Anda di halaman 1dari 11

KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN AUDIT

KESELAMATAN JALAN PADA RUAS AHMAD YANI SURABAYA


Amelia K. Indriastuti, Yessy Fauziah, Edy Priyanto
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: akindriast@yahoo.com

ABSTRAK

Data kecelakaan lalu lintas dari Polwiltabes Surabaya memperlihatkan bahwa tingkat kecelakaan pada
Ruas Jalan Ahmad Yani adalah yang tertinggi jika dibandingkan dengan ruas jalan lainnya yang
memiliki kesamaan dalam klasifikasi menurut fungsi sebagai jalan arteri primer dan jalan nasional.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik kecelakaan serta penanganan yang
diperlukan pada lokasi rawan kecelakaan di ruas jalan ini. Tahapan dalam penelitian ini antara lain
analisis karakteristik kecelakaan lalu lintas, dilanjutkan dengan penentuan lokasi rawan kecelakaan,
dengan parameter tingkat kecelakaan dan nilai EAN yang selanjutnya dilakukan audit keselamatan jalan
pada lokasi rawan kecelakaan. Berdasarkan analisis karakteristik diperoleh gambaran bahwa faktor
penyebab kecelakaan yang dominan pada ruas jalan tersebut adalah faktor manusia (83%). Kecelakaan
paling sering terjadi pada Hari Senin (20%) pukul 06.00-11.59 (32%). Tipe tabrakan yang dominan
terjadi yaitu tabrak samping (43%). Pengendara sepeda motor merupakan pengguna jalan yang sering
terlibat dalam kecelakaan (60%), hal ini karena populasinya yang lebih besar dibandingkan pengguna
jalan lainnya. Berdasarkan kondisi korban kecelakaan, urutan dari yang tertinggi adalah korban luka
ringan (67%). Beberapa upaya peningkatan keselamatan di lokasi rawan kecelakaan adalah dengan
pembuatan fasilitas rumble strip mendekati area zebra cross, pemasangan pagar pengaman pada bahu
jalan, pemasangan rambu batas kecepatan di beberapa lokasi khusus, pengecatan marka, serta
penyeragaman lebar bahu.

Kata kunci : Ahmad Yani Surabaya, audit keselamatan jalan

PENDAHULUAN 129 orang luka berat, dan 573 orang luka


Profil keselamatan jalan Indonesia ringan.
dapat digambarkan melalui Berdasarkan data kecelakaan lalu
perkembangan data kecelakaan lalu lintas lintas dari Polwiltabes Surabaya
yang bersumber dari Kepolisian Negara teridentifikasi tiga ruas yang memiliki
RI (Departemen Perhubungan, 2007). fungsi dan peran yang sama, dengan
Data tersebut menunjukkan bahwa lebih tingkat kecelakaan yang relatif tinggi. Hal
dari 10.000 orang meninggal dunia, dan ini tidak terlepas dari peran ketiga jalan
32.000 orang mengalami luka, baik luka ini sebagai jalan nasional dengan
ringan maupun luka berat akibat klasifikasi arteri primer. Ketiga ruas jalan
kecelakaan lalu lintas. Selaras dengan hal tersebut adalah Jalan Ahmad Yani, Jalan
ini, data kecelakaan dari Polwiltabes Darmo dan Jalan Mastrip. Dari ketiga
Surabaya memperlihatkan bahwa ruas, tingkat kecelakaan yang paling
kecelakaan yang terjadi di Surabayapun tinggi adalah ruas Jalan Ahmad Yani.
terbilang cukup besar. Pada tahun 2006 Terjadinya kecelakaan pada ruas jalan ini
dan 2007 berturut-turut terjadi 1.432 dan dapat ditimbulkan oleh dari beberapa
759 kecelakaan lalu lintas, dengan korban penyebab, yang berkaitan dengan
masing-masing sebesar 358 orang pemakai, kendaraannya dan tata letak
meninggal dunia, 366 orang luka berat, jalan. Kondisi lingkungan dan cuaca juga
dan 1.051 orang luka ringan, serta menjadi salah satu sebab terjadinya
sebanyak 316 orang meninggal dunia, kecelakaan. Secara umum faktor-faktor

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 40


utama yang memberikan kontribusi mengenai karakteristik kecelakaan yang
terhadap kecelakaan lalu lintas antara lain terjadi serta pengenalan lokasi rawan
faktor manusia yang mencakup kecelakaan pada ruas jalan tersebut. Hal
pengemudi dan pejalan kaki (pengguna ini penting, terkait dengan bentuk
jalan), faktor prasarana yang mencakup rekomendasi yang akan diberikan pada
jalan dan lingkungan jalan dan faktor akhir penelitian ini.
sarana atau kendaraan. Secara tata bahasa, istilah
Dari faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas memiliki beberapa
kecelakaan lalu lintas tersebut, faktor definisi yang berbeda-beda. Berdasarkan
prasarana merupakan faktor yang dapat definisi-definisi yang dalam UU No.
secara langsung dipengaruhi oleh 22/2009 serta beberapa literatur lainnya,
pemerintah dalam upaya peningkatan antara lain Carter and Homburger (1978),
keselamatan jalan, dengan bentuk National Safety Council (1996), Kadiyali
perbaikan kualitas. Ini berbeda dengn (1973) dan Baker (1975), dapat ditarik
upaya lain yang terkait dengan faktor beberapa kata kunci, antara lain
manusia, di mana peran serta pemerintah peristiwa/kejadian di jalan, tidak
lebih mengarah pada aturan, kebijakan disengaja/tidak diharapkan, melibatkan
dan edukasi, yang pada akhirnya akan satu atau lebih kendaraan, serta
kembali pada karakter pelaku. Demikian menyebabkan kerugian material dan
pula, pada upaya peningkatan keselamatan korban jiwa. Dengan demikian, dapat
terkait dengan faktor sarana, pemerintah disimpulkan bahwa kecelakaan lalu lintas
kurang dapat memberikan tindakan adalah sebuah peristiwa di jalan yang
langsung pada proses penyiapan terjadi tanpa disengaja dengan melibatkan
kendaraan yang akan digunakan. Hal ini paling sedikit satu kendaraan dan dapat
lebih menjadi wewenang produsen selaku menyebabkan kerugian materi, bahkan
penghasil kendaraan dan pemiliki korban jiwa. Ketidaksengajaan atau
kendaraan selaku calon pengguna. kelalaian yang menyebabkan terjadinya
Dalam upaya peningkatan kecelakaan ini dapat disebabkan oleh
keselamatan jalan, pemerintah dapat bermacam-macam faktor, mulai dari
menyediakan fasilitas jalan yang kelalaian atau ketidakpatuhan pengemudi
berkualitas. Untuk itu, perlu dilakukan dan pengguna jalan lainnya, kondisi jalan
audit terhadap elemen-elemen geometrik yang tidak memadai, kondisi kendaraan
jalan serta beberapa fasilitas perlengkapan yang kurang baik, bahkan kondisi
jalan, dan hambatan samping yang lingkungan yang kurang mendukung.
berpotensial terhadap kecelakaan. Audit
keselamatan ini merupakan proses formal 1. Penyebab Kecelakaan
untuk memastikan skema operasional lalu
Menurut Austroad (2002), Warpani
lintas dapat berjalan dengan baik. Walau
(1999) dan Pignataro (1973), secara
demikian, audit keselamatan jalan
umum faktor utama yang paling
hanyalah satu bagian dari program
berkontribusi dalam kecelakaan lalu lintas
rekayasa dan manajemen keselamatan lalu
antara lain faktor manusia (pengemudi
lintas jalan, dan bukanlah satu-satunya
dan pejalan kaki), kendaraan, jalan dan
alat bagi pemerintah dalam upaya
lingkungan jalan.
meningkatkan keselamatan lalu lintas
jalan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk 2. Tingkat Kecelakaan
melakukan audit keselamatan jalan pada
Matson (1955) menyatakan bahwa
Ruas Jalan Ahmad Yani Surabaya, yang
tingkat kecelakaan didasarkan pada (1)
harus diawali dengan pemahaman
populasi, (2) kendaraan yang terdaftar, (3)

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 41


kendaraan-mil. Kecelakaan per 100.000 atau panjang jalan yang pendek,
orang pertahun, per 10.000 kendaraan atau biasanya tidak lebih dari 0,3 km), di
per 100.000.000 kendaraa-km juga umum mana frekuensi kecelakaan atau
digunakan. jumlah kecelakaan lalu lintas dengan
Klasifikasi tingkat kecelakaan juga korban mati, atau kriteria kecelakaan
dibuat dengan menghitung tingkat lainnya, per tahun lebih besar daripada
keterlibatan dalam kecelakaan, dengan jumlah minimal yang ditentukan.
membagi menjadi beberapa kategori b. Blacklink adalah panjang jalan (lebih
pemakai jalan, umur dan jenis kelamin dari 0,3 km, tapi biasanya terbatas
atas dasar pembagian urutan populasi dalam satu bagian rute dengan
keseluruhan. Ukuran lain yang berguna karakteristik serupa yang panjangnya
dalam membandingkan tempat-tempat tidak lebih dari 20 km) yang
kecelakaan adalah tingkat keparahan mengalami tingkat kecelakaan, atau
kecelakaan, yaitu kecelakaan fatal, kematian, atau kecelakaan dengan
maupun kecelakaan parah dan fatal kriteria lain per kilometer per tahun,
dibanding semua kecelakaan. atau per kilometer kendaraan yang
Tingkat kecelakaan menurut lebih besar daripada jumlah minimal
Pedoman Penanganan Lokasi Rawan yang telah ditentukan.
Kecelakaan Lalu Lintas dari Departemen c. Blackarea adalah wilayah di mana
Permukiman dan Prasarana Wilayah jaringan jalan (wilayah yang meliputi
(Anonim, 2004a) adalah angka kecelakaan beberapa jalan raya atau jalan biasa,
lalu lintas yang dibandingkan dengan dengan penggunaan tanah yang
volume lalu lintas dan panjang ruas jalan. seragam dan yang digunakan untuk
Apabila jumlah kecelakaan semakin strategi manajemen lalu lintas
menurun, tetapi jumlah korban meninggal berjangkauan luas. Di daerah
dunia belum mampu diturunkan, maka perkotaan wilayah seluas 5 km persegi
tingkat kecelakaan dikatakan semakin sampai 10 km persegi cukup sesuai)
tinggi. Ruas jalan yang memiliki tingkat mengalami frekuensi kecelakaan, atau
kecelakaan di atas ambang batas disebut kematian, atau kriteria kecelakaan
out of control, dengan kata lain adalah lain, per tahun yang lebih besar dari
ruas yang memiliki risiko terjadinya jumlah minimal yang ditentukan.
kecelakaan yang lebih besar, sehingga d. Mass Treatment (black item) adalah
harus lebih diperhatikan dan memerlukan bentuk individual jalan atau tepi jalan,
perbaikan. yang terdapat dalam jumlah signifikan
pada jumlah total jaringan jalan dan
3. Daerah Rawan Kecelakaan yang secara kumulatif terlibat dalam
banyak kecelakaan, atau kematian,
Menurut Latief (1995), daerah
atau kriteria kecelakaan lain, per tahun
rawan kecelakaan adalah daerah yang
daripada jumlah minimal yang
mempunyai angka kecelakaan tinggi,
ditentukan.
resiko dan potensi kecelakaan yang tinggi
Menurut Pedoman Penanganan
pada suatu ruas jalan. Dalam Pedoman
Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
Operasi ABIU/UPK (Accident Blackspots
(Anonim, 2004a), suatu lokasi dapat
Investigation Unit/Unit Penelitian
dinyatakan sebagai lokasi rawan
Kecelakaan) Dirjen Perhubungan Darat
kecelakaan apabila:
(2007), daerah rawan kecelakaan
a. Memiliki angka kecelakaan yang
dibedakan sebagai berikut :
tinggi
a. Blackspot adalah lokasi pada jaringan
b. Lokasi kejadian kecelakaan relatif
jalan (sebuah persimpangan, atau
bertumpuk
bentuk yang spesifik seperti jembatan,

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 42


c. Lokasi kecelakaan berupa - Memanfaatkan perbandingan nilai
persimpangan, atau segmen ruas jalan moneter dari biaya kecelakaan
sepanjang 100 300 m untuk jalan dengan perbandingan :
perkotaan, atau segmen ruas jalan M : B : R : K = M/K : B/K : R/K : 1
sepanjang 1 km untuk jalan antar kota dengan :
d. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan M = Meninggal Dunia
rentang waktu yang relatif sama B = Luka Berat
R = Luka Ringan
e. Memiliki penyebab kecelakaan degan K = Kecelakaan dengan kerugian materi
faktor yang spesifik - Menggunakan angka ekivalen
kecelakaan dengan sistem
4. Penentuan Daerah Rawan Kecelakaan pembobotan yang mengacu pada
Menurut Pedoman Penanganan biaya kecelakaan (TRL) :
Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas M : B : R : K = 12 : 3 : 3 : 1
(Anonim, 2004a), teknik pemeringkatan
lokasi kecelakaan dapat dilakukan dengan 6. Audit Keselamatan Jalan
pendekatan tingkat kecelakaan dan Menurut Pedoman Audit
statistik kendali mutu (quality control Keselamatan Jalan (Anonim, 2005), audit
statistic) atau pembobotan berdasarkan keselamatan jalan merupakan bagian dari
nilai kecelakaan. strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas
a. Perhitungan Tingkat Kecelakaan pada dengan suatu pendekatan perbaikan
ruas jalan : terhadap kondisi desain geometri,
bangunan pelengkap jalan, fasilitas
pendukung jalan yang berpotensi
dengan Tk = Tingkat Kecelakaan, dalam mengakibatkan konflik lalu lintas dan
100 JPKP, Fk = Frekuensi kecelakaan di kecelakaan lalu lintas melalui suatu
ruas jalan untuk n tahun data, LHRT = konsep pemeriksaan jalan yang
Volume lalu lintas tahunan rata-rata, n komprehensif, sistematis, dan independen.
= Jumlah tahun data, 100 JPKP = Austroads (1994) mendefinisikan
Satuan Tingkat Kecelakaan (100 Juta audit keselamatan jalan raya sebagai
Perjalanan Kendaraan Per-KM). sebuah pengujian formal terhadap proyek
b. Pemeringkatan dengan pendekatan jalan raya atau lalu lintas yang ada dan
statistik mutu untuk jalan antar kota yang akan datang, atau proyek tertentu
- Penentuan lokasi rawan kecelakaan yang berinteraksi dengan para pengguna
menggunakan statistik kendali mutu jalan raya, di mana pemeriksa independen
sebagai control chart UCL (Upper berkualifikasi membuat laporan tentang
Control Limit) potensi kecelakaan dan kinerja
keselamatan proyek.
dengan : Audit keselamatan jalan dilakukan
UCL = garis batas kendali atas, = dengan tujuan untuk :
rata-rata tingkat kecelakaan dalam a. Mengidentifikasi potensi permasalahan
satuan kecelakaan per eksposure, m keselamatan bagi pengguna jalan dan
= satuan eksposure, dalam KM yang pengaruh-pengaruh lainnya dari
- Segmen ruas jalan dengan tingkat proyek jalan.
kecelakaan yang berada di atas garis b. Memastikan bahwa semua perencanaan
UCL didefinisikan sebagai lokasi atau desain jalan baru dapat beroperasi
rawan kecelakaan. semaksimal mungkin secara aman dan
c. Pemeringkatan dengan pembobotan selamat.
tingkat kecelakaan menggunakan Manfaat yang dapat diperoleh dari
konversi biaya kecelakaan suartu audit keselamatan jalan adalah :

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 43


a. Pengurangan/pencegahan kemungkinan melalui rekayasa jalan, rekayasa lalu
terjadinya suatu kecelakaan pada suatu lintas dan manajemen lalu lintas.
ruas jalan. Dalam terminologi keselamatan
b. Pengurangan tingkat fatalitas korban jalan, ada dua strategi peningkatan
kecelakaan. keselamatan jalan, yaitu :
c. Penghematan pengeluaran negara untuk a. Pencegahan kecelakaan yang
kerugian yang diakibatkan kecelakaan berorintasi kepada peningkatan
lalu lintas. keselamatan lalu lintas melalui
d. Pengurangan biaya penanganan lokasi perbaikan desain geometrik jalan
kecelakaan suatu ruas jalan melalui b. Pengurangan kecelakaan yang
pengefektifan desain jalan. berorientasi kepada penanganan
masalah yang bersifat eksisting
7. Penanganan Daerah Rawan
Kecelakaan METODE
Menurut Pedoman Penanganan Tahapan dalam penelitian ini
Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas diperlihatkan dalam Gambar 1. Data
(Anonim, 2004a), prinsip dasar sekunder yang digunakan adalah data
penanganan lokasi rawan kecelakaan kecelakaan di Ruas Jalan Ahmad Yani
adalah sebagai berikut : Surabaya selama tahun 2006 2008 dari
a. Penanganan lokasi rawan kecelakaan Polwiltabes Surabaya serta data volume
sangat tergantung kepada akurasi data dan komposisi lalu lintas dari Dinas
kecelakaan, karenanya data yang Perhubungan Kota Surabaya pada periode
digunakan untuk upaya ini harus yang sama. Data ini dianalisis untuk
bersumber pada instansi resmi mengetahui daerah rawan kecelakaan di
b. Penanganan harus dapat mengurangi wilayah kajian. Sementara, survai primer
angka dan korban kecelakaan berupa proses audit keselamatan jalan
semaksimal mungkin pada lokasi dilakukan pada daerah rawan kecelakaan,
kecelakaan dengan memeriksa kondisi geometrik, lalu
c. Solusi penanganan kecelakaan dipilih lintas, dan kelengkapan jalan di lapangan,
berdasarkan pertimbangan tingkat dan membandingkannya dengan formulir
pengurangan kecelakaan dan checking list yang ditetapkan. Survai spot
pertimbangan ekonomis speed dilakukan untuk mengetahui
d. Upaya penanganan yang ditujukan kecepatan setempat pada masing-masing
meningkatkan kondisi keselamatan segmen.
pada lokasi kecelakaan dilakukan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 44


MULAI

Persiapan

Pengumpulan Data

Data Sekunder: Data Primer:


Data laka Kondisi geometrik dan fasilitas jalan
Volume dan (sesuai dengan form check list audit)
komposisi lalin Kecepatan kendaraan (spot speed)

ANALISIS
Tingkat kecelakaan Evaluasi hasil checking list
Karakteristik
Penentuan daerah dan identifikasi permasalahan di lapangan
kecelakaan
rawan kecelakaan Penerapan konsep accident prevention

Rekomendasi

SELESAI

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Penentuan daerah rawan kecelakaan parameter yang diperlihatkan dalam Tabel


dianalisis berdasarkan tingkat kecelakaan 1. Pengisian form checking list berdasarkan
dengan pendekatan konversi biaya persepsi dari auditor dengan dasar
kecelakaan (EAN). Selanjutnya dilakukan literatur/peraturan yang ada. Cara
analisis terhadap hasil penerapan checking pengisiannya dengan memberikan skor
list di ruas Jalan Ahmad Yani Surabaya. dari tipikal persoalan yang ada guna
Hasil pemeriksaan yang dicatat pada mengetahui seberapa besar potensi
formulir pemeriksaan (checking list) terhadap kecelakaan lalu lintas, dan bila
merupakan identifikasi persoalan di ruas perlu diberi penambahan keterangan untuk
rawan kecelakaan. memperjelas dari persoalan tersebut.
Pelaksanaan audit keselamatan jalan Persoalan di setiap segmen yang telah
dilakukan dengan inspeksi langsung ke ditentukan diberi nilai skor. Nilai skor = 1
lapangan menggunakan format pengisian (satu), bila ada persoalan dan nilai skor = 0
form checking list (Anonim, 2005), dengan (nol), bila tidak terdapat persoalan.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 45


Tabel 1. Parameter audit keselamatan tahap operasional jalan

HASIL DAN PEMBAHASAN kejadian tidak teridentifikasi karena


keterbatasan data (data tidak lengkap),
1. Data kecelakaan serta sebagian data merupakan data
Berdasarkan data kecelakaan yang kecelakaan yang terjadi pada lokasi yang
diperoleh, terdapat beberapa lokasi di tersebar (hanya mengalami satu kejadian
mana terjadi perulangan kejadian pada periode penelitian). Dalam penelitian
kecelakaan, sebagaimana diperlihatkan ini hanya akan dianalisis lokasi-lokasi yang
dalam Tabel 2. Sebagian besar lokasi teridentifikasi saja.

Tabel 2. Lokasi kejadian kecelakaan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 46


2. Karakteristik Kecelakaan menabrak penyeberang jalan, hal ini
a. Faktor penyebab kecelakaan banyak terjadi pada jam sibuk ataupun
Faktor penyebab kecelakaan di yang luang.
paling dominan adalah faktor manusia
(83%). Bentuk pelanggaran yang sering d. Pengguna jalan yang terlibat
terjadi adalah pengemudi melewati batas Kendaraan yang dominan terlibat
kecepatan (28%) dan pengemudi tidak dalam kecelakaan yaitu kendaraan
mendahulukan penyeberang (25%). Dalam bermotor roda dua (60%). Hal ini
jam-jam sibuk, banyak masyarakat yang dikarenakan volume moda ini di jalan raya
melakukan aktivitas bersamaan. Kegiatan paling besar dibandingkan jenis moda
itu dilakukan oleh pengemudi kendaraan lainnya (72%). Selain itu, jenis moda
bermotor maupun pejalan kaki, sehingga sepeda motor merupakan moda yang
terjadi konflik yang tinggi antara mudah terlibat kecelakaan mengingat
pengemudi dan pejalan kaki. strukturnya yang kurang stabil.
Ketidakpatuhan dari kedua pihak dapat
meningkatkan kecelakaan di wilayah e. Tingkat keparahan korban
kajian. Pengelompokan berdasarkan tingkat
keparahan korban yang dibagi menjadi tiga
b. Waktu kejadian kecelakaan tingkat yaitu luka ringan, luka berat, dan
Kecelakaan paling sering terjadi meninggal dunia. Dari data tersebut, akan
pada Hari Senin (20%) dengan rentang dianalisis lebih lanjut dengan analisis
waktu mulai pukul 06.00-11.59 (32%), EAN. Dari hasil analisis diperoleh bahwa
dengan perkiraan waktu kejadian pada tingkat keparahan yang paling tinggi
pukul 06.00-08.00, mengingat banyaknya adalah luka ringan dengan proporsi sebesar
aktivitas masyarakat pada saat itu. 67% dari total korban kecelakaan lalu
lintas di Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
c. Tipe kecelakaan
Kecelakaan dibedakan menjadi 3. Daerah Rawan Kecelakaan
beberapa tipe, yaitu tabrak belakang, Teknik pemeringkatan lokasi
tabrak depan, tabrak samping, tabrak kecelakaan dilakukan dengan pendekatan
menyudut, tabrak beruntun, hilang kendali, tingkat kecelakaan. Tingkat kecelakaan
dan tabrak lari. Tipe tabrakan yang dianalisis pada kedua arah dari ruas jalan
dominan adalah tabrak samping (43%). tersebut dan setiap segmen dihitung tingkat
Berdasarkan data kronologi kejadian, kecelakaannya, sebagaimana diperlihatkan
tabrak samping ini didominasi oleh dalam Tabel 3.
kendaraan bermotor roda dua yang

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 47


Tabel 3. Tingkat kecelakaan berdasarkan EAN

Dari data dianalisa mengenai tingkat antara penyeberang jalan dengan sepeda
kecelakaannya dengan pendekatan Angka motor atau mobil karena di lokasi tersebut
Ekivalen Kecelakaan (EAN) dan banyak penyeberang jalan, sedangkan
selanjutnya dilakukan rangking dari 10 fasilitas bagi penyeberang jalan masih
lokasi kejadian kecelakaan untuk sangat kurang.
mengetahui lokasi mana yang memiliki
tingkat kecelakaan tertinggi sesuai dengan 4. Audit Keselamatan Jalan
tingkat keparahannya. Berdasarkan hasil survai berupa
Dari Tabel 3, lokasi yang memiliki checklist yang telah dilakukan pada lokasi
tingkat kecelakaan tertinggi yaitu lokasi di rawan kecelakaan dengan panjang lebih
Royal Plaza. Pada lokasi di depan Royal kurang 900 meter, terdapat beberapa
Plaza tersebut merupakan akses awal permasalahan utama yang cukup signifikan
masuk menuju jalur fly over dan pada dan diperlukan tindak lanjut, sebagaimana
lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan diperlihatkan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Uraian permasalahan dan usulan penanganan daerah rawan kecelakaan


(lokasi : Royal Plaza)
No Uraian Permasalahan Dampak Permasalahan Usulan Penanganan
1 Lansekap/taman dan PKL yang Jarak pandang yang buruk pada - Menghilangkan penghalang/rintangan
mengganggu jarak pandang persimpangan yang mengganggu penglihatan
pengemudi
- Relokasi PKL
2 Kecepatan tinggi mendekati Kecelakaan lalu lintas yang Pemasangan perangkat pembatas
area penyeberangan, melibatkan penyeberang kecepatan, misalnya pita kejut, untuk
pengendara mengabaikan memaksa kendaraan mengurangi
rambu peringatan dan papan kecepatannya saat mendekati area
himbauan yang sudah dipasang penyeberangan jalan.
3 Alinyemen jalan tidak jelas Jarak pandang buruk Memperjelas karakteristik alinyemen
terdefinisi, terutama pada jalan, bila diperlukan dapat ditambahkan
daerah fly over deliniasi untuk memberikan arahan yang
jelas kepada pengendara agar
menggunakan lajur yang sesuai dengan
arah pergerakannya
4 Pepohonan pada tepi bahu jalan Intensitas pencahayaan dari Merapikan pepohonan agar tidak
yang cukup mengganggu ruang lampu penerangan jalan menutupi lampu penerangan dan tidak
bebas berkurang karena tertutup mengganggu jarak pandang
pepohonan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 48


5 Sebagian rambu lalu lintas Konflik dengan pengemudi - Pemasangan rambu peringatan sebelum
terletak pada posisi yang kendaraan lain mendekati fly over dan persimpangan
kurang tepat, khususnya yang agar pengendara bisa menyesuaikan
mendekati lajur putar arah kondisi pergerakan yang ada di
depannya.
- Penataan ulang letak rambu yang kurang
tepat, khususnya mendekati lajur putar
arah
6 Tidak ada pagar pengaman Konflik penyeberang jalan Pemasangan pagar pengaman pada
pada sisi bahu jalan dan median dengan pengguna jalan lainnya median jalan sehingga mengarahkan
penyeberang jalan untuk menggunakan
fasilitas zebra cross
7 Tempat pemberhentian - Konflik pejalan kaki Minimnya lahan yang sudah berdekatan
kendaraan/bus kurang tepat, - Kemacetan dengan lajur kereta api dan tidak
khususnya yang berada di dekat memungkinkan untuk penyediaan fasilitas
perlintasan kereta api halte, maka diberikan lajur khusus dengan
dibatasi marka/paku jalan untuk
memisahkan angkutan umum agar tidak
bercampur dengan kendaraan lainnya
8 Sebagian chevron tidak Konflik dengan pengguna jalan Pengaturan ulang chevron, khususnya
terpasang dengan jelas lainnya pada bagian pulau lalu lintas mendekati
fly over untuk memberi kejelasan bagi
pengendara
9 Marka garis sebagian sudah Konflik dengan pengguna jalan - Pengecatan ulang marka garis yang
terkelupas lainnya terkelupas dengan cat reflektif,
khususnya di bawah fly over
10 Perlintasan kereta api Konflik dengan pengguna jalan - Pemberian marka yang
menghalangi jarak pandang lainnya menginformasikan adanya perlintasan
kereta api agar pengendara dapat
menyesuaiakan kecepatan sebelum
memasuki kawasan perlintasan kereta.
- Pemasangan rambu hendaknya berjarak
200 m sebelum perlintasan kereta api

KESIMPULAN e. Tingkat keparahan korban yang


Dari hasil analisis yang telah paling tinggi adalah luka ringan
dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal dengan proporsi sebesar 67% dari
berikut ini: total korban kecelakaan lalu lintas di
1. Karakteristik kecelakaan lokasi kajian.
a. Faktor penyebab kecelakaan yang 2. Lokasi rawan kecelakaan
paling dominan adalah faktor Dengan pendekatan EAN, lokasi rawan
manusia (83%). Bentuk pelanggaran kecelakaan berada di Royal Plaza
yang sering terjadi adalah pengemudi dengan nilai EAN tertinggi, yaitu 90.
melewati batas kecepatan (28%) dan 3. Jenis penanganan yang dapat
pengemudi tidak mendahulukan diterapkan untuk lokasi rawan
penyeberang (25%). kecelakaan tersebut antara lain :
b. Waktu kejadian kecelakaan paling a. Membuat fasilitas rumble strip
sering terjadi pada Hari Senin (20%) mendekati area zebra cross untuk
pukul 06.00-11.59 (32%). mereduksi kecepatan kendaraan.
c. Tipe kecelakaan atau tabrakan yang b. Pemasangan pagar pengaman pada
dominan adalah tabrak samping bahu jalan sehingga meminimalisir
(43%). penyeberang jalan yang langsung
d. Pengguna jalan yang terlibat dalam melintasi jalan tanpa menggunakan
kecelakaan secara dominan adalah fasilitas zebra cross.
kendaraan, khususnya kendaraan c. Memasang rambu batas kecepatan
bermotor roda dua (60%). di beberapa lokasi khusus (tempat
penyeberangan, tempat

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 49


pemberhentian bus, persilangan Anonim. 2005. Pedoman Audit Keselamatan Jalan.
kereta api) dan melakukan tindakan Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. 2006. Penyusunan Rencana Umum
hukum tegas apabila terjadi Keselamatan Transportasi Darat. Jakarta:
pelanggaran. Departemen Perhubungan.
d. Melakukan pengecatan ulang untuk Anonim. 2006. Panduan Penempatan Fasilitas
marka jalan yang sudah terkelupas. Perlengkapan Jalan. Jakarta: Departemen
Untuk jangka panjang perlu Perhubungan.
Anonim. 2006. Safety Audit Jalan Tol Cipularang.
dipikirkan alternatif penggunaan Jakarta: Laporan Bidang Manajemen dan
teknologi cold-plastic yang berumur Keselamatan Lalu Lintas
lebih lama dan kinerja lebih baik Anonim. 2007. Pedoman Operasi ABIU/UPK
daripada thermo-plastic. (Accident Blackspots Investigation
e. Lebar bahu jalan diupayakan Unit/Unit Penelitian Kecelakaan). Jakarta:
Dirjen Perhubungan Darat.
memiliki lebar minimal satu meter, Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia
hal ini berfungsi sebagai tempat Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
pemberhentian sesaat bagi dan Angkutan Jalan.
kendaraan yang mengalami Austroad. 2002. Road Safety Audit. 2nd Edition.
gangguan teknis. Standards Association of Australia
Baker. 1975. Traffic Accident Investigation Manual.
Traffic Institute, Northwestern University
DAFTAR PUSTAKA Carter and Homburger. 1978. Introduction to
Anonim. 1993. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Transportation Engineering. Virginia.
Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Reston Pub.
Lintas Jalan. Kadiyali. 1973. Traffic Engineering and
Anonim. 2004a. Penanganan Lokasi Rawan Transportation Planning. Khanna Pub.
Kecelakaan Lalu Lintas. Jakarta: Santoso, Teguh Iman. 2007. Analisis Daerah Rawan
Departemen Permukiman dan Prasarana Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus Jalan
Wilayah. Tol Jatingaleh-Srondol Semarang).
Anonim. 2004b. Undang-Undang Republik Fakultas Teknik Universitas Negeri
Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Semarang.
Jalan. Warpani. 1999. Pengelolaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Bandung: ITB

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.1 2011 ISSN 1978 5658 44

Anda mungkin juga menyukai