Anda di halaman 1dari 4

PENCEGAHAN

INFEKSI: INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD)

No Dokumen No Revisi Halaman


STANDAR 0 1/4
PROSEDUR Ditetapkan,
OPERASIONAL Tanggal Terbit Direktur RSU
Kecamatan Tanjung Priok

Drg. Tony Wibowo, M.Kes


NIP.196202061989031011
Pengertian Infeksi Aliran Darah (IAD) adalah infeksi akibat pemasangan
kateter intra vena, setelah > 48 jam terpasang kateter intra vena.
Plebitis adalah : peradangan vena disebabkan oleh kateter atau
iritasi kimiawi zat dan obat-obatan yang diberikan secara intra vena.

Tujuan Untuk menurunkan angka infeksi aliran darah primer dan


meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan menekan angka
infeksi serendah mungkin

Kebijakan Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Kecamatan Tanjung


Priok. Nomor :Tentang Penerapan Surveilans Infeksi Rumah Sakit di
Rumah Sakit Umum Kecamatan Tanjung Priok
Prosedur Indentifikasi pasien dengan IAD
Kriteria :
1. Infeksi ini bisa juga karena terkontaminasinya larutan infus
oleh mikroorganisme pathogen.
2. Dugaan IAD : memiliki minimal satu dari tanda-tanda
berikut adanya
a. demam ( suhu tubuh >380C) atau hipotermi (<370C ),
b. menggigil, hipotensi.
c. tidak ditemukan sumber infeksi selain pemasangan
kateter vascular,
d. didapatkan bakteri pathogen dalam kultur darah.
3. Dugaan IAD pada anak berusia <1 tahun : memiliki minimal
satu dari tanda-tanda berikut :
a. demam ( suhu tubuh >380C per rectal),
b. hipotermia (<370C per rectal), apnea, atau bradikardia,
c. tidak ditemukan sumber infeksi selain pemasangan
kateter vascular,
d. terdapat bakteri pathogen dalam biakan kuman.
4. IAD secara laboratorik dianggap positif bila ditemukan salah
satu :
a. hasil kultur darah dari dua tempat yang berbeda dalam
waktu yang bersamaan, mendapatkan kuman yang
sama,
b. hasil kultur darah dua kali berturut-turut pada waktu yang
berbeda ditemukan kuman yang sama,
PENCEGAHAN
INFEKSI: INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD)

SPO No Dokumen No Revisi Halaman


00 2/4
Prosedur c. hasil kultur pembuluh darah central dan perifer
ditemukan kuman yang sama.

Indentifikasi pasien dengan plebitis


Tanda dan gejala plebitis adalah :
1. tanda – tanda radang pada tempat infus seperti : bengkak
(tumor), kemerahan (rubor) pada area penusukan atau
sepanjang jalur infus,
2. panas setempat (calor) dan rasa nyeri (dolor), dengan atau
tanpa pus.

Bundle IAD
Lima kunci untuk mencegah infeksi aliran darah ( IAD )
1. Kebersihan tangan
2. Perlindungan maksimal area insersi
3. Penggunaan Chlorhexidine sebagai desinfeksi area kulit
4. Lokasi pemasangan
5. Perawatan Area Insersi dan Perawatan Kateter Intravena

1. Kebersihan tangan
 Lakukan kebersihan tangan dengan tehnik cuci tangan
bedah Menggunakan sabun antiseptik yang
mengandung Chlorhexidine 2 atau 4 %
 Di lakukan sebelum melakukan palpasi daerah pemasangan
kateter sentral
 Sebelum dan sesudah memasukkan, mengganti,
mengakses, memperbaiki, atau membalut kateter
intravaskuler
 Ketika tangan jelas kotor atau jika kontaminasi diduga
 Sebelum dan sesudah prosedur invasif
2. Perlindungan maksimal area insersi :
 bekerja dengan prinsip aseptik dan antiseptik.
 cuci tangan dengan chlorhexidine sebelum dan sesudah
melakukan pemasangan alat intravaskuler, penggantian atau
perawatan alat intravaskuler.
 penggunakan alat pelindung diri sesuai dengan kebutuhan
(sarung tangan steril, gaun/baju khusus, masker, duk bolong
/ drape besar steril dan tutup kepala).
 gunakan set pemasangan kateter vena central dan kateter
vena perifer.
3. Penggunaan Chlorhexidine sebagai desinfeksi area kulit
 Bersihkan kulit area insersi dengan antiseptik Chlorhexidine
2% dalam isopropil 70% alkohol.
 Berikan waktu sampai antiseptik kering ( 2 menit )
PENCEGAHAN
INFEKSI: INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD)

STANDAR No Dokumen No Revisi Halaman


PROSEDUR 00 3/4
OPERASIONAL
Prosedur 4. Lokasi pemasangan
Kateter intravena Perifer IVL :
 Selalu dimulai dari bagian DISTAL antara lengan satu
dengan lengan lainnya, jika memungkinkan. dahulukan
bagian ekstremitas atas.
 Pemasangan pada daerah persediaan hanya pada kondisi
khusus atau jika tidak dapat dihindari.
 Hindari daerah yang memar.
Central Vena Line( CVL ):
 Jika harus dipasang, perhatikan kontra indikasi seperti
coagulopati.
 Pilih vena subclavian dibanding vena jugularis atau femoralis,
jika tidak ada kontra indikasi.
 Untuk pemasangan kateter pulmonary arteri (swan-ganz)
tidak direkomendasikan tentang lokasi terbaik.
5. Perawatan area insersi dan perawatan kateter intravena central
dan perifer
 Cantumkan tanggal pemasangan kateter intravena
 Lakukan perawatan daerah pemasangan kateter dengan
menggunakan antiseptik Chlorhexidine 2% dalam isopropil
70% alcohol
 Lepaskan peralatan intravaskuler jika sudah tidak ada
indikasi.
 Ganti selang intravena, piggyback, port injeksi dan stopcock
setiap 72 jam.
 Ganti selang intravena yang dipakai untuk transfusi
komponen darah, emulsi lemak segera setelah selesai
pemberian transfusi atau lemak.
 Lakukan flush dengan normal saline, anticoagulan, TIDAK
DENGAN GLUKOSA
 Ganti kateter vena perifer setelah 72- 96 jam atau lebih cepat
jika indikasi klinik, untuk kateter vena central jika
dipertahankan lebih lama maka kasa penutup (dressing)
harus diperiksa dan di ganti setiap 48-72 jam.
 Penggantian kateter vena perifer untuk pasien bayi dan anak
boleh > 96 jam jika kondisi daerah pemasangan infus dan
terkontrol dengan baik
 Kateter central line di pertahankan 7 – 14 hari
Perawatan kateter (dressing) :
 Ganti dressing kateter infus segera bila terlihat basah atau
kotor, lakukan penggantian dresing kateter setiap 3 atau lima
hari dengan menggunakan transparan film
PENCEGAHAN
INFEKSI: INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD)

STANDAR No Dokumen No Revisi Halaman


PROSEDUR 00 4/4
OPERASIONAL
Prosedur  Cantumkan tanggal pemasangan kateter intravena setelah
ganti balutan
 Lakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemasangan infus
setiap 2 – 3 jam untuk bayi dan anak
 Dan 4-6 jam untuk apasien dewasa
Port Injeksi Intravena :
 Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70% atau providon /
iodine sebelum menyambung ke selang infus.
 Untuk persiapan dan pengendalian mutu campuran larutan
intravena : campurkan seluruh cairan parenteral
menggunakan teknik aseptik ( seharusnya di bagian farmasi
dalam laminar – flow hood ).
 Periksa semua container cairan parenteral apakah ada
kekeruhan, kebocoran, keretakan, partikel dan tanggal
kadaluarsa.
 Pakai vial dosis tunggal parenteral atau obat-obatan jika
mungkin.
Pemakaian Obat Multi dosis :
Bila harus menggunakan vial muti dosis :
 Dinginkan dalam kulkas vial multi dosis yang dibuka, bila
direkomendasikan oleh pabrik.
 Bersihkan karet penutup vial multi dosis dengan alkohol
sebelum penusukan alat ke vial.
 Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil cairan dari
vial multi dosis, dan hindari kontaminasi alat sebelum
menembus karet vial
 Buang vial multi dosing bila sudah kosong, bila dicurigai atau
terlihat adanya kontaminasi atau telah mencapai tanggal
kadarluarsa
Filter In Line
Jangan digunakan secara rutin untuk mengendalikan infeksi.
Antimikroba Profilaksis
Jangan memberikan antimikroba sebagai prosedur rutin sebelum
pemasangan atau selama pemakaian alat intra vaskuler untuk
mencegah kolonisasi kateter atau infeksi bakteremia.
Petugas :
1. Tindakan pemasangan kateter intravena dilakukan oleh Perawat
dan Dokter yang terlatih.
2. pemasangan kateter vena central dilakukan di ruang anestesi
atau ruang intensiv.
Unit Terkait 1. Ruang Rawat
2. TIM PPIRS
3. IPCN Link Ruang Rawat

Anda mungkin juga menyukai