Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD CIBINONG

Dermatofitosis

1. Pengertian (Definisi) Merupakan penyakit jamur superfisial yang disebabkan oleh


kelompok dermatofita sp. Terminologi tinea atau ringworm
secara tepat menggambarkan dermatomikosis
2. Anamnesis 1. Riwayat memakai pakaian atau handuk bergantian
2. Sudah berapa lama terjadi hal keluhan seperti ini?
3. Gatalnya di daerah mana saja?
4. Gatalnya terus-menerus?
5. Sudah diobati dengan apa?
6. Kebiasaan minum obat apa?
7. Keluhan lainnya?
8. Adakah teman yang mengalami hal seperti ini?
9. Riwayat memakai baju yang berkeringat dan jarang diganti

3. Kriteria Diagnosis dengan -Tinea kapitis (noninflamtory): lesi berskuama, hiperkeratosis,


Pemeriksaan fisik batas tegas karena rambut yang patah. Berfloresensi dengan
lampu Wood
-Tinea kapitis (inflamatory): lesi gatal, nyeri, demam, lampu
Wood positif
-Black dot: titik hitam pada daerah alopesia, skuama dengan
sedikit rambut rontok
-Tinea Korporis: eritema, skuama dan kadang papul dan
vesikel di tepi, normal di tengah (central healing)
-Tinea Kruris: lesi serupa denga tinea korporis namun letak
biasanya di bokong, skrotum, suprapubis
-Tinea Pedis (interdigital): skuama, erosi, eritema pada tiga
jari lateral interdigital (athlete foot)
-Tinea Pedis (hiperkeratotik kronik): skuama difus, bilateral
dan menebal di daerah medial kaki
-Tinea Pedis (vesikobulosa): vesikel tegang, diameter > 3mm,
vesikopustul, bula pd kulit tipis telapak kaki
-Tinea pedis (ulseratif akut): vesikopustul dan daerah luas
dengan ulserasi purulen
-Tinea Unguinum: jamur pada kulit tangan maupun kuku,
dengan adanya hiperkeratosis, onikolisis, perubahan warna
kuku
-Tinea Imbrikata: lesi seperti susunan genting, rambut tidak
pernah terkena
5. Diagnosis Kerja Dermatofitosis sesuai efloresensi

6. Diagnosis Banding Tinea kapitis (dermatitis seboroik, psoriasis, dermatitis


atopik)
Tinea pedis (dermatitis kontak, psoriasis, sifilis sekunder,
keratoderma, skabies)
Tinea korporis (psoriasis, MH, tinea imbrikata)
Tinea kruris (eritrasma, kandidosis, dermatitis seboroik)
Tinea ungulum (kandidosis kuku, onikomikosis dengan
penyebab lain)
Tinea imbrikata (tinea korporis)
7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit atau kuku
menggunakan mikroskop dan KOH 20% tampak hifa panjang
dan atau artospora. Kultur terbaik dengan agar Sabouraud plus
selama 1-4 pekan. Lampu Wood hanya berfloresensi pada
tinea kapitis yang disebabkan oleh Microsporum spp
8. Terapi Topikal
-Golongan alilamin sekali sehari selama 1-2 pekan
-Golongan azol
Sistemik
-Griseofulvin oral 10-25 mg/kgBB/ hari, ketokonazol 200 mg
/ hari, itrakonazol 2x100 mg / hari
Lama pemberian disesuaikan dengan diagnosis, hati hati
dengan efek samping khususnya ketokonazol
9. Edukasi Pemberian informasi agar tidak berganti-ganti pakaian atau
(Hospital Health Promotion) handuk, menajaga kebersihan tubuh, mandi setelah
berkeringat
10. Prognosis Ad vitam : dubia
Ad sanactionam : dubia
Ad functionam : dubia

11. Tingkat Evidens

12. Tingkat Rekomendasi

13. Penelaah Kritis SMF Kulit dan Kelamin

14. Indikator Klinis


Histologi

15. Kepustakaan 1.Wolff K, Goldsmith LA, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ,editor. Dalam: Fitzpatricks Dematology in Genelar
Medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-hill, 2008.
2. Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith
LA, Kazt SI, Editor. Dalam: Fitzpatricks Dematology in
Genelar Medicine. Edisi ke-6. New York: Mc Graw-hill,
2003.
3. Moschella SL, Hurley HJ, Editor. Dalam Dermatology.
Edisi ke-3. Philadelphia: WB sounders Co,1992.
4. Fritsch PO, Ruiz-maldonada r. Stevens-johnson Syndrome,
toxic epidermal necrolysis. Dalam: Freedberg IM, eisen AZ,
Wolff k, editor. Dermatology in genelar medicine. Edisi ke-6.
New York: McGraw-Hill, 2003.

Anda mungkin juga menyukai