Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat waktu. Kami
tetap menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman kami yang cukup dangkal
dan terbatas. Kendala ini dapat diatasi karena tidak sedikit perhatian dan bantuan
yang telah diberikan oleh berbagai pihak yang telah membantu penyelesaiannya.
Untuk itu kami merasa mempunyai hutang budi yang tidak terhingga, dan dalam
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan dari
lubuk hati yang paling dalam kepada :
1. Allah SWT, Karena berkat Rahmat dan Izin-Nya bisa tersusun karya ilmiah ini.
2. Bapak Wahid Akhsin Budi Nur Sidiq S.Pd., M.Sc. selaku dosen mata kuliah
Penginderaan Jauh Digital.
3. Orangtua, yang telah memberikan dukungan dan perhatian.
Saya berharap Laporan dengan judul PENGOLAHAN CITRA DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH ENVI 4.8 ini dapat
menambah wawasan masyarakat,

Terakhir, kami tetap terbuka untuk menerima segala bentuk kritikan dan
perbaikan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan ridho, taufiq, dan karuniaNya
kepada kita semua.

Semarang, 27 Juni 2016

Penyusun
1. NDVI (Normalize Difference Vegetation Index)

NDVI (Normalize Difference Vegetation Index) adalah perhitungan citra


yang digunakan untuk mengetahui tingkat kehijauan. Dimana ini sangat berguna
untuk menganalisa tingkat kerapatan vegetasi pada suatu daerah. Pada praktek
NDVI kali ini saya menggunakan administrasi daerah Kabupaten Kendal. Setelah
dipraktekan tingkat kerapatan vegetasi pada kabupaten tersebut, maka didapat
beberapa kelas tingkat kerapatan. Dimana kelas 1 adalah nonvegetasi, kelas 2
adalah tingkat kerapatan rendah, kelas 3 adalah tingkat kerapatan sedang. Pada
Kabupaten Kendal tersebut hanya terdapat 3 kelas saja. Yaitu kelas non vegetasi,
vegetasi rendah dan vegetasi tinggi. Jadi tidak ada kelas vegetasi tinggi pada
daerah tersebut. Untuk akurasi penggunaan teknik NDVI bisa dilihat pada tabel
dibawah.

Tabel Uji Akurasi NDVI Kabupaten Kendal

Tingkat
NDVI x y Gambar
Kerapatan

1 non Vegetasi -0.098351 11011'58.41"E 75'6.36"S

2 non Vegetasi -0.489157 11012'25.44"E 654'2.80"S

11016'42.65"E

3 non Vegetasi -0.333333 655'59.92"S

4 non Vegetasi -0.548140 11017'9.76"E 655'39.95"S


5 non Vegetasi -0.422687 1103'26.21"E 654'15.40"S

6 Rendah 0.137221 11010'39.50"E 656'41.44"S

7 Rendah 0.100775 1105'50.72"E 655'38.71"S

8 Rendah 0.069109 11014'37.17"E 710'19.79"S

9 Rendah 0.240741 11014'37.29"E 79'11.41"S

10 Rendah 0.055756 11012'20.81"E 74'46.45"S

11 Sedang 0.264957 11012'25.41"E 77'40.34"S

12 Sedang 0.338346 1102'30.25"E 656'18.37"S

13 Sedang 0.435484 11021'20.16"E 710'10.64"S


14 Sedang 0.302752 11018'36.80"E 710'25.06"S

15 Sedang 0.383333 11020'45.05"E 79'4.16"S

2. NDBI(Normalize Difference Building Index)


NDBI (Normalize Difference Building Index) adalah kebalikan dari NDVI
dimana teknik ini merupakan perhitungan citra yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kerapatan bangunan pada suatu daerah. Pada praktek NDBI kali ini saya
menggunakan administrasi daerah Kabupaten Kuningan
Setelah dilakukan pengolahan citra dengan teknik NDBI maka dapat terlihat
bahwa Kabupaten Kuningan masih cukup minim bangunan yang ada di daerah
tersebut. Hal itu diketahui dengan banyaknya daerah yang berwarna hijau yang
menandakan bahwa vegetasi didaerah Kuningan masih baik dan kerapatan
bangunannya rendah. Terutama didaerah tengah yang merupakan daerah
pegunungan. Sebagian besar pada wilayah itu berwarna hijau. Warna merah yang
mengindikasikan kerapatan bangunan yang tinggi sebagian besar berada di daerah
dataran rendah

3. Indeks Suhu Permukaaan


Indeks suhu permukaan adalah teknik analisis citra untuk mengetahui nilai
suhu yang ada di permukaan tanah. Pada pengolahan citra ini terutama
mengkonversi suhu ke satuan kelvin (K). Setelah itu baru dikonversi kembali ke
satuan Celcius (oC).
Pada materi suhu permukaan kali ini saya menggunakan Kabupaten
Kuningan sebagai daerah untuk objek penerapan metode ini. Setelah diolah
dengan teknik suhu permukaan, dapat dilihat bahwa sebagian besar Kabupaten
Kuningan memiliki suhuantara 28 sampai 43,6 oC. Hal itu ditandai dengan
banyaknya warna orange dan kuning yang mendominasi daerah tersebut.
Sedangkan untuk suhu rendah dari 0-25 oC berada didaerah selatan dimana itu
merupakan daerah kaki Gunung Cerme. Sehingga wajar jika suhunya lebih rendah
dari yang lainnya.
4. TSS(Total Suspended Sediment)
TSS(Total Suspended Sediment) adalah teknik pengolahan citra untuk
mengetahui tingkat sedimen yang terdapat pada perairan.
Pada kali ini saya menggunakan pesisir Kota Seamarang dapat terlihat daerah
yang mengalami sedimntasi terbanyak pada daerah yang berdekatan dengan
daatan.

5. IKP(Indeks Kecerahan Perairan)


Indeks kecerahan perairan adalah salah satu teknik untuk menganalisa
perairan dengan memanfaatkan citra. Dimana fungsi dari teknik ini adalah untuk
menganalisis tingkat kecerahan dari perairan laut. Banayak sekali rumus-rumus
pada band math untuk menghitung indeks kecerahan ini. Diantaranya adalah
metode Lemigas(IK= 17.51427-0.10925*B1), selain itu ada metode Chipmant
(IK= 1.135(L1/L2)-3.193).

Pada penerapan teknik IKP ini, saya menggunakan rumus LEMIGAS. Sedangkan
untuk wilayahnya saya menggunakan wilayah perairan Semarang. Setelah diolah
dengan menggunakan teknik tersebut, dapat dianalisis bahwa perairan laut
Semarang hampir sebagian besar memiliki kecerahan yang tinggi. Yaitu 17,561-
18,504. Namun pada sisi utara, hampir berdekatan dengan Kabupaten Kendal
tepatnya. Kecerahannya mulai berkurang.

Anda mungkin juga menyukai