Anda di halaman 1dari 10

massagung journal

passion and desire

HOME
ABOUT ME
CIVIL ENG
BOOKS
CODES

Mengenal Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test


31032014
Mengenal Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test

Mungkin belum terlalu banyak yang mengenal betul dengan dasar teori tentang PDA Test, meskipun sebetulnya cukup lama PDA
test ini dikenal di Indonesia.

Saya akan memulai dengan beberapa pertanyaan?

1. Apa itu PDA Test?

PDA Test dari singkatan Pile Dynamic Analyzer Test yang merupakan sebuah test untuk mengukur kapasitas tiang tekan secara
dinamik pada fondasi dalam baik itu tiang pancang atau tiang bor, integritas tiang, dan energy dari hammer. Alat PDA Test sendiri
berupa komputer khusus yang telah dibuat untuk mampu mengukur variable yang dibutuhkan dalam perhitungan dinamik tersebut
dengan menggunakan prinsip wave mechanics. Sebetulnya menurut saya pengetesan PDA ini lebih tepat disebut dengan High Strain
Dynamic Test (sesuai dengan judul standard ASTM nya yaitu ASTM D 4945)

Berikut gambar Komputer PDA dari PDI, Inc.

Gambar 3. Sensor PDA : Strain Transducer & Accelerometer


Gambar 4. Tipikal Penyusunan Pengetesan PDA (sumber ASTM D 4945)

2. Apa yang diukur dari komputer PDA ini?

Melalui strain transducer akan terukur nilai Force yang terjadi didekat kepala tiang / pada posisi sensor setelah ada impact dari
tumbukan hammer terhadap kepala tiang. Dan melalui accelerometer akan terukur nilai percepatan yang akan dihitung untuk
mendapatkan variable velocity.

Awal mulanya pengembangan alat PDA ini terinspirasi dari teori yang dikembangkan oleh Jean Le Rond DAlambert 1747, dimana
persamaaan yang dikenalkan DAlambert tersebut adalah sebagai berikut :

the equation that governs the displacement u of a pile particle a distance x from the top of pile

Disebutkan bahwa ketika ada impact dari hammer ketika ditumbukan maka akan terjadi gelombang turun (wave down) dan
gelombang naik (wave up), dengan kecepatan yang sama.
Sehingga dapat diasumsikan bahwa ketika ada perlawanan dari tanah, perubahan kecepatan gelombang, akan mengembalikan
gelombang naik (wave up). Dan metode dinamik ini menggunakan effect dari refleksi gelombang naik ini
pada velocity dan forceyang terukur dekat kepala tiang untuk mengevaluasi kapasitas tiang dan/atau integritas tiang.

Didapatkan persamaan gelombang turun (wave-down) F = Zv, dan gelombang naik (wave up) F=-Zv, dimana : F = impact
force yang terukur pada posisi sensor; v = impact velocity yang terukur pada posisi sensor, dan Z = impedance (EA/c) ; E =
modulus elastisitas, A = luas penampang tiang, dan c= kecepatan gelombang material.

Sementara perhitungan dari alat PDA merekam sinyal force dan velocity setelah impact hammer,

1. Force (F) diukur melalui deformasi yang terjadi (e) F = E A e (t)

2. Velocity (V) diukur melalui percepatan yang terjadi (a) V = a (t) dt

3. Lalu bagaimana perhitungan daya dukung aksial tiang nya?

Jika didalam perhitungan daya dukung aksial tekan/tarik secara teoritis dari data uji tanah kita kenal metode alpha, beta, lambda
dan lain sebaginya. atau dalam analisa loading test kita kenal ada metode mazurkiewicz, davisson, brinch Hansen ataupun chin.
Atau juga dalam analisa formulas dinamik dari hasil final set kita kenal dengan hiley formula.

Sementara perhitungan dinamik daya dukung aksial PDA test dikenal dg metode CASE method.

Dari nilai rata-rata pada sinyal yang terukur force dan velocity pada data PDA,

Yang terukur langsung dari alat PDA adalah sebagai berikut :

1. Tegangan tekan maksimum pada posisi sensor, dikenal dengan inisial (CSX, CSI0

2. Displacement maksimum (DMX)


Yang bisa dihitung dari alat PDA diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas tiang termobilisasi, menggunakan simplified CASE method (RMX)

2. Tegangan tarik maksimum sepanjang tiang (TSX)

3. Energi maksimum yang ditransfer ke tiang selama tumbukan (EMX)

Perhitungan CASE Method :

Berdasarkan teori wave mechanic didapatkan persamaan :

Dimana ;

R = tahanan tanah total

t1 = waktu impact dari tumbukan

t2 = t1 + 2L/c (dimana L adalah panjang tiang)

Z = EA/c = A (Er) (dikenal dengan impedance)

Tahanan total tanah R yang dihitung menggunakan formula diatas mempunyai dua kompenen :

1. A displacement-dependent component , Static Resistance (Rs) ini yang akan kita ukur.

2. A velocity-dependent component, Dynamic Resitance (Rd), yang mana Rd diturunkan dari R untuk mendapatkan Rs.

Variable Dynamic Resistance (Rd) sendiri dihitung dengan formula :

Dimana :

Jc = nilai damping factor, tergantung dari jenis tanah (semakin kerah kohesif nilainya semakin besar)

Z = pile impedance (Z=EA/c)

Vtoe = velocity pada ujung tiang, didapatkan dari force and velocity yang terukur dekat kepala tiang, berdasarkan prinsip dari
teori wave mechanics .

Dengan melalui pendekatan itu didapatkan persamaan untuk menghitung nilai Static Resistance (Rs),
3. Seberapa besar reliabititas test PDA terhadap loading test axial tekan?

Pertanyaan diatas harus cukup hati-hati dalam menjawabnya, karena beberapa hal :

1. Test daya dukung tekan suatu tiang masih banyak teori yang dipakai misalkan dalam analisa daya dukung tiang tekan hasil
loading test saja, minimal menurut peraturan yang berlaku di Indonesia, paling tidak SF yang diijinkan dari beberapa metode
yang ada harus memenuhi 3 metode. Ini dikarenakan metode dengan loading test tekan saja bisa terjadi banyak sekali bias,
bias ini bisa dihindari karena jika batas settlement ijin dari loading test yang dilakukan telah melebihi batas yang telah
ditentukan, misalnya di Indonesia, untuk Diameter tiang < 80 cm batasnya adalah 25 mm, dan D >= 80 cm batasnya adalah
4% dari Diameter tiang. Sementara untuk kapasitas ultimatenya masih banyak bias, salah satu alasan kenapa masih banyak
bias dalam perhitungan kapasitas fondasi ini lebih terkait karena variable tanah yang sangat beragam, sehingga keberagaman
ini yang menyulitkan untuk mengetahui kapasitas tiang secara pasti. the product of nature are always complex begitu kata
Karl Terzaghi.

2. Secara strandar PDA sudah diakui (ASTM D 4945) dan ada korelasi dengan hasil statik aksial loading test dan sudah seringkali
diseminarkan korelasinya, dan cukup reliable. Akan tetapi yang menjadi perhatian utama dalam pengetesan PDA adalah
kualitas data dari data acquisition-nya.

Berikut ini yang sangat menentukan kualitas data dari PDA Test,

1. Alat yang digunakan harus dalam kondisi prima, baik komputer, kabel, dan sensor yang dipakai mempunyai sertifikasi
kabilbrasi yang update. (Kalibrasi alat minimal 2 tahun sekali).

2. Testing Engineer harus mengerti dasar teori tentang PDA test dan mengerti tentang kapasitas aksial tiang pondasi dalam,
serta memahami penggunaan parameter yang digunakan dalam PDA test.

3. Kondisi kepala tiang uji harus rata, kondisi dari kepala tiang hingga dasar tiang terhadap tanah harus rata dan bagus (beton
tidak keropos), umur beton sudah memenuhi syarat > 28 hari, dan hasil test tekan betonnya sudah sesuai dengan spesifikasi
design.

4. Berat hammer yang digunakan harus antara (1- 2 %) dari daya dukung ultimate, dengan ukuran hammer yang proporsional
dengan ukuran tiang.

5. Untuk pengetesan yang menggunakan drop hammer harus menggunakan ladder/selongsong yang tepat untuk menjaga
eksentrisitas tumbukan hammer. Tumbukan yang tidak sentris menyebabkan kualitas data PDA tidak representative, sering kita
kenal istilah GIGO, garbage in garbage out.

6. Safety saat pelaksanaan test harus sangat diutamakan baik terhadap sensor dari kemungkinan rusak karena impact dari
hammer dan sebagainya, dan juga safety dari alat pendukung saat pelaksaan test, terutama semua orang/pekerja yang terlibat
pada saat pengetesan.

7. Laporan hasil PDA test harus dibawah pengawasan oleh geotechnical engineer yang berpengalaman dan mengerti betul tentang
batasan yang ada dalam PDA test, dibuktikan dengan sertifikasi dari PDI, inc.

8. Safety Factor minimal pada PDA test adalah 2.25 dari daya dukung design.

9. Semua prosedur pengetesan PDA test harus memenuhi standard yang telah ditentukan oleh ASTM D- 4945 terbaru.

Saya sendiri pernah membandingkan hasil loading test tekan instrumented test pile (VWSG) dengan hasil PDA test, dengan kualitas
data yang menurut saya representative dan hasilnya cukup memuaskan saya, nilai unit friksi dan end-bearing dari hasil PDA setelah
di plot dengan hasil Instrumented test pile VWSG cukup konsisten baik daya dukung ultimatenya dan nilai unit friksinya, sehingga
saya beranggapan jika test PDA dilakukan dengan baik dan benar hasil dari test ini sangat reliable bahkan bisa mengukur nilai friksi
actual pada tiang sehingga memungkinkan juga untuk melakukan optimasi pada tiang.

Sekian sekilas tentang PDA Test. Semoga bermanfaat.

Sumber Gambar : www.pile.com


Sumber Tulisan : Manual PDA & CAPWAP by PDI Inc, ASTM D 4945, diskusi verbal dg Pakar Geoteknik dan Pengalaman penulis.
Salam,

MA

Share this:

Twitter
Facebook9

Related

Test Pile InstrumentedIn "civil engineering"

Load Transfer on Bored PilesIn "civil engineering"

Non Destructive Testing pada Pondasi DalamIn "civil engineering"

Downhole Seismic TestingTeori dan Praktek

Actions

Comments RSS

Trackback

Information

Date : March 31, 2014

Categories : civil engineering, geotechnical engineering

8 responses
3032015

Arland Asra (13:23:58) :

untuk pengetesan PDA,PIT dan LOADING TEST silahkan hubungi di 085274736467 (ARLAND), HARGA BISA

DI NEGO. kami melayani dimanapun anda berada.

Reply

7012016
ekoo s (08:09:59) :

bisa email kan penawaran mas, untuk PDA test

ke echoromeo69@gmail.com

Reply

16112015

singgih (02:18:30) :

Mohon penjelasannya terkait pembacaan hasil PDA test pada kapasitas tekan RMX dan RSU. Apakah

perbedaannya dan pada kondisi tiang seperti apa harus menggunakan bacaan pada RMX maupun RSU.

Terimakasih

Singgih Wibisono

Reply

16112015

singgih wibisono (02:20:01) :

Mohon penjelasannya terkait pembacaan hasil PDA test pada kapasitas tekan RMX dan RSU. Apakah

perbedaannya dan pada kondisi tiang seperti apa harus menggunakan bacaan pada RMX maupun RSU.

Terimakasih

Regards,

Singgih Wibisono

Reply

29032016

massagung (23:30:16) :

mohon maaf agak terlambat membalas,

terkait RMX dan RSU,

didalam manual PDA kurang lebihnya dengan pemahaman saya ada penjelasan bahwa RMX itu untuk

kapasitas tiang yang relatif antara friksi dan end-bearing seimbang atau didominasi end-bearing.
sementara untuk kapasitas RSU secara praktis untuk tiang yang dominan friksi ini berarti untuk tiang yang

relatif dalam (asumsi kasaran tiang dalam atau panjang dengan kedalaman > 20 m).

sementara kalo dari grafik PDA sendiri kita bisa melihat apakah tiang tersebut cocok memakai RSU atau

RMX bisa dilihat dari grafik F/V nya yaitu bilamana gravik V sudah melampaui sumbu x (negatif velocity)

sebelum ujung tiang (2L/c) maka pemakaian RSU dianggap lebih tepat.

berikut ini saya tampilkan definisi dari RMX dan RSU dari PDA-W Manual of Operation Februari 2009, PDI

Inc.

RMX : maximum Case Method resistance (using JC) occurs at time TMX during blow. RX# is RMX with JC =

0.# (i.e., RX6 is RMX with JC = 0.6)

RSU : the Case Method resistance using damping corrected for early unloading, i.e., velocity upward

(negative) before the 2L/C time. Primarily for piles with high friction. RU# is RSU with JC = 0.# (i.e., RU7 is

RSU with JC = 0.7)

mudah-mudahan penjelasan tersebut cukup membantu.

terimkasih,

salam,

MA

Reply

2122015

Aflizal (21:51:48) :

Terimakasih Mas Agung atas artikelnya. Sangat membantu saya!

Reply

29032016

massagung (23:30:55) :

sama-sama Mas Aflizal. terimakasih sudah berkunjung.

Reply

9042016

Mohammad Maskur (09:15:27) :


akhirnya nemu artikel yg pas jugatrims Massagung..sukses selalu..

Reply

Leave a Reply

BLOG STATS

18,323 hits

Search

BLOGS I FOLLOW

1. James Oetomo's Files


2. Juang's Blog
3. Milakusuma
4. Gouw - Senior Geotechnical Consultant
5. The works of Wiryanto Dewobroto
6. benusaganiblog
7. irawanfirmansyah.wordpress.com
8. Highway Engineering - State Polytechnic of Jakarta

BLOGROLL

Eng-Tips Geotechnical Area


GeoForum
Kaskus Geoteknik Forum
Situs Teknik

TOP CLICKS

massagung.files.wordpress

RECENT POSTS

Penentuan Letak dan Banyaknya Titik Bor dan Sondir


Buya HAMKA (1)
Teori dan Praktek
Mengenal Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test
Downhole Seismic Testing

TOP POSTS & PAGES

Mengenal Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test


Sifat Mekanika Tanah (part 2)
Drained and Undrained Soil Condition
Test Pile Instrumented
Sifat Mekanika Tanah (part 1)
Soil Mechanics and Geotechnical Engineering
Downhole Seismic Testing
Sifat Indeks Tanah Bagian 1
Teori dan Praktek
About Me

META

Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com

Create a free website or blog at WordPress.com. The Freshy Theme .

Follow

Follow massagung journal

Get every new post delivered to your Inbox.

Sign me up

Build a website with WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai