Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

STATISTIK DAN METODE PENELITIAN


(POPULASI DAN SAMPEL)

NAMA KELOMPOK 5

1. JESSICA SUWARDI (14330018)


2. CHRISTIN NAOMI MARTINA (14330019)
3. TYAS KRIESMAWARNI MARTA (14330023)
4. KIKIN OGI FAUZIAH (14330025)
5. SYALMIAH (14330029)

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


FAKULTAS FARMASI
JAKARTA 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara
obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses
kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu
informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha
mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang
digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-
bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat
menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan
dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas
penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah.
Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan
pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan
usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
informasi yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang
diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi
sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode
atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data
terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Menguraikan pengertian populasi dan jenis-jenisnya
2. Menguraikan pengertian sampel
3. Memaparkan teknik sampling
4. Menjelaskan cara untuk menentukan ukuran sampel
BAB II
PEMBAHASAN
A.Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).
Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan
barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa
populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3)
mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran
menjadi objek penelitian.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini :

1. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya di


tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang
lebih luas, maka di tetapkan terdiri dari guru; berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program
S1, jalur tesis, dll.
2. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung
terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.

Bedasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi yaitu
1. Homogeny adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
2. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas batasnya, baik secara kualiatif maupun
kuantitatif.

B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yangdiambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).

Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini:


1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas
(terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi
50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
2. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin
besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih lebih bila objek itu
tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi
biaya.
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi.
Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan
dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau
merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien
yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji
kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5. Masalah ketelitian
Merupakan salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel
memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil
penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa
harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih
ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari Nawawi,1923: 146-
148).

Pengambilan sample harus memperhatikan hal :


1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori. Karena itu informasi tentang populasi perlu
dikejar seberapa jauh dapat diusah1akan. Satu hal yang perlu diingat, bahwa penetapan
jumlah sampel yang terlalu banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is
always better than undersampling).

Menurut Narbuko & Abu (2013: 108) Petunjuk - petunjuk untuk mengambil sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah generalisasi,
selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di sampling itu, yang
penting adalah : kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai kelas-
kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain.

2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya


Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat
populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan reabilitas
bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat
populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan
terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian sampelnya.

3. Sumber-sumber informasi tentang populasi


Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-
macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk dokumen-
dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan,
kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan sebagainnya. Meskipun demikian, haruslah
diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu
perlu karena jangan sampai terjadi data tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun
1965, misalnya bila tahun 1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang,
maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).
4. Menetapkan besar kecilnya sampel.Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus
diambil untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.

5. Menetapkan teknik sampling


Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak mewakili
populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang
menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah pengambilan sampel yang tidak
dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya
dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang
penghasilan rata-rata orang indonesia hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya
yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang
menyeleweng atau disebut biased conclusion.

Keuntungan menggunakan sampel yaitu


1. Memdahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan enggunakan
populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati.
2. Penelitian lebih efesien ( dalam arti menghemat uang, waktu dan tenaga).
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data artinya jia subjeknya banyak
dikhawtirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering
dialami oleh staf bagian pengumpulan dat mengalami kelelahan sehingga pencatatan data
tidak akurat.
4. Peneitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif(merusak) yang menggunakan
spesemen akan hemat dan bias dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bias
digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak.

C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis
teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan
sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
1. Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability
sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk
dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat
dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya
kemungkinannya 0 (nol).
a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan
demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
b) Proportionate Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-
lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi
diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel
penelitian.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang
lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat
orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d) Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu
kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada
sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak


Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bias disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
Teknik sampel ini meliputi samling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan
snowball.
a.) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut.
b.) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c.) Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d.) Sampling Purporsive
Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e.) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f.) Sampling Snowball
Sampling Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar.

D. Menentukan Ukuran Sampel


Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan
100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila
jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut
tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut
yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar
kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126).
Roscoe 1975 (Sugiyono:2013) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebayakan penelitian
2. Jika sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya
3. ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.Dalam penelitian
mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih
besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen
5. yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10
sampai dengan 20

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :


1. Rumus Slovin
n=
n= sampel: N = populasi: d= nilai presisi 95% atau sig= 0.05

2. Tabel Issac dan Michael


s =
dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.
P=Q= 0,5.
D= 0,05.
S= jumlah sampel
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:


a. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan.
b. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target
c. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah: Ukuran populasi, Masalah biaya,
Masalah waktu, Percobaan yang sifatnya merusak,mMasalah ketelitian,dan Masalah
ekonomis
e. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel


1. Probability/Random Sampling
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

Anda mungkin juga menyukai