Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN TEKNIK PENULISAN TESIS

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
(edisi Revisi)

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dipanjatkan kepada Allah SWT atas bimbingan-Nya, Buku Pedoman Teknik
Penulisan Tugas Akhir bagi Mahasiswa Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia dapat diselesaikan. Buku ini dapat menjadi acuan bagi para mahasiswa
dalam menyusun tugas akhir agar sesuai dengan sistematika serta ketentuan penulisan ilmiah.

Buku Pedoman ini sangat penting sebagai panduan atau acuan dalam penulisan karya ilmiah
di lingkungan Magister Kenotariatan FH UI. Karya ilmiah yang baik akan selalu
memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku, termasuk dalam aspek teknisnya,
sehingga karya ilmiah yang dihasilkan menjadi baku, sistematis, dan konsisten. Diharapkan
mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dapat mengikuti dan mempelajari buku
pedoman ini agar dapat menuliskan karya ilmiah akhirnya dengan sebaik dan semaksimal
mungkin.

Terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun Buku Pedoman
yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan buku ini. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh para mahasiswa, dosen, manajemen FH UI dan pihak terkait lainnya
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.

Depok, 12 November 2020

Dekan FHUI,

Dr. Edmon Makarim, S.Kom., S.H., LL.M

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………… 1


Kata Pengantar ……………………………………… 2
Daftar Isi ……………………………………… 3
I. Pendahuluan ……………………………………… 4
II. Tata Alur Penyusunan Tesis ……………………………………… 4
III. Format Tesis ……………………………………… 6
A. Bagian Awal ……………………………………… 6
1. Halaman Sampul ……………………………………… 6
2. Halaman Judul ……………………………………… 7
3. Halaman Pernyataan Orisinalitas ……………………………………… 7
4. Halaman Pengesahan ……………………………………… 7
5. Kata Pengantar ……………………………………… 8
6. Halaman Pernyataan Persetujuan
Publikasi Karya Ilmiah ……………………………………… 8
7. Abstrak ……………………………………… 8
8. Daftar Isi ……………………………………… 9
[9.] Daftar Tabel, Daftar Gambar, ……………………………………… 9
Dan Daftar Lain
B. Bagian Isi ……………………………………… 10
C. Bagian Akhir ……………………………………… 17
1. Daftar Pustaka ……………………………………… 17
2. Lampiran ……………………………………… 18
IV. Format Umum Pengetikan ……………………………………… 19
V. Lampiran ……………………………………… 20

3
I. Pendahuluan

Berdasarkan Peraturan Rektor No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Program


Magister di Universitas Indonesia, setiap mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Indonesia menjelang akhir masa studinya dan untuk
memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn), diwajibkan menyusun karya tulis ilmiah
yang disebut dengan Tesis. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang dihasilkan dari penelitian
berupa analisis putusan atau kasus atau simulasi kasus ataupun topik di bidang ilmu
kenotariatan dengan mendasarkan pada peraturan atau teori sesuai dengan kaedah penulisan
ilmiah.
Tesis mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan FHUI harus ditulis sesuai
dengan Pedoman Teknis Penulisan Tesis Magister Kenotaritan ini. Pedoman ini merupakan
standar baku penulisan tesis Magister Kenotariatan FHUI.
Pedoman ini memuat tata alur penyusunan tesis dan format tesis yang disertai juga
dengan contoh format tesis. Tata alur penyusunan tesis dimulai dari pengajuan permohonan
pengecekan putusan atau kasus atau simulasi atau topik tesis hingga tesis diunggah ke sistem
UIANA. Sistematika format tesis disajikan dalam tiga bagian yaitu bagian awal, isi dan
akhir.
Dr. Edmon Makarim, S.Kom., S.H., LL
II. Tata Alur Penyusunan Tesis

Pengecekan
Penetapan
Putusan/Kas Ujian Seminar Hasil
Pembimbing Bimbingan
us/Simulasi/ Proposal Penelitian
Tesis oleh DTA
Topik

4 Pendaftaran
Unggah ke
Sidang dan Verifikasi Perbaikan
UIANA
Kelayakan Ujian
PENJELASAN TATA CARA PENYUSUNAN TESIS
1. Mahasiswa melakukan pengecekan similaritas Putusan/Kasus/Simulasi/Topik dengan
mengisi form permohonan pengecekan dan mengirimkannya ke Sekretariat.
Pengecekan dilakukan untuk melihat ada/tidaknya kesamaan
Putusan/Kasus/Simulasi/Topik yang diajukan dengan yang ada pada direktori Prodi.
Mahasiswa hanya diperkenankan untuk mengajukan 1 Putusan/Kasus/Simulasi/Topik
setiap kali pengajuan. Dalam hal terdapat kesamaan, mahasiswa mengulangi proses
pengajuan permohonan pengecekan.
2. Mahasiswa mengikuti ujian Proposal. Dalam hal proposal dinyatakan tidak lulus,
mahasiswa masih diberi kesempatan untuk mengikuti ujian proposal ulang sebanyak
1 kali. Bila tetap tidak lulus, mahasiswa dapat mengajukan proposal pada semester
berikutnya.
3. Penetapan pembimbing dilakukan oleh Dewan Tugas Akhir.
4. Pelaksanaan proses bimbingan;
5. Tugas akhir yang telah memenuhi persyaratan, dapat mengikuti Seminar Hasil
Penelitian. Adapun persyaratannya adalah telah menyelesaikan tesis dan mendapat
persetujuan dari pembimbing.
6. Mahasiswa melakukan perbaikan Tugas Akhir sesuai asupan Seminar Hasil
Penelitian dan konsultasi dengan pembimbing;
7. Mahasiswa melakukan pendaftaran sidang tugas akhir. Sekretariat melakukan
verifikasi persyaratan pendaftaran berupa form pernyataan tesis siap uji dari
pembimbing, kesesuaian batas maksimum similaritas yang ditetapkan (25%),
dokumen penerbitan artikel jurnal.
8. Sidang Tugas Akhir.
9.[1.] Dalam hal mahasiswa dinyatakan lulus dalam siding tugas akhir, mahasiswa
menyempurnakan tesis beserta kelengkapannya termasuk mendapatkan tanda tangan
penguji, untuk selanjutnya mengunggah tesis tersebut dan dokumen lainnya di
UIANA.

5
CATATAN:

a. Bagi mahasiswa yang belum siap mengikuti Seminar Hasil Penelitian pada jadwal
yang ditetapkan, diperkenankan untuk mengikuti Seminar Hasil Penelitian gelombang
2. Berdasarkan Seminar Hasil Penelitian tersebut, mahasiswa dapat melanjutkan
proses penulisan tesisnya dan mengikuti Sidang pada semester berikutnya.
b. Bagi tesis yang belum diajukan dalam Seminar Hasil Penelitian hingga Seminar Hasil
Penelitian gelombang 2 selesai diselenggarakan, maka mahasiswa harus mengikuti
proses penulisan tesis dari awal kembali dengan menggunakan
Putusan/Kasus/Simulasi/Topik yang berbeda.

III.Format Tesis

[A.] Bagian Awal

Bagian awal dari sebuah tesis terdiri dari beberapa komponen, yaitu . Komponen tersebut
adalah:

Halaman Sampul;

Halaman Judul;

Halaman Pernyataan Orisinalitas;

Halaman Pengesahan;

Kata Pengantar;

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah;

Abstrak;

Daftar Isi;

Daftar Gambar, dDan Daftar Lain.

[1.] Halaman Sampul

6
Halaman Sampul adalah halaman terdepan yang pertama terbaca dari suatu karya ilmiah,
yang memuat informasi singkat, jelas dan tidak bermakna ganda (ambigu) kepada pembaca
tentang karya ilmiah tersebut yang berupa judul, jenis karya ilmiah (tesis), identitas penulis,
institusi, dan tahun pengesahan. Halaman sampul sebuah tesis memuat judul penelitian,
maksud usulan penelitian, lambang Universitas Indonesia (UI), nama istitusi (UI), judul
penelitian, jenis tugas akhir, nama mahasiswa, Nomor Induk Pokok Mahasiswa, alamat
Institusi penyelenggara pendidikan, tempat institusi dan tahun terbit tugas akhir. Ketentuan
penulisan Halaman Sampul adalah sebagai berikut.:

1. Logo Universitas Indonesia (Makara Universitas Indonesia) berdiameter 2,5 cm


dengan warna kuning.
[2.] Frasa “UNIVERSITAS INDONESIA” ditulis dengan huruf Times New Roman,
kapital, ukuran font 12, dan bold.
[3.] Judul. Judul harus ringkas, lugas, dan mengisyaratkan permasalahan, serta bidang
ilmu yang bersangkutan maksimal 250 karakter termasuk spasi. Ditulis dengan huruf
Times New Roman, Kkapital, font ukuran 14, bold, dengan spasi tunggal dan space
line after-before 0.. Judul tidak boleh memuat akronim.
2. Analisis putusan/kasus/simulasi ditulis sebagai sub judul yang diletakkan dibawah
judul. Jarak judul dengan sub judul adalahl satu: 1 spasi, huruf Times New Roman,
kapital, font 12, bold, space line after-before 0. Judul tidak boleh memuat akronim.
Judul maksimal 250 karakter termasuk spasi.
[4.] Jika terdapat sub judul maka sub judul ditulis dengan huruf kapital ukuran 12
bold.
[5.] Maksud usulan penelitian, ditulis setelah judul, yaitu: Diajukan sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan.jJenis tugas akhir,
yaitu TESIS, ditulis dengan huruf Times New Roman, kapital, font 14, dan
boldkapital, ukuran 14, bold.
[6.] Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh menggunakan singkatan, tanpa derajat
(gelar) kesarjanaan. Ditulis dengan huruf Times New Roman, kKapital, ukuran font
12, bBold, dan jarak spasi1 spasitunggal, space line after-before 0 dengan NPM.
NPM hanya ditulis angkanya saja tanpa perlu dicantumkan NPM.
[7.] Nomor Pokok Mahasiswa ditulis di bawah nama mahasiswa. Ditulis dengan
huruf Kapital, ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.

7
[8.] Nama institusi, dsesuai Program Studi Magister Kenotariatan UI. Ditulis dengan
huruf Times New Roman, Kkapital, ukuran font 12, bBold, dan jarak 1 spasi tunggal
dengan space line after-before 0.
[9.] Waktu pengajuan dengan menuliskan tahun di bawah nama institusiProgram Studi
Magister Kenotariatan UI., Dditulis dengan huruf Times New Roman, kapital, font 12,
bold, dan jarak spasi tunggal dengan space line after-before 0.Kapital, ukuran 12,
Bold, dan jarak 1 spasi.
Contoh di lampiran 1.

1. Halaman Judul
Secara umum informasi yang diberikan pada Halaman Judul sama dengan Halaman Sampul,
tetapi pada Halaman Judul, dicantumkan informasi tambahan, yaitu tujuan dan dalam rangka
apa karya ilmiah itu dibuat. Selain itu ada tambahan berupa bulan pengesahan.
Contoh di lampiran 2.
Ketentuan penulisan Halaman Judul adalah sebagai berikut:
[1.] Logo Universitas Indonesia (Makara Universitas Indonesia) berdiameter 2,5 cm dengan
warna kuning
[2.] Frasa “Universitas Indonesia” ditulis dengan huruf kapital, ukuran font 12, dan bold
[3.] Judul. Judul hendaknya ringkas, lugas, dan mengisyaratkan permasalahan, serta bidang ilmu
yang bersangkutan. Ditulis dengan huruf Kapital, ukuran 14, bold. Jarak dengan sub judul: 1
spasi, space line after-before 0. Judul tidak boleh memuat akronim. Judul maksimal 250
karakter termasuk spasi.
[4.] Jika terdapat sub judul maka sub judul ditulis dengan huruf kapital ukuran 12 bold.
[5.] Maksud usulan penelitian, ditulis setelah judul, yaitu: Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan.
[6.] Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh menggunakan singkatan, tanpa derajat (gelar)
kesarjanaan. Ditulis dengan huruf Kapital, ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.
[7.] Nomor pokok mahasiswa ditulis di bawah nama mahasiswa. Ditulis dengan huruf Kapital,
ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.
[8.] Nama institusi sesuai Program Studi Magister Kenotariatan UI. Ditulis dengan huruf Kapital,
ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.
[9.] Waktu pengajuan dengan menuliskan tahun di bawah Program Studi Magister Kenotariatan
UI. Ditulis dengan huruf Kapital, ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.

8
[2.] Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman ini berisi pernyataan tertulis penulis bahwa tugas akhir yang disusun adalah hasil
karyanya sendiri dan ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Halaman Pernyataan
Orisinalitas harus ditandatangani penulis. Halaman Pernyataan Orisinalitas ditulis dengan
spasi ganda, ukuran huruf 12 dengan posisi di tengah halaman (center alignment) dengan tipe
huruf Times New Roman. Jarak judul dengan isi adalah 3 spasi.
Contoh di lampiran 3.

2.[3.] Halaman Pengesahan


Halaman Pengesahan berfungsi untuk menjamin keabsahan karya ilmiah atau pernyataan
tentang penerimaannya, khususnya tesis, oleh institusi penulis. Halaman Pengesahan ditulis
dengan spasi tunggal, ukuran 12 dengan posisi rata kanan dan kiri dengan tipe Times New
Roman. Jarak antara judul dengan isi adalah 3 spasi.
Contoh di lampiran 4 dan 5.
3.[4.] Kata Pengantar
Halaman Kata Pengantar memuat pengantar singkat atas karya ilmiah. Ucapan terima kasih
dapat disatukan dalam Halaman Kata Pengantar yang memuat ucapan terima kasih atau
penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis.
Sebaiknya, ucapan terima kasih atau penghargaan tersebut juga mencantumkan bantuan yang
telah penulis tesis terima misalnya bantuan dalam memperoleh masukan, data, sumber
informasi, serta bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir. Berikut ketentuan penulisan Kata
Pengantar.
a. Kata Pengantar Dditulis dengan Bahasa bahasa baku. J
b. Judul Kata Pengantar ditulis dengan dicetak tebal (bold), huruf Times New Roman,
kapital, ukuran 12.
c. dengan tipe Times New Roman, sedangkan iIsi dari kata pengantar tidak dicetak
tebal.
d. Urutan pihak yang dicantumkan dimulai dari pihak luar, diikuti keluarga dan teman.
e. Jarak judul dengan isi adalah 3 spasi.
Contoh di lampiran 6.

4.[5.] Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah


9
Halaman ini berisi pernyataan mahasiswa sebagai penyusun tesis yang memberikan
kewenangan kepada Universitas Indonesia untuk menyimpan, mengalih media, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir untuk kepentingan akademis. Artinya, Universitas Indonesia
berwenang untuk mempublikasikan suatu Tesis hanya untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, sedangkan hak cipta tetap pada penulis. Semua huruf judul ditulis dengan tipe
Times New Roman, ukuran 12, dan spasi tunggal1.5, dan bold. Sedangkan isi pernyataan
menggunakan spasi 1,5. Jarak antara judul dengan isi pernyataan adalah 3 spasi.
Contoh di lampiran 7.

5. Abstrak
Setelah judul, cantumkan nama, Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), program studi, judul tesis,
dan pembimbing yang ditulis spasi tunggal. Dalam hal pembimbing lebih dari satu, nama
pembimbing dibuat susun kebawah. Selanjutnya cantumkan isi abstrak yang diikuti dengan
kata kunci pada bagian akhir isi abstrak pada baris yang terpisah dengan jarak 3 spasi.
Abstrak merupakan ikhtisar suatu tugas akhir sari dari suatu tulisan yang memuat latar
belakang, rumusan masalah, metode penelitian, dan hasil penelitian (simpulan dan saran)
secara singkat. Penulisan rumusan masalah tidak menggunakan kata tanya ataupun tanda
tanya. Isi Abstrak harus hanya memuat 1 alinea dengan maksimal 250 kata menggunakan
spasi tunggal1. Judul ditulis menggunakan huruf kapital, tipe huruf Times New Roman,
ukuran 12, dan bold. Jarak judul dengan Isi Abstrak adalah 3 spasi. Isi Abstrak menggunakan
Semua huruf ditulis denganhuruf tipe Times New Roman, ukuran 12, spasi tunggal dan
memuat maksimal 4 kata kunci. Kata kunci tidak diakhiri tanda baca apapun. Abstrak ditulis
dalam Bahasa Indonesia dan Inggris pada halaman yang terpisah. Kata Kunci ditulis dalam
Bahasa Indonesia untuk Abstrak berbahasa Indonesia dan dalam Bahasa Inggris untuk
Abstrak berbahasa Inggris.
Contoh di lampiran 8.

6. Daftar Isi
Daftar Isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halaman masing-masing yang ditulis
sama dengan isi yang bersangkutan. Biasanya, agar daftar isi ringkas dan jelas, subbab
derajat ke dua dan ke tiga boleh tidak ditulis. Semua huruf ditulis dengan tipe Times New
Roman ukuran 12 dengan spasi tunggal1. Untuk judul tiap bab ditulis bold dengan huruf
10
kapitalkapital tanpa disertai halaman. Judul sub bab ditulis dengan menggunakan huruf
kapital pada awal tiap kata. Jarak antar judul dengan isi Daftar Isi adalah 3 spasi. Penulisan
judul tidak boleh menabrak kolom halaman.
Contoh di lampiran 9.

[6.] Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lain


Halaman Daftar Tabel, Gambar dan Daftar Lain berisi daftar semua tabel, gambar, atau info
lain yang dapat memudahkan pembaca dalam menemukan lokasi tabel, gambar, dan atau info
lain tersebut dengan menyebutkan nomor halaman masing-masing tabel dan gambar atau info
lain yang dimaksud. Untuk Yang dimaksud dengan Daftar Lain contohnya adalah: Daftar
Singkatan, Daftar Istilah Asing, Daftar Lampiran, dan sebagainya. Penulisan Daftar Tabel,
Gambar, dan Daftar Lain dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Tesis. Jarak
judul dengan isi adalah 3 spasi. Jarak antar gambar adalah 1,5 spasi.
Contoh di lampiran 9.

[B.] Bagian Isi

Bagian isi dari tesis disusunampaikan dalam sejumlah 4 bab. Tiap bab terdiri dari
11
minimal dua dan subbab. Tiap subbab dapat memiliki subsub bab bila diperlukan. Dalam hal
subbab memiliki subsub bab maka jumlah subsub bab minimal dua.
Minimal jumlah halaman bagian isi tesis sebanyak 60 halaman tanpa batasan
jumlah maksimal. Ketentuan penulisan untuk setiap bab sebagai berikut.
a. Setiap bab dimulai pada halaman baru. Penempatan bab sesuai dengan margin
atas yaitu 3 cm – tidak perlu diletakkan menjorok ke bawah. Halaman tidak
dicantumkan pada tiap halaman yang memuat bab, tetapi tetap dihitung.
b. Penomoran catatan kaki pada tiap bab dimulai kembali dari nomor urut satu
dengan menggunakan ketentuan seperti pertama kali mencantumkan catatan kaki.
c. Judul bab diawali dengan penomeran bab yaitu BAB 1 menggunakan angka arab.
Seluruhnya diketik dengan huruf tipe Times New Roman, kapital, font 12, bold,
simetris di tengah (center), tanpa garis bawah, tidak diakhiri tanda titik. Apabila
judul lebih dari satu baris gunakan spasi tunggal dengan space line 0.
d. Perpindahan antarbab tidak perlu diberi sisipan halaman khusus.
e. Pada setiap halaman isi dicantumkan footer yaitu Universitas Indonesia,
menggunakan huruf tipe Arial, font 10, bold, huruf kapital hanya pada awal kata,
diletakkan di kanan bawah (rata margin kanan)

Sistematika bagian isi adalah:

[1.] BAB 1 yakni berjudul Pendahuluan, dengan minimal 10 halaman. Isi dari Bab 1
memuat:
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang masalah memuat posisi penulis terhadap masalah yang diangkat,
arti penting masalah, akar masalah dan pendekatan masalah. Arti penting
masalah perlu didukung data dan fakta yang memadai serta valid. Arti penting
masalah dapat ditinjau baik dari segi kepentingan pengembangan pengetahuan
dan maupun kepentingan-kepentingan lainnya yang dianggap perlu sehingga
penelitian yang direncanakan layak untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


12
Rumusan masalah memuat pernyataan masalah yang menjadi fokus penelitian.
Rumusan masalah harus dapat menunjukkan inti/akar masalah penelitian yang akan
dicari jawabannya melalui penelitian. Rumusan masalah disampaikan secara ringkas,
spefisik, jelas, dan terukur yang lazimnya dinyatakan dalam pertanyaan penelitian
(research question). Adapun pilihan kata tanya yang digunakan adalah bagaimana,
bagaimanakah, mengapa.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


[1.] Tujuan Penelitian (Tujuan Teoretis dan Praktis).
Terdapat 2 tujuan penelitian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
dari penelitianmemuat uraian menjelaskan mengenai apa yang menjadi target
penelitian yang hendak dicapai dan sejalan dengan rumusan masalahjudul
penelitian. Tujuan penelitian harus jelas, spesifik, realistik, dan dapat diamati,
dapat diukur dan dapat dicapai dalam kurun waktu yang direncanakan.
b. Tujuan Khusus
memuat tujuan dari setiap pokok masalah yang diangkat dalam penelitian.
Jumlah tujuan khusus sama dengan jumlah masalah yang diangkat. Kata kerja
yang dapat digunakan untuk tujuan khusus adalah mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dsb – jangan gunakan mengetahui, mempelajari,
dan memahami. Cara paling mudah untuk membuat tujuan khusus adalah
dengan mengubah kata tanya pada pokok masalah dengan kata kerja tujuan
khusus, dan mengubah tanda tanya di akhir kalimat dengan tanda baca titik.
1.[2.] Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian tesis terdiri atas (Manfaat Teoritis dan Praktis). Perumusan
manfaat penelitian seyogyanya terkait manfaat langsung penelitian. Untuk itu,
penyampaian manfaat penelitian yang terlalu luas harus dihindari.
a. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis memuat uraian manfaat temuan baru yang dihasilkan dari
penelitian yang dilakukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis memuat uraian manfaat langsung temuan baru yang
dihasilkan dari penelitian bagi dari penelitian memuat uraian manfaat temuan
13
baru yang dapat dihasilkan terhadap kehidupan masyarakat/kelompok tertentu
secara langsung.
maupun untuk perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan
oleh para ilmuwan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baru, teknologi,
dan seni (IPTEKS). Perumusan manfaat penelitian seyogyanya terkait manfaat
langsung penelitian. Untuk itu, penyampaian manfaat penelitian yang terlalu
luas harus dihindari.
1.4 Metode Penelitian
Metode Penelitian memuat informasi tentang metode yang dipergunakan dalam
penelitian ini, yaitu bentuk penelitian, tipe penelitian, jenis data, jenis bahan hukum,
alat pengumpulan data, metode analisis data, dan bentuk hasil penelitian. Teori
ataupun definisi terkait metode penelitian dicantumkan sebagai footnote – bukan pada
isi.
(bentuk penelitian, tipologi penelitian, jenis data, jenis bahan hukum, alat
pengumpulan data, metode analisis data dan bentuk hasil penelitian). Macam metode
penilitian adalah:
Yuridis Normatif, jika menggunakan hanya data sekunder (atau ditambah dengan
wawancara dengan informan dan narasumber)
Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris, jika menggunakan hanya data sekunder (atau
ditambah dengan wawancara dengan informan dan narasumber), dan harus
menggunakan wawancara dengan respoden: buktikan dengan populasi, subpopulasi,
target sasaran, dan metode sampling.
Yuridis Normatif, Yuridis Empiris, dan Yuridis Sosiologis, jika menggunakan data
sekunder dan wawancara dengan responden, dan pengamatan.
1.5 Sistematikan Penulisan
Sistematika Penulisan memuat kerangka tesis yang berisi uraian singkat isi dari tiap
bab. Setelah penulisan bab dan angka bab, diikuti langsung judul bab. Deskripsi
selanjutnya memuat uraian singkat hal yang dibahas dalam bab tersebut.

[2.] BAB 2 yakni memuat landasan peraturan perundang-undangan/teori dan posisi


kasus/putusan/simulasi, dengan minimal 28 halaman: . Dalam hal penulisan tesis
tidak didasarkan pada putusan/kasus/simulasi, isi bab 2 cukup memuat peraturan
perundang-undangan atau teori yang mendukung saja. Judul bab 2 harus
14
mencerminkan isi bab. Peraturan dan/atau teori yang dicantumkan dalam bab ini
merupakan peraturan dan/atau teori yang digunakan sebagai pisau analisis. Setelah
pembahasan tentang peraturan dan/atau teori, bagian berikutnya dari bab 2 memuat
posisi kasus atau putusan disertai pertimbangan hakim atau uraian simulasi. Baik itu
posisi kasus atau putusan atau pertimbangan hakim atau uraian simulasi harus
disajikan secara deskriptif berdasarkan pemahaman penulis – bukan copy paste dari
putusan.
Jika tesis terkait dengan praktik hukum maka harus terdapat analisa putusan
pengadilan, kasus, atau simulasi hukum.
[3.] BAB 3 yakni memuat Analisis analisis dari masalah yang diangkat, dengan jumlah
minimal jumlah halaman sebanyak : 3520 halaman. Judul bab 3 harus mencerminkan
isi bab. Analisis harus menggunakan peraturan atau teori yang dikemukakan pada bab
2 sebagai pisau analisisnya.

1.
Pembahasan yang relevan dengan rumusan masalah
[4.] BAB 4 yakni berjudul Penutup, dengan minimal 2 halaman. Pada bab ini tidak boleh
mencantumkan footnote, karena memuat buah pikiran penulis. Penutup terdiri dari:
4.1 Simpulan
Simpulan adalah jawaban masalah. Kalimat pertama memuat jawaban masalah,
dan kalimat-kalimat selanjutnya memuat hal-hal yang mendukung jawaban
tersebut. Simpulan harus didasari oleh analisis yang dituangkan dalam bab 3.
4.2 Saran
Saran memuat solusi riil untuk mengatasi ataupun mencegah masalah terjadi
berulang. Hindari rumusan yang bersifat umum – harus jelas dan to the point.
dengan jumlah minimal halaman: 5 halaman berisi Simpulan dan Saran. Simpulan
memuat jawaban atas masalah dan dirumuskan to the point. Jawaban diletakkan
pada kalimat pertama. Kalimat selanjutnya merupakan pendukung jawaban. Saran
memuat solusi riil untuk mengatasi masalah tidak terjadi berulang, to the point,
dan jangan bersifat umum.

Penulisan pada bagian isi mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Margin halaman: 3 cm (kiri, kanan, atas, bawah)


15
2. Menggunakan huruf Times New Roman, ukuran 12, ukuran spasi 1.5
3. Baris Alinea ditulis menjorok ke dalam sejauh 5-7 spasi, baris kedua dan seterusnya
diletakkan rata margin kiri.
4. Penulisan judul sub bab yang lebih dari 1 baris ditulis dengan spasi tunggal, space
line 0, huruf pertama baris kedua diletakkan tepat di bawah huruf pertama baris 1 dari
judul subbab.
5. Jarak antara bab dengan isi adalah 3 spasi, dengan space line 0.
6. Penulisan judul subsub bab ataupun subsubsub bab mengikuti tata cara penulisan
judul subbab – rata margin kiri atau tidak menjorok ke dalam.
7. Isi dari sub bab ataupun subsub bab ataupun subsubsub bab rata margin kiri.
8. Jarak dari isi ke sub bab ataupun subsub bab ataupun subsubsub bab selanjutnya
adalah 1,5 spasi dengan space line 6.
9. Nomer halaman diletakkan di kanan atas. Pada lembar halaman yang memuat judul
bab, halaman tidak dicantumkan tetapi tetap dihitung.
10.[3.] Akronim: pertama kali harus disebutkan secara lengkap lalu diberi akronim.
Contoh: Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
[4.] Penggunaan huruf yang miring Kata asing ditulis miring (italic) untuk menuliskan
kata asing dan kata/frasa yang dianggap penting.
11. Penggunaan huruf yang dicetak tebal (bold) hanya untuk bab, judul bab, judul sub
bab atau subsub bab atau subsubsub bab, penomeran gambar, judul gambar.
12.[5.] Aturan umum footer:
a. Footer: Universitas Indonesia
b. Huruf: Arial, 10, bold
c. Posisi: kanan bawah
d. Diletakkan pada halaman mulai dari bab 1 s.d. bab penutup
[6.] Aturan umum catatan kaki (Ffootnote):
[a.] Footnote ditulis seperti alinea (baris pertama menjorok kedalam sejauh alinea,
baris kedua rata kiri margin kiri).
e.[b.] Huruf Times New Roman, 10
f.[c.] Ditulis 1 spasi, rata kanan
g.[d.] Jarak antar nomer footnote 1,5 spasi
h.[e.] Setiap bab dimulai dari nomer 1.

16
i. Pengulangan sumber rujukan yang sama dengan sumber rujukan sebelumnya
secara berurutan, menggunakan ibid yang diakhiri tanda baca titik. Ibid ditulis
dengan huruf miring (italic).
j. Pengulangan sumber rujukan yang sama yang diselingi oleh sumber rujukan
lainnya adalah sebagai berikut. Nama keluarga penulis, judul singkat sumber
rujukan, halaman yang dirujuk (bila halaman berbeda dengan yang dirujuk
sebelumnya).
k.[f.] Berlaku aturan lain dalam penulisan footnote
[7.] Catatan kaki (fFootnote) harus ada, kecuali pada Bab Penutup.
13. Tatacara penomeran pada isi bab sebagai berikut:
1.
a.
1)
a)
Dilarang menggunakan tanda -, o, atau tanda lain yang tidak dapat dibaca.
14. Pengutipan

a. Pengutipan langsung

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau
ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam
peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan
prinsip-prinsip mengutip, yaitu:

a. Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu


mengadakan pengubahan, seorang penulis harus memberi keterangan bahwa
kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal,
atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat;
b. Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda
[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan
ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan
tersebut;
c. Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu dinyatakan
dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik).
Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna
17
asli naskah yang dikutip.

Cara mengutip:
1. Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,
adalah sebagai berikut:
1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2) kutipan diapit dengan tanda kutip;
3) akhir kutipan diberi nomor urut sumber rujukan (footnote);
4) tanda baca diletakkan sebelum tanda petik terakhir.
Contoh:

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Prof. Jimly Asshiddiqie yang


menyatakan bahwa “perbedaan antara Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara itu tidaklah bersifat fundamental dan hubungan antara
keduanya dapat disamakan dengan hubungan antara Hukum Perdata dan
Hukum Dagang.”12

2. Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris


Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai
berikut:
1) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;
2) jarak antara baris dengan baris satu spasi;
3) kutipan diapit tanda kutip;
4) akhir kutipan diberi nomor urut sumber rujukan;
5) tanda baca diletakkan sebelum tanda petik terakhir;
6)[1)] seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 spasi atau
ketikan sejajar dengan awal alinea baru.
Contoh:

Hal penundukan diri kepada hukum tertentu dapat dibedakan menjadi


penundukan secara keseluruhan dan penundukan sebagian, sebagaimana
tertuang dalam Mengenal Hukum Perdata:

“Penundukan hukum secara keseluruhan berarti penundukan diri


terhadap seluruh ketentuan Hukum Perdata dan hukum Dagang Eropa,
sedangkan penundukan diri 18 sebagian berarti penundukan diri hanya
untuk sebagian ketentuan ketentuan hukum perdata Eropa, misalnya
penundukan diri terhadap hukum kekayaan yang diatur dalam BW
atau KUHPerdata.”5
b. Pengutipan tidak langsung atau paraphrase
Pengutipan tidak langsung adalah penggunaan ide atau gagasan atau pendapat dari
penulis lain yang dituangkan dalam karya ilmiahnya dengan menggunakan kata-kata
penulis sendiri atas pemahamannya mengenai ide atau gagasan atau pendapat yang
dirujuk tersebut. Pada akhir kalimat dari ide atau gagasan atau pendapat yang dirujuk
dicantumkan nomor urut sumber rujukan.

15. Gambar
Gambar adalah gambar, tabel, grafik, dan diagram. Ketentuan pembuatan tabel dan
gambar adalah sebagai berikut.
a. Gambar, tabel, grafik, dan diagram diberi nomor dan nama/judul, serta sumber
rujukan;
b. Nomor dan nama/judul gambar diletakkan pada bagian atas gambar, dicetak
tebal (bold) dan diletakkan tepat ditengah halaman;
c. Nomor gambar harus menyertakan nomor bab gambar tersebut berada.
Misalnya tabel 1.1. berarti tabel pertama yang ada di bab 1. Jika dalam suatu
tugas akhir hanya terdapat 1 (satu) buah tabel atau gambar, maka tidak perlu
diberi nomor;
d. Penulisan nama/judul gambar menggunakan huruf besar di awal kata (title
case);
e. Penulisan nama/judul gambar diletakkan pada baris dibawah nomor gambar.
Jarak antara nomor gambar dengan judul gambar adalah spasi tunggal dengan
line space 0;
f. Jika gambar ditulis dalam posisi landscape, sisi atas gambar adalah sisi yang
dijilid;
g. Gambar selalu simetris di tengah (center) terhadap halaman;
h. Isi gambar ditulis menggunakan spasi tunggal. Bila gambar memuat banyak
deskripsi (lebih dari 1 halaman) gunakan font 10.
i. Jarak antara judul gambar dengan gambar adalah 1,5 spasi.
j. Sumber gambar diletakkan pada bagian kiri bawah gambar. Jarak antara
gambar dengan sumber gambar adalah spasi tunggal. Sumber gambar

19
menggunakan font 10. Dalam hal gambar merupakan hasil olahan penulis,
ditulis sebagai berikut: sumber tabel (diolah).
k. Peletakan gambar, berjarak tiga spasi setelah teks. Penulisan teks setelah tabel
atau gambar dilanjutkan dengan jarak 1,5 spasi dari baris terakhir sumber
gambar.
l. Jika tabel terlalu panjang, dapat diputus dan dilanjutkan dengan mengetikkan
nomornya dan keterangan “sambungan” dalam tanda kurung.
m. Jika tabel dan gambar terlalu lebar/panjang dapat ditempatkan pada halaman
tersendiri sebagai lampiran.
16. Judul bab terakhir adalah Penutup

[C.] Bagian Akhir

Bagian akhir dari sebuah tesis terdiri dari dua komponen yakni Ddaftar
refrensiPustaka, dan Llampiran (jika ada), manuskrip (jika ada).
1. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka merupakan daftar bacaan yang menjadi sumber atau acuan dan dasar
penulisan Tesis. Daftar pustaka ini dapat berisi peraturan, putusan, buku, artikel jurnal,
makalah, dan referensi lainnya yang ditaut dari laman (website). Komposisi dari referensi
yang digunakan adalah 75 persen terdiri dari buku terbitan paling lama 10 tahun terakhir, 15
persen terdiri dari artikel jurnal terbitan paling lama 5 tahun terakhir, dan 10 persen terdiri
dari referensi lainnya (peraturan dan laman). Referensi buku yang digunakan adalah buku
keluaran tahun terbaru. Minimal jumlah buku yang digunakan adalah 30, kecuali untuk tema
yang sangat langka referensinya. Sumber-sumber berikut tidak boleh dijadikan referensi:

20
a. Skripsi;
b.[a.] Bahan kuliah;
c. Wikipedia dan sejenisnya;
d. Blog individu, media jurnalisme warga (citizen journalism media);
e. Media sosial.

Aturan penulisan Daftar Pustaka adalah:

a. Sistematika daftar pustaka dimulai dari peraturan perundang-undangan (peraturan),


buku, tesis/disertasi/makalah, artikel jurnal, laman. Judul Peraturan Perundang-
undangan digunakan untuk referensi peraturan yang merupakan peraturan perundang-
undangan. Judul Peraturan digunakan apabila terdapat peraturan yang bukan termasuk
peraturan perundang-undangan, misalnya Kode Etik Notaris yang diterbitkan oleh
Ikatan Notaris Indonesia.
b. Sumber referensi peraturan harus memperhatikan hierarkhi, tahun (dimulai dari
terbitan yang paling tua), nomer (dimulai dari urutan nomer terkecil). Untuk UUD,
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan/Keputusan Presiden, kata depan
yang dicantumkan adalah Indonesia. Untuk peraturan yang berasal dari lembaga, kata
depan yang dicantumkan adalah nama lembaga. Cantumkan pula nomer dan tahun
lembaran Negara dan nomer tambahan lembar Negara, atau nomer berita negara.
c. Sumber pustaka buku dan artikel jurnal ditulis urut berdasar abjad dari nama belakang
penulis karya ilmiah tersebut. (contoh: Yuli Indrawati menjadi Indrawati, Yuli)
d. Nama penulis kedua dan seterusnya dituliskan sesuai nama aslinya – tidak perlu
dimulai dengan nama keluarga.
e. Daftar pustaka ditulis dengan spasi tunggal dan hanging indents untuk masing-masing
pustaka.
f. Baris pertama pustaka ditulis rata margin kiri, baris kedua dan seterusnya ditulis
dengan indent 5 spasi.
g. Jarak antar sumber referensi adalah 1,5 spasi.
h. Penulisan miring (italic) digunakan pada penulisan judul buku, nama jurnal. Untuk
judul artikel/tesis/disertasi/makalah ditulis dalam tanda petik tanpa ditulis miring.
i. Tanda baca yang digunakan antar bagian adalah titik dan setiap sumber referensi
diakhiri tanda baca titik.

21
j. Untuk artikel jurnal, pada bagian akhir dicantumkan halaman keseluruhan artikel
tersebut.
2. Lampiran
Daftar refrensi biasa juga dikenal dengan daftar pustaka merupakan daftar bacaan yang
menjadi sumber atau acuan dan dasar penulisan Tesis. Daftar pustaka ini dapat berisi buku,
artikel jurnal, dan refrensi lainnya. Dianjurkan komposisi dari refrensi yang digunakan
adalah 75 persen terdiri dari buku, 15 persen terdiri dari artikel jurnal, dan 10 persen terdiri
dari refrensi lainnya. Aturan penulisan Daftar Pustaka adalah:
Sumber pustaka ditulis urut berdasar nama belakang dari penulis. (contoh : Yuli Indrawati
menjadi Indrawati, Yuli)
Nama penulis kedua dan seterusnya dituliskan sama (tidak mengalami perubahan) dengan
yang tertulis pada sumber asli.
Daftar pustaka ditulis dengan spasi double dan hanging indents untuk masing-masing
pustaka
Baris pertama pustaka ditulis dengan margin kiri, baris kedua dan seterusnya ditulis dengan
indent 5 spasi.
Tidak terdapat spasi baris pada pustaka satu dengan yang lain.
Penulisan miring digunakan pada penulisan judul buku, judul jurnal, dan judul prosiding.
Lampiran tidak perlu dicantumkan halaman. Dalam hal ada lebih dari satu Lampiran,
cantumkan Nomor dan Judul Lampiran yang diketik dalam satu baris, menggunakan huruf
kapital untuk setiap katanya, dan diletakkan pada kanan atas. Sedangkan lampiran
merupakan data atau pelengkap hasil olahan yang menunjang penulisan tesis, tetapi tidak
dicantumkan di dalam isi tesis. Lampiran yang perlu disertakan misalnya: putusan
pengadilan, peraturan perundang-undangan, atau hal laing yang menurut penulis perlu untuk
dicantumkan. Ketentuan penulisan lampiran adalah sebagai berikut:
Nomor dan judul lampiran ditulis di sudut kanan atas halaman
Judul lampiran diketik dalam satu baris menggunakan huruf kapital di awal

IV. Format Umum Pengetikan


1. Spesifikasi kertas yang digunakan:
22
a. Jenis: HVS
b. Warna: putih polos
c. Berat: 80 gram
d. Ukuran: A4 (21,5 cm x 29 cm)
2. Huruf yang tercetak dari printer harus berwarna hitam pekat dan seragam;
3. Pencetakan menggunakan dua sisi halaman (bolak balik);
4. Pengetikan dilakukan dengan spasi 1,5;
5. Menggunakan huruf tipe Times New Roman, font 12 dan diketik rapi rata kiri kanan
(justify);

Lampiran 1: Lampiran 1 Halaman Sampul

23
UNIVERSITAS INDONESIA

RISIKO FISKAL DALAM OPERASIONALISASI BANK INDONESIA DAN


LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
(SUATU TELAAH HUKUM, EKONOMI DAN POLITIK)

TESIS

JANIS INDRA
1306435505

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
DEPOK
2019

Lampiran 2: Lampiran 2 Halaman Judul

24
UNIVERSITAS INDONESIA

RISIKO FISKAL DALAM OPERASIONALISASI BANK INDONESIA DAN


LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
(SUATU TELAAH HUKUM, EKONOMI DAN POLITIK)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan

JANIS INDRA
1306435505

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
DEPOK
JANUARI 2019

Lampiran 3: Lampiran 3 Halaman Pernyataan Orisinalitas

25
PERNYATAAN ORISINALITAS

Penulis dengan ini menyatakan bahwa tesis:

“………………………………………………”

adalah karya orisinal saya dan setiap serta seluruh sumber acuan telah ditulis sesuai dengan
kaidah penulisan ilmiah yang berlaku di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Depok, 10 Juli 2017


Yang Menyatakan

Nama
NPM

26
Lampiran 4: Lampiran 4 Halaman Pengesahan

HALAMAN PENGESAHAN

Tim Penguji mengesahkan Tesis yang diajukan oleh:

Nama :
NPM :
Program Studi :
Judul Tesis :

dan telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji serta diterima sebagai bagian
persyaratan yang diwajibkan untuk memperoleh gelar: Magister Kenotariatan (M.Kn.)
pada Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

TIM PENGUJI

1. ………………………………………….. Ketua Penguji (…………….)

2. ………………………………………….. Pembimbing (…………….)

3. …………………………………………. Penguji (…………….)

Disahkan di : Depok
Tanggal :

27
Lampiran 4: Lampiran 5 Halaman Pengesahan Masa Pandemi (satu halaman untuk
tiap penguji)

HALAMAN PENGESAHAN

Tim Penguji mengesahkan Tesis yang diajukan oleh:

Nama :
NPM :
Program Studi :
Judul Tesis :

dan telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji serta diterima sebagai bagian
persyaratan yang diwajibkan untuk memperoleh gelar: Magister Kenotariatan (M.Kn.)
pada Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Ketua Penguji: nama penguji (…………….)

Disahkan di : Depok
Tanggal :

28
Lampiran 5: Lampiran 6 Persetujuan Publikasi

PERSETUJUAN PUBLIKASI
TESIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya, yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :
NPM :
Program Studi :
Fakultas :

untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive, Royalty-Free Right)
untuk mempublikasikan skripsi saya yang berjudul:

“xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx”

Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tesis saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan
sebagai pemilik hak cipta.

Demikian persetujuan publikasi ini saya buat dengan sebenarnya.

Depok, 10 Juli 2017


Yang Menyetujui,

Nama
29
Lampiran 6: Lampiran 7 Abstrak

ABSTRAK

Nama : Yuli Indrawati


NPM : 1306435505
Program Studi : Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Judul : xxxxx
Pembimbing : yyyyy

Tujuan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibatasi oleh
Undang Undang Dasar 1945 yaitu untuk mewujudkan tujuan bernegara. Sejak APBN 2008,
risiko fiskal mulai dicantumkan, diantaranya risiko fiskal sektor keuangan berupa risiko
kekurangan modal Bank Indonesia – Lembaga Penjamin Simpanan (BI-LPS). Risiko fiskal
adalah segala sesuatu yang akan membebani APBN, yang dapat mempengaruhi ketahanan
dan kesinambungan fiskal serta kemampuan APBN untuk melaksanakan fungsi
penganggaran. Oleh karenanya, penetapan risiko fiskal harus dilakukan secara cermat.
Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai peran dan
kewajiban negara terhadap kekurangan modal BI-LPS; dan, transformasi APBN sebagai
wujud pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan bernegara untuk mendukung
pendanaan risiko BI-LPS sebagai badan hukum. Untuk menjawab permasalahan tersebut
digunakan metode penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian problem identification.
Hasil analisis adalah peran dan kewajiban negara terhadap kekurangan modal BI-LPS
terwujud dalam UU APBN sebagai risiko fiskal. Penetapan risiko fiskal terhadap kecukupan
modal BI-LPS dilakukan untuk melindungi rakyat terhadap ekses dari ketidakstabilan sektor
keuangan, melalui penjagaan eksistensi bank sentral dan lembaga penjamin simpanan agar
perekonomian nasional tetap stabil dan keberlanjutan fiskal tetap terjaga. Transformasi
APBN sebagai wujud pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan bernegara untuk
mendukung pendanaan risiko BI-LPS sebagai badan hukum menjadi negara berperan sebagai
yang terakhir dan bersifat penuh. Adapun saran yang dapat diberikan berupa perlunya
pengkajian lebih lanjut mengenai modal minimum BI-LPS mengingat sektor keuangan
merupakan hal yang vulnerable. Untuk menjaga kesinambungan seiring dengan kewajiban
negara untuk mencukupi kekurangan modal BI-LPS, perlu dibentuk adanya dana cadangan
risiko fiskal.

Kata kunci: kesinambungan fiskal, risiko fiskal sektor keuangan, BI, LPS

30
Lampiran 7: Lampiran 8 Daftar Isi

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ORISINALITAS ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR v
PERSETUJUAN PUBLIKASI x
ABSTRAK xi
ABSTRACT xii
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR GAMBAR xvi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7
1.4. Metode Penelitian ........................................................................ 13
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

BAB 2 PERKEMBANGAN PERAN NEGARA


2.1. Peran Negara Berdasarkan Teori Bernegara ............................... 16
2.2. Peran Negara Berdasarkan Sistem Perekonomian ...................... 18
2.2.1. Sistem-sistem Perekonomian ........................................... 19
2.2.1.1 Sistem Perekonomian Pasar Bebas atau Kapital
atau Liberal ........................................................ 19
2.2.1.2 Sistem Perekonomian Sosialis atau Sitem
Perekonomian Perencanaan Pusat .................... 30
2.2.2. Peran Negara dalam Perekonomian Menurut Berbagai
Aliran .............................................................................. 40

BAB 3 PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


NEGARA SEBAGAI BENTUK PERAN NEGARA UNTUK
MEWUJUDKAN TUJUAN BERNEGARA
3.1. Tujuan Bernegara Indonesia ....................................................... 51
3.2. Risiko Fiskal dan Pengaruhnya Terhadap Kesinambungan
Fiskal ........................................................................................... 65

BAB 4 PENUTUP
5.1. Simpulan ...................................................................................... 74
31
5.2. Saran ............................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 76


LAMPIRAN

Lampiran 8: Lampiran 9 Penulisan Bagian Isi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (selanjutnya disebut APBN) merupakan
perwujudan dari pengelolaan keuangan negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara yaitu
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penetapan biaya kontinjensi sebagai risiko fiskal
dalam APBN atas berkurangnya modal Bank Indonesia (selanjutnya disebut BI) dan
Lembaga Penjamin Simpanan (selanjutnya disebut LPS) yang merupakan wujud peran negara
dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan stabilitas keuangan haruslah dilakukan secara
cermat untuk mencegah dan meminimialisir terjadinya pergeseran, perubahan ataupun
pengurangan upaya yang dapat memperlambat pencapaian tujuan bernegara tersebut.

Umumnya tujuan negara ditetapkan dalam konstitusi, karena tujuan negara


merupakan suatu kesepakatan (keputusan) bersama dari seluruh rakyat. 1 Tujuan bernegara
Indonesia dipengaruhi oleh konsep negara kesejahteraan yang dianut Indonesia. Konsep
negara kesejahteraan Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri yang dirumuskan the
founding fathers,2 yang merupakan perpaduan antara konsep negara kesejahteraan yang
menjadi paham negara-negara barat,3 konsep negara sosialis yang menjadi paham negara-
1
Konstitusi memuat hal-hal yang diputuskan bersama oleh seluruh rakyat. Hal-hal tersebut antara lain
adalah tujuan negara. Carl Schmitt dalam Jokosoetono, Kuliah Hukum Tata Negara, dihimpun oleh Harun
Alrasid (Jakarta: Ind-Hill Co, 2006), hlm. 44.

2
Sekretariat Negara Republik lndonesia, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan lndonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan lndonesia (PPKI), 1995, hlm.
77-80.

3
Terdapat beberapa model negara kesejahteraan berdasarkan tugas dasar negara, yaitu (1) pada model
ini negara wajib menyelenggarakan dan menjamin terpenuhinya tingkat kesejahteraan minimal kebutuhan dasar
hidup masyarakat (social overhead capital), yang meliputi kesehatan, pendidikan, dan perumahan; (2) Model
negara kesejahteraan yang kedua tidak saja menuntut negara untuk menyelenggarakan dan menjamin kebutuhan
32
negara timur, dan konsep kenegaraan dalam budaya Indonesia. 4 Dalam pandangan ini, negara
tidak hanya terlibat dalam urusan ekonomi rakyat, tetapi juga menciptakan ketertiban, dan
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya.

1.1.1 Konsep Bernegara Indonesia


Falsafah sosial dalam sila kelima Pancasila didasarkan pada konsep manusia sebagai
individu dan makhluk sosial, atau dengan kata lain individu sebagai warga masyarakat.
“Konsep sosial memuat unsur dasar berupa (i) asas usaha bersama dan kekeluargaan; (ii) asas
keadilan sosial; dan (iii) pandangan organis tentang masyarakat.”5

Apapun perbuatan anggota maupun pendiri tidak mempunyai akibat hukum


(mengikat) terhadap kekayaan badan hukum. Sebaliknya, perbuatan badan hukum yang
diwakili organnya, tidak dapat mengikat harta kekayaan anggota ataupun pendirinya.
Konsekuensi yuridis dari pemisahan kekayaan badan hukum antara lain adalah:6
1. “Hanya harta kekayaan badan hukum yang dapat dijadikan jaminan dan obyek
tuntutan dari pihak ketiga sebagai akibat hubungan hukum dengan badan hukum;
2. Kreditur pribadi para anggota tidak mempunyai hak untuk menuntut harta
kekayaan badan hukum tersebut;
3. Para anggota pribadi tidak dapat menagih piutang dan badan hukum terhadap
pihak ketiga;
4. Kompensasi antara utang pribadi dan utang badan hukum tidak dimungkinkan;

dasar masyarakat tetapi memperluasnya dengan aspek kesejahteraan sosial lainnya yang meliputi pelayanan
sosial (kesejahteraan sosial); (3) Model terakhir dari negara kesejahteraan adalah model negara kesejahteraan
yang paling luas dimana negara diwajibkan untuk mengatur segala aspek kesejahteraan rakyat, yang tidak hanya
dalam hal kebutuhan dasar masyarakat dan pelayanan sosial, tetapi juga dalam hal ekonomi pasar. Disarikan
dari Djauhari, “Kajian Teori Welfare State dalam Perspektif Barat dan Islam”(Jurnal Hukum UNISSULA, Vol.
XVI, No. l, Maret 2006).

4
Konsep kenegaraan dalam budaya Indonesia antara lain dapat ditelusuri dari pernyataan pujangga
Jawa yaitu "Negara panjang hapunjung pasir-wukir loh jinawi, gemah ripah karto-raharjo". Yang mengandung
pengertian: (a). 'panjang-hapunjung, pasir wukir', bahwa suatu wilayah suatu negara meluas dari pantai laut ke
puncak gunung; (b). 'loh', bahwa tanah dari wilayah itu subur dan Jinawi', barang-barang di situ serba murah
pembeliannya. Jadi murah sandang murah pangan; (c). 'gemah', bahwa orang-orang pedagang dapat melakukan
perjalanan di mana-mana tanpa gangguan; (d). 'ripah', bahwa rakyat berdiam berjejal-jejal secara rukun; (e).
'karto', menunjuk kepada keadaan orang-orang petani yang mempunyai cukup ternak yang setiap hari keluar dari
kandang dan masuk lagi ke kandang tanpa gangguan apa-apa; (f). 'raharjo', menunjuk pada ketiadaan kejahatan
dalam masyarakat dan pada kebijaksanaan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyat. Wirjono
Prodjodikoro, Asas-asas llmu Negara dan Politik (Eresco: Jakarta-Bandung, 1981), hlm. 14.

5
Tom Gunadi, Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan UUD’45 (Bandung: Angkasa, 1985),
hlm. 205-206 dan 212-213.

6
Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum: Teori, Praktik, dan Kritik,
(Jakarta: Badan Penerbit FHUI, 2005), hlm. 125-126.

33
5. Hubungan hukum, baik persetujuan, maupun proses antara anggota dan badan
hukum dilakukan seperti halnya antara badan hukum dengan pihak ketiga;
6. Pada kepailitan, hanya para kreditur badan hukum dapat menuntut harta kekayaan
yang terpisah.”

Unsur kekayaan yang terpisah ini merupakan unsur terpenting dari badan hukum.
Esensinya terletak pada fungsi kekayaan tersebut bagi badan hukum, yaitu sebagai alat untuk
mengejawantahkan tujuan badan hukum. Selain itu, kekayaan badan hukum dapat dijadikan
obyek tuntutan dan obyek jaminan ketika badan hukum melakukan hubungan hukum dengan
subyek hukum lainnya.

Tabel 2.1
Perbedaan Badan Hukum Publik dan Perdata

KRITERIA BADAN HUKUM PUBLIK BADAN HUKUM PERDATA

Lingkungan kuasa hukum Hukum publik Hukum perdata

Pendiri Otoritas publik Otoritas publik dan sejumlah


orang swasta

Maksud pendirian Melaksanakan tugas publik Mencapai maksud tertentu dari


pendiri

Kewenangan mendirikan Mendirikan badan hukum publik Mendirikan badan hukum


badan hukum lainnya dan badan hukum perdata perdata

Daya ikat kebijakan Ke dalam organisasi dan ke luar Ke dalam organisasi


(umum)

Syarat formil (keabsahan) Pendirian berdasarkan peraturan Pendaftaran pada kementerian


perundang-undangan hukum dan HAM

Sumber: Penulis, diolah dari berbagai sumber

Teknik pencantuman gambar/tabel/bagan:

- Baris pertama: Nomor urut gambar (center), times new roman, 12


- Judul gambar (center), 1 spasi, times new roman, 12
- Gambar
- sumber rujukan secara lengkap, times new roman, 10

34
Gambar 3

Sumber: Departemen Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Keuangan, 29 Juni 2009

Lampiran Lampiran 9: 10 Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

A. Peraturan Perundang-undangan
35
Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 LN No. 75 Tahun 1959, BN No. 69 Tahun 1959 dan
perubahannya.

_______. Undang Undang tentang Penetapan Undang Undang Pokok Bank Indonesia. UU
No. 11, LN No. 40 Tahun 1953.

_______. Peraturan Pemerintah tentang Modal Awal LPS, PP No. 35, LN No. 36 Tahun
2005.

_______. Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Perpres No. 79, LN No.
100 Tahun 3000.

Kementerian Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan tentang Tatacara Penjualan Barang


Milik Negara. Permenkeu No. 799 Tahun 5000.

B. Buku
Abimanyu, Anggito dan Andie Megantara (ed.). Era Baru Kebijakan Fisikal. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2009.
Adiningsih, Sri (Penyunting). Koordinasi dan Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter:
Tantangan Ke Depan. Yogyakarta: Kanisius, 2012.
Adler, Matthew D. Beyond Efficiency And Procedure: A Welfarist Theory Of Regulation, 28
Fla. St. U. L. Rev. 241, 2000.
Boediono. Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah. Mizan, 2016.
_______._____. Teori Moneter. BPFE Yogyakarta, 1982.
Fisk, Milton. Justice. Humanities Press New Jersey, 1993.
Munir. Konsep Negara Demokrasi. Relika Aditama, 2010.

CIII. Artikel/Makalah/Laporan Penelitian

Alfitri, “Ideologi Welfare State dalam Dasar Negara Indonesia: Analisis Putusan Mahkamah
Konstitusi Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional.” Jurnal Konstitusi Volume 9
Nomor 3 (September 2012). Hlm. 449-472.

Anwar, Khoirul. “Analisis Dampak Defisit Anggaran terhadap Ekonomi Makro di


Indonesia.” Jejaring Administrasi Publik Tahun VI, No. 2 (Juli-Desember 2014).
Hlm. 588-602.

Arianto, Henry. “Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia.” Lex Jurnalica
Volume 7 Nomor 2 (April 2010). Hlm. 115-122.

36
DIV. Harian/Internet
“APBN Sehat, Rupiah Terdongkrak.” m.inilah.com/news/detail/239933... (22 Agustus 2017).
Diunduh 22 Agustus 2017.

“Aset LPS Tak Cukup Restrukturisasi Bank Jika Krisis,” cnnindonesia.com, 9 Juni 2017.
Diunduh 17 September 2017.

“Batas Defisit APBN diusulkan Naik 5 Persen.” (11 Juli 2017).


m.republika.co.id/berita/ekonomi. Diunduh 22 Agustus 2017.

37

Anda mungkin juga menyukai