Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

PENULISAN JURNAL ILMIAH MAHASISWA






















UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TAHUN 2017
PANDUAN
PBNULISAN JURNAL ILMIAH MAHASISWA

gr upre
utera Ra{am

@ LiNIVERSITAS PUTERA BATAM, 2017 _All Rights Reserved

MP_14_LPPM Disetujui Oleh:


Rektor U;{versitas Putera Batam

Revisi ke Tanggal

0 05 Juni 2017

NIP. 00013

ll
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... iv
1. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
2. TUJUAN ...................................................................................................................... 2
3. FORMAT PENULISAN .............................................................................................. 2
4. TEKNIK PENGETIKAN............................................................................................. 3
REFERENSI.................................................................................................................... 7
LAMPIRAN..................................................................................................................... 8


iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ranking negara 1-10.................................................................................... 1


Gambar 1.2 Ranking negara 54-60.................................................................................. 1
Gambar 4.1 Pengaturan margin ....................................................................................... 4
Gambar 4.2 Hasil kolom penulisan ................................................................................. 4
Gambar 4.3 Format tabel ................................................................................................. 5
Gambar 4.4 Format paragraf ........................................................................................... 5
Gambar 4.5 Format daftar pustaka .................................................................................. 6
Gambar 4.6 Format judul yang benar .............................................................................. 6
Gambar 4.7Format judul yang salah ............................................................................... 6


iv


1. PENDAHULUAN
Penulisan jurnal ilmiah memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting dan
merupakan bagian dari tuntutan formal akademik. Mahasiswa yang telah menyelesaikan
ujian/sidang tugas akhir diwajibkan untuk membuat jurnal ilmiah dari skripsi. Dengan
memperhatikan Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 152/E/T/2012
tanggal 27 Januari 2012 (Kemdikbud, 2012)Perihal: Publikasi Karya Ilmiah, dimana
memberlakukan persyaratan lulusan program Sarjana, Magister dan Doktor yang wajib
menghasilkan makalah/artikel dan dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah, maka setiap
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta wajib mengikutinya.
Berdasarkan data yang di-publish oleh Scimago Lab pada laman website
http://scimagojr.com/countryrank.php, Indonesia berada pada urutan 57. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.1Ranking negara 1-10

Gambar 1.2Ranking negara 54-60


1


Pada gambar 1.2 dapat dilihat bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara
maju lainnya. Untuk ikut berkontribusi dalam kemajuan negara, Universitas Putera
Batam telah mewajibkan setiap mahasiswa untuk menghasilkan karya/artikel ilmiah dari
skripsi/tugas akhirnya. Untuk mendukung pelaksanaannya, maka diperlukan suatu
panduan yang mengatur penulisan artikel ilmiah yang nantinya akan ditulis oleh
mahasiswa.

2. TUJUAN
Tujuan dari panduan penulisan jurnal ilmiah adalah:
a. Menetapkan standar penulisan artikel ilmiah yang berlaku di Universitas Putera
Batam;
b. Mengarahkan mahasiswa dalam menulis artikel ilmiah sesuai dengan standar
penulisan yang berlaku secara umum (nasional atau internasional).

3. FORMAT PENULISAN (Abdus Shobri Asyidinqi, Tuti Widjastuti, 2016)

JUDUL (TIMES NEW ROMAN 12, UPPERCASE, CENTER, BOLD)

Nama Mahasiswa (times new roman 12, bold, capitalize each word)*, Dosen Pembimbing
(times new roman 11, bold, capitalize each word)**

*Alumni Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam (times new roman 10, capitalize
each word)
** Dosen Program Studi Manajemen Universitas Putera Batam
e-mail: email.mahasiswa@gmail.com(email mahasiswa, times new roman 10)

ABSTRACT (times new roman, font 11, bold, bahasa inggris)

Abstrak hanya ditulis dalam bahasa inggris, tidak menggunakan bahasa indonesia.
Abstrak berisikan isu-isu pokok tujuan penelitian, metode/pendekataan dan hasil penelitian.
Abstrak di tulis dalam satu alinea dan tidak lebih dari 200 kata. Rata kiri dan kanan, maksimal 1
halaman. Menggunakan huruf Times new roman, font 11, satu spasi, italic).

Keywords:(times new roman, font 11, italic,spasi satu. maksimal 5 kata kunci, dipisahkan dengan
tanda koma)(Universitas pendidikan indonesia 2015, 2015)

PENDAHULUAN [Times New Roman, 10, kertas yang digunakan adalah B5 (JIS). Margin
bold, center] top: 1.5 cm, left: 2,5 cm, bottom 1,5 cm, right:
Pendahuluan berisikan latar belakang atas 1,5 cm. Setiap paragraf berisikan minimal 5
suatu permasalahan serta urgensi dan kalimat. Setiap halaman tidak menggunakan
rasionalisasi kegiatan penelitian. Tujuan nomor. (times new roman, font 10, normal 1
kegiatan dan rencana pemecahan masalah di spasi)(Institut, 2015)
sajikan dalam bagian ini. Jumlah halaman artikel
minimal 10 halaman dan maksimal 12 halaman. KAJIAN PUSTAKA [Times New Roman, 10,
Halaman tidak boleh diberikan penomoran. Jenis bold, center


2


Kajian pustaka berisikan teori-teori dan lebih dari satu halaman maka untuk potongan
pendapat para ahli yang berhubungan dengan tabel yang terdapat dihalaman berikutnya
judul penelitian. Uraian kajian pustaka ditantai dengan menambahkan kalimat lanjutan
merupakan landasan timbulnya gagasan dan tabel 1: Nama Tabel. Tabel, grafik, gambar dan
permasalahan yang akan diteliti dengan bagan tidak boleh hasil dari print screen. Tabel
menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian ditulis dalam satu kolom, bukan dalam dua
lain yang diperoleh dari acuan untuk dijadikan kolom. Perlu dikemukakan hal-hal yang
landasan dalam pelaksanaan penelitian. Wajib melandasi atau argumentasi yang
mencantumkan penelitian terdahulu. Ditulis menguatkanbahwa penelitian tersebut penting
secara sistematis, singkat, paat dan jelas. untuk dilaksanakan. Didukung dengan data-data
selanjutnya pengembahan hipotesis dibahas real baik dari sumber primer atau sekunder.
dalam bagian ini. (times new roman, font 10, Masalah yang akan diteliti harus dirumuskan
normal 1 spasi). secara jelas disertai dengan pendekatan dan
konsep untuk menjawab permasalahan,
METODE PENELITIAN [Times New pengujian hipotesis atau dugaan yang akan
Roman, 10, bold, center] dibuktikan.Sedangkan untuk pembahasan
Pada bagian metode penelitian menjelaskan memaparkan hasil pengolahan data,
secara singkat Uraikan secara rinci metode yang menguraikan hasil penelitian secara logis,
akan digunakan meliputi tahapan-tahapan mengaitkan hasil dengan sumber rujukan. (times
penelitian, lokasi penelitian, peubah/variabel new roman, font 10, normal 1 spasi).
yang diamati/diukur, model yang digunakan,
rancangan penelitian, serta teknik pengumpulan KESIMPULAN [Times New Roman, 10, bold,
dan analisis data. Untuk penelitian yang center]
menggunakan metode kualitatif perlu dijelaskan Bagian ini menyajikan kesimpulan atau
pendekatan yang digunakan, proses rangkuman singkat atas hasil penelitian dan
pengumpulan dan analisis informasi, serta pembahasan. (times new roman, font 10, normal
penafsiran dan penarikan kesimpulan penelitian. 1 spasi).
(times new roman, font 10, normal 1 spasi).
DAFTAR PUSTAKA [Times New Roman, 10,
HASIL DAN PEMBAHASAN [Times New bold, center]
Roman, 10, bold, center] Penulisan naskah harus menggunakan
Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan aplikasi referensi (reference manager)
tabel, grafik, gambar dan bagan. Tabel terdiri Mendeley. Artikel wajib merujuk jurnal
ber-ISSN dan menggunakan buku maksimal 10
dari 3 garis (seperti contoh di panduan
tahun terakhir. Misalnya 2007 jika penelitian
penulisan). Ukuran font tabel maksimal 10 dan mahasiswa tersebut terjadi pada tahun 2017.
tabel tidak boleh terpotong. Jika tabel terlalu (times new roman, font 10, normal, 1 spasi.
panjang dan berkemungkinan menggunakan

4. TEKNIK PENGETIKAN
a. Margins
1) Klik page layout
2) Klik margins
3) Klik custom margins
4) Atur margin top: 1,5 cm, left: 2,5 cm, bottom: 1,5 cm, right: 1,5 cm seperti
dibawah ini

Gambar 4.1Pengaturan margin

b. Kolom penulisan
1) Boldtext yang akan ditulis menjadi 2 kolom
2) Pilih pagelayout
3) Klik columns
4) Pilih two

Hasil

Gambar 4.2 Hasil kolom penulisan

c. Tabel
Tabel tidak boleh dalam bentuk picture,tapi ditulis dengan menggunakan 3 garis.
Tabel tidak boleh terpotong dan angka-angka dalam tabel tidak boleh terpisah. Hal
yang paling penting adalah tabel tidak ditulis di 2 kolom, harus dalam satu kolom
seperti contoh dibawah. Jika di halaman jurnal tabel menjadi dua kolom atau pecah
dalam dua kolom, lakukan hal berikut:

4


1) Bold tabel (seperti langkah pada kolom penulisan)
2) Klik pagelayout
3) Klik Columns
4) Pilih one

Hasil

Gambar 4.3 Format tabel

d. Paragraf
Awalan paragraf menjorok kedalam sebanayak sebanyak 0,5 cm dan setiap
paragraf minimal terdiri dari 5 (lima) kalimat.

Gambar 4.4Format paragraf


5


e. Daftar pustaka
Baris kedua pada penulisan daftar pustaka dimulai pada huruf ke-5 dari baris
pertama.

Gambar 4.5Format daftar pustaka

f. Judul
Penulisan judul ditulis seperti dibawah ini:

Gambar 4.6Format judul yang benar

Gambar 4.7 Format judul yang salah


6


REFERENSI

Abdus Shobri Asyidinqi, Tuti Widjastuti, A. (2016). . Kata Kunci: ayam kampung,
karkas, lemak abdominal, limbah udang fermentasi,. Jurnal Mahasiswa UNPAD.
Institut, P. B. (2015). Petunjuk Penulisan Indonesian Journal of Business and
Entrepreneurship ( IJBE ). IJBE. Retrieved from
http://journal.ipb.ac.id/index.php/ijbe/about/submissions#authorGuidelines
kemdikbud. surat edaran publikasi karya ilmiah (2012). indonesia:
www.kemdiknas.dikti.go.id. Retrieved from
http://www.kopertis12.or.id/2012/02/01/surat-dirjen-dikti-no-152et2012-tentang-w
ajib-publikasi-ilmiah-bagi-s1s2s3.html
Universitas pendidikan indonesia 2015. (2015). pedoman penulisan karya ilmiah.

LAMPIRAN
Contoh Artikel ilmiah

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS UNTUK PASAR


INTERNASIONAL MELALUI PENERAPAN MANAJEMEN KUALITAS
TOTAL
**
Khaira Amalia*, Adinatan Putra

*Alumni Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam


**Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam
e-mail: khairaamalia@yahoo.com

ABSTRACT

The objectives of this research were to analyze the application of the quality standard of
the frozen edamame products, to identify key attributes expected by the export markets in
increasing the quality of frozen edamame, to formulate the appropriate strategy in improving the
quality of frozen edamame products, and to determine the priority strategies that can be applied
in the improvement of the quality of frozen edamame products. The method used was the case
study, and the analysis tools i.e. QFD (Quality Function Deployment), Pareto, SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunity) dan AHP (Analytical Hierarchy Process) were also used. Based on the
data processing results of QFD, the attribute of no pests and diseases is the highest expectation
from customers, and sorting is the most crucial point in generating quality of edamame requested
by the customers. The Pareto analysis result showed that the main problem in increasing the
quality of the products is the processing time. SWOT analysis produced four alternative strategies
that is optimizing the use of technology to ensure the quality of edamame, assessing and
monitoring the SOP quality control, optimizing cooperation research and development with
universities or government research institutes to produce seeds, and applying efficiency and
effectiveness in production.

Keyword: QFD, Pareto, SWOT, AHP, PT Mitra Tani 27 Jember

PENDAHULUAN hama penyakit; bebas bau busuk, bau asam, bau


Sektor pertanian khususnya produk apek, dan bau asing lainnya; bebas dari bahan
hortikultura merupakan salah satu sektor yang kimia seperti insektisida dan fungisida; dan
terus dipacu agar mampu bersaing di pasar memiliki suhu normal. Ekspor edamame beku
internasional. Produk hortikultura yang banyak tahun 2004 2013 terjadi fluktuasi. Terjadi
diminati konsumen mancanegara adalah kedelai peningkatan pada tahun 20042006, yaitu 2,404
edamame, yang merupakan produk khas yang ton; 2,936 ton dan 3,117 ton. Penurunan
ada di Jember. PT Mitra Tani 27 Jember (PT MT penjualan terjadi pada tahun 2007 pada angka
27 Jember) merupakan perusahaan yang 2,985 ton. Penjualan kembali naik pada tahun
dipercaya untuk mengekspor edamame ke 2008 ke angka 3,566 ton dan menurun kembali
Jepang. Persyaratan yang diminta agar dapat pada tahun 2009 ke angka 2,750 ton. Penurunan
menembus pasar Jepang yaitu produk yang nilai ekspor karena munculnya isu residu
dihasilkan harus memenuhi standar sanitasi dan pestisida sehingga pihak Jepang mengembalikan
higienis sesuai hazard analytical criticalcontrol komoditas edamame ke pihak PT MT 27 Jember.
point (HACCP) sebagai pijakanstandar Peningkatan pesanan terjadi kembali pada tahun
keamanan pangan. Afrianto (2008) menyatakan 2010 dan 2011, yaitu 3,225 ton dan 3,977 ton.
pendekatan penting dalam pengawasan mutu Penurunan pesanan terjadi pada tahun 2012 ke
sesuai HACCP, yaitu foodsafety/ keamanan angka 2,896 ton yang kemudian tahun 2013
pangan, wholesomeness/kebersihan dan mengalami peningkatan ke angka 3,577 ton (PT
economic fraud/pemalsuan. BPPI (2010) MT 27 Jember, 2013). Ekspor produk edamame
menjelaskan syarat mutu umum kedelai beku yang belum stabil menyebabkan produk
berdasarkan SNI 01-3922-1995 adalah bebas



edamame yang dihasilkan belum seluruhnya Jember. Data yang diperoleh meliputi: data
mampu memenuhi permintaan konsumen. penjualan ekspor; daftar permasalahan yang
sering muncul dalam proses pengolahan
KAJIAN PUSTAKA edamame; atribut pelanggan; kekuatan,
Research gap menjelaskan tiga atribut kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan;
utama yang diharapkan konsumen dalam produk profil perusahaan; kriteria kualitas standar
sayuran segar adalah kesegaran, kebersihan, dan edamame ekspor; tahapan proses penerapan
keamanan pangan. Pernyataan ini didukung standar kualitas edamame. Pengumpulan data
dengan Marimin dan Abidin (2001) menjelaskan dan informasi yang mendukung penelitian ini
kriteria sayuran bermutu dapat dilihat dari melalui kuesioner, yaitu dengan pengumpulan
kesegaran, kebersihan, bentuk, dan ukuran. data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar
Nurlaili (2013) menjelaskan tujuh atribut yang pertanyaan kepada responden yang berkaitan
menjadi prioritas dalam memilih sayuran, yaitu dengan tujuan penelitian. Pertanyaan yang
kesegaran, kebersihan, warna, bentuk yang diberikan kepada responden berisi pertanyaan
sesuai standar, ukuran yang seragam, daya tahan mengenai informasi umum dan informasi khusus
dan jaminan keamanan pangan. Pernyataan lain yang menggambarkan kualitas produk edamame
menjelaskan syarat yang diharapkan konsumen beku yang dihasilkan oleh PT MT 27 Jember.
tentang pangan dapat sangat beragam dan Selanjutnya, melalui wawancara untuk
bervariasi. Konsumen akan puas apabila atribut mengumpulan data dan informasi sebagai solusi
produk makanan dan interaksi dapat dipenuhi dari jawaban kuesioner yang kurang lengkap.
selama proses pengolahan. Nainggolan (2007) Penelitian ini menggunakan pertanyaan
juga menjelaskan faktor dominan yang terstruktur, yaitu pertanyaan yang telah
memengaruhi mutu produk hortikultura adalah dipersiapkan sebelumnya, tetapi tidak menutup
benih, air irigasi, gudang penyimpanan kemungkinan pertanyaan yang diajukan dapat
pascapanen, metode panen, kendaraan angkut, dikembangkan sesuai dengan situasi wawancara.
dan gudang penyimpanan distribusi. Terakhir melalui studi pustaka dengan cara
Risenasari, Daryanto (2011) menjelaskan pengumpulan data menggunakan pustaka yang
penilaian pelanggan dari setiap persyaratan mendukung penelitian sebagai sumber informasi
untuk mempertahankan produk agar tidak melalui referensi, jurnal, dan artikel di internet.
berubah, memperbaiki produk atau agar produk Penelitian ini menggunakan beberapa
lebih baik dari pada pesaingnya. Nuryani et al. metode sebagai alat analisis. Metode Quality
(2007) menjelaskan kontinuitas mutu produk Function Deployment (QFD) dilakukan dengan
sangat penting untuk kepercayaan luar negeri menyesuaikan antara keinginan konsumen
terhadap mutu produk. Hal ini berkaitan erat dengan persyaratan teknik yang dimiliki
antara kepuasan konsumen dengan mutu produk produsen. Persyaratan teknik merupakan hasil
yang memiliki dampak positif pada pendapat dari pakar ahli (Firohmatillah,
kelangsungan bisnis yang dimiliki. Pentingnya Nurmalina, 2012). Taneja et al. (2014)
strategi peningkatan kualitas produk edamame mengemukakan bahwa pareto merupakan teknik
beku untuk pasar internasional melalui yang penting untuk memilih masalah kritis
penerapan manajemen kualitas total. Penelitian antara berbagai masalah organisasi. Evalia et al.
ini bertujuan menganalisis penerapan standar (2013) menjelaskan dalam analisis SWOT
kualitas produk edamame beku, terdapat matriks internal factor
mengidentifikasi atribut kunci yang diharapkan evaluation-externalfactor evaluation yang
pasar ekspor dalam peningkatan kualitas digunakan untukmengevaluasi kekuatan dan
edamame beku, merumuskan strategi yang tepat kelemahan utama dalam fungsi tertentu dan juga
dalam peningkatan kualitas produk edamame digunakan sebagai dasar untuk menentukan
beku dan menentukan prioritas strategi yang perencanaan strategis. Mehta et al. (2014)
dapat diterapkan dalam peningkatan kualitas menjelaskan Analytic Hierarchy Process
produk edamame beku. (AHP)digunakan untuk memprioritaskan kriteria
implementasi Total Quality Management
METODE PENELITIAN (TQM).
Penelitian yang dilaksanakan di PT MT 27
Jember yang terletak di Jember, Jawa Timur HASIL
merupakan studi kasus, yaitu penelitian yang Analisis Pengendalian Kualitas Edamame
dilakukan untuk memberikan gambaran secara PT Mitra Tani 27 Jember mengacu standar
rinci tentang latar belakang dan interaksi HACCP yang diminta Jepang sebagai negara
lingkungan pada obyek yang diteliti. Data pengimpor edamame. Tahapan proses
diperoleh dari pakar yang dipilih purposive pengolahan ditetapkan pada bagian yang
sampling melibatkan tiga narasumber ahli yaitu dianggap titik kritis untuk semua produk olahan
dari perusahaan, penguji mutu dan praktisi. yang dihasilkan PT MT 27 Jember. Proses ini
Pemilihan narasumber berdasarkan pengetahuan dilakukan karena PT MT 27 Jember
yang dimiliki tentang edamame dan PT MT 27 menghasilkan produk olahan yang melalui



tahapan proses pengolahan sama satu sama lain. persepsi dan ekspektasi merupakan gap atau
Bagian yang dianggap sebagai titik kritis yaitu kesenjangan. Analisis gap ditujukan untuk
penentuan residu pestisida bahan baku, mengetahui faktor yang diprioritaskan.
blanching, cold storage, dan metal Pelayanan dikatakan memenuhi keinginan
detector.Konsumen tidak menginginkan adanya konsumen jika gap bernilai positif, artinya sudah
residu pestisida pada produk olahan edamame mampu memenuhi keinginan konsumen. Di
yang diterima. Edamame yang dinyatakan pihak lain, dikatakan tidak memuaskan apabila
negatif residu pestisida dapat diproses ke tahap gap bernilai negatif (Magdalena et al. 2013).
selanjutnya, sedangkan edamame yang Hasil perhitungan bobot menunjukkan bahwa
dinyatakan positif residu pestisida akan diolah tidak ada hama dan penyakit merupakan harapan
menjadi mukimame. Proses blanching dilakukan tertinggi dari pelanggan dengan bobot sebesar
untuk menjaga keamanan pangan produk 0,276 (Tabel 2). Artinya, pelanggan sangat
edamame bagi konsumen. berharap atribut utama dipenuhi terlebih dahulu
Tahapan proses blanching dilakukan untuk kualitas edamame. Perbedaan antara
melalui tahapan proses koreksi alat, uji persepsi dan ekspektasi merupakan gap atau
mikrobiologis dan uji organoleptik. Koreksi alat kesenjangan. Analisis gap ditujukan
blanching dilakukan dengan tujuan agar suhu untukmengetahui faktor yang diprioritaskan.
dan waktu blanching masih sesuai dengan Pelayanan dikatakan memenuhi keinginan
ketentuan perusahaan. Proses blanching selesai konsumen jika gap bernilai positif, artinya sudah
kemudian diambil produksebagai sampel untuk mampu memenuhi keinginan konsumen. Di
pengujian mikrobiologis. Pengujian ini pihak lain, dikatakan tidak memuaskan apabila
dilakukan secara kuantitatif total mikroba dan gap bernilai negatif (Magdalena etal. 2013).
kualitatif bakteri. Pengujian organoleptik PT MT 27 Jember melakukan pengawasan
dilakukan untuk menentukan tingkat yang ketat terhadap kualitas sesuai dengan
kematangan produk, warna produk, dan tekstur permintaan dari Jepang sebagai importir utama.
produk.Cold storage merupakan bagianyang Nilai rasio 7/9 menunjukkan bahwa target dalam
dianggap sebagai titik kritis karena sangat menghasilkan edamame yang bebas hama dan
memengaruhi kualitas produk edamame selama penyakit belum mampu dipenuhi secara
penyimpanan. Komponen titik kritis dari cold menyeluruh. Hambatan cuaca dan proses tunggu
storage, yaitu alat pendingin serta pengaturan hingga waktu pengolahan merupakan pemicu
suhu. Peningkatan suhu produk akan munculnya permasalahan tersebut. Edamame
memungkinkan mikroba perusak untuk yang terdapat bercak hama dan penyakit dikupas
berkembang biak. Suhu cold storage diatur pada untuk dijadikan mukimame. Nilai capaian bebas
-20C pada produk yang telah dilakukan sortasi hama dan penyakit kurang dari satu, artinya
akhir. Penyimpanan lebih dari tiga hari dapat atribut tersebut masih belum memenuhi target
menyebabkan kualitas produk menurun, yaitu yang diharapkan. Atribut lainnya yang memiliki
produk menjadi kering dan warna produk pucat. nilai satu atau lebih dari satu artinya capaian
Metal detector dianggap sebagai titik kritis atribut telah memenuhi target. Kualitas edamame
karena benda asing maupun logam yang terbawa yang dihasilkan oleh PT MT 27 Jember dalam
saat proses pengolahan dapat membahayakan memenuhi harapan pelanggan dengan
konsumen secara kimiawi terutama logam yang memperhatikan tahapan proses produksi. Soota
telah berkarat. et al. (2011) menjelaskan bahwa rumah kualitas
ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan
Analisis Kualitas Edamame konsumen. Pemetaan rumah kualitas
Ridwan (2006) memaparkan atribut dalam menunjukkan bahwa sortasi merupakan tahap
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang paling berpengaruh dalam menghasilkan
konsumen industry kecil makanan adalah aroma, kualitas edamame yang diminta pelanggan
rasa, harga, kebersihan, warna, tekstur, bentuk, dengan nilai kepentingan 149 dan nilai relatif
ukuran dan kemasan. Konsumen memilih 25%. Tahap ini merupakan titik yang paling
polong, kemanisan, tampilan, aroma, rasa, krusial dalam menentukan kualitas edamame.
tekstur sebagai atribut yang terbaik untuk Faktor paling kritis dalam sortasi yaitu pekerja
edamame. Hasil penentuan atribut kualitas harus secara teliti memilih edamame yang masuk
edamame dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil grade pasar ekspor dan pasar lokal. Kegiatan
perhitungan bobot menunjukkan bahwa tidak sortasi dilakukan secara manual yang hanya
ada hama dan penyakit merupakan harapan melalui visualisasi karyawan. Perlakuan yang
tertinggi dari pelanggan dengan bobot sebesar ketat pada sortasi edamame agar edamame yang
0,276 (Tabel 2). Artinya, pelanggan sangat akan diekspor tetap memenuhi standar baku dari
berharap atribut utama dipenuhi terlebih dahulu importir utama
untuk kualitas edamame. Perbedaan antara



Tabel 1. Atribut kualitas edamame dari narasumber
Tidak ada

Ukuran Tidak ada Keamanan Ketahanan


Atribut polong hama dan Kesegaran benda asing pangan Kebersihan produk
peny
akit
Ukuran polong 1,00 5,75 1,06 2,70 5,86 2,86 1,63
Tidak ada hama
dan penyakit 1,00 5,43 2,13 1,02 2,01 3,53
Kesegaran 1,00 2,54 5,54 2,70 1,54
Tidak ada benda
asing 1,00 2,18 1,06 1,65
Keamanan Pangan 1,00 2,05 3,60
Kebersihan 1,00 1,76

Ketahanan produk 1,00

Tabel 2. Bobot atribut kualitas edamame

Keterangan Bobot Capaian Target Ratio

Ukuran polong 0,048 7 7 9/7

Tidak ada hama dan penyakit 0,276 7 9 7/9

Kesegaran 0,051 8 8 8/8

Tidak ada benda asing 0,129 8 7 8/7

Keamanan Pangan 0,281 7 7 7/7

Kebersihan 0,137 7 7 7/7

Ketahanan produk 0,078 8 7 8/7

PT MT 27 Jember memenuhi harapan 25%. Tahap ini merupakan titik yang paling
pelanggan dengan melakukan kegiatan produksi krusial dalam menentukan kualitas edamame.
dan pengolahan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan dalam SOP. Dalam pemenuhan Perumusan Strategi Peningkatan Kualitas
harapan pelanggan sering muncul permasalahan Perumusan strategi peningkatan kualitas
yang terjadi pada saat proses produksi dan produk sesuai dengan keinginan konsumen
pengolahan. Pareto merupakan teknik yang dengan memperhatikan faktor internal dan
penting untuk memilih masalah kritis antara eksternal perusahaan. Faktor Evaluasi Internal
berbagai masalah organisasi (Taneja et al. 2014). (IFE) Evaluasi faktor internal dilakukan dengan
Permasalahan yang muncul dapat dilihat dengan menghitung rata-rata tertimbang masing-masing
menggunakan analisis pareto dapat dilihat pada faktor kunci internal yang selanjutnya disusun
Tabel 3. Pareto yang juga dikenal sebagai aturan dalam sebuah matriks evaluasi masing-masing
80/20. Aturan ini dapat meningkatkan efisiensi faktor. Pada matriks evaluasi tersebut, faktor
proses sampai 80% dengan memecahkan hanya kekuatan, dan kelemahan ditambahkan dengan
20% penyebab utama (Bangar et al. 2013).Hasil menggunakan metode pembobotan paired
perhitungan menunjukkan permasalahan utama comparison. Hasil analisis matriks IFE
adalah waktu pengolahan dengan nilai 20,7%. menunjukkan faktor kekuatan utama PT MT 27
Soota et al. (2011) menjelaskan bahwa Jember berada pada SOP yang baku dengan nilai
rumahkualitas ditetapkan untuk memenuhi skor 0,340. Kondisi ini menunjukkan bahwa
kebutuhan konsumen. Pemetaan rumah kualitas memiliki SOP yang baku merupakan kunci
menunjukkan bahwa sortasi merupakan tahap sukses yang harus dilaksanakan dengan optimal.
yang paling berpengaruh dalam menghasilkan Faktor kekuatan tersebut didukung dengan
kualitas edamame yang diminta pelanggan ketersediaan pekerja yang terlatih dan terampil
dengan nilai kepentingan 149 dan nilai relatif sehingga dapat menghasilkan edamame yang



berkualitas. Matriks IFE juga menunjukkan melakukan monitoring kesesuaian
hasil analisis faktor kelemahan utama PT MT 27 StandardOperational Procedure (SOP) dengan
Jember, yaitu ketersediaan benih edamame yang kondisi saatini di lapang sehingga capaian yang
masih bergantung pada pihak asing dengan nilai sudah memenuhi target tetap dapat
skor 0,078. Besarnya biaya perawatan dan dipertahankan, sedangkan capaian yang belum
pengembangan produk menyebabkan fungsi dan memenuhi target dapat dilakukan evaluasi agar
fasilitas research and development masih belum dapat tercapai semua target yang telah
berjalan dengan optimal. Perusahaan perlu ditentukan.

Tabel 3. Permasalahan yang muncul

Masalah Jumlah Persen (%) Kumulatif (%)


Waktu pengolahan 17 20,7 20,7
Material lain ikut ke produk (tali rafia, kulit okra, krikil) 15 18,3 39,0
Isu residu pestisida 12 14,6 53,7
Kerusakan mekanik 10 12,2 65,9
Expired date 8 9,8 75,6
Waktu penyimpanan persediaan produk akhir 8 9,8 85,4
Serangan hama penyakit 7 8,5 93,9

Perubahan iklim 5 6,1 100,0

Tabel 4. Hasil analisis IFE PT MT 27 Jember


Kekuatan Bobot Rating Skor
Produk edamame beku merupakan produk unggulan
yang banyak dikenal 0,066 4 0,265
dan disukai oleh masyarakat
Produk edamame beku diolah dengan menggunakan
sentuhan teknologi 0,077 3 0,232
Kualitas produk terjamin 0,084 3 0,252
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baku 0,085 4 0,340
Pekerja terlatih dan terampil 0,067 4 0,269
Monopoli produksi di Indonesia 0,060 3 0,181
Modal cukup 0,071 3 0,214
Total 0,512 1,756

Kelemahan
Biaya yang besar untuk perawatan dan pengembangan
produk 0,080 2 0,160
Benih edamame masih bergantung pada pihak asing 0,078 1 0,078
Fungsi dan fasilitas research and development yang
terbatas 0,080 2 0,160
Penanganan bahan baku yang belum optimal 0,079 2 0,158
Sarana prasarana yang kurang memadai 0,084 2 0,168
Tidak memiliki lahan sendiri 0,087 2 0,174
Total 0,488 0,488
Total skor tertimbang 1,000 2,654

Tabel 5. Hasil analisis EFE PT MT27 Jember


Peluang Bobot Rating Skor
Kebijakan pemerintah yang mendukung pertanian 0,081 3 0,244
Memperluas pasar ekspor ke Eropa dan Amerika 0,088 4 0,353
Peningkatan pola hidup sehat 0,087 4 0,347
Pasar semakin berkembang 0,094 3 0,281
Diversifikasi produk olahan edamame 0,066 3 0,198
Total 0,416 1,423
Ancaman
Perusahaan pesaing di China, Vietnam, dan
Thailand yang menjual 0,083 2 0,165
edamame curah
Kenaikan harga bahan bakar minyak 0,084 2 0,168
Upah pekerja yang semakin meningkat 0,102 2 0,204
Isu residu pestisida 0,131 1 0,131
Sewa lahan yang selalu meningkat 0,106 1 0,106
Munculnya pesaing 0,079 2 0,157
Total 0,584 0,931
Total skor tertimbang 1,000 2,354

Penentuan Prioritas Strategi semua hasil produksidapat ditampung secara


Hasil perhitungan bobot prioritas alternatif keseluruhan terutama pada saat panen raya
strategi pada Tabel 6 menunjukkan bahwa sehingga edamame maasih tetap segar hingga
prioritas strategi, yaitu meningkatkan proses pengolahan. Peningkatan research
penggunaan teknologi untuk menjamin kualitas anddevelopment merupakan langkah yang dapat
edamame dengan skor 0,321. PT MT 27 Jember dilakukanuntuk mampu menyediakan benih
perlu mengoptimalkan kemampuan kapasitas secara mandiri dengan menghasilkan benih yang
penyimpanan untuk menjaga kualitas edamame. lebih unggul agar tidak lagi bergantung pada
Hal ini bertujuan penerimaan bahan baku yang negara lain. Perusahaan dapat menjalin kerja
belum dapat diproses langsung tidak sampai sama dengan produsen benih konvensional
menurunkan kualitas produk akibat waktu maupun pusat penelitian dalam negeri untuk
tunggu pengolahan yang terlalu lama. Penerapan mendapatkan varietas unggul. Perusahaan perlu
manajemen kualitas total merupakan hal yang mengevaluasi dan memperbaiki SOP yang telah
mutlak perlu diterapkan secara optimal. PT MT ada untuk meningkatkan kualitas, dari proses
27 Jember memiliki kapasitas mesin cold storage pascapanen hingga pengolahan. Konsistensi
yang besar tetapi masih belum mampu pemetaan pola panen yang ada di PT MT 27
menampung semua hasil produksi yang Jember perlu ditingkatkan pengawasannya agar
dihasilkan. Menurut Kasimin (2013) agar dapat terlaksanan dengan baik sesuai
menjelaskan produksi hortikultura dipengaruhi rencana. PT MT27 Jember tidak hanya
oleh ketersediaan sarana produksi dan teknologi, menghasilkan edamame dalam bentuk utuh.
sedangkan pendapatan dipengaruhi oleh harga Edamame juga menghasilkan mukimame yang
jual dan biaya pemasaran. Keterkaitan produk merupakan bentuk lain edamame dalam bentuk
terlihat rendah disebabkan rendahnya akses kupas. Perusahaan mampu mencari pangsa pasar
petani terhadap sarana produksi, tingginya lainnya untuk ekspor pemasaran ragam mutu
serangan hama dan penyakit, serta rendahnya edamame. Perusahaan dapat mendirikan
harga jual. perusahaan khusus distribusi produk yang
dihasilkan sehingga perusahaan yang dijalankan
PT MT 27 Jember dapat meningkatkan hanya fokus pada kegiatan produksi saja.
kapasitas coldstorage yang dimiliki saat ini agar

Tabel 6: Analisis SWOT


STRENGHTS (S) WEAKNESSES (W)
1. Produk edamame beku 1. Biaya yang besar untuk
merupakan produk perawatan dan pengembangan
unggulan yang banyak produk
dikenal dan disukai oleh 2. Benih edamame masih
masyarakat bergantung pada pihak asing
2. Produk edamame beku 3. Fungsi dan fasilitas research
diolah dengan and development yang terbatas
menggunakan sentuhan 4. Penanganan bahan baku yang
teknologi belum optimal
3. Kualitas produk terjamin 5. Sarana prasarana yang kurang
4. Standar Operasional memadai
Prosedur (SOP) yang baku 6. Tidak memiliki lahan sendiri
5. Pekerja terlatih dan
terampil

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO


1. Diversifikasi produk 1. Optimalisasi penggunaan 1. Optimalisasi kerja sama
olahan edamame teknologi untuk menjamin research and development
2. Pasar semakin kualitas edamame (S2, S3, dengan perguruan tinggi atau
berkembang S4, S5 VS S2, O5) lembaga penelitian pemerintah
3. Peningkatan pola hidup 2. Penetrasi pasar (S1, S6 VS untuk menghasilkan benih
sehat O1, O2, O3, O4) unggul (W1, W2, W3, W4, W5,
4. Memperluas pasar ekspor W6 VS O2, O4, O5)
ke Eropa dan Amerika 2. Konsistensi mapping pola
5. Kebijakan pemerintah tanam (W1, W4, W6 VS O1,
yang mendukung O3)
pertanian
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
1. Perusahaan pesaing di 1. Diversifikasi Produk (S1, 1. Efisiensi dan efektifitas
China, Vietnam dan S2, S3, S6, VS T1, T5, T6) kegiatan produksi (W1, W2,
Thailand yang menjual 2. Evaluasi dan monitoring W3, W4, W5, W6 VS T2, T3)
edamame curah SOP pengendalian kualitas 2. Promosi yang intensif (W2, W3
2. Kenaikan harga bahan (S4, S5 VS T2, T3, T4, T5) VS, T1, T6)
bakar minyak
3. Upah pekerja yang
semakin meningkat
4. Isu residu pestisida
5. Sewa lahan yang selalu
meningkat
6. Munculnya pesaing

KESIMPULAN waktu pengolahan yang belum mampu ditangani


PT MT 27 Jember merupakan perusahaan secara optimal. Strategi yang dihasilkan dari
eksportir utama di Indonesia yang dipercaya analisis SWOT dirumuskan menjadi empat
untuk memenuhi pasokan edamame di Jepang. alternatif strategi. Hal tersebut berdasarkan hasil
Proses penerapan standar kualitas edamame analisis IFE dan EFE, yaitu optimalisasi
beku di PT MT 27 Jember dilakukan dengan penggunaan teknologi untuk menjamin kualitas
menentukan bagian yang dianggap sebagai titik edamame, evaluasi dan monitoring SOP
kritis, yaitu penentuan residu pestisida bahan pengendalian kualitas, optimalisasi kerja sama
baku, blanching, cold storage dan metal researchand development dengan perguruan
detector. PT MT 27 Jember dalam memenuhi tinggi atau lembagapenelitian pemerintah untuk
harapan konsumen dengan menentukan tujuh menghasilkan benih unggul, efisiensi dan
atribut kunci dalam kualitas edamame, yaitu efektivitas kegiatan produksi. Strategi prioritas
ukuran polong; tidak ada hama dan penyakit; untuk peningkatan kualitas edamame diperoleh
kesegaran; tidak ada benda asing; keamanan dari AHP. Strategi tersebut berupa optimalisasi
pangan; kebersihan dan ketahanan produk. penggunaan teknologi untuk menjamin kualitas
Permasalahan utama yang yang sering muncul edamame yang dapat dilakukan perbaikan agar
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, yaitu tidak menurunkan kualitas edamame.

DAFTAR PUSTAKA Teknologi dan IndustryPangan 12(2):


147155.
Afrianto E. 2008. Pengawasan Mutu Mehta N, Verma P, Seth N. 2014. Prioritizing
Bahan/ProdukPangan. Jakarta : Direktorat total quality management implementation
Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan, criterion for engineering education: an
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan analytic hierarchy process analysis.
Dasar dan Menengah, Departemen International Journal of theAnalytic
Pendidikan Nasional. Hierarchy Process 6(1): 3557.
Bangar A, Sahu H, Batham J. 2013. Improving Nainggolan GY, Marimin, Suroso AI. 2007.
overall equipment effectiveness by Kajian strategi peningkatan mutu buah
implementing total productive maintenance manggis (Garcinia mangostana L) [tesis].
in auto industry. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Evalia NA, Said EG, Suryana RN. 2013. Nurlaili E. 2013. Penerapan QFD dan analisis
Strategi pengembangan agroindustri dan SWOT untuk menetapkan strategi
peningkatan nilai tambah gambir di peningkatan kualitas produk sayuran segar.
Kabupaten Lima Puluh kota Sumatera Jurnal Teknik Industri 1(3):122.
Barat. Jurnal Manajemen &Agribisnis Nuryani AB, Darmanto YS, Agustini TW. 2007.
9(3): 173182. Pengendalian mutu penanganan udang
Firohmatillah AR, Nurmalina R. 2012. beku dengan konsep hazard analysis critical
Pengembangan padi varietas unggul control point. Jurnal Pasir Laut 3(1):
hibrida: pendekatan metode quality 1926.
function development dan sensitivity price [PT MT Jember] PT Mitra Tani 27 Jember. 2013.
analysis. Jurnal Ekonomi Pembangunan Datapenjualan ekspor produk edamame
13(1): 2945. beku tahun 2004-2013. Jember: PT. Mitra
Kasimin S. 2013. Keterkaitan produk dan pelaku Tani 27 Jember.
dalam pengembangan agribisnis Ridwan M. 2006. Quality function deployment
hortikultura unggulan di provinsi Aceh. (QFD) untuk peningkatan kinerja kualitas
Jurnal Manajemen& Agribisnis 10(2): produk industry kecil makanan khas
117127. tradisional dangke di kabupaten Enrekang
Magdalena M, Arto S, Ginting R. 2013. Sulawesi Selatan. JurnalPembangunan
Peningkatan kualitas pelayanan dengan Pedesaan 6(3): 175182.
menggunakan metode quality function Risenasari H, Daryanto HK. 2011. Analisis
deployment (QFD) di rumah sakit xyz. kualitas pelayanan restoran Pringjajar
E-jurnal Teknik Industri FT USU 3(2): digunakan metode QFD melaluimatriks
3137. HOQ. Jurnal ForumAgribisnis 1(1): 20 8.
Marimin, Muspitawati H. 2002. Kajian strategi Soota T, Singh H, Mishra RC. 2011. Fostering
peningkatan kualitas produk industry product development using combination of
sayuran segar: studi kasus di sebuah QFD and ANP: a case study. Journal of
agroindustri sayuran segar. Jurnal IndustrialEngineering International 7(14):
Teknologi dan Industri Pangan 13(3): 2940.
224233. Taneja J, Kumar R, Taneja A. 2014. Kaizen
Marimin, Abidin. 2001. Menciptakan kepuasan Approach in Indian Industries.
melalui penggunaan quality function International Journal forResearch in
deployment pada agribisnis sayuran. Jurnal Technological Studies 1(7): 9092.

Anda mungkin juga menyukai