektif tanpa
menjadi dewasa dan stadium ini dapat ditularkan dn menjadi
dewasa pada hospes definitifnya.
Carrier : Yaitu hospes yang mengandung parasit tetapi tidak
menunjukkan gejala- gejala sakit, tetapi merupakan sumber
penularan penyakit.
c. Pembagian Parasit
Menurut Tepat Hidup
Ektoparsite : yairu parasite yang hidup di permukaan tubuh hospes.
Endoparasit : yaitu parasit yang hidup didalam tubuh hospes

Menurut kebutuhan akan HOSPES

Parasit Obligat : parasite dalam menjalankan kelangsungan


hidupnya sangat tergantung pada hospesnya.
Parasit fakultatif yaitu parasite yang dapat hidup sebagai parasite
(mengambil makanan pada hospesnya) tetapi juga dapat hidup bebas (
tidak mengambil makanan pada hospes)
Parasite Insidental : parasite yang secara kebeltulan bersarang
dalam suatu hospes yang biasanya tidak dihinggapinya.
Parasite Patogen : parasite yang menimbulkan kerusakan pada
hospes karena pengaruh mekanik, traumatic dan toksik.
Parasit Apatogen : parasite yang mengambil makanan dalam tubuh
hospes tetapi tidak menimbulan kerugian atau kerusakan pada
hospes.

Menurut jumlah spesies Hospes yang di hinggapinya

Parasit monoksen : Parasit yang hanya ditemukan pada satu jenis


hospes.
Parasit poliksen : parasite yang dapat ditemukan pada lebih dari
satu hospesnya
Parasit permanen : yaitu parasit yang hidup menetap secara terus
menerus pada hospesnya
Parasite temporer : Parasite yang hidup bebas dan sewaktu-waktu
menghinggapi hospes unntuk mendapatkan makanan.
Pseudoparasite : suatu benda asing yang disangka parasit yang
terdapat dalam tubuh hospes.
d. Dalam hubungan yang terjadi antara parasite dan hospes dapat terjadi
hubungan-hubungan yang disebut ;
Parasitisme : hubungan dua organism yang satu diantaranya
mendapat keuntungan dan lainnya rugi.
Mutualisme : hubungan dua organism yang kedua organism ini
saling mendapat keuntungan satu sama lain.
Komensalisme hubungan dua organisme yang satu organism
diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
Simbiosis ; hubungan permanen antara dua organisme diaman
kedua belah pihak saling menguntungkan dan tidk bisa hidup
sendiri-sendiri atau tidak dapat hidup berpisah.

2. Mengapa suatu organisme menjadi parasite?


Organisme dapat menjadi parasit apabila berada pada lingkungan yang
menguntungkan untuk melanjutkan tanpa hambatan fungsi pencernaan,
ekskresi, respirasi, dan reproduksi.

3. Sebutkan hubungan hubungan asosiasi antara organisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain.
Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau
lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari
populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.

Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu
intraspesies dan interspesies. Interaksi intraspesies adalah hubungan antara
organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi interspesies
adalah hubungan yang terjadi antara organisme yang berasal dari spesies yang
berbeda.

Secara garis besar interaksi intraspesies dan interspesies dapat


dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu

Netralisme yaitu hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling


menguntungkan dan tidak saling merugikan satu sama lain.
Contohnya : Capung dan sapi
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
yang saling menguntungkan kedua belah pihak, serta kedua organisme
tersebut hidup berdampingan atau bersama. Bila keduanya berada pada
satu tempat akan hidup layak tapi bila keduanya berpisah masing-masing
jenis tidak dapat hidup layak.
Contohnya : Bakteri flagelatayang hidup pada usus rayap, membantu
proses pencernaan rayap, dan flagelata mendapatkan tempat hidup yang
sesuai.
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila
salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan
dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan
benalu dengan pohon inang.
Predatorisme yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu
dengan tikus.
Kooperasi adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
yang saling menguntungkan dan saling membantu kedua belah pihak,
namun kedua organisme tersebut tidak hidup berdampingan atau bersama.
Contoh : Kupu-kupu dengan bunga, kupu-kupu memperoleh nektar dan
bunga telah dibantu penyerbukannya oleh kupu-kupu.
Kompetisi adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda, dimana
kedua organisme tersebut berlomba-lomba untuk mencari makanan yang
sama jenisnya. Bentuk hubungan yang terjadi akibat adanya keterbatasan
sumber daya alam pada suatu tempat.

Contoh: Harimau dan Singa hidup sebagai karnivora, berlomba-lomba


untuk mendapatkan makanan berupa daging hewan lain.

Komensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda


spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan;
salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.
Contoh : Anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.

4. Jelaskan jenis jenis parasite

Berbagai nama deskriptif menunjukkan fungsi atau jenis khusus dari parasit.
sebuah ektoparasit tinggal di luar dan endoparasit dalam tubuh tuan rumah.
Parasit ini disebut fakultatif ketika mereka mampu memimpin kedua eksistensi
bebas dan parasit, dan mewajibkan ketika mereka mengambil tempat tinggal
permanen di dan benar-benar tergantung pada tuan rumah. Sebuah parasit
insidental adalah salah satu yang menetapkan dirinya dalam sebuah host dalam
yang tidak biasa hidup. Sebuah parasit sementara adalah hidup bebas selama
bagian dari keberadaannya dan berusaha inangnya sebentar-sebentar untuk
Mendapatkan makanan. Parasit permanen tetap pada atau dalam tubuh inang
dari kehidupan awal hingga jatuh tempo, kadang-kadang untuk seluruh
hidupnya. Parasit patogen menyebabkan cedera pada host dengan yang
mekanik, traumatik, beracun atau kegiatan. Sebuah pseudoparasite adalah
artefak salah untuk parasit. Parasit coprozoic atau palsu adalah spesies asing
yang telah melewati pencernaan yang trac.without menginfeksi manusia.

5. Jelaskan jenis jenis inang (host)

Jenis Jenis Host:

1. Definitive host = hospes sebenarnya

hospes yang ditumpangi parasit bentuk dewasa, atau menjadi tempat


berlangsungnya reproduksi seksual

2. Intermediate host = hospes perantara

hospes yang ditumpangi parasit bentuk larva, atau menjadi tempat


berlangsungnya reproduksi a-seksual menjadi perantara penularan penyakit
parasit.

3. Paratenic host

Hospes yang menjadi tempat istirahat parasit stad. larva (resting stage)
parasit tetap dalam

bentuk/ stadium infektif, dan dapat berpindah ke tubuh hospes definitif.

4. Accidental / Incidental host

Bukan hospes sebenarnya tetapi secara kebetulan ditempati oleh parasit


/ Mahluk hidup sebagai tempat hidup parasit secara kebetulan yang biasanya
menginfeksi hospes lain.

Contoh : Manusia sebagai hospes insidentil virus flu burung yang


semestinya menginfeksi

unggas.

5. Reservoir host

Organisme yang menjadi tempat tinggal parasit dan terus-menerus menjadi


sumber penularan penyakit Contoh: Kera di Sumatera dan Semenanjung
Malaka Malayan Filaria.

6. Principal host

6. Jelaskan nomenklatur parasite dan klasifikasinya

Scientific Nomenclature

Nomenclature parasit (Zooparasit) berdasarkan International Code of


Zoological Nomenclature.

Setiap parasit dikelompokkan ke dalam filum,kelas, ordo, famili, genus dan


spesies.Nama genus & spesies dicetak dengan hurufmiring (italics) atau dicetak
dengan huruf tegakdan di garis bawah. Nama genus dimulai dengan huruf besar
dan spesies dimulai dgn huruf kecil.

Contoh :

- Ascaris lumbricoides : A. lumbricoides


- Ascaris lumbricoides : A. lumbricoides

Parasitologi kedokteran

Parasit terdiri atas :

I. Zooparasit => Parasit berupa hewan :

Protozoa
Metazoa (HelminthesArthropoda)

II. Phytoparasit => Parasit berupa tumbuhan :

Bakteri

Fungus ( Jamur )

III. Virus

Klasifikasi Parasit
PARASIT

PROTOZOA HELMINTHES ARTHROPODA

1. Protozoa

Berdasarkan morfologi:
1. Rhizopoda/Sarcodina
Pr Berdasarkan habitat:
2. Ciliata/Ciliophora
A. Usus
3. Flagellata/Mastigophora
B. Atrial
4. Sporozoa
C. Darah/Jaringan
otozoa

2. HelminthesBerdasark
an
habitat:
A. Usus
3. Arthropoda
B. Atrial
C.
Terbagi menjadi :

Darah/Jari
ngan
Crustacea
Chilopoda
Diplopoda
Arachnida
Insecta

7. Ceritakan sejarah singkat penemuan parasite

Cacing parasit besar di antara agen pertama dipelajari sebagai penyebab


penyakit. Itu papirus Ebers terkenal, sekitar 1600 SM, berisi beberapa catatan
paling awal dari kehadiran cacing parasit pada manusia. Persia, Mesir, Yunani,
Romawi, dan Arab dokter yang akrab dengan berbagai cacing parasit.
parasitologi modern berasal dari 1379 ketika Jehan de Brie menemukan cacing
hati, Fasciola hepatica, pada domba. Selama abad kedelapan belas banyak
cacing parasit dan arthropoda digambarkan, tapi ada sedikit kemajuan sampai
mikroskop dimungkinkan studi tentang parasit protozoa kecil dan larva dan
rinci struktur dari cacing. Berikut deskripsi larva Trichinella spiralis oleh Owen
pada tahun 1835, tepat pengetahuan tentang parasit cacing manusia mulai
menumpuk. Banyak spesies baru ditemukan, menonjol di antara yang cacing
tambang, Ancylostoma duodenale, tahun 1838 oleh Dubini dan kebetulan
darah, Schistosoma haematobium, pada tahun 1851 oleh Bilharz. Antara 1850
dan 1900 peneliti menelusuri siklus hidup Taenia solium, Echinococcus
granulosus, Fasciola hepatica, dan Ancylostoma duodenale, dan antara tahun
1900 dan 1920 mereka dari Schistosoma japonicum, Clonorchis sinesis,
Diphyllobothrium latum, dan Ascaris lumbricoides. Parasit protozoa pertama
yang diakui adalah: Trichomonas vaginalis pada tahun 1836 oleh Donne,
Endamoeba gingivalis pada tahun 1849 oleh Gros, Balantidium coli pada tahun
1856 oleh Malmsten, Giardia lamblia pada tahun 1859 oleh Lambl, dan
Trichomonas hominis pada tahun 1860 oleh Davaine. Pada tahun 1875 Losch
dikuatkan dengan pengamatan sebelumnya Lambl pada Endamoeba histolytica
pada pasien dengan diare. Pada tahun 1880 Laveran mengamati parasit malaria
quartan manusia. Pada tahun 1900 Leishman ditemukan Leishmania donovani,
penyebab kala-azar, dan pada tahun 1901 Forde ditemukan Trypanosoma
gambiense, parasit memproduksi penyakit tidur Afrika. Meskipun arthropoda
tertentu telah diakui sebagai parasit sejak awal kali, mereka berperan sebagai
vektor penyakit parasit, bakteri, virus, dan riketsia tidak didirikan sampai
Melnikov pada tahun 1869 menemukan tahap larva dari cacing pita anjing,
Dipylidium caninum, di anjing kutu, dan Manson pada tahun 1878
menunjukkan bahwa nyamuk, Culex quinquefasciatus, adalah hospes perantara
cacing filaria, Wuchereria bancrofti. Pada tahun 1893 Smith dan Kilbourne
menemukan bahwa kutu adalah agen pengirim demam Texas pada sapi. Pada
tahun 1898 Ross diamati pengembangan parasit malaria burung di nyamuk.
Pada tahun 1900 Reed dan rekan kerja membuktikan bahwa demam kuning
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, arthropoda Selanjutnya lain ditemukan
vektor penyakit: lalat tsetse di penyakit tidur Afrika pada tahun 1903, centang
di demam kambuh Afrika pada tahun 1905, bug reduviid di trypanosomiasis
Amerika Selatan pada tahun 1907, dan kutu tubuh dalam demam tifus pada
tahun 1909.

8. Jelaskan hal hal yang memengaruhi distribusi geografi suatu parasite

Endemis dari parasit tergantung pada kehadiran dan kebiasaan host yang
cocok, setelah mudah melarikan diri dari tuan rumah, dan pada kondisi
lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup di luar tuan rumah. Parasit
dengan siklus hidup sederhana lebih mungkin untuk memiliki distribusi
kosmopolitan daripada mereka dengan siklus hidup yang rumit. Kisaran parasit
hanya terbatas pada habitat inangnya. Parasit terbatas pada spesies tunggal tuan
rumah umumnya memiliki jangkauan lebih terbatas daripada mereka yang
menginfeksi beberapa spesies. kondisi ekonomi dan sosial mempengaruhi
distribusi parasit manusia. Bea cukai dianggap menguntungkan secara finansial
mungkin higienis tidak sehat. Dengan demikian, proyek irigasi dan penggunaan
tanah malam di bidang pertanian menyediakan fasilitas untuk infeksi parasit.
Tidak memadai individu dan sanitasi masyarakat, standar hidup yang rendah,
dan ketidaktahuan mendukung penyebaran parasit penyakit. ritual keagamaan
seperti perendaman dalam air terkontaminasi berat mungkin bertanggung jawab
untuk transmisi mereka. Migrasi populasi cenderung menyebarkan penyakit
parasit di seluruh dunia. Impor Negro untuk Belahan Barat didampingi
penyakit cacing tambang dan schistosomiasis. Imigran dari negara-negara
Baltik memperkenalkan Ikan cacing pita ke Amerika Utara. Meskipun banyak
spesies penting parasit memiliki distribusi di seluruh dunia, tropis negara-
negara di mana kondisi yang optimal suhu dan kelembaban yang hadir yang
paling menguntungkan untuk kelangsungan hidup, perkembangan larva, dan
transmisi parasit. Musim panas pendek di zona beriklim mencegah
perkembangan banyak spesies yang memerlukan suhu tinggi selama tahap-
tahap larva mereka, sehingga membentuk zona distribusi menurut garis lintang.
Setiap parasit memiliki jangkauan optimal suhu untuk perkembangannya. suhu
hangat, bagaimanapun, tidak selalu mendukung keberadaan parasit. Intens
panas kering atau sinar matahari langsung dapat merusak bentuk larva.

9. Jelaskan daur hidup parasite secara umum

siklus hidup parasit.

a. transmisi .dengan keberadaan luar tuan rumah

b. transmisi dengan pembangunan selama-hidup bebas eksistensi

c. transmisi langsung dari host ke host


d. penularan melalui satu host intermediate dengan atau tanpa adanya .hidup
bebas

e. penularan melalui lebih dari satu hospes perantara dengan atau tanpa hidup
bebas adanya

f. tuan rumah final dan menengah dalam hewan yang sama.

10. Jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi transmisi parasit

Penularan penyakit parasit melibatkan 3 faktor: (1) sumber infeksi, (2)


cara penularan, dan (3) adanya sejumlah rentan. Efek gabungan ini faktor
menentukan dispersi dan prevalensi parasit pada setiap waktu dan tempat
tertentu. Sosok berikutnya memberikan representasi diagram dari faktor-faktor
yang terlibat dalam transmisi

Penyakit parasit:

Penularan penyakit parasit. A, diagnosis dan pengobatan; B, isolasi; C,


memblokir outllowing injeksi; D, deteksi operator dan kasus terjawab; E,
imunisasi; F, kebersihan dan kebersihan; G, isolasi dan skrining; dan H,
karantina.
Pada meninggalkan 5 baris yang memancar dari sumber atau fokus infeksi
mewakili 5 jalan melalui mana agen infektif dapat meninggalkan tubuh. 4
lingkaran konsentris, A sampai D, mewakili metode memeriksa atau
mengendalikan infeksi outflowing. Di sebelah kanan serangkaian serupa
lingkaran konsentris, E ke H, mengelilingi kontak rentan dan mewakili
langkah-langkah yang melindunginya terhadap infeksi. Berikut 3 baris yang
memancar menunjukkan saluran dimana agen infektif mungkin atau lebih
jenis parasit. Man dapat masuk ke dalam tubuh. Garis-garis yang
menghubungkan sumber infeksi dan kontak rentan menunjukkan berbagai cara
penularan.

11. Jelaskan jenis jenis masa inkubasi suatu parasit

inkubasi biologis terkait dengan perkembangan parasit. inkubasi klinis


mengacu pada Interval antara paparan dan bukti awal gejala diproduksi
sebagai hasil dari infeksi (atau kutu). inkubasi biologis melibatkan 3 faktor:
(1) paparan infeksi, (2) pengembangan infeksi, (3) akhir inkubasi biologis.

Paparan terhadap infeksi

Terpapar infeksi adalah tindakan atau proses inokulasi. Seringkali istilah


"infeksi" digunakan sembarangan saat inokulasi dimaksudkan. Sebagai
contoh, seseorang dapat terkena oleh menelan kista Entamoeba histolytica
tanpa kolonisasi amoeba, sehingga tidak ada infeksi diproduksi.
Pengembangan Infeksi yang Setelah parasit sukses telah memasuki tubuh tuan
rumah, khas itu dilakukan atau aktif bermigrasi ke lokasi di mana ia jatuh
tempo dan menghasilkan keturunan. Ini mungkin relative Prosedur sederhana
atau mungkin panjang dan rumit. Sebagai contoh, untuk Entamoeba
histolytica itu terdiri dari excystation dari protoplas dalam lumen ileum dan
pembagian ke dalam banyak kecil trofozoit metacystic karena ada inti dalam
tahap encysted, maka kereta kemudian pasif dalam aliran tinja melalui sfingter
ileocecal ke dalam usus besar, pengajuan dalam kelenjar crypt, pertumbuhan
ke ukuran normal dan perkalian dengan pembagian biner aseksual. Demikian
pula, untuk sepenuhnya berembrio telur Trichocephalus Trichiurus dan
Enterobius vermicularis terdiri dari menetas di duodenum) migrasi larva
sampai ke tingkat cecal, lampiran mukosa dan pengembangan ke tahap
dewasa, diikuti oleh produksi telur yang baru generasi. Dalam kasus Ascaris
lumbricoides menetas telur tertelan dalam duodenum. yang muncul larva
memasuki mukosa dan bermigrasi melalui bloodvessels ke paru-paru,
kemudian pecah ke udara kantung dan melewati atas pohon pernafasan untuk
epiglotis, merangkak di atas ke dalam saluran pencernaan dan dibawa ke usus
kecil di mana ia berkembang menjadi bentuk dewasa. Cacing tambang dan
Strongyloides stercoralis, yang aktif menyerang kulit, dilakukan dalam aliran
darah ke paru-paru, setelah itu Tentu saja mereka migrasi paralel dengan
Ascaris.

Organisme yang diperkenalkan dalam tahap larva encysted dalam makanan


khas menjadi dibebaskan dari dinding kista atau kapsul dalam duodenum.
cacing usus segera menjadi melekat pada mukosa, biasanya di tingkat atas
atau tengah dari usus kecil di mana mereka dewasa; penduduk saluran empedu
masuk melalui ampula Vater (misalnya, Clonorchis sinensis), atau
memanfaatkan rute yang lebih langsung (misalnya, Fasciola hepatica), dan
paru-paru Fluke Paragonimus westermani mengambil rute licik melalui
jaringan dan rongga tubuh sebelum tiba di tempat tujuan dekat bronchiole.
The cacing darah (Schistosoma spp.), Setelah aktif menyerang kulit, liang ke
pembuluh darah kulit. Begitu mereka telah memasuki aliran darah mereka
dibawa ke paru-paru, memeras melalui kapiler paru dan mencapai jantung kiri
dengan cepat diangkut melalui sirkulasi arteri dalam darah Portal. Di sini
mereka tumbuh, kemudian bermigrasi secara aktif untuk venula mesenterika
kecil (S. japonicum atau S. mansoni) atau melalui mesenterika dan dubur
venula ke dalam venula vesikalis (S.haematobium). parasit malaria, ketika
diperkenalkan ke dalam kulit manusia oleh nyamuk anopheles, yang cepat
dibawa dalam aliran darah, yang mereka tinggalkan dalam waktu sekitar 30
menit. Mereka yang mengamankan lodgement di hati menjalani multiplikasi
aseksual dalam sel parenkim sebelum mereka masuk ke darah visceral dan
memulai infeksi pada sel darah merah. Trypanosomes dapat dengan cepat
berkembang biak di dalam sirkulasi darah (Trypanosoma gambiense) atau
dapat berkembang sebagai. parasit intraseluler dalam makrofag dekat lokasi
inokulasi (Trypanosoma cruzi). Spesies Leishmania selalu menjajah
intracellularlyin sistem retikuloendotelial. Cacing filaria, setelah
diperkenalkan sebagai filariaform larva ke dalam kulit dengan terinfeksi
serangga, masukkan pembuluh limfatik, di mana cacing dewasa bermigrasi
selama beberapa bulan, akhirnya berkembang hingga jatuh tempo di berbagai
situs, tergantung pada spesies filaria, misalnya, limfatik Sistem (Wuchereria
bancrofti, W. malayi), jaringan subkutan (Loa loa, Acanthocheilonema
streptocerca, Onchocerca volvulus), atau rongga tubuh (A. perstans dan
Mansonella ozzardi).

Akhir dari Inkubasi Biologi

inkubasi biologis dihentikan segera setelah parasit atau produk mereka dapat
ditunjukkan dalam tinja atau kotoran lainnya, dalam sirkulasi darah
(parasitemia), dengan aspirasi, biopsi atau prosedur diagnostik lainnya. Masa
inkubasi biologis bervariasi dari satu atau lebih hari ke minggu atau bulan,
tergantung pada spesies tertentu parasit dan kemampuannya untuk
berkembang di host tertentu.
INTERAKSI PARASIT DAN HOST

1. Sebutkan keadaan yang terjadi akibat adanya parasit pada host


Adanya interaksi antara parasite dan host dapat menyebabkan kerusakan
yang terlokalisir atau dapat terjadi pada hamper seluruh tubuh host. Kerusakan
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya :
a. Trauma atau kerusakan fisik
Kerusakan pada bagian superficial terjadi ketika parasite menginvasi
kulit.
- Scabic mite (S.scabie)
- Fly maggots
Kerusakan pada bagian internal seperti rupturnya kapiler pulmonal
akibat tahap perpindahan larva dari beberapa cacing, perdarahan dan
trauma luas ketika telur Schistosoma spp. Keluar dari mesenterika atau
venula vesikalis. Selain itu dapat juga terjadi trauma akibat destruksi
yang terjadi pada saat cacing tambang menempel di dinding usus dan
obstruksi intestinal akut yang disebabkan olehAscarisatauT.saginata
b. Nekrosis Lytic
Disebabkan oleh produksi enzim dari parasite. Sebagaimana fungsinya
yaitu memungkinkan parasite untuk mencerna makanan yang tersedia,
mengubah nutrient menjadi protoplasma dan menyimpannya untuk
menghasilkan energi. Seperti F. hepatica yang mengakibatkan
nekrosis luas di liver
c. Stimulasi reaksi jaringan dari host
Terjadi proliferasi dan infiltrasi sel di tempat infeksi pada jaringan
host, peningkatan sistemik jenis tertentu di sel terutama yang beredar
di dalam darah.
Fungsinya untuk menghancurkan parasite .
d. Anemia
e. Pertumbuhan Neoplasma
Muncul karena adanya iritasi yang diakibatkan oleh parasite di
jaringan host seperti biasa ditemukan Ca Colon dengan amebic
granulomas, serta telur S.haematobium di CaVesical
f. Racun dan Fenomena alergi
g. Shock Anaplastik
Dapat terjadi ketika tiba-tiba ada protein asing yang masuk ke dalam
tubuh inang
h. Intoleransi
Tingkat Intoleransi yang tinggimungkinakibatmasuknya parasite yang
tidakdapatberadaptasi
Adapun gejala sistemik yang biasa dialami oleh penderita penyakit
parasite itu berbeda berdasarkan spesies dari parasitnya, kondisi
hostnya sendiri, organ yang terkena, dan sensitivitas hostnya. Beberapa
gejalanya adalah :
- demam yang biasanyaterjadipadaanak-anak
- sakitkepala
- nyeriototdansendi
- lymphangitis& lymphadenitis
- kelemahan/kelelahan
- kehilanganberatbadan, malnutrisidankaheksia
Gejala Nervous
a. fisik
- ringan (bingung, emosi, insomnia)
- parah (ketidakstabilan/inkoordinasi, kepribadian yang berubah,
halusinasidanpenurunan mental)
b. neurologic
- tekanan intracranial (sakitkepala, vertigo, muntah, kejang,
danbeberapagejaladari tumor otak
- parasthesia& amnesia
- enchepalitis
- epilepsy
- paralyses
Gejala Gastrointestinal
a. ringan: berkurang/hilangnyanafsumakan, sensasikelaparan, rasa
tidaknyamandiperut
b. sedang : anorexia mual, muntah, tidaknyaman di perut,
diareataukonstipasi
c. berat : diareataudisentry, kramdannyeriperut
Gejala Alergi
a. gastrointestinal : anorexia, mual, muntah, diare,
kram&nyeriperut
b. cutaneous &subcutan : pruritus, erythematosus, macular,
popular, urticarial, edema, lymphangitis, purpura
c. Pulmonry : batuk, bersin, sesaknafas, asma, nyeri dada

2. Jelaskan berbagai kelainan patologis akibat interaksi parasite dan host


beserta contohnya masing masing.
Kerusakan trauma
Hal ini terjadi ketika parasit menyerang kulit, seperti dalam kasus tungau
scabic (Sarcoptes scabiei) dan beberapa spesies belatung lalat, atau bahkan
sebagai hasil dari luka tusukan dibuat oleh kutu. kerusakan fisik yang relatif
sedikit diproduksi oleh masuknya cacing tambang atau darah-kebetulan larva
ke dalam kulit, atau lesi kulit biasanya menit yang dibuat oleh nyamuk. Secara
internal, selama migrasi tahap larva dari beberapa cacing melalui paru-paru ada
pecahnya paru yang kapiler, yang dapat menyebabkan ekstravasasi cukup darah
jika banyak organisme dalam migrasi secara bersamaan. Kerusakan serupa di
kapiler otak, retina atau ginjal mungkin endapan, kerusakan bahkan fatal serius.
Telur Schistosoma spp. menyebabkan trauma luas dengan perdarahan karena
mereka melarikan diri dari mesenterika atau vesikalis venula, masing-masing,
ke usus kanal atau lumen kandung kemih. Selain itu, lampiran cacing tambang
ke dinding usus selalu menghasilkan kerusakan traumatis dari vili. cacing besar
seperti Ascaris atau Tania saginata dapat menghasilkan obstruksi usus akut,
sedangkan Ascaris dapat menyumbat lumen usus buntu, saluran empedu, dapat
menyebabkan perforasi dinding usus atau mungkin menembus ke dalam
parenkim hati dan bahkan paru-paru.
Nekrosis Litik
Enzim diuraikan oleh banyak parasit memungkinkan bagi mereka untuk
mencerna makanan yang tersedia dilingkungan terdekat dan untuk mengubah
nutrisi ini ke protoplasma mereka sendiri atau untuk menyimpannya untuk
produksi energi. Salah satu contoh yang paling mencolok dari pencernaan
jaringan dan nekrosis adalah bahwa Entamoeba histolytica, yang tidak hanya
lisis jaringan untuk kebutuhan gizi, tetapi juga sebagaicara penetrasi ke dalam
jaringan usus besar dan jeroan ekstra-intestinal. Beberapa spesies protozoa
yang wajib parasit intraseluler (misalnya, plasmodia, leishmanias,
Trypanosomacruzi, Toxoplasma gondii) penyebab nekrosis sel inangnya
selama parasit pertumbuhan dan multiplikasi. Dan kebetulan domba hati
(Fasciola hepatica) menyebabkan nekrosis yang luas( "Busuk hati") selama
migrasi sebagai cacing dewasa melalui parenkim hati kesaluran empedu
proksimal.
Stimulasi reaksi jaringan dari host
Dengan beberapa pengecualian semua parasit hewan memprovokasi reaksi
jaringan host. Hal ini dapat terdiri dariproliferasi seluler dan infiltrasi di lokasi
parasit, dan mungkin melibatkan peningkatan sistemikdalam beberapa jenis sel,
terutama yang beredar dalam darah. Bersifat di banyakparasitoses dilakukan
usaha oleh tuan rumah untuk menghancurkan parasit atau untuk dinding mati
dengan kapsulasi berserat. Jika parasit hidup normal dalam saluran empedu,
seperti halnya dengan Fasciola hepatica dan clonorchis, reaksi tuan rumah
pertama adalah hiperplasia epitel bilier, makafibrosis membungkus dari
saluran-saluran. Pada infeksi dengan cacing filaria, Wuchereria bancrofti,
dipembuluh limfatik retrograde ke kelenjar getah bening, ada hiperplasia dari
lapisan endotel yangkapal, infiltrasi seluler ke dalam lumen dan fibrosis
perilymphatic, bersama-sama denganlimfadenitis, yang mengarah ke
penyerapan sementara atau permanen dari cacing. SelamaMasa inkubasi
biologis Cacing darah di pembuluh darah Portal intrahepatik ada akuthepatitis.
Kemudian, setelah cacing telah bermigrasi ke mesenterika atau vesikalis
venula, telah jatuh tempodan betina ovipositing, sebuah pseudotubercle
terbentuk sekitar setiap telur yang menjadidiajukan untuk waktu yang lama
dalam jaringan perivaskular.
Leishmanias dan Toxoplasma hidup di sel-sel sistem retikuloendotelial. Di
sini merekakalikan, menghancurkan sel-sel inang dan setelah adanya ekstra
selular sementara yang ditelan oleh lainnyamakrofag yang un berhasil mencoba
untuk menghancurkan parasit. Ini menghasilkan peningkatanPertumbuhan
granulomatosa lokal dan di leishmaniasis visceral peningkatan yang ditandai
dalam mononuklear yangleukosit, dengan penurunan kompensasi dalam
produksi leukosit polimorfonuklear dankemudian dari eritrosit.
Dalam parasitoses metazoan, tapi jarang jika pernah di infeksi protozoa,
ada yang moderatuntuk eosinofilia penting, yang paling sering diamati di tions
infec- dengan cacing yang memiliki intimAsosiasi host-jaringan, seperti,
misalnya, di trichinosis, strongyloidiasis, ascariasis dan schistosomiasis.
Namun, arthropoda kutu mungkin juga bertanggung jawab untuk ditandai
eosinofilia.
Untuk tingkat tertentu meningkat eritropoiesis dapat dirangsang pada
infeksi yang menyebabkankerugian mekanis atau penghancuran eritrosit. Hal
ini dapat diamati berikut dalamInvasi amoeba yang luas dari usus besar atau
lampiran dari cacing tambang ke dinding usus,meskipun tidak akan gas sebagai
kompensasi untuk perdarahan yang luas berkepanjangan. Pada malaria,
denganpenghancuran sel darah merah oleh plasmodia, ada bukti peningkatan
sel darah merahproduksi, tapi ini sering tidak cukup untuk menggantikan sel-
sel yang sedang hancur.Dengan demikian anemia umumnya terkait dengan
penyakit cacing tambang kronis, malaria dan sejumlahparasitoses lainnya.
Satu-satunya infeksi di mana hampir tidak ada stimulasi sel inang
dihasilkan tidak rumit kolitis amebic. Harus disebutkan pada saat ini hubungan
potensi untuk pertumbuhan neoplastik sebagaihasil dari iritasi parasit hewan
untuk menjadi tuan rumah jaringan. Kasus karsinoma kolon memiliki
dilaporkan di granuloma amoeba. Jenis ini relatif jarang lesi dapat berkembang
di tingkat manapunusus besar yang telah diserang oleh Entamoeba histolytica.
Tumor (yang disebut ameboma) dapat polypoid dengan permukaan rusak, atau
ulseratif; mungkin bacterially steril ataudiserbu oleh bakteri piogenik. Ini
terdiri dari zona internal puing-puing cytolyzed, perantarazona granulasi yang
mengandung neutrofil, eosinofil, sel plasma, fibroblas, baru terbentukpembuluh
darah dan trofozoit amebic aktif, mantel fibrosa luar, dan biasanya tudung
dariepitel usus.
Dalam leishmaniasis visceral (kala-azar) agen etiologi (Leishmania
donovani) parasitizes makrofag tetap di limpa, hati, sumsum tulang dan
kelenjar getah bening visceral. Diorgan-organ ini merangsang selisih yang luar
biasa dari reticuloendothelium sebandingmungkin dalam derajat leukemia, tapi
benar-benar berbeda dalam prognosis nya, karena obat tertentudiberikan untuk
membunuh agen protozoa akan memberikan kembali secara bertahap ke
sitologi yang normalgambar.
Lebih sering perhatian dalam literatur patologis telah difokuskan pada
parasitcacing sebagai agen penyebab pertumbuhan neoplastik dalam saluran
pencernaan, hati dan kandung kemih. Di bidang parasitologi komparatif orang
menemukan bahwa nematoda spiruroid tikus,Spiroptera carcinoma,
memprovokasi tumor lambung ganas pada tikus yang telaheksperimental
diinokulasi dengan tahap larva cacing ini, dan bahwa sistiserkus fasciolaris,
yangtahap larva dari cacing pita kucing, Taenia crassicollis, merangsang
perkembangan metastasizingsarkoma di hati dari hewan pengerat hospes
perantara.
Meskipun tidak ada hubungan onkogenik seperti nematoda atau cacing
pita telahditunjukkan bagi manusia, beberapa spesies trematoda dilaporkan
telah terlibat dalampengembangan karsinoma, antaranya adalah Fasciola
hepatica, Clonorchis sinensis danfelineus Opisthorchis, yang menghuni saluran
empedu, dan spesies Schistosoma, atau Cacing darah,yang hidup di
mesenterika-portal dan vesikalis pembuluh darah vena.
Cacing dalam saluran empedu memprovokasi hiperplasia epitel empedu,
pembentukan barusaluran dan fibrosis periductal, dengan sirosis hati yang
progresif pada infeksi berat. Kadangadenokarsinoma dan karsinoma primer
solid hati telah ditemukan pada postmortemkasus ini. Pada infeksi kebetulan
darah yang melibatkan terutama sistem mesenterika-portal, luasin filtrasi
perivaskular telur di dinding usus besar dan hati telah ditemukan untuk
menjaditerkait di kali dengan karsinoma kolon, rektum dan hati. Selain itu,
dalam petani laki-laki dewasa dariMesir Hilir hubungan statitical dari
Schistosoma haematobium telur terperangkap di dalam kandung kemihdinding
ke vesikalis carcinoroa melibatkan laki-laki dan alat kelamin perempuan haye
didiagnosis diorang dengan keterlibatan darah-kebetulan organ-organ ini.
Beberapa arthropoda berbahaya bagi roan memperkenalkan racun ke
dalam kulit, merangsang reaksi tuan rumah. Volume toksin mungkin menit dan
potensi hampir tidak meeasurable, seperti dalam kasus beberapa serangga
smaaller; atau jumlahnya mungkin cukup dengan berbagai tingkat potensi.
Laba-laba dan kutu memperkenalkan racun ketika mereka memasukkan bagian
mulut mereka ke dalam kulit; kalajengking, lebah, tawon dan semut memiliki
aparat racun mereka pada akhir ekor dari tubuh. banyak spesies ulat
menguraikan racun dalam kelenjar di dasar rambut berongga halus, yang
menjadi diisi dengan sekresi; kontak dengan kulit atau selaput lendir manusia
rambut pecah, memperkenalkan toksin. Jelly ikan (Colenterata) disediakan
dengan sel penyengat roultiple, masing-masing mengandung nematocyst a.
Ketika sel-sel ini menyentuh kulit nematocysts kembali meledak, menyebabkan
dermatitis nettling menyakitkan bidang kontak dan reaksi sesekali systeroic.
kumbang blister memiliki cairan vesicating yang menghasilkan lepuh
menyakitkan jika cairan dibuang pada permukaan tubuh.
Ketika protein atau pada waktu metabolit lain dari parasit dimasukkan ke
dalam kulit ditetes menit dari air liur arthropoda atau dari penetrasi aktif dari
larva helrointh hidup,sensitisasi terhadap zat asing dimulai. Demikian pula,
ketika sebuah cacing larva aktif membuatkontak intim dengan jeroan host,
merangsang produksi antibodi. dimanapun migrasimelalui jaringan biasanya
terjadi setelah masuknya aktif parasit melalui kulit atau setelah nyapengenalan
peroral, asosiasi yang relatif lama parasit dengan host meningkatprobabilitas
respon antibodi spesifik untuk pengenalan antigen asing. Bahkan,superinfeksi
dengan agen yang sama di kali menyebabkan hypersensitization, seperti di
ascariasis dianak-anak, dan dalam beberapa kasus shock anafilaksis, seperti
dalam sengatan lebah. Demikian juga, rilis tiba-tibadari protein asing dalam
tubuh inang dapat memicu anafilaksis, seperti ketika seorang betina
hamilDracunculus medinensis mulai bermigrasi dari jeroan pada kulit atau
cairan hidatidosa dilepaskandari pecahnya kista Echinococcus dalam rongga
tubuh. bukti kumulatif menunjukkan bahwa tingkat yang lebih besar intoleransi
dapat mengakibatkan dari entri ke dalam jaringan host oleh parasit
tidakdisesuaikan dengan bahwa spesies tertentu dari tuan rumah dari terjadi di
bawah circurostances di mana adakompatibilitas parasit-inang. Dua contoh
tertentu dalam parasitologi manusia mendukung konsep ini:(1) dermatitis
schistosome disebabkan oleh masuknya perkutan dari larva cercarial dari
cacing darah non-manusia, dan (2) larva migrans viseral karena migrasi melalui
jaringan dari larva nyamukyang ascarid anjing, Toxocara canis.
Invaders sekunder
Dalam menilai kerusakan keseluruhan yang dihasilkan pada penyakit
parasit, harus diingat bahwamasuknya parasit hewan dapat membuka jalur di
kulit atau saluran usus untuk invasi olehmikroorganisme patogen lainnya.
"Tanah gatal" di kulit pada situs di mana larva cacing tambang
memilikimerambah secara karakteristik rumit oleh bakteri piogenik. Demikian
pula, di amoeba kroniskolitis dan di balantidiasis arsitektur ulkus membesar
dan penampilan histologis nyamenunjukkan bahwa bakteri enterik telah
memasuki lesi dan telah mengubah gambar, dengan padatinfiltrasi leukosit
neutrofil dan fibroblas di sekitar 1argins lesi. terlepasdari situs sebenarnya dari
masuknya parasit ke dalam jaringan, baik dengan kulit atau ususmukosa,
mungkin pengecualian daripada aturan bahwa bakteri mencapai lebih
visceralorgan melalui jalur diproduksi oleh parasit. Namun, penyelidikan
terbaru menunjukkan bahwavirus dapat dimasukkan ke visera dengan
menginvasi dan migrasi parasit hewan.
Akhirnya, di masyarakat di mana kondisi yang menguntungkan bagi
tingginya prevalensi parasit dipopulasi, beberapa spesies protozoa dan cacing
biasanya ditemukan bersama-sama dalam mayoritasdari individu-individu.
Dalam keadaan ini efek patologis dari beberapa infeksi(Polyparasitism) adalah
jumlah dari efek individu, yang merupakan bawah berbaring keadaan
malnutrisiharus sering ditambahkan sebagai kontributor penting terhadap total
gambar penyakit.
3. Jelaskan Gejala-Gejala yang mungkin timbul akibat interaksi parasite dan host
beserta contohnya
Tanggapan dari tuan rumah adalah reaksi protektif terhadap stimulus
berbahaya, dan lokalatau tanda-tanda umum dan gejala manifestasi dari fungsi
gila yang terkenaorgan. Lokasi parasit dalam organ vital, aksi beracun, dan
intensitasInfeksi menentukan keberadaan, saat penampilan, dan tingkat
keparahan lokal dan sistemikgejala. Seperti gejala hasil respon dalam kasus
klinis yang khas; ketikaketidakmampuan menyesuaikan diri antara parasit dan
host kurang ditandai, ringan atau kasus atipikal yang diproduksi;dan ketika ada
keseimbangan, sebuah carrier dengan sedikit atau tidak ada bukti klinis
penyakit adalahdibuat.
infeksi parasit menghasilkan berbagai gejala klinis, tergantung padaspesies
parasit, kondisi tuan rumah, organ yang terkena, dan jumlah parasit. Demikian
juga, gejala dapat disebabkan oleh supersensitiveness dari tuan rumah untuk
parasitatau produknya; infeksi yang biasanya panggilan keluar tidak ada respon
dapat mengakibatkan diucapkanreaksi di sejumlah peka. Untuk presentasi
tabular ringkas itu sudah diperlukan untuk kelompokberbagai gejala dalam
beberapa kategori daripada mencoba untuk daftar mereka secara rinci.
Gejala sistemik
1. Demam (menggigil)
2. Sakit kepala
3. Otot dan nyeri sendi
4. limfangitis dan limfadenitis
5. Kelemahan (kelelahan, kelesuan, sujud, neurasthenia, sinkop)
6. kelemahan (kehilangan berat badan, malnutrisi, cachexia)

Gejala gastrointestinal
1. Mild (tidak teratur atau hilangnya nafsu makan, kelaparan atau menggerogoti
sensasi, perut samar-samar tidak nyaman)
2. Sedang (anoreksia, mual, muntah, perut tidak nyaman, diare atau stipation
con)
3. parah (diare atau disentri, epigastrium, hypochondric atau lainnya sakit perut
dan kram)
Gejala saraf
1. Psikis
a. Ringan (kebingungan, mudah marah, insomnia)
b. Parah (ketidakstabilan atau inkoordinasi, diubah kepribadian, halusinasi,
mental kemerosotan)
2. Neurologis
a. tekanan intrakranial (sakit kepala, vertigo, muntah, kejang, optik neuritis
dan retinitis, dan gejala lain dari tumor otak)
b. Parestesia dan amnesia
c. Radang otak
d. Epilepsi
e. melumpuhkan
Gejala alergi
1. Gastrointestinal (anoreksia, mual, muntah, diare, sakit perut dan kram)
2. Cutaneous dan subkutan (pruritus, erythematous, makula, papular, purpura
dan ruam eksim, urtikaria, edema dan calabar pembengkakan, lymphangitis)
3. Paru (batuk, bersin, dyspnea, sedikit hemoptisis, nyeri dada sementara,asma)
4. Sistemik (demam, sakit kepala, berkeringat, polyarthritis, fotofobia,
kelesuan, tanda-tanda jatuh)
4. Sebutkan spesimen spesimen yang diperiksa pada infeksi parasite beserta
contoh contoh infeksi parasitnya

Spesimen urin contohnya telur S. haematobium.


Spesimen feses contohnya E.vermicularis
Spesimen darah contohnya plasmodium, trypanosoma, microfilaria
5. Jelaskan metode diagnosis laboratorium tidak langsung yang dapat dilakukan
pada infeksi parasite
Uji serologis: Fleig curah hujan untuk kista hidatidosa.
Tes kulit: Tes Casoni untuk kista hidatidosa dan uji Montenegro untuk
leishmaniasis.
Imunofluoresensi: antigen - antibodi
6. Jelaskan berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengontrol
infeksi parasite.
Pencegahan penyakit parasit tergantung pada ereksi hambatan untuk
penyebaranparasit melalui aplikasi praktis dari pengetahuan biologis dan
epidemiologi. Hampir semuaparasit pada beberapa waktu dalam siklus
hidupnya rentan terhadap tindakan exterminative khusus. Demikian,hambatan
dapat didirikan dengan melanggar link lemah seperti dalam siklus hidup
sebagai mungkin ada dikeberangkatan dari parasit dari sumbernya, selama
keberadaannya extracorporealnya, atau pada saat yanginvasi manusia. Kontrol
penyakit parasit meliputi prosedur berikut:
1. pengurangan sumber infeksi pada manusia dengan tindakan terapeutik
2. pendidikan di profilaksis pribadi untuk mencegah penyebaran infeksi dan
mengurangi peluang untuk eksposur
3. kontrol sanitasi air, makanan, hidup dan kondisi kerja, dan pembuangan
limbah
4. kerusakan atau kontrol dari host waduk dan vektor
5. ereksi hambatan biologis untuk transmisi parasit.
Pengurangan terapi sumber daya manusia dari infeksi adalah ukuran
praktis, tetapi tidakberlaku untuk host waduk hewan. Pendidikan masyarakat
umum di profilaksis pribadi danpengetahuan tentang tindakan yang diperlukan
untuk melarikan diri infeksi dan untuk mencegah penularan keorang lain
adalah cara yang efektif untuk memerangi penyakit parasit. pendidikan
kesehatan masyarakat, bagaimanapun, adalahproses yang lambat, terutama di
negara-negara dengan fasilitas pendidikan yang terbatas. langkah-langkah
sanitasipembuangan limbah termasuk pembentukan sistem pembuangan
limbah, instalasi sanitasi disaringkakus, dan larangan malam tanah yang tidak
diobati sebagai pupuk kebun. penjamah makanan, yang mungkinmenjadi
pembawa, membutuhkan pengawasan hati-hati dan pelatihan dalam
kebersihan pribadi. eliminasi ataupengurangan jumlah host intermediate atau
vektor telah memungkinkan kontrol banyakpenyakit parasit. vektor serangga
dapat dikendalikan oleh penghancuran tempat berkembang biak mereka,
aplikasi insektisida, dan perlindungan host rentan dengan layar danrepellants.
Siput, tuan rumah menengah trematoda, dapat dihancurkan, jika
cukupdipisahkan, oleh kimia dan agen fisik, tetapi penghancuran host
intermediate seperti mamalia dan ikan biasanya tidak praktis.
CACING, PROTOZOA DAN ARTHROPODA SECARA UMUM
1. Jelaskan klasifikasi cacing secara umum dan spesies yang tergolong dalam
klasifikasi tersebut
I. Nematoda : (Cacing Bulat atau Cacing Gelang)
HELMINTHIASIS USUS
1. Soil Transmitte Helminth (STH)
a) Askaris Lumbricoides
b) Necator Amricanus dan ancilostoma duodenale
c) Strongiloides stercoralis
d) Triciostrongilus Spp
2. Non-Soil Transmitted Helminth (NSTH)
a) Enterobius Vermicularis / Oxyusrius Vermicularis
b) Trichinella Spiralis
c) Capillaria Spp
HELMINTHIASIS DARAH DAN JARINGAN
a) Wuchereria Bancrofti
b) Brugia Malayi
c) Brugia Timori
d) Loa loa
e) Oncocerca Vulvulus
A. Helmintiasis Usus (STH dan NSTH)
a. Cacing Gelang/ Bulat besar ( Askaris Lumbricoides)
Bentuk bulat panjang (silindris)
Cacing jantan dewasa panjang 10-30 cm/15-30 cm sedangkan
dewasa betina 20-35 cm
Diameter tubuh jantan 2-4 mm dan dewasa betina 3-6 mm
Ekor /posterior lancip dan melengkug dan memiliki spikula
(jantan), ekor relative lurus dan runcing (Betina)\
Simetris bilateral
Cincinn kopulasi 1/3 anterior badan
Mulut cacing desa 3 buah biibir 1 dorsal dan 2 lateroventral
Bucal cavity berbentuk triangular dan berfugsi sebagai mulut
b. Cacing Cambuk ( Trichuris Trichiura)
Cacinng dewasa jantan panjang 3-5 cm bagian anterior merupakan
3/5 langsing seperti ujung cambuk
Bagian posterior 2/5 tubuh lebih tebal seperti gagang cambuk
Bagian ekor membulat, tumpul dan melingkar keventral seperti
koma serta memiliki 1 pasang spikiula
Sedangkan cacinng dewasa betina panjang 4-5 cm, bagian anterior
merupakan 3/5 tubuh langsing seperti ujung cambuk dan bagia
posterior 2/5 lebbih tebal seperti gagang cambuk, bagian ekor
membulat , tumpul tetapi relative lurus
Telur berbentuk seperti tempayung kayu
Tonjolan jernih pada kedua kutub seperti mucoid plug
Didinding luar berwarna kuning dan dindinng dalam berwarna
jernih tak berwarna
Berisis sel telur dan larva cacing
c. Cacing tambang (Ankilostoma duodenale, Ancilostoma ceylonicum,
Necator Americanus)
Necator Americanus
Necator americanus bentuk silindiris dengan ukuran 5-13 mm
cacing jantan lebih kecil daripada betina.
Ancilostoma duodenale sedikit lebih besar dari pada N.Americanus
Bentuk cacing dewasa menyerupai huruf S ekor berujung lebar
dengan bursa kopularis (jantan)
Panjang 10-13 mm, bentuk huruf S dan ekor ujung lancip (Betina)
Mulut memiliki sepasang benda kitin pada mulutnya.
Ancilostoma duodenale
Telur bentuk lonjong dan dinding berlapis-lapisjernih
Isi telur 2-16 sel telur (stadium morula)
Larva rhabditiform panjang 250-300 moikron
Mulut terbuka, panjang dan sempit
Esophagus 1/3 panjang badan dan bentuk rhabditoid
d. Cacing Kremi (Enterebius Vermikularis dan Oxiurius Vermicularis)
Cacing dewasa jantan : bentuk seperti tanda Tanya (?)
Panjang 2-5 mm, kepala terdapat sephalic area (pelebaran kutikula)
Ekor melingkar dan mempunyai 2 kutikula (JANTAN)
Cacing dewas betina : bentuk seperti tanda Tanya (?)
Panjang 8-13 mm, kepala terdapat sephalic alae
Uterus berisi telur, dan ekor panjang dan berujung lancip
e. Strongyloides stercoralis
Cacing dewasa jantan panjang 0,75-1 mm, esophagus bberbeentuk
rhabdioid
Ekor lancip melengkung dan mempuyai 2 spikula
Cacing dewasa betina : panjang 1- 1,5 mm esophagus berbentuk
rhabditoid
Ekor berbentuk lancip
Vulva panjang badan
f. Trichinella Spiralis
Cacing dewasa jantan : panjang 1-2 mm, bagian anterior langsing
dengan mulut kecil , esophagus 1/3 panjang badan, bagian
posterior melengkug ke ventral dan ujungnya mempunyai 2 pupil
Cacing dewasa bbetina : panjang 2-3 mm, bagian anterior langsing
dengan mulut kecil, Esophagus 1/3 pannjang badan, uterus berisi
larva
Bagian posterior lurus dan berujunng tumpul, vulva 1/3 anterior
panjang badan.
B. Helmintiasis Darah dan Jaringan
g. Wuchereria Bancrofthi
Larva : panjang 250-300 mikron, ruang kepala panjang dan lebar
sama, ekor runcing dan kosong, inti jelas dan teratur, lekuk badan
luwes, memiliki sarung yang berwarna pucat.
h. Brugia Malayi
Larva/mikrovilaria : panjang : 230- 360 mikron, ruang kepala
panjang = 2x lebar, ekor mempunyai satu/dua inti tambahan, inti
berkelompok dan letaknya tidak teratur, lekuk badan kaku dan
bersudut, memiliki sarung merah
i. Brugia Timor
Larva/Mikrovilaria : Panjang 280-310 mikron, lebar 7 mikron,
ruang kepala ; pnjanh = 3x lebar, ekor mempunyai 2 inti
tambahan, inti tidak teratur, lekuk badan agak kaku, memilki
sarung yang berwarna pucat.
II. CESTODA (Cacing Pita )
a. Taenia Solium
Telur : bentuk bulat, ukuran 30 mikron, dinding tebal
dengan garis-garis radir
Isi : onkosfer/embrio heksa yang berisi 6 kait-kait
Larva/Sistiserkus selulose : Bentuk gelembung, ukuran : 1
cm, isi : skoleks dengan batil isap dan kait-kait
Proglotid gravid : bentuk bujur sangkar, lubang genital
dilateral (Unilateral), uterus bercabang 7-12 pasang dan
berisi penuh telur
Lubang uterus tidak ada
b. Taenia Saginata
Skoleks (kepala) ; bentuk bulat dan kecil, batil isap 4 buah,
benbentuk bulat, dn tidak memiliki rostelum dan cait cait
Progolotid gravid : bentuk : panjang lebih besar dari lebar,
lubang genital dilateral (unilateral), uterus bercabang 15-13
pasang dan berisi penuh telur, lubang uterus tidak ada.
III. Termatoda (Cacing Daun)
a. Schistosoma Japanicum
Telur : ukuran 75 x 60 mikron
Betuk agak lonjong
Dinding hialin
Benjolan / kait kecil dibagian lateral dekat kutup, berisi
mirasidium
b. Schistosoma Haematobium
Telur : ukuran 150-60 mikro
Bentuk lonjong, dindig Hialin, duri di salah satu kutub
Berisi mirasidium
c. Schistosoma Mansoni
Telur : ukuran 155 x 65 mikron
Bentuk lonjong, dinding hialin, duri dibagian lateral dekat
kutub.
Berisi mirasidium

2. Jelaskan ciri ciri umum trematoda, cestoda dan nematoda


a. Trematoda
Trematoda dikenal juga sebagai cacing isap. Istilah Trematoda berasal
dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya lobang, bentuk tubuh
pipih dorso ventral seperti daun. Menurut The Animal Diversity, anggota
kelas trematoda diperkirakan berjumlah 9000 spesies, sedangkan
menurut Zoolab University of Wisconsin, jumlah spesies kelas trematoda
berjumlah 8000. Secara umum ciri-ciri kelas trematoda adalah sebagai
berikut:
1. Tubuhnya pipih dorsoventral, berbentuk seperti daun, tidak
bersegmen.
2. Ukurannya bervariasi antara satu milimeter sampai beberapa
sentimeter.
3. Mempunyai batil isap (sucker=acetabulum), yang terletak di bagian
anterior, disebut batil isap mulut (oral sucker) dan di bagian ventral
tubuh, disebut batil isap perut (ventral sucker ). Ada species yang
mempunyai genital sucker (Heterophyes heterophyes).
4. Pada umumnya monocieus/hermaphrodite kecuali Schistosoma.
5. Tidak mempunyai rongga tubuh (body cavity).
6. Mempunyai sistem pencernaan, tetapi tidak sempurna.Mulut (oral
cavity) yang dikelilingi oral sucker terletak di ujung anterior,
dilanjutkan dengan pharynx, esophagus bercabang di depan ventral
sucker dan menjadi sepasang usus yangberakhir buntu (caeca)yang
bentuknya bervariasi: -simple/sederhana : hanya bercabang dua dan
berakhir buntu (Clonorchis sinensis) -setelah bercabang dua lalu
bercabang-cabang lagi ke lateral (Fasciola hepatica) - setelah
bercabang lalu menyatu lagi menjadi satu satu caecum yang disebut
reunited- intestine(Schistosoma).
7. Mempunyai sistem excretory (flame cell) dan sistem syaraf.
8. Berkembang biak dengan bertelur (oviparus)
9. Telur mempunyai operculum (kecualiSchistosoma).
10. System reproduksi berkembang sempurna. Alat genital terletak di
antara kedua percabangan intestine
11. Hidup sebagai parasit

b. Cestoda

l. Filum Platyhelminthes adalah sebuah takson dari kelompok cacing


yang betubuh pipih, tidak berongga, triploblastik, dan bersimentri
bilateral. Filum ini terdiri atas 3 kelas, ialah Turbellaria, Cestoda, dan
Trematoda. Sekitar 80% dari spesies cacing Platyhelminthes bersifat
parasitik.

2. Cacing Platyhelminthes tidak memiliki saluran pencernaan yang


sempurna dan tidak memiliki organ respirasi maupun sistem
sirkulasi.
3. Platyhelminthes memiliki sistem saraf yang sederhana berupa
jaringan saraf yang tersebar.

4. Organ ekskreasi Platyhelminthes berupa ginjal primitif


(protonefridia) yang disebut sel api atau sel obor. Organ ini berfungsi
menjaga keseimbangan ion dan air, serta membuang sisa-sisa hasil
metabolisme.

5. Reproduksi cacing Platyhelminthes bersifat hermafrodit simultan.

6. Daur hidup cacing Platyhelminthes umumnya melalui stadium larva.


Larva Muller adalah larva cicing pipih yang hidup bebas di laut,
sedangkan mirasidium dan serkaria adalah larva-larva cacing pipih
yang hidupnya parasitik.

7. Sebagian besar cacing Platyhelminthes yang hidup bebas (kelas


Turbellaria) berhabitat lautan, beberapa spesies hidup di perairan
tawar, dan hanya sedikit spesies yang hidup di daratan.

8. Epidermis tubuh cacing pita (kelas Cestoda) disebut tegumen,


skoleks yang penuh dengan kait dan batil isap berada di bagian
anterior dan rangkaian proglotid di bagian belakangnya. Dalam daur
hidupnya, cacing pita ini umumnya memerlukan 2 macam inang :
inang utama dan inang perantara.

9. Cacing Platyhelminthes dari kelas Trematoda terbagi menjadi dua


kelompok besar : Monogenea dan Digenea. Cacing Monogenea
adalah cacing ektoparasit yang tidak membutuhkan inang antara
dalam daur hidupnya, sedangkan cacing Digenea adalah cacing
endoparasit yang membutuhkan inang perantara sebelum mencapai
inang utama.

10. Cacing Platyhelminthes yang bersifat parasitik (Cestoda dan


Trematoda) menjadi penyebab penyakit yang ganas pada ternak dan
manusia, dan berdampak kerugian ekonomi yang cukup besar
b. Nematoda
1. Berbentuk bulat panjang (gilik) atau mirip dengan benang
2. Hewan tripoblastik dan Pseudoselomata (berongga tubuh semu)
3. Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan,
tanaman yang membusuk, ganggang, jamur, dan hewan kecil
lainnya.
4. Hidup parasit di hewan, manusia, dan tumbuhan.
5. Dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan air payau serta di tanah.
6. Terdapat di organ seperti, anus, usus halus, pembuluh darah,
pembuluh limfa, jantung, paru-paru, dan mata.
7. Berukuran bervariasi mulai dari hidup di air tawar dan darat
berukuran kurang dari 1 mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5
cm.
8. Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.
9. Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang (gilik). dan tidak
bersegmen.
10. Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetri radial
11. Semakin ke arah posterior membentuk ujung yang meruncing

3. Gambarkan struktur dan fungsi organ dari Trematoda, Cestoda dan


Nematoda

a. Cestoda
Ukuran cacing dewasa pada Cestoda bervariasi dari yang panjangnya
hanya 40 mm sampai yang panjangnya 10-12 meter. Cestoda adalah
cacing hermafrodit. Cacing ini terdiri atas scolex (kepala) yang berfungsi
sebagai alat untuk mengaitkan diri pada dinding intestinum. Di belakang
scolex terdapat leher, merupakan bagian cacing yang tidak bersegmen.
Di belakang leher tumbuh proglotid yang semakin lama semakin banyak
yang menyebabkan cacing menjadi semakin panjang dan bersegmen-
segmen.
Setiap proglotid (segmen) dilengkapi dengan alat reproduksi (jantan
dan betina). Semakin jauh dari scolex, proglotidnya semakin tua
sehingga proglotid yang paling ujung seolah olah hanya sebagai kantung
telur saja sehingga disebut proglotid gravida. Proglotid muda selalu
dibentuk dibelakang leher, sehingga proglotid tua akan didorong
semakin lama semakin jauh letaknya dari scolex. Seluruh cacing mulai
scolex, leher, sampai proglotid yang terakhir disebut strobila.

Cestoda berbeda dengan nematoda dan trematoda, tidak memiliki


usus. Makanan masuk dalam tubuh cacing karena diserap oleh
permukaan tubuh cacing.

Bagian tubuh:

a. Kepala (scolex)

Berfungsi untuk melekat ( biasanya membulat) Pada eucestoda


biasanya mempunyai 4 sucker (acetabulum) yang dapat dilengkapi
dengan kait. Pada bagian skoleks dapat juga dijumpai adanya
rostellum (penonjolan/moncong) yang sering dilengkapi dengan kait.

Pada cotyloda tidak mempunyai organ melekat seperti eucestoda


(acetabulum) tetapi mempunyai bothria (celah panjang dan sempit
serta berotot lemah).

b. Leher

Tidak bersegmen, sesudah scoleks melanjut ke leher.

c. Tubuh atau badan

Terdiri dari segmen-segmen (Proglottid) yang dipisahkan oleh


garis-garis transversal, tiap-tiap proglotid biasanya mengandung 1
atau 2 set organ reproduksi.

d. Proglottid
Dibentuk mulai dari leher yang makin menjahui scoleks semakin
dewasa/masak. Dikenal tiga macam proglotid, yaitu proglottid
muda, proglottid dewasa (organ reproduksi berkembang dan
berfungsi sempurna) dan proglotid gravid (penuh telur, organ
reproduksi mengalami degenerasi). Pada banyak cacing pita, telur
tidak dikeluarkan tetapi mengumpul di proglotid gravid, selanjutnya
proglotid ini lepas dan keluar bersama feses. Pada eucestoda
proglotid-proglotid jelas terpisah tetapi pada cotyloda tidak jelas
(pembentukannya sama-sama dalam satu waktu, contoh: pada
plerocercoid yang tidak bersegmen). Berdasarkan lepasnya
proglotid, cestoda dibagi menjadi :

Apolytic Cestoda : melepaskan segmen gravid.

Anapolytic Cestoda : tetap membawa segmen gravid selama


hidup.

Euapolytic Cestoda : Segmen dilepas waktu hamper gravid.

Hyperapolytic Cestoda : segmen dilepas jauh sebelum gravid dan

bebas di usus hospes.

Pseudoapolytic Cestoda : telur keluar lewat porus uterus kemudian

segmen dilepas dalam kelompok dan


degenerasi (Ex: pada cotyloda).

b. Trematoda

c. Nematoda

4. Jelaskankan daur hidup, bentuk infektif, tempat predileksi dan metoda


transmisi, dari Trematoda, Cestoda dan Nematoda

a. Trematoda
Daur hidup:

Telur Trematoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan telur. Larva


mirasidium Telur menetas menjadi larva bersilia yang disebut
mirasidium (en: miricidium), yang akan menginfeksi inang perantara
pertama. Sporosista Dalam tubuh inang perantara, mirasidium
berkembang menjadi kantong memanjang yang disebut sporosista (en:
Sporocyst). Sporosista dapat berkembang menjadi lebih banyak
sporosista, atau menjadi larva tahap berikutnya. Larva redia Sporosista
berkembang menjadi larva dengan mulut penghisap yang disebut redia.
Redia dapat berkembang menjadi lebih banyak redia, atau menjadi larva
tahap berikutnya. Larva serkaria Redia berkembang menjadi larva
seperti kecebong yang disebut serkaria (en: cercaria). Serkaria mungkin
motil dan memiliki ekor, dan kemudian menginfeksi inang perantara
kedua (tergantung spesies). Sista mesoserkaria atau metaserkaria
serkaria dapat berkembang menjadi Trematoda dewasa, atau dorman
terlebih dahulu dalam bentuk sista. Mesoserkaria (en: mesocercaria)
merupakan bentuk serkaria yang sedikit dimodifikasi dan dorman.
Metaserkaria (en: metacercaria) merupakan bentuk serkaria yang berubah
menjadi sista dan dorman. Dewasa merupakan fase cacing hisap yang
mampu melakukan reproduksi seksual untuk menghasilkan telur.

Bentuk infektif : metaserkaria

Tempat predileksi : hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah

Metode transmisi : tertelannya metaserkaria melalui inang antara Lymnea


sp.

b. Cestoda

daur hidup:

Telur Cestoda bereproduksi seksual, lalu menghasilkan (dan


menyimpan) telur pada proglotid-nya. Segmen proglotid yang matang
kemudian rontok bersamaan dengan telur-telur yang dikandungnya.
Telur ini keluar melalui kotoran inang primer dan dimakan oleh inang
perantara (sapi, babi, dll.). Onkosfer (en: oncosphere) Dalam tubuh
inang perantara, telur menetas menjadi onkosfer, yaitu larva heksakant
(en: hexacanth) yang masih dibungkus oleh lapisan embrionik. Larva
heksakant Onkosfer menjadi larva heksakant yang mampu menembus
dinding saluran pencernaan, dan terbawa menuju otot. Sista sistiserkus
(en: cysticercus) larva heksakant yang telah berada di otot kemudian
membungkus diri menjadi sistiserkus. Sistiserkus ini bisa bertahan
beberapa tahun pada hewan (inang perantara), kemudian akan terbawa ke
inang primer (inang definitif) apabila termakan bersamaan dengan daging
hewan. Cacing pita muda sistiserkus yang berada di usus inang primer
akan menempel dan mulai tumbuh menjadi dewasa. Cacing pita dewasa
cacing dewasa menempel pada usus dengan skoleks dan mulai melakukan
reproduksi seksual, proglotid cacing pita mulai terisi dengan telur yang
berjumlah puluhan sampai ratusan ribu per segmen proglotid. Hebatnya,
cacing pita bisa memiliki 1.000 2.000 segmen. Proglotid rontok ketika
sudah matang dan berisi telur, segmen-segmen proglotid yang penuh
dengan telur mulai berguguran dan terbawa melalui kotoran.

Bentuk infektif : sistiserkus

Tempat predileksi : hati, jantung, diafragma, masseter, usus halus,

mesenterium, paru-paru, ginjal, mata

Metode transmisi : termakannya sistiserkus melalui inang antara yaitu


babi

c. Nematoda

daur hidup:

Cacing usus dewasa hidup pada lumen dari usus halus. Cacing betina
akan menghasilkan telur yang dapat mencapai 200.000 butir per hari.
Telur-telur ini dapat berembrio ataupun tidak berembrio. Telur-telur
tersebut dikeluarkan melalui kotoran. Hanya telur yang dibuahi yang
dapat berkembang dan menginfeksi manusia. Telur yang berembrio dapat
menginfeksi (bersifat infektif) setelah 18 hari sampai beberapa minggu
bergantung dari kondisi lingkungan (kelembaban tanah, suhu, ada
tidaknya sinar matahari). Telur infektif tertelan manusia. Larva menetas
dan kemudian menyerang membran lendir usus. Larva menembus dinding
usus dan terbawa aliran darah menuju paru-paru. Dalam paru-paru larva
tumbuh selama 10 sampai 14 hari dan naik ke faring. Larva tersebut
tertelan kembali dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam usus
halus. Cacing usus dewasa dapat hidup selama satu sampai dua tahun.

Bentuk infektif : telur

Tempat predileksi : usus halus, pembuluh darah, paru-paru, pharynx,


anus

Metode transmisi : tertelan

5. Jelaskan metode pencegahan dan kontrol Trematoda, Cestoda dan Nematoda


secara umum

Penampungantinjajangansembarangantempatdansediakanlahtempattert
entu yang sesuaidengankesehatan.
MeminumobatcacingThiabendazoljikaterinfeksicacinggolongan
nematodeusus.
Memasakikandantumbuhan air yang akandimakan.
Pada nematode darah (filariasis) menjagadiri agar tidakdigigitnyamuk,
denganmemakaikelambusewaktutidur.

6. Jelaskan klasifikasi protozoa secara umum dan spesies yang tergolong dalam
klasifikasi tersebut
Pada tahun 1985 Society of Protozoologists diterbitkan skema
taksonomi yang membagikan Protozoa ke enam filum. Dua dari filum-yang
Sarcomastigophora dan Apicomplexa - mengandung paling penting spesies
menyebabkan penyakit manusia. Skema ini berdasarkan morfologi seperti
diungkapkan oleh cahaya, elektron, dan pemindaian mikroskop.
Dientamoeba fragilis, misalnya, telah berpikir untuk menjadi amoeba dan
ditempatkan di keluarga entamoebidae. Namun, struktur internal yang dilihat
dengan mikroskop elektron menunjukkan bahwa itu adalah benar
ditempatkan dalam urutan Trichomonadida protozoa menyalahi. Dalam
beberapa kasus, organisme yang muncul identik bawah mikroskop telah
ditetapkan nama-nama spesies yang berbeda atas dasar tersebut kriteria
sebagai distribusi geografis dan manifestasi klinis; contoh yang baik adalah
genus Leishmania, yang nama subspesies sering digunakan. metode
biokimia telah digunakan pada strain dan spesies untuk menentukan pola
isoenzim atau untuk mengidentifikasi urutan nukleotida yang relevan dalam
RNA, DNA, atau kedua. penelitian ekstensif telah dilakukan pada
kinetoplast itu, mitokondria yang unik ditemukan di hemoflagellates dan
anggota lain dari urutan Kinetoplastida. DNA terkait dengan organel ini
sangat menarik. Kloning banyak digunakan dalam studi taksonomi,
misalnya untuk mempelajari perbedaan virulensi atau penyakit manifestasi
pada isolat dari spesies tunggal yang diperoleh dari host yang berbeda atau
wilayah geografis. Antibodi (terutama antibodi monoklonal) untuk spesies
yang dikenal atau tertentu antigen dari spesies yang sedang digunakan untuk
mengidentifikasi isolat yang tidak diketahui. Akhirnya, taksonomi molekuler
mungkin terbukti menjadi dasar lebih dapat diandalkan dibandingkan
morfologi untuk protozoa taksonomi, tetapimikroskop masih alat yang
paling praktis untuk mengidentifikasi parasit protozoa. Tabel 1
mencantumkan medisprotozoa penting.
Tabel 1. Klasifikasi protozoa parasit dan penyakit yang berhubungan

7. Jelaskan ciri ciri umum dari Sarcodina, Mastigophora, Ciliata, Apicomplexa

A. Sarcodina merupakan jenis protozoa yang tidak memiliki bentuk tetap


dan selalu berubah-ubah. Ada ratusan jenis sarcodina di muka bumi ini,
diantaranya adalah Amoeba baik yang hidup di air tawar, air asin, tanah
lembab, juga parasit pada manusia dan hewan.

Penjelasan dan Ciri-ciri Sarcodina

Beberapa jenis Sarcodina memiliki bagian pelindung yang disebut


sebagai testa, contohnya adalah Foraminifera serta Radiolaria yang
hidup di dalam lautan. Sarcodina yang habitatnya adalah air tawar
memiliki vakuola kontraktil yang berfungsi untuk membuang air
berlebih di dalam sel. Beberapa jenis lainnya juga memiliki kemampuan
dalam membentuk sista untuk beradaptasi dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan.

Sel pada sarcodina diselubungi oleh membran tipis yang


melindunginya. pada bagian luar terdapat lapisan tipis yang disebut
dengan ektoplasma. Bagian ektoplasma ini merupakan tempat eksresi
dan pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida). di bagian kanan
membran sel terdapat sitoplasma dan nukleus. Semua jenis
sarcodina bergerak dengan menggunakan pseudopodia atau kaki semu
yang merupakan perluasan dari sitoplasma. Gerakan yang dilakukan
dengan menjulurkan sitoplasma disebut sebagai gerakan amoeboid.
Perluasan sitoplasma ini juga dilakukan untuk menelan partikel makanan
yang kemudian dilingkupi dengan membran yang selanjutnya
membentuk vakuola. Setelah itu enzim dikeluarkan untuk mencerna
makanan menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh sel. Sementara sisa
makanan yang tidak tercerna dikeluarkan kembali melalui ektoplasma.

Di dalam masa pertumbuhannya, amoeba melakukan reproduksi


dengan cara membelah diri. proses pembelahan tersebut dikenal sebagai
pembelahan biner karena menghasilkan dua sel anak yang sama.

B . Secara umum, Pengertian Fagellata (Mastigophora) adalah Protozoa


yang bergerak dengan menggunakan flagel (bulu cambuk). Istilah
flagellata dalam bahasa latin ialah berasal dari kata flagel yaitu cambuk.
Sedangkan Mastigophora dalam bahasa Yunani terdiri dari kata mastig
yang berarti cambuk, dan phoros yang berarti gerakan.

Salah satu anggota kelompok Mastigophora adalah flagellata


heterotrof (tidak memiliki klorofil. Flagellata heterotrof disebut juga
dengan zoomastigophora atau zooflagellata (Flagellata hewan). Dalam
kajian evolusi yang menyatakan, zooflagellata merupakan bentuk transisi
(peralihatn dari organisme prokariotik dengan eukariotik, dan merupakan
protozoa paling primitif dibanding dengan setiap jenis Protozoa lainnya.
Ciri-Ciri Flagellata (Mastigophora) - Flagellata terdiri dari
beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan jenis protozoa
lainnya. Secara umum, Ciri-Ciri Flagellata (Mastigophora) adalah
sebagai berikut.
Bergerak dengan bulu cambuk (flagelum)
Memiliki pelikel
Bersifat mikroskopis
Uniseluler atau berkoloni
Memiliki mitokondria atau tidak
Hidup secara parasit atau simbiosis mutualisme
Tidak dapat membentuk sista
Hidup di air tawar dan air laut
Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner
Merupakan nenek moyang dari hewan dan tumbuhan
Bentuk tubuh yang tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi oleh
suatu selaput yang fleksibel yang disebut dengan pellicle, disebelah
luarnya terdapat selaput plasma
C . Istilah Ciliata dalam bahasa latin adalah cilia yang berarti rambut kecil
atau Ciliophara (Yunani, Phora = gerakan). Dalam melakukan seluruh
kegiatan dan hidupnya, cilliata menggunakan organel-organel sel berupa
membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-Ciri Ciliata - Ciliata memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri
yang membedakan jenis-jenis protozoa yang lainnya. Ciri-ciri umum
ciliata adalah sebagai berikut.

Bergerak dengan silia atau rambut getar


Bersifat heterotrof
Pembelahan biner
Umumnya berukuran mikroskopis, namun ada juga spesies yang
berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang
Terdapat pada seluruh bagian sel atau pada bagian tertentu.
Membantu pergerakan makanan ke sistoma
Bentuk tubuh oval dan tidak berubah-ubah atau tetap
Memiliki dua inti sel yaitu makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus sebagai fungsi vegetatif, dan mikronukleus sebagai
fungsi reproduksi yaitu konjugasi
Hidup bebas pada lingkungan berair baik itu air laut maupun air
tawar yang banyak mengandung zat organic
Hidup secara parasit, simbiosis dan ada juga yang hidup bebas di
alam
D . Ciri-ciri dari subfilum Apicomplexa yaitu sebagai berikut:
Kompleks apical
Terdiri dari cincin kutub, mikronema, reptri mikrotubulus
subpelikuler dan konoid terdapat pada beberapa stadium
Umumnya ada mikroporus
Tipe inti tunggal
Tidak ada silia dan flagela kecuali untuk mikrogamet yang berflagela
pada beberapa kelompok
Reproduksi secara seksual apabila ada singami
Membentuk kista
Semua jenis bersifat parasit Subfilum Apicomplexa terdiri atas dua
kelas yaitu Sporozoasida dan Piroplasmasida. Kelas Sporozoasida
terdiri atas dua subkelas (Gregarinasina dan Coccidiasina) dan satu
ordo yaitu Eucoccidiorida.
8. Gambarkan struktur dan fungsi organ tubuh Sarcodina, Mastigophora,
Ciliata, Apicomplexa

a. Sarcodina

Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo = akar, dan podos
= kaki, atau Sarcodina (sarco = daging). Semua protozoa yang tergolong
kelas Rhizopoda bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang
membentuk kaki semu (pseudopodia). Bentuk pseudopodia beragam, ada
yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi
sebagai alat gerak dan memangsa makanan. Hewan ini ada yang
bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya
Amoebaproteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseudopodia
menjulur keluar dari cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau
kalsium carbonat. Cangkang berukuran 0,5 mm.

Bentuk sel Rhizopoda berubah-ubah saat diam dan bergerak.


Sitoplasma terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah
sel bagian luar yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma
adalah plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental
daripada endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut
berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Pada proses
makan, pseudopodia mengelilingi makanan dan membentuk vakuola
makanan. Di dalam valuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan
hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara
difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola keluar sel
melalui membrane plasma.

Rhizopoda berkembang biak secara vegetatif dengan pembelahan


biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya
kekeringan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan
hidupnya dengan membentuk kista. Contoh rhizopoda yang membentuk
kista adalah Amoeba. Dalam keadaan berupa kista, kegiatan hidup
Amoeba menjadi tidak aktif. Amoeba akan menjadi aktif kembali jika
kondisi lingkungan sesuai.

Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan di


lingkungan yang berair, baik di darat maupun di laut. Rhizopoda bersifat
heterotrof dengan memangsa alga uniselluler, bakteri, atau protozoa lain.
b. Ciliata (Ciliophora/Infusoria)

Ciliata berasal dari bahasa Latin, yaitu cilia = rambut kecil, atau
ciliophora, yaitu phora = gerakan, bergerak dengan menggunakan silia
(rambut getar). Ciliata juga disebut Infusoria (Infus = menuang) karena
hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia
terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu.
Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat Bantu untuk
makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan
yang terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring
(kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke
sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.

Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu
makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar
daripada mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mikronukleus memiliki
fungsi reproduktif, yaitu pada konyugasi. Ciliata juga memiliki trikokis
yang fungsinya untuk pertahanan dri dari musuh.

Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut.
Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun
parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya adalah
Parameciumcaudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan vorticella.
Jenis lainnya hidup bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan
berfungsi membantu hewan tersebut mencerna sellulosa yang terdapat
dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit.
Salah satunya adalah Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar
ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis).

c. Flagellata (Mastigophora)

Flagellata berasal dari flagell = cambuk, atau dengan menggunakan


bulu cambuk, phora = gerakan yang bergerak dengan menggunakan bulu
cambuk atau flagellum. Sebagian besar flagellatamempumyai dua
flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior)
sehingga saat bergerak seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian
depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel. Flagellata
yang tidak memiliki klorofil digolongkan dalam Zooflagellata (Flagellata
hewan). Contoh Zooflagellata adalah Trypanosoma dan Tricomonas.

Flagellata berkembang biak secara vegetatif dengan pembelahan biner


membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata yang hidup bebas di
lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut, dan ada yang hidup
bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis,
misalnya Trichonymphacampanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu.
Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan
serangga tersebut.

Flagellata yang hidup parasit antara lain adalah Trypanosomabrucei


menyebabkan penyakit tidur pada manusia di Afrika, Trypanosomaevansi
penyebab penyakit surra pada ternak. Trichomonasfaginalis penyebab
penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria, serta
Leishmania penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia.

d. Sporozoa (Apicomplexa)

Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore = biji, zoa = hewan;


Sporozoa adalah hewan uniselluler yang pada salah satu tahapan dalam
siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memiliki
alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau
manusia.

Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif dan generatif.


Pergiliran reproduksi vegetatif dan generatifnya kompleks, dengan
beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang.
Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi
generatif dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan
penyatuan gamet jantan dan betina.

Contoh Sporozoa adalah Toxoplasmagondii yang menyebabkan


toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria
pada manusia. Toxoplasmagondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan, misalnya daging yang tercemar kista Toxoplasma dari kotoran
kucing. Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil karena
dapat membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.

Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk


Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel-
sel hati dan sel-sel darah merah (eritrosit). Ada empat jenis Plasmodium
yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax,
Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan malaria tertiana,
Plasmodium malariaemeyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium
falciparum menyebabkan penyakit malaria yang paling berbahaya, yaitu
malaria tropiokana.

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun


tidak aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit malaria
dapat kambuh lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan
dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah
adanya genangan air atau menutup tempat penampungan air. Cara ini
menyebabkan nyamuk tidak dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara lainnya
adalah dengan memberi obat (misalnya obat kina) kepada si penderita.

9. Jelaskan daur hidup, bentuk infektif, tempat predileksi dan transmisi dari
Sarcodina, Mastigophora, Ciliata, Apicomplexa

a. Sarcodina
b. Mastigophora
c. Ciliata
d. Apicomplexa

10. Jelaskan metode pencegahan dan kontrol dari Sarcodina, Mastigophora,


Ciliata, Apicomplexa

11. Jelaskan klasifikasi Arthropoda secara umum dan spesies yang tergolong
dalam klasifikasi tersebut

12. Jelaskan ciri ciri umum Crustacea, Myriapoda, Chilopoda, Diplopoda,


Arachnida, Insecta.

A. Ciri-Ciri Crustacea

Dalam bahasa Latin, crustaberarti cangkang. Crustacea disebut


juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis
Crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat
Crustacea sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit
yang hidup di darat.Tubuh Crustaceabersegmen (beruas) dan terdiri
atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen
(perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar,
sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada bagian kepala
terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna,1 pasang
mandibula, untuk menggigit mangsanya,1 pasang maksilla,1 pasang
maksilliped.Maksilla dan maksiliped berfungsiuntuk menyaring
makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa
kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk
berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.

Ciri-ciri crustacea berdasarkan Sistem Organ :

Sistem pencernaan makanan

Makanannya berupa bangkai atau tumbuhan dan hewan lain. Namun


ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain. Alat pencernaannya
terdiri atas tiga bagian, yaitu :

a. Tembolok

b. Lambung otot

c. Lambung kelenjar

Di dalam perut Crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang teratur


berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula batu-
batu kalsium gastrolik yang berfungsi mengeraskan eksoskeleton (rangka
luar) setelah terjadi eksdisis (penegelupasan kulit). Urutan pencernaan
makanannya dimulai dari mulut, kerongkongan (esofagus), lambung
(ventrikulus), usus dan anus. Hati (hepar) terletak di dekat lambung. Sisa-
sisa metabolisme tubuh diekskresikan lewat kelenjar hijau.

Sistem peredaran darah

Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka karena


beredar tanpa melelui pembuluh darah. Darah tidak mengandung
hemoglobin (Hb) melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap
oksigen rendah.

Sistem respirasi / pernapasan

Crustacea bernapas umumnya dengan insang, kecuali yang bertubuh


sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuhnya dan memiliki sebuah
jantung untuk memompa darah.Alat indera dan sistem syarafAlat indera
berupa sepasang mata majemuk (faset) bertangkai yang berkembang
dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa dua pasang antena. Sistem
syarafnya berupa tangga tali. Pada sistem syarafnya terjadi pengumpulan
dan penyatuan ganglion dan dari pasangan-pasangan ganglion keluar
syaraf yang menuju ke tepi.

Sistem reproduksi

Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu). Pembuahan


terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil,
berkaki tiga pasang dan b

B. Ciri-ciri Arthropoda
- Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut
(abdomen)
- Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar
dari kitin
- Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang
beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian
ujung tubuh.
- Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal
(punggung)ronggatubuh (punggung) rongga tubuh.
- Sistem pernafasan: Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang,
sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau
permukaan kulit dan trakea
- Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat
indera
- Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat
peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ
pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada
Curstacea
- Alat eksresi berupacoxalatau kelenjar hijau, saluran Malpighi
- Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di
dalam tubuh)
C. Ciri-ciri Myriapoda

Ciri-ciri khusus myriapoda meliputi:

Sebagian besar spesies myriapoda memiliki banyak pasang kaki


Myriapoda memiliki dua bagian tubuh (kepala dan batang tubuh)
Memiliki sepasang antena di kepala
Memiliki mata sederhana
Memiliki rahang dan maksila
Sistem pernapasan terjadi melalui sistem trakea

Lipan memiliki kepala datar bulat dengan sepasang antena, sepasang


maksila dan sepasang rahang besar. Myriapoda sebagai penghuni daratan
yang mencari mangsa pada malam hari. Myriapoda dijumpai pada
tumpukan batu atau sampah-sampah ditempat yang lembab dan gelap,
misalnya di sawah, di kebun, dan di hutan. Tubuh myriapoda terdiri dari
kepala dan ruas-ruas badan. Pada kepala terdapat sepasang mata, sepasang
antena dan mulut. Ruas-ruas tubuh sangat banyak, antara 10 sampai 200
bahkan ada yang lebih. Myriapoda diklasifikasikan menjadi dua ordo,
yaitu chilopoda dam diplopoda.

D. Ciri-ciri Chilopoda
Kelas Chilopoda merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam
tiap segmen tubuhnya,bergerak cepat dan bersifat karnivora. Hingga kini
terdapat sekitar 2.800 jenis spesies yang tersebar di dunia.
Ciri-ciri umum :
- Bagian kepala yang indah/baik
- Sepasang kaki pertama telah bermodifikasi untuk meracuni mangsa
- Memipih dari bagian atas/kepala hingga bagian bawah/buntut
- Memiliki sepasang antena di bagian kepala
E. Ciri-ciri Diplopoda
Kelas Diplopoda merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya
memiliki dua pasang kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat,
namun beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar.
Hingga kini terdapat sekitar 10.000 jenis spesies yang tersebar di dunia
Ciri-ciri :
- Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen tubuhnya, namun 4
segmen pertama hanya memiliki sepasang kaki
- Memilki sepasang antenna
- well-defined head
- Umumnya berbentuk cylindrical
F. Ciri-ciri Insecta
Kelas Insecta Termasuk didalamnya adalah kupu-kupu, belalang,
serangga, semut dll & memiliki spesies yang paling banyak tersebar di
dunia hingga mencapai 1 juta spesies
Ciri-ciri :
- Memiliki 3 bagian tubuh, yaitu : head, thorax, abdomen
- Enam kaki pada bagian thorax (tdp 3 segmen)
- Masa dewasa pertumbuhan memiliki satu/dua pasang pasang pada bagian
thorax (beberapa jenis tidak ada)
- Memilki 2 antena
- Mata yang bersifat latera
13. Gambarkan struktur dan fungsi organ tubuh Crustacea, Myriapoda,
Chilopoda, Diplopoda, Arachnida dan Insecta
a. Crustacea
Crustacea merupakan hewan yang memiliki anggota badan
bersendi-sendi sehingga ada yang menggolongkannya ke dalam filum
artrhopoda (artrhos =sambungan , podos = kaki) atau hewan yang
memiliki kaki-kaki di bagian sendi-sendi tubuhnya. Selain itu memiliki
kulit yang keras (crusta= kulit keras). Ada juga yang berkulit tebal dan
berduri yang berfungsi untuk menghindari predator.
Crustacea memiliki tubuh bersegmen (beruas) dan
terdiri dari cephalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen
(perut).Pada bagian anterior (ujung
depan), Crustacea memiliki tubuh yang besar dan lebih lebar,
sedangkan pada bagian posterior (ujung belakang) memiliki tubuh yang
kecil.
Crustacea merupakan hewan yang hidup di perairan baik di perairan
darat maupun perairan laut. Kebanyakan jenis dari Crustacea tingkat
rendah didominasi oleh plankton laut dan tawar. Copepoda, krill, dan
rebon merupakan salah satu contoh Crustacea yang
memiliki peran penting dalam rantai makanan di perairan, yaitu sebagai
penghubung antara fitoplankton dengan predator.
Tubuh Crustacea dibagi ke dalam dua bagian, bagian
depan cephalotoraks dan bagian belakang abdomen yang bersendi-sendi.
Tiap ruas tubuh memiliki apendik (anggota badan) yang dalam
pertumbuhannya akan mengalami nerevolusi sesuai dengan
fungsinya. Pada permukaan luar tubuhnya ditutupi oleh cuticula yang
terbuat dari chitin keras yang disebabkan impregnasi atau meresapnya
dengan garam-garam kapur. Pada bagian cephalotoraks biasanya
tertutup oleh karapak yang mengandung pigmen dan zat kapur dan
menjulur hingga ke depan diantara dua mata.
Pada bagian kepala Crustacea dewasa memiliki sepasang antena
pertama (antenula), sepasang antena kedua (antenna), sepasang
mandibula, dan dua pasang maksilla yang membantu proses makan. Pada
bagian dada terdiri dari delapan segmen dan memiliki tiga pasang
maksiliped, sepasang cheliped, dan empat pasang periopod (kaki jalan).
Pada bagian abdomen terdiri dari enam segmen dan memiliki lima pasang
pleopod (kaki renang) dan sepasang uropod. Pada udang jantan, pasangan
pleopod 1 dan 2 bersatu (gonopod) yang berfungsi untuk menyalurkan
spermatozoa. Pada udang betina, di bagian segmen ke-11 terdapat
penebalan lubang kelamin yang disebut thelycum. Berikut adalah fungsi
masing-masing lima buah pleopod pada udang jantan dan betina:
Pleopod 1 : pada udang betina berfungsi untuk mereduksi,
sedangkan
pada udang jantan berfungsi untuk memindahkan
spermatophor
kepada betina.
Pleopod 2 : pada udang betina berfungsi untuk melekatkan telur
dan anak
anaknya yang masih muda, sedangkan
pada udang jantan berfungsi untuk memindahkan
spermatophor kepada yang betina.
Pleopod 3, 4, dan 5 : pada udang betina berfungsi untuk
melekatkan telur dan anak
anaknya yang masih muda, sedangkan pada udang
jantan berfungsi untuk menimbulkan aliran air .

Gambar 1. Struktur tubuh Crustacea

b. Myriapoda
Struktur dan Fungsi Tubuh Myriapoda

Kelas Myriapoda
a. Struktur dan Fungsi Tubuh Myriapoda
Tubuh Myriapoda terdiri atas kepala (capuk) dan badan belakang
atau perut (abdomen) dan panjang. Myriapoda tidak memiliki dada.
Pada setiap ruas keluwing (siberkaki berjuta) terdapat dua pasang kaki,
sedangkan pada kelabang terdapat sepasang kaki.
Respirasi dalam sistem trakea. Trakea adalah saluran-saluran udara,
yang berguna untuk mengedarkan oksigen keseluruh tubuh. Saluran-
saluran udara itu bermuara pada sepasang lubang disetiap ruas
tubuhnya. Lubang tersebut disebut spirakel. Melalui spirakel inilah
udara keluar masuk.

Kelas hexapoda/insect (serangga)

a. Struktur dan fungsi tubuh insektaTubuh dibedakan atas kepala


(caput/pehal), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Kepala
Pada kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai
indera pembau dan peraba. Antena serangga yang hidup disiang
hari. Pada mata tunggal terdapat satu lensa dan retina sebagai
penerima rangsang. Mata falet tersusun atas banyak mata tunggal
(anatidium) yang masing-masing permukaannya berbentuk segi
enam.
Dada (thorax)
Dada insekta terdiri atas tiga sekmen, yaitu sekmen depan
(prothorax), tengah (mesothorax), dan belakang
(metathorax). Masing-masing sekmen memiliki kaki jalan. Pada
sekmen prothorax dan mesothorax terdapat sayap.
Perut (Abdomen)
Perut dibentuk oleh 11 sekmen. Sekmen ke 9 dan ke 10
membentuk alat reproduksi. Pada serangga betina, kedua sekmen
ini membentuk alat pelekat telur. Bentuknya memanjang dan
runcing. Ovipositor ini digunakan untuk menembus tanah atau
buah-buahan.
Sistem Respirasi
Insekta bernapas dengan system pembuluh darah yang disebut
trakea. Trakea berupa pembuluh udara, yang terdapat di kiri-
kanan tubuhya. Pada setiap segmen trakea bercabang menuju
kepermukaan kulit, berakhir sebagai lubang yang disebut lubang
spirakel/stigma.
Sistem Transport
Serangga memiliki system peredaraan darah terbuka. Jantungnya
ada 5 buah terletak di dalam bagian dorsal. Darah tidak bertugas
mengedarkan oksigen, karena pengedaran oksigen dilakukan oleh
trakea. Darah bertugas mengedarkan sari-sari makanan.
Sistem Eksresi
Alat eksresi berupa pembuluh Malpighi yang mengelilingi usus.
Pembuluh Malpighi berupa serabut-serabut halus, terkadang
berwarna putih atau kekuningan.
Sistem Pencernaan
Makanan dari mulut serangga masuk ke esafagas, kemudian
kelambung (ventrikulus). Dari lambung, makanan dibawah
keusus dan sisa makanan dikeluarkan lewat anus yang terletak di
posteriol tubuh. Pada jangkrik dapat pelebaran esafogus
berbentuk tabung bulat yang berotot, yang disebut tembolok atau
krop.
System saraf dan inderaMemiliki sistem saraf tangga tali, pada
kepala terdapat simpal saraf yang disebut ganglion otak
c. Chilopoda
Tubuhnya pipih dorso ventral
Panjangnya bisa mencapai 30 cm
Terdiri dari 15 hingga 173 segment, masing-masing dilengkapi
dengan exkremitas kecuali dua segment yang terakhir dan satu
segment tepat dibelakang caput
Antennae panjang, terdiri dari 12 segment atau lebih
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata mengalami modifikasi
menjadi cakar beracun
Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang taring bisa
(maksiliped)
Maksiliped berfungsi untuk membunuh mangsanya
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut
sampai
anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi
Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.

d. Diplopoda
Tubuh diplopoda ialah subsilindris, dan terdiri dari dua puluh lima
buah segment hingga lebih dari seratus, tergantung pada speciesnya.
Hampir setiap segment memiliki dua pasang extremitates, dan ini rupa-
rupanya berasal dari dua buah segment yang berfusi. Satu atau kedua
pasang extremitates pada segment ketujuh dari hewan jantan mengalami
modifikasi menjadi alat capulatio. Alat mulut terdiri dari sepasang
mandibulae dan sepasang maxille. Biasanya dimiliki sepasang antennae
yang pendek dan mata tunggal maupun mata majemuk. Pada antennae
terdapat rambut-rambut pembau dan sepasang kelenjer yang
mengeluarkan aroma tertentu untuk melawan musuhnya pada setiap
segment, dengan saluran-salurannya yang bermuara pada kedua sisi
lateral setiap segment.

Tracheae biasanya tidak bercabang-cabang, melainkan keluar dalam


berkas-berkas dari kantong-kantong yang bermuara keluar di depan
extremitates. Jantung berupa pipa yang terletak sepanjang tubuh sisi
dorsal dengan ostia sepanjang sisi lateral jantung sesuai dengan segment-
segment tubuh. Alat ekskresi ialah tubuli dari Malpighi, ada sebanyak dua
atau empat buah, yang bermuara ke dalam intestinum.

e. Arachnida
Tidak memiliki Antennae
Tidak memiliki mandibulai sejati
Sepasang exkremitas yang pertama berguna sebagai penjepit yang
Disebut Chelicerae
Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian, bagian anterior ialah
cephalothorax dan bagian posterior ialah abdomen

f. Insecta
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi
tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai
moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh
serangga dewasa adalah kepala(caput), dada (thorax),

dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang


padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi
caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Torak
terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari + 9
ruas.Caput merupakan kepala serangga yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya antena, mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut.
Berdasarkan posisinya kepala serangga dibagi menjadi tiga,
yaitu hypognathous, prognathous, danephistognathous.

Hypognathous apabila alat mulutnya menghadap ke bawah, contoh


serangganya adalah belalang Acrididae; prognathous apabila alat
mulutnya menghadap ke depan, contoh serangganya adalah kumbang
Carabidae; dan ephistognathous apabila alat mulutnya menghadap ke
belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo Hemiptera.
(Pedigdo. 1989)
Antena serangga berjumlah dua atau sepasang, berupa alat tambahan
yang beruas-ruas dan berpori yang berfungsi sebagai alat sensor. Bagian-
bagian antena adalah antenifer, soket, scape, pedicel, meriston, dan
flagelum. Bentuk antena serangga sangat bervariasi berdasarkan jenis dan
stadiumnya. Mataserangga terdiri dari dua macam yaitu mata majemuk
dan mata oseli. Mata majemuk berfungsi sebagai pendeteksi warna dan
bentuk, sedangkan mata oseli atau biasa disebut mata tunggal berfungsi
sebagai pendeteksi intensitas cahaya. Mata majemuk terdiri dari beberapa
ommatidia dan mata tunggal terdiri dari satu. Sebagai contoh, mata
majemuk capung terdiri dari 28.000 ommatidia dan satu ommatidiumnya
berukuran + 10 m. Serangga makan dengan menggunakan mulutnya. Ada
beberapa tipe alat mulut serangga, yaitu: penggigit-pengunyah, penggigit-
pengisap, penusuk-pengisap, pemarut-pengisap, pengait-pengisap,
pencecap-pengisap, dan pengisap. (Borror. 1992)

Leher serangga merupakan daerah bermembran yang disebut cervix.


Pada bagian cervix terdapat sepasang cervical sklerit.
Sepasang cervical sklerit ini berfungsi sebagai engsel yang
menghubungkan antara caput dengan torak. Pada beberapa
serangga cervix sklerit ini menyatu dengan pleura pada
protoraks.Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan
abdomen. Torak serangga terdiri dari tiga ruas yaitu protorak, mesotorak,
dan metatorak [Gambar 6]. Torak juga merupakan daerah lokomotor pada
serangga dewasa karena pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau
satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian
dorsal disebut notum. Kaki serangga dewasa berjumlah tiga pasang,
sedangkan pada fase pradewasa jumlah kakinya sangat bervariasi
tergantung spesiesnya. Secara umum kaki serangga terdiri dari beberapa
ruas yaitu trochantin, coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus,pretarsus,
dan claw. Bentuk kaki serangga dewasa juga sangat bervariasi berdasarkan
pada fungsinya. Kaki yang digunakan untuk meloncat disebut saltatorial,
menggali disebut fosorial, berlari disebut kursorial, berjalan disebut
gresorial, menangkap mangsa disebut raptorial, dan berenang disebut
natatorial. (Price. 1984)

Sayap serangga terdiri dari dua atau satu pasang. Serangga bersayap
pada fase dewasa dan pradewasa khusus pada Ephemeroptera yang biasa
disebut fase subimago/preimago. Sayap serangga secara umum berupa
lembaran yang bervena berfungsi untuk terbang. Venasi sayap ini penting
untuk diketahui sebagai dasar untuk menentukan spesies serangga tertentu,
khususnya bangsa lalat dan tawon. Sayap serangga bentuknya sangat
bervariasi, oleh karena itu entomologist memilahkan bentuk-bentuk sayap
ini sebagai dasar untuk menentukan ordo. Sayap depan kumbang sangat
tebal dan kuat yang digunakan sebagai pelindung tubuhnya disebut elytra;
sayap depan kepik yang separuh bagian basal tebal disebut corium dan
selebihnya membran, sayap depan kepik ini disebut hemelytra; sayap
depan kecoa disebut tegmina; dan sayap belakang lalat yang disebut halter
berukuran sangat kecil berujung membulat berfungsi sebagai alat
penyeimbang ketika terbang. (Jumar. 2000)

Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat


pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari
beberapa ruas, rata-rata 9-10 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami
sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran.
Bagian dorsal yang mengalami sklerotisasi disebut tergit, bagian ventral
disebut sternit, dan bagian ventral berupa membran disebut pleura. (Nolan.
1970)

14. Sebutkan daur hidup, bentuk infektif, tempat predileksi pada manusia dan
metoda transmisi dari Crustacea, Myriapoda, Chilopoda, Diplopoda, ,
Arachnida, Insecta

Arthropoda
Hampir 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah
Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida,
contohnya adalahPeripatus di Afrika Selatan

Arthropodaberasaldari kata arthron yang berarti ruas dan podos yang berarti
kaki.Hewan yang termasuk filum ini mempunyai kaki yang beruas-
ruas.Misalnya udang, kepiting, laba-laba dan kaki seribu.

INSECTA (SERANGGA)

Insecta disebut juga serangga atau heksapoda.Heksapoda berasal dari kata


heksa yang artinya enam (6) dan kata podos yang berarti kaki.Insecta
mempunyai ciri khas yaitu berkaki 6 (tiga pasang).Diperkirakan oleh para
ahli zoologi, insecta mempunyai jumlah lebih dari 70.000 jenis.Insecta
berhabitat hampir di seluruh bagian biosfer, kecuali di laut.

CIRI

- Insect
Tubuh insecta beruas-ruas, terdiri atas segmen kepala (cephalo), dada
(toraks) dan perut (abdomen).Kepala insecta terdiri atas satu segmen yang
sebenarnya merupakan persatuan dari enam segmen. Pada bagian kepala
terdapat :
A. Sepasang mata faset (majemuk), yaitu mata yang memiliki beberapa
ommatidia (mata tunggal)
B. Sepasang antena/alat peraba.
C. Tiga pasang alat mulut, yaitu : rahang muka, rahang tengah, rahang
belakang
Dada (toraks) terdiri dari tiga segmen, yaitu prototoraks, mesotoraks dan
metatoraks.Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki yang beruas-
ruas.Pada beberapa insecta, di bagian kakinya terdapat keranjang serbuk
sari.Pada umumnya insecta mempunyai dua pasang sayap.
Menurut tipe mulutnya, Insecta digolongkan menjadi empat (4) tipe mulut,
yaitu :
a) mulut menggigit dan mengunyah, misalnya jangkrik dan berbagai
macam belalang.
b) mulut menggigit dan menjilat, misalnya berbagai macam lebah.
c) mulut menusuk dan mengisap, misalnya nyamuk.
d) mulut mengisap, misalnya kupu-kupu
Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan
(maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium).

Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:


a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)

ORGAN

Sistem Keterangan
Organ
Sistem Organ pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di
pernapasan kanan-kiri pada tiap ruas, sebagian larva bernapas dengan insang
trakea pada bagian perutnya.
Sistem Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga terjadi
pencernaan di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung
makanan kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna secara mekanis
di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar.
Sistem Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair), tidak
peredaran mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak mengandung
darah hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigenatau
karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan
Sistem Sistem syarafnya disebut tangga tali dengan penerima rangsangan
syaraf berupa :
a. mata faset (majemuk)
b. antena
c. alat pembuat suara (misalnya pada Orthoptera dan Hemiptera)
dan alat pendengar.
d. alat yang menimbulkan cahaya (kunang-kunang)

Sistem Keterangan
Organ

Sistem Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh Malpighi.


ekskresi

Sistem Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis maupun


reproduksi paedogenesis. Partenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa
dibuahi oleh spermatozoid, misalnya lebah. Sedangkan
paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di tubuh
larva, misalnya Diptera. Dalam perkembangan menuju dewasa,
Insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase
telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis. Fertislisasinya
internal, artinya pembuahan sel telur oleh spermatozoid
berlangsung di dalam tubuh induk betina.

KLASIFIKASI INSECTA

Berdasarkan metamorfosisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok,


yaitu: Hemimetabola(metamorfosis tidak sempurna) dan
Holometabola(metamorfosis sempurna).
1. Hemimetabola
- isoptera
- orthoptera
- odonata
- hemiptera
- homoptera

2. Neuroptera

- lepidoptera

- diptera

- coleoptera

- siphonoptera

- hymenoptera

3. Isoptera / archiptera

Ciri-ciri OrdoIsoptera / Archyptera (sayap tipis):

Metamorfosis tidak sempurna.

Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama bentuknya.

Kedua sayap tipis seperti jaringan / selaput.

Tipe mulut menggigit.

Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai


Pada rayap terjadi polimorfisme, artinya di dalam satu spesies terdapat
bermacam-macam bentuk dengan tugas yang berbeda. Rayap hidup
berkoloni, dalam koloni ini terjadi pembagian tugas kerja, yaitu:

Ratu, yakni laron (rayap betina fertil). Biasanya tubuh gemuk dan tugasnya
adalah bertelur.

Raja, yaitu laron (rayap jantan fertil), tugasnya melestarikan keturunan.

Serdadu, rayap yang bertugas memper-tahankan sarang dan koloni dari


gangguan hewan lain.

Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja, serta menjaga
sarang dari kerusakan. Sifat rayap pekerja dan rayap serdadu bersifat steril

ORTHOPTERA

Ciri-ciri OrdoOrthoptera (sayap lurus) :

Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut
tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai
penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai
belakangnya yang lebih kuat dan besar.

Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada


ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.
Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk
meletakkan telur.

Tipe mulut menggigit.

Contoh:

Belalang (Dissostura sp)

Belalang ranting (Bactrocoderma aculiferum)

Belalang sembah (Stagmomantis sp)

Kecoak (Blatta orientalis)

Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)

Jangkrik (Gryllus sp)

NEUROPTERA
Ciri-ciri Ordo Neuroptera (sayap jala) :

Tipe mulut menggigit

mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.

Mengalami metamorfosis sempurna

Contoh :

Undur-undur

LEPIDOPTERA

Ciri-ciri Ordo Lepidoptera( sayap sisik) :

Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.

Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur larva


kepompong (pupa) imago

Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar

b. Pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.

Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat
dijulurkan.
Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:

a.Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)

Contohnya:

Hama kelapa (Hidari irava)

Hama daun pisang (Erlonata thrax)

Kupu-kupu pastur (Papiliomemnon)

b.Subordo Heterocera (kupu malam/ ngengat)

Contohnya:

Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Kupu ulat sutra (Bombyx mori)

Ulat jengkol (Plusia signata)

DIPTERA

Ciri-ciri Ordo Diptera (sayap sepasang):

Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang berubah
menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.

Mengalami metamorfosis sempurna.

Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap,
membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosi
Contohnya:

Lalat (Musca domestica)

Nyamuk biasa (Culex natigans). Larvanya tegak dengan permukaan air, jika
hinggap tidak menungging.

Nyamuk Anopheles (vektor penyakit malaria). Larvanya sama rata dengan


permukaan air, jika hinggap menungging.

Aedes aegypti (inang virus demam berdarah). Larvanya berkedudukan tegak


di permukaan air.

Keuntungan Insecta

Insecta yang menguntungkan :

a. Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani
karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.

b. Insecta dibudidayakan karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu


(Apis mellifera).

c. Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang


dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).

d. Untuk dimakan, misal laron, gangsir dan larva lebah (tempayak) yang dapat
diperoleh secara musiman.

e. Merupakan mata rantai makanan yang amat penting bagi kehidupan.


F. Beberapa insecta tanah berperan sebagai predator alami".

Kerugian insecta

Insecta yang merugikan :

a. Menularkan beberapa macam bibit penyakit seperti tifus, kolera dan disentri
oleh lalat dan kecoak. Penyakit demam berdarah dan malaria di sebarkan oleh
nyamuk.

b. Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.

c. Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng)


menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap
cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.

d. Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu
busuk.

e. Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh berbagai


Coleoptera, misal: kumbang beras, kepik.

f. Serangga banyak yang hidup parasit pada ternak maupun ikan.

g. Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.

CRUSTACEA

Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang.Crustacea disebut juga hewan


bercangkang.Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang paling
umum adalah udang dan kepiting.Habitat Crustacea sebagian besar di air tawar
dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat.
CIRI-CIRI CRUSTACEA

Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan
dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh
besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada
bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:

1. 2 pasang antena

2. 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya

3. 1 pasang maksilla

4. 1 pasang maksilliped

Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan


menghantarkan makanan ke mulut.Alat gerak berupa kaki (satu pasang
setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau
menempel di dasar perairan.

SISTEM ORGAN

Sistem Organ Keterangan


Makanannya berupa bangkai atau tumbuhan dan hewan lain.
Namun ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu :

a. Tembolok

b. Lambung otot

c. Lambung kelenjar
Sistem pencernaan Di dalam perut Crustacea terdapat gigi-gigi kalsium yang
makanan teratur berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini
terdapat pula batu-batu kalsium gastrolik yang berfungsi
mengeraskan eksoskeleton (rangka luar) setelah terjadi
eksdisis (penegelupasan kulit). Urutan pencernaan
makanannya dimulai dari mulut, kerongkongan (esofagus),
lambung (ventrikulus), usus dan anus. Hati (hepar) terletak di
dekat lambung. Sisa-sisa metabolisme tubuh diekskresikan
lewat kelenjar hijau.

Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah


Sistem peredaran terbuka karena beredar tanpa melelui pembuluh darah. Darah
darah tidak mengandung hemoglobin (Hb) melainkan hemosianin
yang daya ikatnya terhadap oksigen rendah.

Crustacea bernapas umumnya dengan insang, kecuali yang


Sistem respirasi /
bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuhnya
pernapasan
dan memiliki sebuah jantung untuk memompa darah.

Alat indera berupa sepasang mata majemuk (faset) bertangkai


Alat indera dan yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba
sistem syaraf berupa dua pasang antena. Sistem syarafnya berupa tangga
tali. Pada sistem syarafnya terjadi pengumpulan dan
penyatuan ganglion dan dari pasangan-pasangan ganglion
keluar syaraf yang menuju ke tepi.

Sistem reproduksinya bersifat diesis (berkelamin satu).


Sistem reproduksi Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetas menjadi
larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia.

KLASIFIKASI CRUSTACEA

Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan menjadi 2 subkelas,


yaitu :Entomostraca (udang tingkat rendah) dan Malacostraca (udang tingkat
tinggi)

1. Entomostraca
Branchiopoda
Ostracoda
Copepoda
Cirripedia

2. Malacostraca

Isopoda
Stomatopoda
Decapoda

BRANCHIOPODA

Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Hewan ini sering disebut kutu air
dan merupakan salah satu penyusun zooplankton.Pembiakan berlangsung secara
parthenogenesis.
OSTRACODA

Contoh: Cypris candida, Codona suburdana. Hidup di air tawar dan laut sebagai
plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.

ISOPODA

Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.

Contoh:

- Onicus asellus (kutu perahu)


- Limnoria lignorum. Keduanya adalah pengerek kayu.
DECAPODA

Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam.Hewan ini mempunyai
sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya
bagi kehidupan manusia.Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan
yang kaya dengan protein.Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan.
Kepala dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh
mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki
sepuluh.Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.

PERANAN CRUSTACEA

Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:

1) Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan
kepiting.

2) Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber


makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.

Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:

1) Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.

2) Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.

3) Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.


ARACHNIDA

Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau


caplak.Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan
dan tumbuhan.Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator.Tempat hidupnya
adalah di darat.

CIRI-CIRI ARACHNIDA

Tubuh bersegmen terdiri atas sefalotoraks serta abdomen yang tak beruas. Di
bagian sefalotoraks terdapat organ-organ berikut ini :

1. Empat (4) pasang kaki

2. Delapan (8) buah mata sederhana di bagian depan

3. Satu (1) pasang kalisera (taring pisau mengandung racun berbentuk gunting
atau catut untuk melumpuhkan mangsa)

4. Sepasang pedipalpus yang berfungsi sebagai indera, tangan maupun alat untuk
melakukan kopulasi.

5. Suatu organ di depan anus yang menghasilkan sutera disebut spinerets.

Alat gerak Arachnida berupa empat pasang kaki dan satu pasang pedipalpus untuk
memegang makanan.

SISTEM ORGAN

Sistem Keterangan
Organ

Sistem Organ respirasi berupa paru-paru buku yang terletak di daerah perut depan
respirasi
Sistem Makanan ditangkap dengan jaring tepi dan ada pula yang diisap dari
Pencernaan inangnya oleh Arachnida yang hidup sebagai parasit. Alat pencernaan
makanan berturut-turut mulai dari mulut --> perut --> usus halus --> usus
besar --> kantung --> feses --> anus. Alat pencernaan dilengkapi dengan 5
pasang usus buntu yang terletak dibagian depan dan hati di bagian
abdomen.

Sistem Sistem peredaran darahnya terbuka dan menggunakan jantung pembuluh


peredaran serta arteri. Jantung pembuluh terdiri dari kantung otot yang memiliki
darah ostium di setiap ruas

Sistem Sistem syarafnya berupa persatuan ganglion-ganglion yang disebut sistem


syaraf syaraf tangga tali.
Alat indera Alat indera terdiri atas delapan buah mata sederhana dan sepasang
pedipalpus yang fungsinya mirip antena.

Sistem Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan
reproduksi sperma yang terjadi dalam tubuh betinanya (fertilisasi internal). Hewan
jantan dan betina terpisah (diesis). Ada yang ovipar, ovovivipar dan
vivipar.

KLASIFIKASI

Arachnida dibagi menjadi 3 ordo :

1. Scorpionida

Contohnya:
- Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp)

- Ketonggeng (Buthus)

Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat
pembela diri.
2. Arachnoida

Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :

- Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)

- Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)

- Laba-laba penjerat (di Malaysia)

- Laba-laba pemburu (di Meksiko)

- Laba-laba srigala

- Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles recluse

- Tarantula (Rhechostica hentz)

Aracina

Acarina dipelajari dalam Acarologi, contohnya:

- Caplak kudis (Sacroptes scabiei)

- Caplak unggas (Dermanyssus)

- Caplak sapi (Boophilus annulatus)

- Tungau (Dermacentor sp.)


PERANAN ARACHNIDA

Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama


serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak
merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:

a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia

b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.

c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.

MYRIAPODA

Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan


tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang
kaki.Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut).
Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama
tempat yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan
CIRI MYRIAPODA

Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut (abdomen) tanpa dada
(toraks), dan beruas-ruas, terdiri atas 10 hingga 200 segmen.Dibagian kepala
terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal
(ocellus).Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap pergantian kulit.

Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di tiap
segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada
tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya.Eksoskeleton terdiri dari kulit
keras dari zat kitin yang berfungsi melindungi alat-alat dalam, tempat
melekatnya otot dan memberi bentuk tubuh. Zat kitin tidak larut dalam air,
alkohol, alkalis, asam maupun getah pencernaan hewan lain. Kulit kitin yang
tipis terletak pada perbatasan antara dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin yang
tebal.Dengan adanya kulit kitin yang tipis inilah maka hewan ini dapat bergerak
leluasa. Kulit kitin ini mengalami eksdisis
SISTEM ORGAN

Sistem Organ Keterangan


Sistem Saluran pencernaannya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda
pencernaan bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen pertama, sedangkan
Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah dan daun-daunan.
Sistem Organ pernapasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di
respirasi kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap
ruasnya.
Sistem Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasiberupa
peredaran jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh.
darah Pada Chilopoda terdapat sepasang ostium di tiap segmen, sedangkan pada
Diplopoda terdapat dua pasang ostium di tiap segmen. Darah tidak berwarna
merah karena tidak mengandung hemoglobin (Hb), melainkan hemosianin
yang larut dalam plasma. Dari jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap
segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh yang
mengambil bagian dalam peredaran darah).
Sistem Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi yang bertugas
ekskresi mengeluarkan cairan yang mengandung unsur Nitrogen (N).
Sistem syaraf Sistem syarafnya disebut syaraf tangga tali dengan alat penerima rangsang
berupa satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
Sistem Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma
reproduksi (fertilisasi internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.
KLASIFIKASI

Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua subkelas,


yakni:

Kelas Chilopoda

Contoh: kelabang :Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans.

Ciri-cirinya :

Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 173
ruas).Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang
kepala dan dua segmen terakhirnya.Pada segmen di belakang kepala terdapat
satu pasang taring bisa (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh
mangsanya.Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12
segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut.Hewan ini memangsa hewan
kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga
bersifat karnivora.
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai
anus.Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang
yang terbuka hampir pada setiap ruas.
Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah
membusuk.Kelas ini sering disebut Sentipede.
Kelas Diplopoda

Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)

Ciri-cirinya Diplopoda:

Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 100 segmen) terdiri atas
kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan
tidak mempunyai taring bisa (maksiliped).Pada ruas ke tujuh, satu atau
kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata
tunggal.
Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan
yang telah membusuk.
Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Alat respirasi dua buah saluran Malpighi

PERANAN MYRIAPODA
Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi manusia,
bahkan ada beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak
membahayakan.Namun Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam
memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk membentuk
humus.Serasah ialah lapisan daun dan ranting-ranting di dasar hutan atau
kebun. Proses penghancuran serasah tidak langsung ditangani
mikroorganisme, karena mikroorganisme justru menguraikan kotoran
hewan-hewan.

15. Jelaskan metode pencegahan dari infeksi Crustacea, Myriapoda, Chilopoda,


Diplopoda, , Arachnida dan Insecta
b. Crustacea
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari artropoda, terdiri dari
kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya
dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini mencakup hewan-
hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang
karang, serta teritip.
Parasit ini sering menginfeksi budidaya ikan laut. Cara pemncegahan
infeksi parasit ini adalah :
1. Membersihkan kolam ikan minimal 2 kali dalam seminggu
2. Sterilkan peralatan pengangkut maupun penanganan ikan
3. Gunakan air berkualitas tinggi untuk mencegah infeksi parasit
4. Seleksi ikan sebelum dibudidayakan, jangan sampai ikan tersebut
telah terinfeksi sebelumnya sehingga dapat menginfeksi ikan
ikan lainnya.
c. Myriapoda
Myriapoda adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang
yang termasuk dalam filum Arthropoda. Contohnya keluwing dan
kelabang merupakan binatang yang sangat menakutkan karena bila
menggigit dapat menyebabkan kematian.Cara pencegahannya yaitu :
1. Rajin membersihkan ruangan kamar, Ruang tamu, Teras depan dan
lingkungan sekitar. Tempat yang senantiasa bersih dan tertata rapih
dapat menghindari dari datangnya hewan myrioapoda. Myriapoda
cenderung tidak menyukai lokasi tempat yang sering dijangkau
manusia.
2. Menutup lubang lubang yang ada pada sudut dinding, Permukaan
lantai atau bawah lemari yang terlihat gelap. Lubang lubang kecil
bisa dihinggapi oleh hewan myriapoda untuk menetap dan
berkembang biak.
3. Sebarkan beberapa kamper pada sudut ruangan rumah atau sudut
dinding. Aroma kamper sangat menyengat dan tidak disukai
bintang pengerat, Jenis serangga dan binatang kecil berbahaya
seperti lipan, kalajengking termasuk kaki seribu.
4. Menaburkan kapur anti semut pada beberapa tempat yang dicurigai
dapat didatangi hewan kaki seribu misalnya pada bawah tempat
tidur yang sakit dijangkau untuk dibersihkan atau tempat bawah
lemari .
5. Hindari tumpukan buku atau benda benda yang tidak terpakai atau
barang barang yang tidak pernah dibersihkan dan ditata ulang.
Benda benda yang menumpukan memberi kesan kotor dan gelap
sehingga hewan myriapoda menyukainya untuk tempat
berlindung. Semakin minim tumpukan barang ada didalam rumah
maka bahaya myriapoda dapat dihindari

d. Chilopoda

Chilopoda atau Kaki seratus adalah Ordo dari anggota hewan tak
bertulang belakang yang termasuk dalam filum Arthropoda, kelas
Myriapoda. Hewan ini tergolong hewan pemangsa (predator),
makanannya adalah cacing dan serangga. Cara pencegahan infeksi
parasit ini adalah :
1. Menjaga beberapa tempat agar tidak lembab
a. Memastikan selokan di sekitar rumah anda, bisa menjauhkan
terjadinya kelembaban pada pondasi bangunan rumah anda
b. Segera menyapu daun yang jatuh dari pohon, serta
menjauhkannya dari rumah anda.
c. Jauhkan tumpukan mulsa basah dan tanah jauh dari rumah
anda.
d. Gunakan dehumidifier untuk menjaga rumah anda tetap kering.
2. Segera dempul pondasi maupun retakan dirumah anda
3. Tutup saluran atau ruangan disekitar kabel yang ada dirumah anda
4. Perbaiki kaca yang rusak dengan menambal atau menggantinya
5. Singkirkan binatang yang menjadi makanan sumber chilopoda
dirumah anda
6. Mengusir chilopoda dengan cuka, garam, dan soda api.
d. Diplopoda
1. Untuk membasmi hewan yang bersarang pada selokan pembuang
seperti kaki seribu yaitu dengan cara gunakan cairan keras dengan
HCL. Cairan keras ini akan membasmi beberapa hewan yang ada
pada saluran pembuangan rumah.
2. Menutup lubang lubang yang dapat memicu masuknya seperti
hewan kaki seribu di dalam rumah.
3. Penyemprotan rumah dengan insektisida
4. Selalu menjaga kebersihan rumah
e. Arachnida
1. Menjaga rumah bebas dari hama, seperti caplak, dengan cara
memotong rumput secara teratur, menyapu daun daun, menjaga
sampah tertutup. Di dalam rumah bisa dilakukan dengan cara ambil
benda benda dari lantai dan jangan tinggalkan pakaian kotor
berserakan dimana mana. Manfaatkan serbuan caplak sebagai
kesempatn untuk melakukan kegiatan bersih rumah, cucilah
pakaian kotor dengan air panas
2. Bubuhkan pestisida di seluruh bagian rumah.
3. Saat berkemah atau melakuakn kegiatan diluar, untuk terhindar
dari gigitan kalajengking, periksalah terlebih dahulu di bagian
sepatu atau pakaian sewaktu berkemah.
f. Insecta
Metode pencegahannya:
1. Memakai alat alat yang langsung membunuh, menangkap,
ataupun menghalau serangga, misalnya memasang kawat kasa di
jendela atau pintu, memasang perangkap lalat.
2. Menjaga selalu kebersihan lingkungan seperti cara 3 M (mengubur,
menutup, dan menguras) agar tidak terjadi perkembangbiakan dari
nyamuk
3. Penyemprotan residual spray untuk membunuh nyamuk dewasa.
4. Menaburkan bubuk abate kedalam bak atau persediaan air untuk
membunuh larva nyamuk
5. Melakukan vogging

Anda mungkin juga menyukai