Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN

DARAH PRIMER ( IADP )

RSUD No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


KAB. MAMUJU UTARA 1/3

Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur,


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
3 Januari 2017 Munawir H. Usman

PENGERTIAN A. Infeksi Aliran Darah (IAD) adalah infeksi akibat pemasangan


kateter intra vena, setelah > 48 jam terpasang kateter intra vena.
B. Infeksi ini bisa juga karena terkontaminasinya larutan infus oleh
mikroorganisme pathogen.
C. Dugaan IAD : memiliki minimal satu dari tanda-tanda berikut
adanya a). demam ( suhu tubuh >380C) atau hipotermi (<370C ),
b) meggigil, hipotensi.c).tidakditemukan sumber infeksi selain
pemasangan kateter vascular, d). didapatkan bakteri pathogen
dalam kultur darah.
D. Dugaan IAD pada anak berusia <1 tahun : memiliki minimal
satu dari tanda-tanda berikut : a). demam ( suhu tubuh >38 0C per
rectal), b). hipotermia (<370C per rectal), apnea, atau
bradikardia, c). tidak ditemukan sumber infeksi selain
pemasangan kateter vascular, d). terdapat bakteri pathogen
dalam biakan kuman.
E. Plebitis adalah : peradangan vena disebabkan oleh kateter atau
iritasi kimiawi zat dan obat-obatan yang diberikan secara intra
vena.
F. Tanda dan gejala plebitis adalah : tanda tanda radang pada
tempat infus seperti : bengkak (tumor), kemerahan (rubor) pada
area penusukan atau sepanjang jalur infus, panas setempat
(calor) dan rasa nyeri (dolor), dengan atau tanpa pus.
G. IAD secara laboratorium dianggap positif bila ditemukan salah
satu: a). hasil kultur darah dari dua tempat yang berbeda dalam
waktu yang bersamaan, mendapatkan kuman yang sama, b).
hasil kultur darah dua kali berturut-turut pada waktu yang
berbeda ditemukan kuman yang sama, c). hasil kultur pembuluh
darah central dan perifer ditemukan kuman yang sama.

TUJUAN Untuk menurunkan angka infeksi aliran darah primer dan


meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan menekan angka
infeksi serendah mungkin.

KEBIJAKAN

Petugas :
1. Tindakan pemasangan kateter intravena dilakukan oleh perawat
PROSEDUR
dan dokter yang terlatih.
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN
DARAH PRIMER (IADP )

RSUD No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


KAB. MAMUJU UTARA 2/3

Perlindungan maksimal area insersi :


PROSEDUR
1. Petugas kesehatan (dokter dan perawat) bekerja dengan prinsip
aseptik dan antiseptik.
2. Petugas kesehatan mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan pemasangan alat intravaskuler, penggantian atau
perawatan alat intravaskuler.
3. Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan
kebutuhan

C. Lokasi pemasangan:
Untuk pemasangan kateter intravena perifer:
1. Petugas kesehatan selalu memulai dari bagian distal antara
lengan satu dengan lengan lainnya, jika memungkinkan.
2. Petugas kesehatan mendahulukan bagian ekstremitas atas.
3. Petugas kesehatan melakukan pemasangan pada daerah
persendiaan hanya pada kondisi khusus atau jika tidak dapat
dihindari.
4. Petugas kesehatan menghindari daerah yang memar.
5. Petugas kesehatan mengganti kateter intra vena seteleh 3 x
24 jam.
6. Untuk pemasangan kateter intravena central:
a. Petugas kesehatan memperhatikan kontra indikasi seperti
koagulopati, jika harus dipasang.
b. Petugas kesehatan memilih vena subclavian dibanding
vena jugularis atau femoralis, jika tidak ada kontra
indikasi.

D.Perawatan Area Insersi dan Perawatan Kateter Intravena :


1. Petugas kesehatan membersihkan kulit area insersi dengan
antiseptik (alkohol 70%).
2. Petugas kesehatan tidak boleh melakukan palpasi pada kulit
yang telah di desinfeksi.
3. Petugas kesehatan melepaskan peralatan intravaskuler jika
sudah tidak ada indikasi.
4. Petugas kesehatan mengganti selang intravena, piggyback,
port injeksi dan stopcock setiap 72 jam.
5. Petugas kesehatan mengganti selang intravena yang dipakai
untuk transfusi komponen darah, emulsi lemak dalam 24 jam.
6. Petugas kesehatan melakukan flush dengan normal saline,
tidak dengan glukosa.
7. Petugas kesehatan mengganti kateter vena perifer setelah 72-
96 jam atau lebih cepat jika indikasi klinik, untuk kateter vena
central jika dipertahankan lebih lama maka kasa penutup
(dressing) harus diperiksa dan di ganti setiap 48-72 jam.
8. Perawatan kateter (dressing) :
a. Petugas kesehatan mengganti dressing pada kateter bila
basah, lepas atau ingin melakukan inspeksi pada area
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN
DARAH PRIMER ( IADP )

RSUD No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


KAB.MAMUJU UTARA 3/3

insersi.
PROSEDUR
b. Petugas kesehatan mengganti dressing secara rutin setiap 48
jam untuk jangka pendek, dan 7 hari bila menggunakan
dressing transparan kecuali pada pasien anak yang mudah
terjadinya pelepasan keteter.
c. Petugas kesehatan mengganti dressing minimal satu kali
perminggu sampai pasien tidak perlu dipasang kateter.
d. Petugas kesehatan dressing harus tampak bersih dan kering.

E. Port Injeksi Intravena :


1. Petugas kesehatan membersihkan port injeksi dengan
alkohol 70% sebelum menyambung ke selang infus.
2. Petugas kesehatan mempersiapkan dan mengendalikan
mutu campuran larutan intravena, mencampurkan seluruh
cairan parenteral menggunakan teknik steril.
3. Petugas kesehatan memeriksa semua kontainer cairan
parenteral apakah ada kekeruhan, kebocoran, keretakan,
dan tanggal kadaluarsa.
4. Petugas kesehatan memakai vial dosis tunggal parenteral atau
obat-obatan jika mungkin.

F. Pemakaian Obat Multi dosis :


Bila harus menggunakan vial muti dosis :
1. Petugas kesehatan mendinginkan dalam kulkas vial multi
dosis yang dibuka, bila direkomendasikan oleh pabrik.
2. Petugas kesehatan membersihkan karet penutup vial multi
dosis dengan alkohol sebelum penusukan alat ke vial.
3. Petugas kesehatan menggunakan alat steril setiap kali akan
mengambil cairan dari vial multi dosis, dan hindari
kontaminasi alat sebelum menembus karet vial
4. Petugas kesehatan membuang vial multi dosis bila sudah
kosong, bila dicurigai atau terlihat adanya kontaminasi atau
telah mencapai tanggal kadaluarsa.

G. Filter In Line
Petugas kesehatan tidak boleh menggunakan secara rutin untuk
mengendalikan infeksi.
UNIT TERKAIT 1. Rawat inap
2. UGD
3. ICU

Anda mungkin juga menyukai