Anda di halaman 1dari 36

KARBOHIDRAT

Ditulis dalam Rangka Memenuhi Tugas Kuliah Biokimia Gizi

Oleh : kelompok II B

Kadek Dita Lucyanthyka A P07131012006


Ni Putu Tia Pratiwi P07131012017
Ni Kadek Dwi Damayanti P07131012032

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2013

1|Karbohidrat
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan
sedikitpun.
Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi para
pembaca, baik dalam ilmu pengetahuan ataupun dalam kehidupan sosial masyarakat.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami
harapkan guna menambah wawasan dan agar nantinya kami dapat membuat makalah yang lebih
baik.
Pada akhinya kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 8 September 2013

Penulis

2|Karbohidrat
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii


Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang ................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
c. Tujuan ................................................................................................................ 2
d. Manfaat ............................................................................................................. 2

Bab II Pembahasan
a. Definisi dan Tata Nama ...................................................................................... 3
b. Fungsi ................................................................................................................. 4
c. Sumber ................................................................................................................ 4
d. Pencernaan, Penyerapan dan Transportasi ........................................................... 5
e. Metabolisme ......................................................................................................... 9
f. Nilai Laboratorium Pendukung ........................................................................... 27
g. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme ........................................................... 28
d. Prinsip Analisis Zat Gizi Interpresi Hasil. .. 30

Bab III Penutup


a. Simpulan.............................................................................................................. 32

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 33

3|Karbohidrat
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan yang penting bagi kehidupan.
Lewat fotosintesis tumbuhan mengkonversi CO2 atmosfir menjadi karbohidrat, terutama
selulosa, pati dan gula. Selulosa adalah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan
jaringan kayu pada tumbuhan, sedangkan pati bentuk cadangan utama karbohidrat sebagai
sumber energi. Beberapa tumbuhan tertentu (tebu) menghasilkan sukrosa yaitu gula pasir.
Gula lain yaitu glukosa merupakan komponen utama darah. Dua gula lainnya ribosa dan 2-
deoksiribosa ialah komponen material RNA dan DNA. Karbohidrat lain penting sebagai
komponen koenzim, antibiotik, tulang rawan, cangkang kruesta, dinding sel bakteri dan
membran sel mamalia. Karbohidrat timbul karena rumus molekul senyawa ini dapat
dinyatakan sebagai hidrat dan karbon. Contohnya glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6.
dapat juga ditulis C6(H2O)6. Sebagai struktur organik karbohidrat ialah polihidroksialdehida,
polihidroksiketon atau zat yang memberikan senyawa seperti itu jika dihidrolisis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan karbohidrat?
2. Apakah fungsi dari karbohidrat ?
3. Apakah penyakit yang disebabkan oleh gangguan karbohidrat serta bagaimana dengan
niai laboraturium pendukungnya?
4. Bagaimanakah prinsip, dan analisis zat gizi interpresi hasil dari karbohidrat ?

4|Karbohidrat
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan tatanama karbohidrat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi karbohidrat di dalam tubuh.
3. Mahasiswa dapat mengetahui penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme
serta nilai laboraturium yang mendukung.
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan analisis zat gizi hasil dari karbohidrat.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini, antara lain :
1. Kepada Dosen sebagai salah satu prasyarat untuk memenuhi nilai tugas biokimia.
2. Kepada Mahasiswa sebagai salah satu prasyarat untuk memenuhi kuliah biokimia.

5|Karbohidrat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Tata Nama


Karbohidrat hidrat dari karbon, hidrat arang atau sakarida dari bahasa Yunani
sakcharon berarti gula adalah segolongan besarsenyawa organik yang paling melimpah di
bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.
Sebagai sumber energi, karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk
hidup, terutama sebagai bahan bakar misalnya glukosa, selain itu berfungsi sebagai
cadangan makanan misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan, materi
pembangun misalnya selulosa pada tumbuhan , kitin pada hewan dan jamur. Pada proses
fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil sebagai aldehida atau keton dan banyak
gugus hidoksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Bentuk-bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida, yakni rangkaian dua monosakarida
dan oligosakarida rangkaian beberapa monosakarida.

6|Karbohidrat
B. Fungsi
Karbohidrat memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Sumber Energi Tubuh
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai pasokan utama energi bagi tubuh. Setiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Keberadaan karbohidrat di dalam tubuh, sebagian ada
pada sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi, sebagian terdapat pada hati dan
jaringan otot sebagai glikogen, dan sebagian lagi sisanya diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
2. Melancarkan Sistem Pencernaan.
Makanan tinggi karbohidrat kaya akan serat yang berfungsi melancarkan sistem
pencernaan dan buang air besar. Serat pada makanan dapat membantu mencegah kegemukan,
kanker usus besar, diabetes mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kolesterol
tinggi.
3. Mengoptimalkan Fungsi Protein.
Ketika kebutuhan karbohidrat harian tidak terpenuhi, maka tumbuh akan mengambil
protein sebagai cadangan energi. Akibatnya fungsi protein sebagai zat pembangun tidak
optimal. Memenuhi kebutuhan karbohidrat akan membuat protein melaksanakan tugas
utamanya sebagai zat pembentuk tubuh.
4. Mengatur Metabolisme Lemak.
Fungsi karbohidrat lainnya, yaitu sebagai pengatur metabolisme lemak dalam tubuh.
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.
5. Karbohidrat Sebagai Pemanis Alami
Karbohidrat juga berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, khususnya
monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama, dan Fruktosa
adalah jenis gula yang paling manis.
C. Sumber
Karbohidrat merupakan senyawa yang keberadaannya sangat melimpah di dunia ini.
Banyak sekali jenis makanan yang mengandung karbohidrat. Berikut ini beberapa
diantaranya:
1. Beras Merah

7|Karbohidrat
Kandungan tinggi seratnya yang membuat nasi merah dianggap sebagai sumber
karbohidrat yang baik dan sehat. Nasi merah juga mengandung magnesium, zat besi, vitamin
B, vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin B6. Beras merah juga bisa mengurangi kolesterol
jahat LDL tanpa mengurangi kolesterol baik HDL. Makan dua porsi atau lebih beras
merah juga mengurangi resiko diabetes.

2. Kentang rebus
Makanan sumber karbohidrat yang terakhir ini memang tidak diragukan lagi. Kandungan
pati yang tinggi menyebabkan makanan ini menimbulkan rasa kenyang dan juga
menghasilkan kalori yang cukup besar. Oleh karena itu tak heran jika sebagian orang dapat
menahan lapar hingga siang hanya dengan sarapan kentang.
3. Ubi Jalar
Ubi jalar adalah sumber karbohidrat yang sehat untuk penderita sakit maag, diabetes,
masalah berat badan dan radang sendi. Nutrisi yang terkandung di dalamnya adalah serat,
mangan, tembaga, potasium, zat besi, vitamin A, vitamin C dan vitamin B6. Ubi jalar juga
kaya akan beta-karoten yang merupakan antoiksidan yang banyak ditemukan pada sayuran
berdaun hijau.
4. Sagu
Sagu menjadi makanan pokok bagi penduduk di daerah Maluku atau Papua. Tanaman
sagu biasa tumbuh di daerah rawa-rawa di daerah Indonesia Timur dan jarang ditemukan di
daerah Barat Indonesia. Bentuknya seperti bubuk yang kemudian akan diolah. Masyarakat
Indonesia Timur ini mengolah sagu menjadi bentuk seperti bubur yang lengket yang disebut
papeda yang biasa disantap dengan ikan kuah kuning
5. Singkong
Singkong juga menjadi salah satu makanan pokok di Indonesia. Akar tanaman ini dapat
menjadi makanan yang mengenyangkan. Biasa disajikan dengan dibuat menjadi tiwul,
digoreng atau direbus.
6. Roti Gandum Utuh
Ada banyak roti gandum yang dijual di pasaran. Tapi apakah itu benar-benar gandum
utuh yang kaya serat? Belum tentu. Jangan hanya percaya dengan label whole wheat bread

8|Karbohidrat
di kemasan. Lihat juga daftar bahan-bahannya. Jika tertulis tepung terigu, sirup jagung, gula
fruktosa atau pengembang/perasa buatan, sebaiknya jangan membelinya.
7. Bijirin Gandum
Bijirin gandum tidak mengalami pengolahan yang terlalu banyak dibandingkan olahan
yang banyak ditemui pada roti putih dan pasta. Mengonsumsi gandum utuh membuat perut
terasa kenyang lebih lama dan bisa meningkatkan metabolisme, karena tubuh memerlukan
banyak tenaga untuk memrosesnya. Bijirin gandum bisa dikonsumsi dalam bentuk barley,
beras merah dan beras coklat.
8. Jagun
Jagung merupakan makanan pokok untuk daerah Madura dan Nusa Tenggara Timur.
Rasanya yang manis membuat banyak orang yang menyukainya. Memiliki kandungan asam
folat dan serat yang baik untuk tubuh. Pada daerah-daerah tertentu, jagung dibuat menjadi
nasi jagung. Dengan cara praktis Anda dapat mencoba memakannya dengan cara direbus
atau dibakar.
9. Kacang-Kacangan
Kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hijau, buncis, kacang panjang, kedelai
dan polong mengenyangkan perut dengan segera, tapi bisa bertahan dalam waktu lama.
Kacang dan polong kaya akan folic acid, serat, vitamin, protein juga karbohidrat kompleks.
Pastikan Anda menggunakan bahan yang segar dan tanpa pengawet. Bukan yang sudah
diolah dalam kaleng atau kemasan beku.
10. Kacang Polong
Seperti halnya kacang, kacang polong juga jenis karbohidrat sehat yang proses
pencernaannya lambat sehingga sangat baik dikonsumsi oleh orang yang tidak dapat
memproses gula dengan baik. Kacang polong mengandung vitamin K, mangan, vitamin C
dan tinggi serat.
11. Buah-Buahan Segar
Buah-buahan mengandung gula alami fruktosa yang tidak membuat tubuh gemuk. Selain
itu juga mengandung mineral dan kaya nutrisi tapi tidak mengandung banyak kalori.
Meskipun buah umumnya mengandung karbohidrat sederhana dan lemak, tapi juga kaya
serat sehingga bereaksi seperti karbohidrat kompleks ketika dicerna.

9|Karbohidrat
12. Buah Apel
Buah apel adalah karbohidrat yang sehat dan rendah kalori. Nutrisi yang terkandung di
dalamnya seperti kalsium, vitamin C, vitamin A, folat, vitamin K dan kalium. Apel sangat
baik dimakan bagi penderita asma, mengurangi resiko kanker dan penyakit jantung serta
menyehatkan pencernaan.
13. Sayuran Hijau
Bayam, kubis, brokoli dan semua jenis sayuran berdaun hijau merupakan sumber
karbohidrat sehat dan berkalori rendah. Sayuran hijau juga mengandung kalsium dan vitamin
K serta merupakan jenis karbohidrat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes.
Sayuran ini juga dikenal bisa mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker. Nutrisi penting
dalam sayuran berdaun hijau adalah vitamin C, kalium, magnesium dan asam folat.
14. Oatmeal
Oatmeal memiliki kadar glycemic index yang rendah (tidak meningkatkan level insulin)
sehingga menjadi salah satu pilihan diet sehat. Cara terbaik mengonsumsi oat adalah dengan
mencampurkan 1 cangkir oat, sejumput kayu manis, 3/4 cangkir susu skim rendah lemak dan
1 sendok teh madu. Anda juga bisa menambahkan potongan pisang, peach, kacang almond
atau kismis.

Sumber karbohidrat memang sangat melimpah dan mudah didapatkan. Namun, kita harus
tetap menjaga keseimbangan karena sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik. Obesitas
atau kegemukan merupakan salah satu contoh terlalu banyak konsumsi karbohidrat.

D. Pencernaan, Penyerapan dan Transportasi

1. Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat dimulai semenjak berada di mulut. Enzim ptyalin (amilase)
yang dihasilkan bersama dengan liur akan memecah polisakarida menjadi disakarida. Enzim
ini bekerja di mulut sampai fundus dan korpus lambung selama satu jam sebelum makanan
dicampur dengan sekret lambung. Enzim amilase juga dihasilkan oleh sel eksokrin pankreas,
di mana ia akan dikirim dan bekerja di lumen usus halus sekitar 15-30 menit setelah makanan

10 | K a r b o h i d r a t
masuk ke usus halus. Amilase bekerja dengan cara mengkatalisis ikatan glikosida (14) dan
menghasilkan maltosa dan beberapa oligosakarida.
Setelah polisakarida dipecah oleh amilase menjadi disakarida, maka selanjutnya ia
kembali dihidrolisis oleh enzim-enzim di usus halus. Berbagai disakaridase (maltase, laktase,
sukrase, -dekstrinase) yang dihasilkan oleh sel-sel epitel usus halus akan memecah
disakarida di brush border usus halus. Hasil pemecahan berupa gula yang dapat diserap yaitu
monosakarida, terutama glukosa. Sekitar 80% karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa,
sisanya galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh usus halus melalui
transportasi aktif sekunder. Dengan cara ini, glukosa dan galaktosa dibawa masuk dari
lumen ke interior sel dengan memanfaatkan gradien konsentrasi Na+ yang diciptakan oleh
pompa Na+ basolateral yang memerlukan energi melalui protein pengangkut SGLT-1.
Setelah dikumpulkan di dalam sel oleh pembawa kotranspor, glukosa dan galaktosa akan
keluar dari sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi untuk masuk ke kapiler darah.
Sedangkan frukosa diserap ke dalam sel melalui difusi terfasilitasi pasif dengan bantuan
pengangkut GLUT-5.

2. Penyerapan Karbohidrat
Penyerapan beberapa monosakarida seperti glucose, fructose, dan galaktose terjadi
dengan proses yang membutuhkan energy melibatkan inklinasi kimiawi Na+ ekstraseluler ke
inklinasi intraseluler melintasi brush border, pompa Na+. Antara glucose dan galaktose
berkompetensi untuk system pengangkutan yang sama. Kapasitas system untuk megambil
glucose demiian besar, menurut hasil estimasi, untuk orang dewasasecara teoritis dapat
menyerap lebih dari 20 lb(sekitar 9kg) selama 24 jam (MacDonald, 1980). Disakarida,
glucose, diserap secar bersama atau lebih cepat(sebagai glucose dan fructose) pada saat
dipecah dalam brush border sel mukosa intestin.
Oleh karena mukosa intestin mengambil mono dan disakarida maka konsumsi gula-gula
ini dan banyak karboidrat lain akan meningkatkan kadar glucose, fructose dan galaktose
plasma dengan cepat dan secara nyata. Hal ini akan menghasilkan suatu seri aktivitas
adaptasi guna mempertahankan homeostasis plasma. Memakan beberapa bahan makanan
yang mengandung karbohidrat kompleks (polimerik) yanga dapat dicerna tidak akan
mengubah glucose darah secara cepat, hal ini disebabkan oleh proses pencernanan pati yang

11 | K a r b o h i d r a t
lebih lamban oleh amylase saliva dan pankreas. Akibatnya aktivitas adaptasi yang kurang
drastis (termasuk ekskresi insulin) mungkin diperlukan kalau karbohidrat yang dimakan
dalam bentuk pati dengan gula.

E. Metabolisme
a. Jalur-Jalur Metabolisme Karbohidrat
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus
asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1) Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi
berupa ATP.
2) Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3) Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP.
4) Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen).
Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika
kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi
menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5) Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan
oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6) Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan
protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme
untuk memperoleh energi.

12 | K a r b o h i d r a t
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel
tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam
metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti
sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.

Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan di usus dibawa darah menuju ke
seluruh sel tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami glikolisis yaitu peristiwa
pemecahan gula hingga menjadi energi (ATP). Ada dua jalur glikolisis yaitu jalur biasa untuk
aktivitas/kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP terbatas, dan glikolisis jalur
cepat yang dikenal dengan jalur Embden Meyer-Hoff untuk menyediakan ATP cepat pada
aktivitas/kegiatan kerja keras, misalnya lari cepat. Jalur cepat ini memberi hasil asam laktat
yang bila terus bertambah dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat . Asidosis ini dapat
berakibat fatal terutama bagi orang yang tidak terbiasa (terlatih) beraktivitas keras. Hasil
oksidasi glukosa melalui glikolisis akan dilanjutkan dalam Siklus Kreb yang terjadi di bagian
matriks mitokondria. Selanjutnya hasil siklus Kreb akan digunakan dalam System Couple
(Fosforilasi Oksidatif) dengan menggunakan sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan
Oksigen sebagai penangkap ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan system
sitokrom di-blokir oleh senyawa racun sehingga reaksi Reduksi-Oksidasi dalam system
couple, terutama oleh Oksigen, tidak dapat berjalan. Selanjutnya disarankan membaca
materi biokimia enzim, oksidasi biologi, dan glukoneogenesis pada situs ini juga.

13 | K a r b o h i d r a t
Siklus asam sitrat sebagai lintasan amfibolik dalam metabolisme (perhatikan jalur
persimpangan jalur katabolisme dan anabolisme) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

14 | K a r b o h i d r a t
Ilustrasi skematis dari lintasan metabolik dasar

Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai


katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.

Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:

1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2
piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.

15 | K a r b o h i d r a t
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen
ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi
piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus
diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh
energi.

Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah
proses pemecahan glukosa menjadi:
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat,
dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Selain
itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.

Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:

Glukosa + 2ADP +2Pi 2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O

16 | K a r b o h i d r a t
Lintasan detail glikolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Secara
rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut (pada setiap tahap, lihat dan

17 | K a r b o h i d r a t
hubungkan dengan Gambar Lintasan detail metabolisme karbohidrat):

1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau
Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP bereaksi
sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP digunakan,
sehingga hasilnya adalah ADP. (-1P)
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga
dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik oleh
produk reaksi glukosa 6-fosfat.

Mg2+

Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa
isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada
anomer -glukosa 6-fosfat.

-D-glukosa 6-fosfat -D-fruktosa 6-fosfat

3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim


fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus
bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi fisiologis
tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat,
sehingga hasilnya adalah ADP.(-1P)

-D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat

18 | K a r b o h i d r a t
4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid 3-
fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa
1,6-bifosfat aldolase).

D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya
(reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa
isomerase.

D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat

6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-


bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi
aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3-fosfat.

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+

Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD.

Atom-atom hydrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD+
yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat
berenergi tinggi. (+3P)

Catatan:

Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi Gliseraldehid 3-


fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, dengan
demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom C tiga (triosa). Jika
molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1

19 | K a r b o h i d r a t
molekul glukosa pada bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 2 x 3P =
6P. (+6P)

7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan sulfur
berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1
senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam
reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase.
Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.

1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP

Catatan:

Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2 x 1P =
2P. (+2P)

8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim fosfogliserat


mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan intermediate dalam
reaksi ini.

3-fosfogliserat 2-fosfogliserat

9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi.
Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsure yang dapat digunakan jika glikolisis di
dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung
pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+.

20 | K a r b o h i d r a t
2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H2O

10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi
spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah
besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah irreversible.

Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATP

Catatan:

Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil
energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)

11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi
oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.

Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+

Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Krebs).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil
oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).

Kesimpulan:

Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

- hasil tingkat substrat :+ 4P


- hasil oksidasi respirasi :+ 6P

21 | K a r b o h i d r a t
- jumlah :+10P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 8P

Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

- hasil tingkat substrat :+ 4P


- hasil oksidasi respirasi :+ 0P
- jumlah :+ 4P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 2P

Oksidasi piruvat

Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang
terjadi di dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang
bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan membran
interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat
dehidrogenase dan analog dengan kompleks -keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam
sitrat.

Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Krebs. Jalur ini juga
merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non
karbohidrat menjadi karbohidrat.

Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai
berikut:

1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi derivate


hidroksietil tiamin difosfat terikat enzim oleh komponen kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.

22 | K a r b o h i d r a t
2. Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok
prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya
TDP lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA,
dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein, yang
mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Akhirnya flavoprotein
tereduksi ini dioksidasi oleh NAD+, yang akhirnya memindahkan ekuivalen pereduksi
kepada rantai respirasi.

Piruvat + NAD+ + KoA Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

23 | K a r b o h i d r a t
Lintasan oksidasi piruvat (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Siklus asam sitrat

Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Krebs dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.

Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA,
dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan
dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan baker jaringan, dalam bentuk
ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-COKoA, asetat aktif), suatu ester
koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.

24 | K a r b o h i d r a t
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.

Siklus asam sitrat sebagai jalur bersama metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

(dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

25 | K a r b o h i d r a t
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam
bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur
ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP
dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau
kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.

Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk
bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga
memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi,
yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.

Lintasan detail Siklus Krebs (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

26 | K a r b o h i d r a t
Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim
sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil
pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang
membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan
hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut
selesai dengan sempurna.

Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O Sitrat + KoA

2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung
dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat
pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.

Sitrat Sis-akonitat Isositrat

(terikat enzim)
H2O H2O

Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA mengadakan
kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa terakhir ini
menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.

3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim


isositrat dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik NAD+, hanya ditemukan di
dalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP+ dan masing-masing secara

27 | K a r b o h i d r a t
berurutan dijumpai di dalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai respirasi
terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang bergantung NAD+.

Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat ketoglutarat + CO2 + NADH + H+

(terikat enzim)

Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting reaksi
dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai intermediate
dalam keseluruhan reaksi.

4. Selanjutnya ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama


dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam keto.

ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+

Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks ketoglutarat dehidrogenase, juga


memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase, contohnya
TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan suksinil KoA (tioester
berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan penumpukan
ketoglutarat.

5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran
enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).

Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA

Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat berenergi
tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari dekarboksilasi
oksidatif ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan berenergi tinggi
disamping pembentukan NADH (setara dengan 3P.

28 | K a r b o h i d r a t
6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan kembali
oksaloasetat.
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2

Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang


terikat pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim lain
yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam siklus
asam sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada
flavoprotein tanpa peran NAD+. Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S).
Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir
penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat.

Fumarat + H2O L-malat

Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan rangkap
fumarat dalam konfigurasi trans.

Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat


dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.

L-Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H+

Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat
dehidrogenase juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa,
sebagian enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan
merupakan protein yang sama seperti enzim mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan
kata lain enzim tersebut merupakan isoenzim).

Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan 1
FADH2 akan dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir dalam siklus asam
sitrat. Dalam hal ini sejumlah ekuivalen pereduksi akan dipindahkan ke rantai respirasi dalam
membrane interna mitokondria (lihat kembali gambar tentang siklus ini).

29 | K a r b o h i d r a t
Selama melintasi rantai respirasi tersebut, ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3
ikatan fosfat berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi ATP dalam proses fosforilasi
oksidatif. Namun demikian FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat
berenergi tinggi selanjutnya akan dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri (pada tingkat substrat)
pada saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.

Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P = 9P

2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P

3. Pada tingkat substrat = 1P

Jumlah = 12P

Satu siklus Krebs akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.

Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Krebs, akan dapat kita hitung
bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian
sebagai berikut:

1. Glikolisis : 8P
2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
3. Siklus Krebs (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P

F. Nilai dan gambaran Lab Pendukung


a. Kadar Gula Dalam Darah
Kadar gula dalam darah normal berkisar antara 70150 mg/dL atau 4
8mmol/l, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl. Namun kadar gula dapat meningkat setelah
makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan

30 | K a r b o h i d r a t
mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh di atas nilai normal,
sedangkan hyperglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan
nilai gula dalam darah dibawah normal.
Diagnosa diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa
mencapai level 126 mg/dL atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah
puasa (minimal 8 jam puasa) mencapai level 180 mg/dL. Sedangkan pemeriksaan gula
darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnose diabetes jika
nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila
di atas 200 mg/dL.

G. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme

Berikut beberapa penyakit akibat kelainan metabolisme karbohidrat:


1. Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya disebabkan
oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan
kelainan bawaan. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut.
Patofisiologis awalnya,pasien tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning
(jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air
kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan
jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.
Karena kelainan ini merupakan herediter yang dibawa oleh ibu atau ayahnya,
seorang wanita yang diduga membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak
mengkonsumsi galaktose selama kehamilan. Jika pengobatan tertunda, anak akan
memiliki tubuh yang pendek dan mengalami keterbelakangan mental. Banyak yang
menderita katarak. Kebanyakan penyebabnya tidak diketahui. Pasien dengan
galaktosemia, dilarang mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung galaktosa
dari karbohidrat seumur hidupnya, seperti susu yang kaya akan galaktosa.
2. Glikogenesis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit
keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan

31 | K a r b o h i d r a t
untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi
glukosa(untuk Glikogenosis digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis
atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama
di hati. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan
(biasanya otot atau hati), yang menunjukkan adanya enzim yang hilang. Pengobatan
tergantung kepada jenis penyakitnya.
Untuk membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali
dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan
memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam. Kadang pada malam
hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke lambung.
Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam urat,
yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut
seringkali perlu diberikan obat-obatan. Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk
mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.
3. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh
tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan
dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi
fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih,
bisa menyebabkan:
a) hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin
b) tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
c) linglung
d) mual
e) Muntah
f) nyeri perut
g) kejang (kadang-kadang)

32 | K a r b o h i d r a t
h) koma.
4. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa
dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000 penduduk menderita
fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi
di dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan
diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
5. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim
yang diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya
ditemukan pada orang Yahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan,
tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis
dengan diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
6. Diabetes melitus (Hiperglykemia)
Penyebab penyakit ini adalah defisiensi insulin. Gejala klinis yang terjadi
akibat penyakit ini adalah Hiperglikemia yaitu Glikosuria Dapat diikuti gangguan
sekunder metabolisme protein dan lemak juga dapat berakhir dengan kematian.
Kebanyakan yang menderita penyakit ini adalah orang yang berusia antara 50-60
tahun atau pada lansia.
H. Prinsip Analisis Zat Gizi Interpresi Hasil
Adanya gugus fungsional aldehida di dalam suatu senyawa kimia dapat didekteksi
melalui proses oksidasi menjadi gugus fungsional karboksilat. Sebagaimana kita ketahui
dalam anorganik, beberapa zat oksidator seperti Cu2+, Fe3+, dan lain-lain akan
mengalami perubahan warna jika mengalami reduksi. Perubahan warna oksidator inilah
yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui keberadaan gugus fungsional aldehida di
dalam suatu senyawa kimia. Pada kenyataannya, hampir semua jenis monosakarida dan
disakarida mengandung gugus fungsional aldehida yang reaktif terhadap peristiwa
oksidasi. Meski secara teoritis hanya gugus aldehida yang ada di struktur rantai terbuka
saja yang dapat mengalami oksidasi, akan tetapi pada kelompok gula yang mempunyai

33 | K a r b o h i d r a t
struktur hemiasetal berbentuk siklik di dalam larutan akan membentuk struktur rantai
terbuka, dan proses ini berada dalam kondisi ekuilibrium. Sehingga di dalam praktek
selalu tersedia gugus aldehid bebas yang akan teroksidasi, dan sesuai dengan azas
ekuilibrium dari Le Chatelier, maka semakin banyak gugus aldehide yang teroksidasi,
akan semakin banyak pula cincin glukopiranosa yang terbuka. Proses ini sifatnya
berkelanjutan, hingga semua molekul monosakarida teroksidasi menjadi asam.
Reaksi reduksi-oksidasi sebagaimana tersebut di atas inilah yang dijadikan
sebagai prinsip dasar penentuan karbohidrat dalam makanan. Jika setelah direaksikan
dengan oksidator, larutan sampel mengalami perubahan warna, maka sampel tersebut
positif mengandung monosakarida dan atau disakarida yang mengandung gugus aldehide
bebas, dan apabila tidak terjadi perubahan warna larutan sampel, maka dapat disimpulkan
bahwa sampel tersebut jika mengandung mono- dan disakarida atau kalaupun
mengandung karbohidrat maka dapat dipastikan bahwa karbohidrat tersebut bukan
berasal dari kelompok aldosa.
Suatu pengecualian berlaku bagi fruktosa. Meski secara teoritis gugus fungsional
keton lebih sukar teroksidasi bila dibanding dengan gugus aldehide, ternyata fruktosa
yang merupakan salah satu jenis gula dari kelompok ketosa memberikan hasil yang
positif pada hampir semua test karbohidrat. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena di
dalam larutan fruktosa melalui jalan enadiol dapat mengalami isomerisasi dan
membentuk struktur aldosa reaksi isomerisasi ini ternyata juga bersifat ekuilibrium.

34 | K a r b o h i d r a t
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Karbohidrat adalah segolongan besarsenyawa organik yang paling melimpah di bumi.


Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar misalnya glukosa, cadangan makanan misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan, materi pembangun misalnya selulosa pada tumbuhan , kitin pada hewan dan jamur.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air.
Karbohidrat merupakan senyawa yang keberadaannya sangat melimpah di dunia ini.
Banyak sekali jenis makanan yang mengandung karbohidrat.Sumber-sumber karbohidrat,
dapat diperoleh dari beras, umbi-umbian dan tepung-tepungan. Pencernaan karbohidrat,
dimulai dari mulut, esophagus,lambung,, usus halus dan berakhir di usus besar, dengan
bantuan beberapa enzim. Penyerapan beberapa monosakarida seperti glucose, fructose, dan
galaktose terjadi dengan proses yang membutuhkan energy melibatkan inklinasi kimiawi Na+
ekstraseluler ke inklinasi intraseluler melintasi brush border, pompa Na+.

Untuk mengetahui kesehatan seseorang, adapun nilai laboraturium yang mendukung


dapat diketahui dari kadar gula darahnya. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
gangguan metabolisme karbohidrat antara lain : diabetes mellitus, intoleransi fruktosa
herediter, glikogenesis, galaktosemia, fruktosuria dan pentosuria. Sedangkan prinsip analisis
karbohidrat adalah menggunakan prinsip reaksi oksidasi.

35 | K a r b o h i d r a t
DAFTAR PUSTAKA

Rathey.2012. Biokimia, Pencernaan Dan Penyerapan Makro Dan Mikro Nutrient.Tersedia


online:
http://rathey91.wordpress.com/2012/02/18/biokimia-pencernaan-dan-penyerapan-makro-dan-
mikro-nutrien/ (diakses pada tanggal 10 September 2013).

Hanif Syaifullah. Pencernaan Dan Asimilasi Karbohidrat, Lemak, Dan Protein.Tersedia online:
http://hanifsyaifullah.blogspot.com/2012/06/pencernaan-dan-asimilasi-
karbohidrat.html (diakses pada tanggal 10 September 2013).

Niayulianty.2012. Metabolisme Karbohidrat, Protein Dan Lipid/Lemak


.Tersedia online: http://niayulianty.blogspot.com/2012/04/metabolisme-karbohidrat-protein-
dan.html (diakses pada tanggal 10 September 2013).

Anonymous.2011. Kelainan Metabolisme. Tersedia online:


http://analismuslim.blogspot.com/2011/12/kelainan-metabolisme-
karbohidrat.html ( diakses pada tanggal 9 September 2013)

Linder, Maria C. 1985. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Universitas Indonesia

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Rachmat, Zul Rusdin.2009. Metabolisme Karbohidrat. Tersedia online:


http://www.scribd.com/doc/26994243/Makalah-Metabolisme-Karbohidrat-Tugas-
Fisiologi-Mikroba ( diakses pada tanggal 9 September 2013)

36 | K a r b o h i d r a t

Anda mungkin juga menyukai