1
KATA PENGANTAR
Segala puji dipanjatkan kepada Allah SWT atas bimbingan-Nya, Buku Pedoman Teknik
Penulisan Tugas Akhir bagi Mahasiswa Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia dapat diselesaikan. Buku ini dapat menjadi acuan bagi para mahasiswa
dalam menyusun tugas akhir agar sesuai dengan sistematika serta ketentuan penulisan ilmiah.
Buku Pedoman ini sangat penting sebagai panduan atau acuan dalam penulisan karya ilmiah
di lingkungan Magister Kenotariatan FH UI. Karya ilmiah yang baik akan selalu
memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku, termasuk dalam aspek teknisnya,
sehingga karya ilmiah yang dihasilkan menjadi baku, sistematis, dan konsisten. Diharapkan
mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir dapat mengikuti dan mempelajari buku
pedoman ini agar dapat menuliskan karya ilmiah akhirnya dengan sebaik dan semaksimal
mungkin.
Terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun Buku Pedoman
yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan buku ini. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh para mahasiswa, dosen, manajemen FH UI dan pihak terkait lainnya
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
Dekan FHUI,
2
DAFTAR ISI
3
I. Pendahuluan
Pengecekan
Penetapan
Putusan/Kas Ujian Seminar Hasil
Pembimbing Bimbingan
us/Simulasi/ Proposal Penelitian
Tesis oleh DTA
Topik
4 Pendaftaran
Unggah ke
Sidang dan Verifikasi Perbaikan
UIANA
Kelayakan Ujian
PENJELASAN TATA CARA PENYUSUNAN TESIS
1. Mahasiswa melakukan pengecekan similaritas Putusan/Kasus/Simulasi/Topik dengan
mengisi form permohonan pengecekan dan mengirimkannya ke Sekretariat.
Pengecekan dilakukan untuk melihat ada/tidaknya kesamaan
Putusan/Kasus/Simulasi/Topik yang diajukan dengan yang ada pada direktori Prodi.
Mahasiswa hanya diperkenankan untuk mengajukan 1 Putusan/Kasus/Simulasi/Topik
setiap kali pengajuan. Dalam hal terdapat kesamaan, mahasiswa mengulangi proses
pengajuan permohonan pengecekan.
2. Mahasiswa mengikuti ujian Proposal. Dalam hal proposal dinyatakan tidak lulus,
mahasiswa masih diberi kesempatan untuk mengikuti ujian proposal ulang sebanyak
1 kali. Bila tetap tidak lulus, mahasiswa dapat mengajukan proposal pada semester
berikutnya.
3. Penetapan pembimbing dilakukan oleh Dewan Tugas Akhir.
4. Pelaksanaan proses bimbingan;
5. Tugas akhir yang telah memenuhi persyaratan, dapat mengikuti Seminar Hasil
Penelitian. Adapun persyaratannya adalah telah menyelesaikan tesis dan mendapat
persetujuan dari pembimbing.
6. Mahasiswa melakukan perbaikan Tugas Akhir sesuai asupan Seminar Hasil
Penelitian dan konsultasi dengan pembimbing;
7. Mahasiswa melakukan pendaftaran sidang tugas akhir. Sekretariat melakukan
verifikasi persyaratan pendaftaran berupa form pernyataan tesis siap uji dari
pembimbing, kesesuaian batas maksimum similaritas yang ditetapkan (25%),
dokumen penerbitan artikel jurnal.
8. Sidang Tugas Akhir.
9.[1.] Dalam hal mahasiswa dinyatakan lulus dalam siding tugas akhir, mahasiswa
menyempurnakan tesis beserta kelengkapannya termasuk mendapatkan tanda tangan
penguji, untuk selanjutnya mengunggah tesis tersebut dan dokumen lainnya di
UIANA.
5
CATATAN:
a. Bagi mahasiswa yang belum siap mengikuti Seminar Hasil Penelitian pada jadwal
yang ditetapkan, diperkenankan untuk mengikuti Seminar Hasil Penelitian gelombang
2. Berdasarkan Seminar Hasil Penelitian tersebut, mahasiswa dapat melanjutkan
proses penulisan tesisnya dan mengikuti Sidang pada semester berikutnya.
b. Bagi tesis yang belum diajukan dalam Seminar Hasil Penelitian hingga Seminar Hasil
Penelitian gelombang 2 selesai diselenggarakan, maka mahasiswa harus mengikuti
proses penulisan tesis dari awal kembali dengan menggunakan
Putusan/Kasus/Simulasi/Topik yang berbeda.
III.Format Tesis
Bagian awal dari sebuah tesis terdiri dari beberapa komponen, yaitu . Komponen tersebut
adalah:
Halaman Sampul;
Halaman Judul;
Halaman Pengesahan;
Kata Pengantar;
Abstrak;
Daftar Isi;
6
Halaman Sampul adalah halaman terdepan yang pertama terbaca dari suatu karya ilmiah,
yang memuat informasi singkat, jelas dan tidak bermakna ganda (ambigu) kepada pembaca
tentang karya ilmiah tersebut yang berupa judul, jenis karya ilmiah (tesis), identitas penulis,
institusi, dan tahun pengesahan. Halaman sampul sebuah tesis memuat judul penelitian,
maksud usulan penelitian, lambang Universitas Indonesia (UI), nama istitusi (UI), judul
penelitian, jenis tugas akhir, nama mahasiswa, Nomor Induk Pokok Mahasiswa, alamat
Institusi penyelenggara pendidikan, tempat institusi dan tahun terbit tugas akhir. Ketentuan
penulisan Halaman Sampul adalah sebagai berikut.:
7
[8.] Nama institusi, dsesuai Program Studi Magister Kenotariatan UI. Ditulis dengan
huruf Times New Roman, Kkapital, ukuran font 12, bBold, dan jarak 1 spasi tunggal
dengan space line after-before 0.
[9.] Waktu pengajuan dengan menuliskan tahun di bawah nama institusiProgram Studi
Magister Kenotariatan UI., Dditulis dengan huruf Times New Roman, kapital, font 12,
bold, dan jarak spasi tunggal dengan space line after-before 0.Kapital, ukuran 12,
Bold, dan jarak 1 spasi.
Contoh di lampiran 1.
1. Halaman Judul
Secara umum informasi yang diberikan pada Halaman Judul sama dengan Halaman Sampul,
tetapi pada Halaman Judul, dicantumkan informasi tambahan, yaitu tujuan dan dalam rangka
apa karya ilmiah itu dibuat. Selain itu ada tambahan berupa bulan pengesahan.
Contoh di lampiran 2.
Ketentuan penulisan Halaman Judul adalah sebagai berikut:
[1.] Logo Universitas Indonesia (Makara Universitas Indonesia) berdiameter 2,5 cm dengan
warna kuning
[2.] Frasa “Universitas Indonesia” ditulis dengan huruf kapital, ukuran font 12, dan bold
[3.] Judul. Judul hendaknya ringkas, lugas, dan mengisyaratkan permasalahan, serta bidang ilmu
yang bersangkutan. Ditulis dengan huruf Kapital, ukuran 14, bold. Jarak dengan sub judul: 1
spasi, space line after-before 0. Judul tidak boleh memuat akronim. Judul maksimal 250
karakter termasuk spasi.
[4.] Jika terdapat sub judul maka sub judul ditulis dengan huruf kapital ukuran 12 bold.
[5.] Maksud usulan penelitian, ditulis setelah judul, yaitu: Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan.
[6.] Nama mahasiswa ditulis lengkap, tidak boleh menggunakan singkatan, tanpa derajat (gelar)
kesarjanaan. Ditulis dengan huruf Kapital, ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.
[7.] Nomor pokok mahasiswa ditulis di bawah nama mahasiswa. Ditulis dengan huruf Kapital,
ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.
[8.] Nama institusi sesuai Program Studi Magister Kenotariatan UI. Ditulis dengan huruf Kapital,
ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.
[9.] Waktu pengajuan dengan menuliskan tahun di bawah Program Studi Magister Kenotariatan
UI. Ditulis dengan huruf Kapital, ukuran 12, Bold, dan jarak 1 spasi.
8
[2.] Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman ini berisi pernyataan tertulis penulis bahwa tugas akhir yang disusun adalah hasil
karyanya sendiri dan ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Halaman Pernyataan
Orisinalitas harus ditandatangani penulis. Halaman Pernyataan Orisinalitas ditulis dengan
spasi ganda, ukuran huruf 12 dengan posisi di tengah halaman (center alignment) dengan tipe
huruf Times New Roman. Jarak judul dengan isi adalah 3 spasi.
Contoh di lampiran 3.
5. Abstrak
Setelah judul, cantumkan nama, Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), program studi, judul tesis,
dan pembimbing yang ditulis spasi tunggal. Dalam hal pembimbing lebih dari satu, nama
pembimbing dibuat susun kebawah. Selanjutnya cantumkan isi abstrak yang diikuti dengan
kata kunci pada bagian akhir isi abstrak pada baris yang terpisah dengan jarak 3 spasi.
Abstrak merupakan ikhtisar suatu tugas akhir sari dari suatu tulisan yang memuat latar
belakang, rumusan masalah, metode penelitian, dan hasil penelitian (simpulan dan saran)
secara singkat. Penulisan rumusan masalah tidak menggunakan kata tanya ataupun tanda
tanya. Isi Abstrak harus hanya memuat 1 alinea dengan maksimal 250 kata menggunakan
spasi tunggal1. Judul ditulis menggunakan huruf kapital, tipe huruf Times New Roman,
ukuran 12, dan bold. Jarak judul dengan Isi Abstrak adalah 3 spasi. Isi Abstrak menggunakan
Semua huruf ditulis denganhuruf tipe Times New Roman, ukuran 12, spasi tunggal dan
memuat maksimal 4 kata kunci. Kata kunci tidak diakhiri tanda baca apapun. Abstrak ditulis
dalam Bahasa Indonesia dan Inggris pada halaman yang terpisah. Kata Kunci ditulis dalam
Bahasa Indonesia untuk Abstrak berbahasa Indonesia dan dalam Bahasa Inggris untuk
Abstrak berbahasa Inggris.
Contoh di lampiran 8.
6. Daftar Isi
Daftar Isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halaman masing-masing yang ditulis
sama dengan isi yang bersangkutan. Biasanya, agar daftar isi ringkas dan jelas, subbab
derajat ke dua dan ke tiga boleh tidak ditulis. Semua huruf ditulis dengan tipe Times New
Roman ukuran 12 dengan spasi tunggal1. Untuk judul tiap bab ditulis bold dengan huruf
10
kapitalkapital tanpa disertai halaman. Judul sub bab ditulis dengan menggunakan huruf
kapital pada awal tiap kata. Jarak antar judul dengan isi Daftar Isi adalah 3 spasi. Penulisan
judul tidak boleh menabrak kolom halaman.
Contoh di lampiran 9.
Bagian isi dari tesis disusunampaikan dalam sejumlah 4 bab. Tiap bab terdiri dari
11
minimal dua dan subbab. Tiap subbab dapat memiliki subsub bab bila diperlukan. Dalam hal
subbab memiliki subsub bab maka jumlah subsub bab minimal dua.
Minimal jumlah halaman bagian isi tesis sebanyak 60 halaman tanpa batasan
jumlah maksimal. Ketentuan penulisan untuk setiap bab sebagai berikut.
a. Setiap bab dimulai pada halaman baru. Penempatan bab sesuai dengan margin
atas yaitu 3 cm – tidak perlu diletakkan menjorok ke bawah. Halaman tidak
dicantumkan pada tiap halaman yang memuat bab, tetapi tetap dihitung.
b. Penomoran catatan kaki pada tiap bab dimulai kembali dari nomor urut satu
dengan menggunakan ketentuan seperti pertama kali mencantumkan catatan kaki.
c. Judul bab diawali dengan penomeran bab yaitu BAB 1 menggunakan angka arab.
Seluruhnya diketik dengan huruf tipe Times New Roman, kapital, font 12, bold,
simetris di tengah (center), tanpa garis bawah, tidak diakhiri tanda titik. Apabila
judul lebih dari satu baris gunakan spasi tunggal dengan space line 0.
d. Perpindahan antarbab tidak perlu diberi sisipan halaman khusus.
e. Pada setiap halaman isi dicantumkan footer yaitu Universitas Indonesia,
menggunakan huruf tipe Arial, font 10, bold, huruf kapital hanya pada awal kata,
diletakkan di kanan bawah (rata margin kanan)
[1.] BAB 1 yakni berjudul Pendahuluan, dengan minimal 10 halaman. Isi dari Bab 1
memuat:
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang masalah memuat posisi penulis terhadap masalah yang diangkat,
arti penting masalah, akar masalah dan pendekatan masalah. Arti penting
masalah perlu didukung data dan fakta yang memadai serta valid. Arti penting
masalah dapat ditinjau baik dari segi kepentingan pengembangan pengetahuan
dan maupun kepentingan-kepentingan lainnya yang dianggap perlu sehingga
penelitian yang direncanakan layak untuk dilakukan.
1.
Pembahasan yang relevan dengan rumusan masalah
[4.] BAB 4 yakni berjudul Penutup, dengan minimal 2 halaman. Pada bab ini tidak boleh
mencantumkan footnote, karena memuat buah pikiran penulis. Penutup terdiri dari:
4.1 Simpulan
Simpulan adalah jawaban masalah. Kalimat pertama memuat jawaban masalah,
dan kalimat-kalimat selanjutnya memuat hal-hal yang mendukung jawaban
tersebut. Simpulan harus didasari oleh analisis yang dituangkan dalam bab 3.
4.2 Saran
Saran memuat solusi riil untuk mengatasi ataupun mencegah masalah terjadi
berulang. Hindari rumusan yang bersifat umum – harus jelas dan to the point.
dengan jumlah minimal halaman: 5 halaman berisi Simpulan dan Saran. Simpulan
memuat jawaban atas masalah dan dirumuskan to the point. Jawaban diletakkan
pada kalimat pertama. Kalimat selanjutnya merupakan pendukung jawaban. Saran
memuat solusi riil untuk mengatasi masalah tidak terjadi berulang, to the point,
dan jangan bersifat umum.
16
i. Pengulangan sumber rujukan yang sama dengan sumber rujukan sebelumnya
secara berurutan, menggunakan ibid yang diakhiri tanda baca titik. Ibid ditulis
dengan huruf miring (italic).
j. Pengulangan sumber rujukan yang sama yang diselingi oleh sumber rujukan
lainnya adalah sebagai berikut. Nama keluarga penulis, judul singkat sumber
rujukan, halaman yang dirujuk (bila halaman berbeda dengan yang dirujuk
sebelumnya).
k.[f.] Berlaku aturan lain dalam penulisan footnote
[7.] Catatan kaki (fFootnote) harus ada, kecuali pada Bab Penutup.
13. Tatacara penomeran pada isi bab sebagai berikut:
1.
a.
1)
a)
Dilarang menggunakan tanda -, o, atau tanda lain yang tidak dapat dibaca.
14. Pengutipan
a. Pengutipan langsung
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau
ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam
peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan
prinsip-prinsip mengutip, yaitu:
Cara mengutip:
1. Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,
adalah sebagai berikut:
1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2) kutipan diapit dengan tanda kutip;
3) akhir kutipan diberi nomor urut sumber rujukan (footnote);
4) tanda baca diletakkan sebelum tanda petik terakhir.
Contoh:
15. Gambar
Gambar adalah gambar, tabel, grafik, dan diagram. Ketentuan pembuatan tabel dan
gambar adalah sebagai berikut.
a. Gambar, tabel, grafik, dan diagram diberi nomor dan nama/judul, serta sumber
rujukan;
b. Nomor dan nama/judul gambar diletakkan pada bagian atas gambar, dicetak
tebal (bold) dan diletakkan tepat ditengah halaman;
c. Nomor gambar harus menyertakan nomor bab gambar tersebut berada.
Misalnya tabel 1.1. berarti tabel pertama yang ada di bab 1. Jika dalam suatu
tugas akhir hanya terdapat 1 (satu) buah tabel atau gambar, maka tidak perlu
diberi nomor;
d. Penulisan nama/judul gambar menggunakan huruf besar di awal kata (title
case);
e. Penulisan nama/judul gambar diletakkan pada baris dibawah nomor gambar.
Jarak antara nomor gambar dengan judul gambar adalah spasi tunggal dengan
line space 0;
f. Jika gambar ditulis dalam posisi landscape, sisi atas gambar adalah sisi yang
dijilid;
g. Gambar selalu simetris di tengah (center) terhadap halaman;
h. Isi gambar ditulis menggunakan spasi tunggal. Bila gambar memuat banyak
deskripsi (lebih dari 1 halaman) gunakan font 10.
i. Jarak antara judul gambar dengan gambar adalah 1,5 spasi.
j. Sumber gambar diletakkan pada bagian kiri bawah gambar. Jarak antara
gambar dengan sumber gambar adalah spasi tunggal. Sumber gambar
19
menggunakan font 10. Dalam hal gambar merupakan hasil olahan penulis,
ditulis sebagai berikut: sumber tabel (diolah).
k. Peletakan gambar, berjarak tiga spasi setelah teks. Penulisan teks setelah tabel
atau gambar dilanjutkan dengan jarak 1,5 spasi dari baris terakhir sumber
gambar.
l. Jika tabel terlalu panjang, dapat diputus dan dilanjutkan dengan mengetikkan
nomornya dan keterangan “sambungan” dalam tanda kurung.
m. Jika tabel dan gambar terlalu lebar/panjang dapat ditempatkan pada halaman
tersendiri sebagai lampiran.
16. Judul bab terakhir adalah Penutup
Bagian akhir dari sebuah tesis terdiri dari dua komponen yakni Ddaftar
refrensiPustaka, dan Llampiran (jika ada), manuskrip (jika ada).
1. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka merupakan daftar bacaan yang menjadi sumber atau acuan dan dasar
penulisan Tesis. Daftar pustaka ini dapat berisi peraturan, putusan, buku, artikel jurnal,
makalah, dan referensi lainnya yang ditaut dari laman (website). Komposisi dari referensi
yang digunakan adalah 75 persen terdiri dari buku terbitan paling lama 10 tahun terakhir, 15
persen terdiri dari artikel jurnal terbitan paling lama 5 tahun terakhir, dan 10 persen terdiri
dari referensi lainnya (peraturan dan laman). Referensi buku yang digunakan adalah buku
keluaran tahun terbaru. Minimal jumlah buku yang digunakan adalah 30, kecuali untuk tema
yang sangat langka referensinya. Sumber-sumber berikut tidak boleh dijadikan referensi:
20
a. Skripsi;
b.[a.] Bahan kuliah;
c. Wikipedia dan sejenisnya;
d. Blog individu, media jurnalisme warga (citizen journalism media);
e. Media sosial.
21
j. Untuk artikel jurnal, pada bagian akhir dicantumkan halaman keseluruhan artikel
tersebut.
2. Lampiran
Daftar refrensi biasa juga dikenal dengan daftar pustaka merupakan daftar bacaan yang
menjadi sumber atau acuan dan dasar penulisan Tesis. Daftar pustaka ini dapat berisi buku,
artikel jurnal, dan refrensi lainnya. Dianjurkan komposisi dari refrensi yang digunakan
adalah 75 persen terdiri dari buku, 15 persen terdiri dari artikel jurnal, dan 10 persen terdiri
dari refrensi lainnya. Aturan penulisan Daftar Pustaka adalah:
Sumber pustaka ditulis urut berdasar nama belakang dari penulis. (contoh : Yuli Indrawati
menjadi Indrawati, Yuli)
Nama penulis kedua dan seterusnya dituliskan sama (tidak mengalami perubahan) dengan
yang tertulis pada sumber asli.
Daftar pustaka ditulis dengan spasi double dan hanging indents untuk masing-masing
pustaka
Baris pertama pustaka ditulis dengan margin kiri, baris kedua dan seterusnya ditulis dengan
indent 5 spasi.
Tidak terdapat spasi baris pada pustaka satu dengan yang lain.
Penulisan miring digunakan pada penulisan judul buku, judul jurnal, dan judul prosiding.
Lampiran tidak perlu dicantumkan halaman. Dalam hal ada lebih dari satu Lampiran,
cantumkan Nomor dan Judul Lampiran yang diketik dalam satu baris, menggunakan huruf
kapital untuk setiap katanya, dan diletakkan pada kanan atas. Sedangkan lampiran
merupakan data atau pelengkap hasil olahan yang menunjang penulisan tesis, tetapi tidak
dicantumkan di dalam isi tesis. Lampiran yang perlu disertakan misalnya: putusan
pengadilan, peraturan perundang-undangan, atau hal laing yang menurut penulis perlu untuk
dicantumkan. Ketentuan penulisan lampiran adalah sebagai berikut:
Nomor dan judul lampiran ditulis di sudut kanan atas halaman
Judul lampiran diketik dalam satu baris menggunakan huruf kapital di awal
23
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
JANIS INDRA
1306435505
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
DEPOK
2019
24
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan
JANIS INDRA
1306435505
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
DEPOK
JANUARI 2019
25
PERNYATAAN ORISINALITAS
“………………………………………………”
adalah karya orisinal saya dan setiap serta seluruh sumber acuan telah ditulis sesuai dengan
kaidah penulisan ilmiah yang berlaku di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Nama
NPM
26
Lampiran 4: Lampiran 4 Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
Nama :
NPM :
Program Studi :
Judul Tesis :
dan telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji serta diterima sebagai bagian
persyaratan yang diwajibkan untuk memperoleh gelar: Magister Kenotariatan (M.Kn.)
pada Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia
TIM PENGUJI
Disahkan di : Depok
Tanggal :
27
Lampiran 4: Lampiran 5 Halaman Pengesahan Masa Pandemi (satu halaman untuk
tiap penguji)
HALAMAN PENGESAHAN
Nama :
NPM :
Program Studi :
Judul Tesis :
dan telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji serta diterima sebagai bagian
persyaratan yang diwajibkan untuk memperoleh gelar: Magister Kenotariatan (M.Kn.)
pada Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Disahkan di : Depok
Tanggal :
28
Lampiran 5: Lampiran 6 Persetujuan Publikasi
PERSETUJUAN PUBLIKASI
TESIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama :
NPM :
Program Studi :
Fakultas :
“xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx”
Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tesis saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan
sebagai pemilik hak cipta.
Nama
29
Lampiran 6: Lampiran 7 Abstrak
ABSTRAK
Tujuan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibatasi oleh
Undang Undang Dasar 1945 yaitu untuk mewujudkan tujuan bernegara. Sejak APBN 2008,
risiko fiskal mulai dicantumkan, diantaranya risiko fiskal sektor keuangan berupa risiko
kekurangan modal Bank Indonesia – Lembaga Penjamin Simpanan (BI-LPS). Risiko fiskal
adalah segala sesuatu yang akan membebani APBN, yang dapat mempengaruhi ketahanan
dan kesinambungan fiskal serta kemampuan APBN untuk melaksanakan fungsi
penganggaran. Oleh karenanya, penetapan risiko fiskal harus dilakukan secara cermat.
Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai peran dan
kewajiban negara terhadap kekurangan modal BI-LPS; dan, transformasi APBN sebagai
wujud pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan bernegara untuk mendukung
pendanaan risiko BI-LPS sebagai badan hukum. Untuk menjawab permasalahan tersebut
digunakan metode penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian problem identification.
Hasil analisis adalah peran dan kewajiban negara terhadap kekurangan modal BI-LPS
terwujud dalam UU APBN sebagai risiko fiskal. Penetapan risiko fiskal terhadap kecukupan
modal BI-LPS dilakukan untuk melindungi rakyat terhadap ekses dari ketidakstabilan sektor
keuangan, melalui penjagaan eksistensi bank sentral dan lembaga penjamin simpanan agar
perekonomian nasional tetap stabil dan keberlanjutan fiskal tetap terjaga. Transformasi
APBN sebagai wujud pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan bernegara untuk
mendukung pendanaan risiko BI-LPS sebagai badan hukum menjadi negara berperan sebagai
yang terakhir dan bersifat penuh. Adapun saran yang dapat diberikan berupa perlunya
pengkajian lebih lanjut mengenai modal minimum BI-LPS mengingat sektor keuangan
merupakan hal yang vulnerable. Untuk menjaga kesinambungan seiring dengan kewajiban
negara untuk mencukupi kekurangan modal BI-LPS, perlu dibentuk adanya dana cadangan
risiko fiskal.
Kata kunci: kesinambungan fiskal, risiko fiskal sektor keuangan, BI, LPS
30
Lampiran 7: Lampiran 8 Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ORISINALITAS ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR v
PERSETUJUAN PUBLIKASI x
ABSTRAK xi
ABSTRACT xii
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR GAMBAR xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7
1.4. Metode Penelitian ........................................................................ 13
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................. 15
BAB 4 PENUTUP
5.1. Simpulan ...................................................................................... 74
31
5.2. Saran ............................................................................................ 75
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Sekretariat Negara Republik lndonesia, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan lndonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan lndonesia (PPKI), 1995, hlm.
77-80.
3
Terdapat beberapa model negara kesejahteraan berdasarkan tugas dasar negara, yaitu (1) pada model
ini negara wajib menyelenggarakan dan menjamin terpenuhinya tingkat kesejahteraan minimal kebutuhan dasar
hidup masyarakat (social overhead capital), yang meliputi kesehatan, pendidikan, dan perumahan; (2) Model
negara kesejahteraan yang kedua tidak saja menuntut negara untuk menyelenggarakan dan menjamin kebutuhan
32
negara timur, dan konsep kenegaraan dalam budaya Indonesia. 4 Dalam pandangan ini, negara
tidak hanya terlibat dalam urusan ekonomi rakyat, tetapi juga menciptakan ketertiban, dan
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya.
dasar masyarakat tetapi memperluasnya dengan aspek kesejahteraan sosial lainnya yang meliputi pelayanan
sosial (kesejahteraan sosial); (3) Model terakhir dari negara kesejahteraan adalah model negara kesejahteraan
yang paling luas dimana negara diwajibkan untuk mengatur segala aspek kesejahteraan rakyat, yang tidak hanya
dalam hal kebutuhan dasar masyarakat dan pelayanan sosial, tetapi juga dalam hal ekonomi pasar. Disarikan
dari Djauhari, “Kajian Teori Welfare State dalam Perspektif Barat dan Islam”(Jurnal Hukum UNISSULA, Vol.
XVI, No. l, Maret 2006).
4
Konsep kenegaraan dalam budaya Indonesia antara lain dapat ditelusuri dari pernyataan pujangga
Jawa yaitu "Negara panjang hapunjung pasir-wukir loh jinawi, gemah ripah karto-raharjo". Yang mengandung
pengertian: (a). 'panjang-hapunjung, pasir wukir', bahwa suatu wilayah suatu negara meluas dari pantai laut ke
puncak gunung; (b). 'loh', bahwa tanah dari wilayah itu subur dan Jinawi', barang-barang di situ serba murah
pembeliannya. Jadi murah sandang murah pangan; (c). 'gemah', bahwa orang-orang pedagang dapat melakukan
perjalanan di mana-mana tanpa gangguan; (d). 'ripah', bahwa rakyat berdiam berjejal-jejal secara rukun; (e).
'karto', menunjuk kepada keadaan orang-orang petani yang mempunyai cukup ternak yang setiap hari keluar dari
kandang dan masuk lagi ke kandang tanpa gangguan apa-apa; (f). 'raharjo', menunjuk pada ketiadaan kejahatan
dalam masyarakat dan pada kebijaksanaan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyat. Wirjono
Prodjodikoro, Asas-asas llmu Negara dan Politik (Eresco: Jakarta-Bandung, 1981), hlm. 14.
5
Tom Gunadi, Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan UUD’45 (Bandung: Angkasa, 1985),
hlm. 205-206 dan 212-213.
6
Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum: Teori, Praktik, dan Kritik,
(Jakarta: Badan Penerbit FHUI, 2005), hlm. 125-126.
33
5. Hubungan hukum, baik persetujuan, maupun proses antara anggota dan badan
hukum dilakukan seperti halnya antara badan hukum dengan pihak ketiga;
6. Pada kepailitan, hanya para kreditur badan hukum dapat menuntut harta kekayaan
yang terpisah.”
Unsur kekayaan yang terpisah ini merupakan unsur terpenting dari badan hukum.
Esensinya terletak pada fungsi kekayaan tersebut bagi badan hukum, yaitu sebagai alat untuk
mengejawantahkan tujuan badan hukum. Selain itu, kekayaan badan hukum dapat dijadikan
obyek tuntutan dan obyek jaminan ketika badan hukum melakukan hubungan hukum dengan
subyek hukum lainnya.
Tabel 2.1
Perbedaan Badan Hukum Publik dan Perdata
34
Gambar 3
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-undangan
35
Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 LN No. 75 Tahun 1959, BN No. 69 Tahun 1959 dan
perubahannya.
_______. Undang Undang tentang Penetapan Undang Undang Pokok Bank Indonesia. UU
No. 11, LN No. 40 Tahun 1953.
_______. Peraturan Pemerintah tentang Modal Awal LPS, PP No. 35, LN No. 36 Tahun
2005.
_______. Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Perpres No. 79, LN No.
100 Tahun 3000.
B. Buku
Abimanyu, Anggito dan Andie Megantara (ed.). Era Baru Kebijakan Fisikal. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2009.
Adiningsih, Sri (Penyunting). Koordinasi dan Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter:
Tantangan Ke Depan. Yogyakarta: Kanisius, 2012.
Adler, Matthew D. Beyond Efficiency And Procedure: A Welfarist Theory Of Regulation, 28
Fla. St. U. L. Rev. 241, 2000.
Boediono. Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah. Mizan, 2016.
_______._____. Teori Moneter. BPFE Yogyakarta, 1982.
Fisk, Milton. Justice. Humanities Press New Jersey, 1993.
Munir. Konsep Negara Demokrasi. Relika Aditama, 2010.
Alfitri, “Ideologi Welfare State dalam Dasar Negara Indonesia: Analisis Putusan Mahkamah
Konstitusi Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional.” Jurnal Konstitusi Volume 9
Nomor 3 (September 2012). Hlm. 449-472.
Arianto, Henry. “Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia.” Lex Jurnalica
Volume 7 Nomor 2 (April 2010). Hlm. 115-122.
36
DIV. Harian/Internet
“APBN Sehat, Rupiah Terdongkrak.” m.inilah.com/news/detail/239933... (22 Agustus 2017).
Diunduh 22 Agustus 2017.
“Aset LPS Tak Cukup Restrukturisasi Bank Jika Krisis,” cnnindonesia.com, 9 Juni 2017.
Diunduh 17 September 2017.
37