PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahaya Listrik
BAHAYA LISTRIK
DAFTAR GAMBAR :
Gambar 1 : Denyut Jantung Keadaan Normal
Gambar 2 : Denyut Jantung yang tersengat listrik
Gambar 3 : Medan Listrik pada suatu konduktor yang dialiri Arus
Gambar 4 : Medan Maknit pada suatu konduktor yang dialiri arus
Gambar 5 : Medan Maknit dan Medan Listrik Alam
Gambar 6 : Medan Listrik dan Medan Maknit buatan manusia
Gambar 7 : Spektrum Frekuensi Medan listrik dan Medan Maknit
Gambar 8 : Arus Induksi mengalir diantara Cell dan tidak menembus Cell
Gambar 9 : Tubuh manusia dibawah pengaruh ML dan MM
Gambar 10 : Hasil pengukuran KML dibawah SUTET Krian Paiton oleh ITS
Gambar 11 : Hasil pengukuran KMM dibawah SUTET Krian Paiton oleh ITS
Gambar 12 : Hasil pengukuran KMM dibawah SUTT Sawahan Surabaya Barat oleh
ITS
Gambar 13 : Hasil pengukuran KML dibawah SUTT Sawahan Surabaya Barat oleh
ITS
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Medan Listrik pada beberapa peralatan listrik
Tabel 2 : Medan Maknit pada beberapa peralatan listrik
Tabel 3 : Sensitifitas manusia terhadap arus listrik
Tabel 4 : Pengaruh biologis akibat ML dan MM
Tabel 5 : Nilai batas kerapatan arus induksi medan listrik
Tabel 6 : Nilai batas kerapatan arus induksi medan listrik terhadap kepekaan
Organ Biologis
Tabel 7 : Rekomendasi IRPA tahun 1990 untuk batas pajanan medan listrik dan
medan maknit pada frekuensi 50 60 Hz
Tabel 8 : Pedoman/standar medan listrik dan medan maknit yang dipakai PLN
Tabel 9 : Hasil pengukuran KML dan KMM dibawah SUTET Paiton Krian
Tabel 10 : Hasil pengukuran KML dan KMM dibawah SUTT Sawahan Surabaya
Barat
Tabel 11 : Hasil pengukuran KML dan KMM pada SUTET Suralaya Krian tahun
1990
Tabel 12 : Hasil Pengukuran KML dan KMM terhadap 301 rumah oleh LPM ITB
tahun1996 disekitar SUTET Cibinong Bekasi ,Menunjukkan bahwa
KML/KMM dalam rumah tidak dipengaruhi oleh jarak rumah kesumbu
SUTT/SUTET atau jenis atap/dinding rumah,tapi sangat dipengaruhi oleh
pohon/bangunan.
Tabel 13 : Ruang bebas SUTT/SUTET sesuai Per Men PE No: 01.P/47/MPE/1992
Tabel 14 : Besar dan lama tegangan sentuh maksimum
Tabel 15 : Besar arus dan pengaruhnya pada tubuh manusia.
2.BAHAYA LISTRIK
2.1. Pendahuluan
2.1.1 Pengertian Bahaya Listrik
Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, kehidupan manusia tidak
dapat lagi dipisahkan dari kebutuhan akan energi listrik. Kebutuhan
manusia akan energi listrik terus meningkat dari waktu kewaktu. Hal ini
menunjukkan bahwa begitu tingginya manfaat listrik bagi kehidupan
manusia. Disisi lain hal yang sering terlupakan adalah tentang bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh listrik. Padahal dari fakta-fakta yang kita jumpai,
disamping manfaatnya yang begitu banyak, ternyata listrik juga dapat
menimbulkan bahaya. Secara umum bahaya listrik adalah sesuatu yang
dapat mendatangkan (menimbulkan) kecelakaan,bencana,kerugian dan
sejenisnya yang diakibatkan oleh adanya arus listrik. Selain karena Unsafe
Condition,bahaya listrik juga bisa timbul karena adanya Unsafe Action,
yang salah satunya adalah ketidaktaatan ataupun kelalaian dari manusia
yang menggunakan energi listrik.
Gambar 1 dan 2 dibawah ini menunjukkkan denyut jantung orang yang tersengat
listrik
Merupakan hukum alam bahwa antara muatan sejenis akan terjadi gaya
tolak menolak, dan antara muatan tidak sejenis akan terjadi gaya tarik
menarik.
Besar Kuat Medan Listrik ( KML ) di suatu titik berbanding lurus dengan
besar muatan atau tegangan sumber serta berbanding terbalik dengan jarak
dari sumber ke titik tersebut.
Gambar 3 dan 4 dibawah ini menunjukkan medan listrik dan medan magnet
pada suatu konduktor yang dialiri arus listrik.
KONDUKTOR
BERTEGANGAN
MEDAN LISTRIK
+ +
MEDAN MAGNET
TANAH/BUMI TANAH/BUMI
Gambar 3 Gambar 4
ML dan MM telah ada sejak bumi dan alam semesta ini diciptakan seperti
pada Gambar 5.. Atmosfir yang menyelimuti bumi mempunyai lapisan
ionosfir yang menimbulkan ML alam. ML ini pada cuaca cerah berkisar
antara 0,1 s/d 0,5 kV/m dan pada saat awan mendung berkisar antara 3 s/d
30 kV/m.
Cuaca Cerah
0.1 - 0.5 kV /
m
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -18/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahaya Listrik
Awan
Mendung
3 - 30 kV / m
Medan Magnet
BUMI
40-70 T
MM (B)
SUTT / SUTET
Besarnya ML dan MM pada beberapa peralatan listrik ditunjukkan pada Tabel 1 dan
2 dibawah ini.
Medan listrik pada beberapa peralatan listrik (Tabel 1)
STEREO SET 90
LEMARI PENDINGIN 60
SETRIKA LISTRIK 60
PENGERING RAMBUT 40
TV BERWARNA 30
PENYEDOT DEBU 16
LAMPU PIJAR 2
MEDAN MAGNET ( T)
PERALATAN 3 CM 30 CM 100 CM
PENGERING RAMBUT 6 - 2000 0,01 - 7 0,01 - 0,3
ALAT CUKUR 15 - 1500 0,08 - 5 0,01 - 0,3
BOR LISTRIK 4000 - 800 2 - 3,5 0,08 - 0,2
MIXER 60 - 700 0,6 - 10 0,02 - 0,025
TELEVISI 2,5 - 50 0,04 - 2 0,01 - 0,15
SETRIKA LISTRIK 8 - 30 0,12 - 0,3 0,01 - 0,025
LEMARI PENDINGIN 0,5 - 1,7 0,01 - 0,25 < 0,01
Secara garis besar seperti terlihat pada Gambar 7. Radiasi ML & MM dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu radiasi pengion dan radiasi
bukan pengion.
Gambar 7.
ELECTROMAGNETIC SPECTRUM Hz
22
SINAR 10
GAMMA 20 RADIASI
10 PENGIONN
18
SINAR 10
XULTRA VIOLET
SEBAGIAN SINAR
16
10
CAHAYA 10
14
TERLIHAT
12
MICROWA 10
VE
HP 2.450 MHz 10
10
( dalam oven )
1234
8
5678
#90# 800 - 900 10 RADIASI
MHz BUKAN
6
10 PENGION
15 - 30 4
10
KHz
& 2
50 10
50 - 90 10
Hz 0
Hz
ARUS 0
SEARAH
Sinar X, sinar Gamma dan sebagian sinar Ultra Violet mempunyai tingkat
frekuensi sangat tinggi yaitu berkisar antara 1016 Hz sampai dengan 1022
Hz, dan itu adalah termasuk kedalam kelompok radiasi pengion yang dapat
mengakibatkan ionisasi yang menghancurkan ikatan ikatan molekul dan
merusak material genetik.
Berbeda dengan sinar X, sinar Gamma ( ) dan sebagian dari sinar Ultra
Violet yang radiasinya dapat menyebabkan ionisasi, kelompok radiasi bukan
pengion mempunyai tingkat frekuensi yang lebih kecil dari 1016 Hz,
sehingga energi yang dibawanya tidak sampai mengakibatkan ionisasi yang
menghancurkan ikatan ikatan molekul dan merusak material genetik.
2.4.1.3. Radiasi Medan Listrik & Medan Magnet dari SUTT / SUTET
2.5. Pengaruh medan listrik dan medan magnet dari SUTT / SUTET
pada tubuh manusia
2.5.1. Arus induksi pada tubuh manusia akibat ML & MM
Gambar 8.
Karena hal tersebut di atas para ahli berpendapat bahwa pajanan ML & MM
dari SUTT/SUTET tidak mungkin mempunyai pengaruh yang merugikan
terhadap tubuh manusia 1).
Pedoman yang bisa digunakan untuk menentukan besar arus induksi (I)
pada tubuh manusia di bawah pengaruh ML & MM di permukaan tanah yang
tidak terganggu adalah I/E = 15 A per kV/m untuk ML dan I/B = 1 A/T
untuk MM 8) (Gambar 9).
Sebagai contoh arus induksi pada permukaan tubuh manusia dalam kuat
medan listrik (KML) 5 kV/m adalah 75 A, arus induksi ini masih jauh di
bawah ambang terasa (700 A perempuan & 1100 A pria). Ukuran
sensitifitas manusia terhadap arus induksi dapat dilihat pada Tabel 3.
Gambar 9
I/B = 1 A/T
MM (B)
ML ( E )
I/E = 15 A/kV/m
Dibawah pengaruh MM
Dibawah pengaruh ML
Tabel 3
I ( mA ) I ( mA )
DC 50/60 Hz
KATAGORI
Pria Wanita Pria Wanita
Berdasarkan perkiraan pada suatu loop jaringan tubuh dengan jari jari 10
cm, kuat Medan Magnet sebesar 0,5 mT akan menginduksikan rapat arus
(S) sekitar 1 mA/m2 6) (S = 2 mA/m2/mT atau S = 2 A/m2/T )
Tabel 4
0,5 - 5 mT
1 1 - 10 mA/m2 Efek biologis yang bersifat tidak jelas.
2,5 - 25 kV/m
Hasil penelitian terhadap nilai batas efek rangsangan pada organ biologis
akibat pengaruh Medan Listrik dapart dilihat pada Tabel 5. dan Medan
Magnet pada Tabel 6. Dari berbagai hasil penelitian yang dihimpun WHO
tahun 1987, secara umum dapat disimpulkan bahwa berbagai bukti
eksperimen menunjukkan bahwa beberapa fungsi biologis tidak dipengaruhi
secara bermakna oleh Medan Magnet statis yang berkekuatan sampai
dengan 2 mT, walaupun berbagai fenomena efek biologis muncul pada Kuat
Medan Magnet (KMM) 0,5 - 5 mT (rapat arus 1 - 10 mA/m2) , namun efek
nyata pada kesehatan masih belum dapat ditentukan 4).
Atas dasar hal tersebut di atas, batas pajanan ML & MM yang
direkomendasikan WHO didasarkan kepada pemikiran bahwa kerapatan
arus induksi pada organ biologis harus kurang lebih sama dengan kerapatan
arus yang normal terjadi dalam tubuh manusia yaitu 10 mA/m2 (besar kuat
Medan Magnet yang menginduksikannya kira kira 5 mT)
Tabel 5.
Kerapatan
arus otak pada 40 kV/m
keadaan tak + 0,1 A/Cm2
aktip
77 kV/m
> 10 A/Cm2
Batas
Effek
Kepekaan 770 kV/m
rangsangan > 100 A/Cm2
Terhadap
Rangsangan 4000 kV/m
Bahaya Biologis > 500 A/Cm2
Fibrillasi jantung
Tabel 6.
KUAT MM YANG
EFFEK ARUS
NILAI BATAS
INDUKSI MENGINDUKSI
Kerapatan arus
otak pada
400 T
keadaan tak aktip + 0,1 A/Cm2
40 mT
2
Effek rangsangan > 10 A/Cm
Batas
400 mT
Kepekaan > 100 A/Cm2
Bahaya Biologis
Terhadap 2T
> 500 A/Cm2
Rangsangan Fibrillasi jantung
2.5.3. Ambang Batas Kuat Medan Listrik dan Kuat Medan Maknit
2.5.3.1. Rekomendasi IRPA 1990
Rekomendasi IRPA tahun 1990 untuk ambang batas pajanan medan listrik
dan medan magnet pada frekuensi 50 - 60 Hz dapat dilihat pada Tabel 7.
Rekomendasi IRPA ini dipakai pula sebagai Standar Nasional Indonesia
(SNI 04 6950 2003 ) tahun 2003.
Pedoman / standar untuk nilai ambang batas kuat medan listrik dan kuat
medan magnet yang dipakai oleh PLN seperti terdapat dalam PLNs General
Policy The Establishment of Overhead Transmission Lines, January 26,
1996 adalah mengacu kepada apa yang direkomendasikan oleh INIRC
guidelines limits of exposure to 50 / 60 Hz electric and magnetic field / WHO
recommendation - IRPA 1990 dapat dilihat pada Tabel 8.
han, (1992) ; WHO (World Helth Organization), 1987.
Tabel 7.
ML MM
KLASIFIKASI KETERANGAN
(Kv/m) (mT)
1. Lingkungan kerja :
Beberapa jam/hari d)
d) Batas pajanan dapat dilampaui
beberapa menit / hari dengan
syarat dicegah effek gandeng tak
langsung
Diangkat menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI 04 6950 2003 ) Tahun 2003
Tabel 8.
Pedoman / standar Medan listrik dan Medan Magnet yang dipakai PLN
IRPA 1990
Untuk mengetahui besar KML dan KMM yang sebenarnya terjadi di lapangan guna
dibandingkan dengan ambang batas sesuai rekomendasi IRPA dan WHO, dilakukan
pengukuran KML dan KMM di sekitar SUTT/SUTET. Pengukuran antara lain
dilakukan oleh ITS tanggal 3 Juli 1997 di bawah SUTET 500 kV Paiton - Krian Tabel
9, Gambar 10 dan Gambar 11., serta SUTT 150 kV Sawahan - Surabaya Barat Tabel
10. Gambar 12. dan Gambar 13. Hasil pengukuran KML dan KMM di bawah SUTT
500 kV Suralaya - Krian oleh PLN Sektor TET tahun 1999 dapat dilihat pada Tabel
11. Hasil pengukuran KML/KMM terhadap 301 rumah oleh LPM ITB th.1996 di
sekitar SUTET Cibinong - Bekasi menunjukan bahwa KML/KMM di dalam rumah
tidak dipengaruhi oleh jarak rumah ke sumbu SUTT/SUTET atau jenis atap/dinding
rumah tapi sangat dipengaruhi oleh pohon I bangunan Tabe/ 12.
Tabel 9 : Hasil Pengukuran KML dan KMM dibawah SUTET Paiton - Krian
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -35/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahaya Listrik
25 0.26 1.8025
Mahmudsyah, M.Eng. ITS Surabaya '''Aspek Teknik Medan Elektromagnetik
pada Seminar nasional Pengaruh Medan E/ektromagnet Terhadap Kesehatan,
Mutamar IDI ke XXIII di Padang 10 Des. 1997.
Tabel 10 : Hasil Pengukuran KML dan KMM dibawah SUTT Sawahan Surabaya
oleh ITS.
25 0.26 1.8025
Mahmudsyah, M.Eng. ITS Surabaya '''Aspek Teknik Medan Elektromagnetik
pada Seminar nasional Pengaruh Medan E/ektromagnet Terhadap Kesehatan,
Mutamar IDI ke XXIII di Padang 10 Des. 1997.
Tabel 11.
HASIL PENGUKURAN KML DAN KMM PADA SUTET 500 KV SURALAYA - KRIAN
TAHUN 1999
KML KMM
NO LOKASI
(kV/m) (mG)
Referensi:
TabeI 12.
HASIL PENGUKURAN KML DAN KMM TERHADAP 301 RUMAH OLEH LPM
ITB TH 1996 DISEKITAR SUTET CIBINONG BEKASI, MENUNJUKKAN
BAHWA KML / KMM DALAM RUMAH TIDAK DIPENGARUHI OLEH JARAK
RUMAH KE SUMBU SUTT/SUTET ATAU JENIS ATAP/DINDING RUMAH TAPI
SANGAT DIPENGARUHI OLEH POHON/BANGUNAN
Di halaman
530 1,94
3 sekitar 121,6 2,83 1,37 -
(10,6%) (0,19%)
rumah/pohon
Rekomendasi
5000 VIm 1000 mC
5 IRPA/INIRC/WHO
Dalam kurung = % WHO Dalam kurung = % WHO
1990
Gambar 13 :
2.5.6. Kesimpulan
Dari uraian ML & MM di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -42/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahaya Listrik
3. Aliran arus induksi dalam tubuh akibat terpajan ML & MM dari SUTT / UTET
adalah sangat lemah, dan menurut IRPA/INIRC/WHO tahun 1990 rapat arus
induksi tersebut bahkan lebih kecil dari yang normal terjadi secara alamiah di
dalam tubuh manusia yaitu 10 mA/m2 , sehingga tidak menimbulkan pengaruh
yang merugikan terhadap kesehatan tubuh manusia.
4. Atas pertimbangan pertimbangan tersebut pada butir 3 di atas,
IRPA/INIRC/WHO tahun 1990 telah merekomendasikan besar KML & KMM
yang diperkenankan untuk selama waktu tidak terbatas ( 5 kV/m & 0,1 mT )
serta jam kerja ( 10 kV/m & 0,5 mT ) yang aman terhadap tubuh manusia.
juga ada alasan ekonomis tertentu berupa kemungkinan mendapat uang ganti
rugi / konpensasi.
2.6. Tegangan yang timbul pada saat gangguan hubung singkat
2.6.1. Gangguan Hubung Singkat pada Peralatan Listrik
Pada umumnya peralatan listrik yang dipergunakan oleh manusia dalam
kehidupannya sehari-hari adalah peralatan tenaga listrik yang bertegangan
rendah. Semakin seringnya peralatan listrik tersebut digunakan,maka pada
suatu saat kemungkinan akan terjadi kerusakan / kegagalan isolasi pada
peralatan dimaksud,dengan kata lain akan terjadi hubung singkat pada
peralatan listrik tersebut. Keadaan hubung singkat ini akan menimbulkan
arus gangguan ke tanah sehingga akan menimbulkan bahaya jika tersentuh
oleh bagian tubuh manusia.
Tabel 14:
TABEL : BESAR DAN LAMA TEGANGAN SENTUH MAKSIMUM
BESAR TEGANGAN SENTUH (V) LAMA SENTUHAN
MAKSIMUM (DETIK)
AC (RMS) DC
< 50 < 120 -
50 120 5,0
75 140 1,0
90 160 0,5
110 175 0,2
150 200 0,1
220 250 0,05
280 310 0,03
Aturan umum :
0,165
Ik = -----------------
t
DAFTAR PUSTAKA
8. Prof. Dr.Ing. K.T. Sirait, Dr. Ir. Parouli M. Pakpahan, Ir. Bambang Anggoro, MT.
Medan Listrik dan Medan Magnetik yang dibangkitkan oleh Sistem Tenaga Listrik,
Lokakarya Penelitian Dampak Medan Elektromagnit Pad Kesehatan Badan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Ciloto, 6 8 Januari 1997.
15. Oce Setiawan,PLN P3B Jawa Bali,Medan Listrik dan Medan Maknit pada
SUTT/SUTET
16. Mengenal Medan Listrik dan Medan Magnet Departemen Pertambangan dan
Energi Tim Penyuluh PERMEN Pertambangan dan Energi No. 01P/47/MPE/1992.
17. Pedoman Penyuluhan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01 P/47