Anda di halaman 1dari 19

UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BANYUWANGI

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Akuntansi Sektor Publik
Yang dibina oleh Ibu Mika Marsely, M.Pd

Oleh :

Kelompok 15 Offering NN

1. Almy W
2. Ida Ayu Prayuni D
3. Salsabila Hanif Raharjo

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
Oktober 2017
2. A. Gambaran Umum Daerah Banyuwangi

Gambar 2.1 Lambang Daerah Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur PulauJawa.Wilayah


daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah
penghasil produk perkebunan dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk
hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke
selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Secara geografis
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa dengan titik koordinat
diantara 7o43 - 8o46 Lintang Selatan dan 113o53 - 114o38 Bujur Timur. Wilayah
Kabupaten Banyuwangi mempunyai ketinggian antara 25 100 meter di atas
permukaan air laut. Secara administratif Kabupaten Banyuwangi mempunyai
batas daerah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso.
b. Sebelah Timur : Selat Bali.
c. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.
d. Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso.
Dengan luas wilayah 5.782,50 km2, wilayah Kabupaten Banyuwangi
sebagian besar masih merupakan daerah kawasan hutan, karena besaran wilayah
yang termasuk kawasan hutan lebih banyak apabila dibandingkan dengan kawasan
kawasan lainnya. Area kawasan hutan mencapai 183.396,34 ha atau sekitar
31,72 persen; daerah persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen dan
perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 persen; sedangkan yang
dimanfaatkan sebagai daerah permukiman mencapai luas sekitar 127.454,22 ha
atau 22,04 persen. Sisanya telah dipergunakan oleh penduduk Kabupaten
Banyuwangi dengan berbagai manfaat yang ada, seperti jalan, lading dan lain -
lainnya.
Dataran tinggi yang berupa daerah pegunungan yang merupakan daerah
penghasil berbagai produksi perkebunan, daratan yang merupakan daerah
penghasil tanaman pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari
arah utara ke selatan sepanjang 175,8 km yang merupakan daerah penghasil
berbagai biota laut. Kondisi geografis tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten
Banyuwangi memiliki potensi yang besar sebagai produsen bahan makanan yang
berasal dari hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi terbagi atas
24 Kecamatan, 189 Desa dan 28 Kelurahan. Potensi lahan pertanian di Kabupaten
Banyuwangi berada dalam peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan
Kabupaten Jember. Tidaklah mengherankan jika Kabupaten Banyuwangi menjadi
salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Disamping potensi di bidang
pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman
perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru
perekonomian rakyat. Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam
perspektif ke depan, pengembangan sumber daya kelautan dapat dilakukan
dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai
dan wilayah perairan laut.

B. Visi Misi Organisasi


VISI
TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI,
SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI PENINGKATAN
PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA'
Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kemandirian Daerah adalah kemampuan riil atau nyata pemerintah daerah
dan masyarakatnya dalam mengatur dan mengurus kepentingan
daerah/rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan aspirasi
masyarakatnya, termasuk di dalamnya upaya yang sungguh-sungguh agar
secara setahap demi setahap misa mengurangi ketergantungan terhadap
pihak-pihak lain (luar) tanpa kehilangan adanya kerjasama dengan
daerahdaerah lain yang saling menguntungkan.
2. Kesejahteraan Masyarakat yang Berakhlaq Mulia, ditandai oleh semakin
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, dan adanya
perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar pokok manusia,
seperti pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja,
yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang
memadai. Peningkatan kualitas kehidupan ini akan lebih difokuskan pada
upaya pengentasan masyarakat miskin sehingga secara simultan dapat
meningkatkankesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, serta adanya
iklim berusaha dan berkegiatan yang sehat untuk kelompok-kelompok
masyarakat lainnya. Perlu ditekankan di sini bahwa kemajuan-kemajuan
yang ingin kita raih, tidak hanya sekedar kemajuan di bidang fisik dan
ekonomi saja, akan tetapi kita berupaya keras pula untuk dapat meraih
kemajuan-kemajuan pada dimensi mental spiritual, keagamaan,
kebudayaan dan non fisik, agar kehidupan masyarakat benar-benar
sejahtera lahir dan batin serta berakhlaqul mulia.
3. Kesejahteraan Masyarakat yang Berakhlaq Mulia, ditandai oleh semakin
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, dan adanya
perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar pokok manusia,
seperti pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja,
yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang
memadai. Peningkatan kualitas kehidupan ini akan lebih difokuskan pada
upaya pengentasan masyarakat miskin sehingga secara simultan dapat
meningkatkankesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, serta adanya
iklim berusaha dan berkegiatan yang sehat untuk kelompok-kelompok
masyarakat lainnya. Perlu ditekankan di sini bahwa kemajuan-kemajuan
yang ingin kita raih, tidak hanya sekedar kemajuan di bidang fisik dan
ekonomi saja, akan tetapi kita berupaya keras pula untuk dapat meraih
kemajuan-kemajuan pada dimensi mental spiritual, keagamaan,
kebudayaan dan non fisik, agar kehidupan masyarakat benar-benar
sejahtera lahir dan batin serta berakhlaqul mulia.
4. Untuk mempercepat program-program tersebut perlu ditingkatkan
pelayanan publik melalui optimalisasi kinerja instansi Pemerintah
Daerah yang efektif, terpadu dan berkesinambungan.

MISI
1. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih dan demokratis melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan
transparan.
2. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama antara pemerintah, pelaku
usaha dan kelompok-kelompok masyarakat untuk mempercapat
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan
mengoptimalkan sumberdaya daerah yang berpijak pada pemberdayaan
masyarakat, berkelanjutan, dan aspek kelestarian lingkungan.
4. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi
pembangunan melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja.
5. Mengoptimalkan ketepatan alokasi dan distribusi sumber-sumber daerah,
khususnya APBD, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
6. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
beriman dan bertaqwa kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan, pendidikan dan sosial
dasar lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kearifan lokal.
8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
9. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat melalui pembuatan peraturan
daerah, penegakan peraturan dan pelaksanaan hukum yang berkeadilan.

C. Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah, Bagaimana Sistem


Perencanaan dan Sistem Penganggaran
Menurut Kementrian Keuangan, Banyuwangi dinilai telah
memenuhi indikator utama dalam penilaian, di antaranya mampu
mewujudkan pengelolaan anggaran yang baik untuk menunjang program-
program pembangunan daerah.Dalam pengelolaan keuangan daerahnya,
banyuwangi telah mengintegrasikan mulai perencanaan, tata kelola, hingga
evaluasi keuangan daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Tidak hanya pada level pemerintahan kabupaten saja, melainkan juga ke
desa dengan sistem e-village budgeting dan e-monitoring system.
Contohnya, Banyuwangi adalah daerah terluas di Pulau Jawa
dengan 24 kecamatan dan 189 desa. Melalui sistem ini, kontrol atas
pemanfaatan dana desa dapat dilakukan setiap saat tanpa perlu datang ke
setiap desa. Pihak paling puncak dapat mengetahui progress pekerjaan
hingga ke pelosok desa lengkap dengan foto dan titik lokasinya melalui
Google Map, sehingga tidak terdapat adanya proyek ganda atau fiktif.
Sistem ini sekaligus untuk memberi perlindungan bagi perangkat desa agar
selalu sesuai aturan.
Terkait pengelolaan keuangan daerah, Banyuwangi menerapkan e-
audit terintegrasi di mana auditor tidak memerlukan surat izin untuk
masuk ke seluruh dinas hingga desa-desa. E-audit juga dapat langsung
mengecek tindak lanjut rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Semua langsung jalan lewat online secara real time, termasuk mengaudit
hingga desa.
APBD merupakan instrumen vital untuk mendorong program
pembangunan daerah. Oleh karena itu, pengelolaannya perlu kredibel dan
berdampak ke publik. Maka diperlukan pembiayaan APBD yang
semaksimal mungkin agar dapat tepat sasaran. Efektivitas program diukur
dengan orientasi kinerja, bukan hanya tentang anggaran. Jadi APBD ini
bukan soal sistem yang bersifat hukum administrasi keuangan negara saja,
tapi mengukur kinerja, mengukur hasil pembangunan.
Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kabupaten
Banyuwangi:
1) Secara rutin melakukan sinkronisasi pajak dan retribusi daerah dengan
melakukan
2) Pemantauan periklanan secara berkala
3) Membawa keluar sosialisasi dan seruan kepada wajib pajak untuk
lebih aktif dalam membayar pajak dan retribusi daerah
4) Melakukan koordinasi dan konsolidasi yang intensif dengan SKPD
pendapatan untuk meningkatkan pendapatan
5) Memberikan bimbingan dan sosialisasi ke pemegang saham tentang
pentingnya pajak untuk pembangunan di Kabupaten Banyuwangi,
6) Mencoba memberikan pelayanan terbaik bagi orang-orang yang
berkewajiban membayar
7) Saran pajak yang diberikan adalah Departemen Pendapatan perlu terus
dilakukan Program sosialisasi Banyuwangi bekerja kepada masyarakat
sehingga masyarakatnya termotivasi untuk berpartisipasi dalam
pengembangan wilayahnya
8) Departemen Pendapatan Kabupaten Banyuwangi perlu
mengembangkan sumber daya manusianya sesuai dengan kualitas
yang dibutuhkan untuk menjalankan programnya sesuai dengan yang
direncanakan.
3. A. Penataan Organisasi dan Kelembagaan
Susunan Organisasi
Pasal 3 :
(1) Sekretariat DPRD terdiri dari:
a. Sekretaris Dewan;
b. Bagian Umum;
c. Bagian Persidangan dan Perundang-undangan;
d. Bagian Perencanaan dan Keuangan;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagian Umum membawahi :
a. Sub BagianRumah Tangga dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keprotokolan dan Tata Usaha.
(3) Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan membawahi :
a. Sub BagianPersidangan;
b. Sub Bagian Perundang-undangan.
(4) Bagian Perencanaan dan Keuangan membawahi :
a. Sub BagianKeuangan;
b. Sub Bagian Penyusunan Program

B. Peningkatan SDM
Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu
dilakukan oleh setiap daerah, guna memajukan kualitas SDM daerah
tersebut agar tidak kalah bersaing dengan daerah lain. Berikut terdapat
beberapa bidang usaha Pemerintah Daerah Banyuwangi dalam
meningkatkan kualitas SDM:
1) Bidang Pendidikan
Pengembangan SDM yang menjadi salah satu visi daerah
Banyuwangi tidak hanya berorientasi pada peningkatan wawasan dan
keterampilan saja, melainkan di dalam Musyawarah Rencana
Kabupaten (Musrenbangkab) bahwa pengembangan SDM juga
mengacu kepada pertumbuhan akhlak mulia.
Untuk meningkatkan akhlak mulia, Banyuwangi menekankan
pendidikan berkarakter yang diterapkan dalam berbagai lini.
Contohnya ketika dalam pelatihan, tidak hanya materi pelatihannya
saja yang diberikan melainkan juga dibentuk moralitasnya.
Selain itu Pemkab Banyuwangi juga menjalin sinergi dengan
berbagai stkaholder seperti; Kementerian Agama Pemkab
Banyuwangi, Ormas, TNI dan Polisi. Sineri tersebut dibangun
tujuannya untuk pembentukan akhlak yang mulia yang berkaitan
dengan berbagai aspek. Seperti halnya, upaya menurunkan tingginya
tindakan asusila maupun kriminalitas. Untuk membentuk akhlak yang
baik tidak cukup apabila dinasehati saja. Tetapi, juga perlu adanya
penerapan hukum yang sesuai.
Investasi SDM yang selama ini telah diterapkan oleh Banyuwangi
akan terus ditingkatkan. Beasiswa Banyuwangi Cerdas, beasiswa
pendidikan pilot untuk hafidz quran, dan Garda ampuh menjadi
program yang akan diteruskan. Sedangkan pelatihan entrepreneur,
internet marketing dan penguasaan bahasa asing juga menjadi
program yang akan dilanjutkan
2) Bidang Kesehatan
a) Ibu Hamil dan Anak-Anak
Tidak hanya berorientasi meningkatkan skill dan wawasan
yang diberikan saat dewasa saja. Namun, untuk mencetak SDM
yang unggul, seseorang perlu dipersiapkan sedini mungkin. Mulai
dari dalam kandungan hingga masa pertumbuhan perlu dijaga
secara optimal Guna mewujudkan hal tersebut, berbagai program
yang berorientasi pada pendampingan ibu hamil akan terus
ditingkatkan. Puskesmas sebagai ditingkat paling dasar didorong
untuk memberikan pendampingan kepada setiap ibu hamil.
Program seperti halnya SAKINA (Stop Kematian Ibu Hamil dan
Anak) yang melibatkan partisipasi warga, juga akan direflikasi
secara luas di seluruh Kabupaten Banyuwangi. Jika bayi yang
terlahir ini sehat, maka pembentukan SDM kedepannya akan
lebih mudah dibandingkan dengan bayi yang terlahir dalam
kondisi asupan gizinya kurang selama proses kehamilan.
Pengembangan SDM berbasis kesehatan ini, adalah masa
tumbuh kembang anak. Maraknya anak-anak yang mengidap
penyakit serius karena pola konsumsi yang tidak sehat menjadi
perhatian. Anak-anak yang mengkonsumsi jajanan yang tidak
sehat dan banyak mengandung bahan kimia yang berbahaya, hal
ini tidak hanya berbahaya bagi kesehatan anak, tapi juga dapat
mengancam tumbuh kembang otaknya. Untuk mengatasi
problematika tersebut, Banyuwangi membentuk Satgas PAMAN
TAK RESAH (Pemeriksaan Makanan Jajanan Tak Beracun, Enak,
Sehat, Aman dan Higienis). Tugas dari satgas tersebut, adalah
mengkosolidasikan keterjagaan jajanan di lingkungan sekolah
yang dapat mengancam kesehatan dan tumbuh kembang anak-
anak yang mengkonsumsinya. Satgas yang gabungan dari Dinas
Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi
tersebut, tidak hanya melibatkan guru dalam mengawasi dan
mengedukasi tentang jajanan sehat di lingkungan sekolah. Tapi,
juga melibatkan anak-anak secara langsung. Kemudian,
pengembangan dari program Inspektur Cilik, Inspektur Cilik
sendiri merupakan program yang melibatkan siswa di sekolah
untuk mengawasi teman sebaya dalam mengkonsumsi jajanan di
sekolah. Mereka bertugas untuk mengingatkan teman-temannya
agar tidak membeli jajanan yang tidak sehat. Kampanye prilaku
hidup sehat dan bersih tersebut tidak hanya berhenti pada anak-
anak. Akan tetapi dapat terus berkembang kepada orang dewasa.
Pola hidup sehat dan bersih akan menekan prosentase
keterjangkitan penyakit berbahaya. Dengan pola hidup sehat dan
bersih yang berlaku di masyarakat, diharapkan mampu mencegah
penyakit berbahaya yang diidap oleh masyarakat.
b) Masyarakat
Pemkab Banyuwangi akan mengucurkan beasiswa kepada
30 dokter muda untuk menyelesaikan pendidikan spesialis. Ini
merupakan program lanjutan yang telah diberikan sejak 2014.
Setelah lulus menjadi dokter spesialis, kemudian akan mengabdi
di Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di
daerah tersebut. Keberadaan para dokter spesialis sangat penting
untuk mewujudkan kualitas layanan kesehatan yang prima. Salah
satu indikatornya adalah tindakan medis yang semakin baik. Ada
penyakit yang dahulu perlu dirujuk ke RSUD dr Soetomo milik
Pemprov Jatim di Surabaya, kini sudah dapat ditangani di
Banyuwangi, seperti kasus bedah saraf tumor otak, pendarahan
otak karena kecelakaan, dan hidrosefalus. Dari waktu ke waktu,
layanan semakin lengkap dan baik, sehingga jika ada
permasalahan kesehatan dapat ditangani dengan cepat.

3) Bidang Pariwisata
SDM adalah penunjang sektor pariwisata selain kekayaan
alam dan budaya. Jadi masalah SDM pariwisata ini juga perlu
diperhatikan. Dalam meningkatkan pariwisatanya, Pemkab
Banyuwangi membekali berbagai komponen dan pelaku pariwisata
Banyuwangi dengan menggelar Pelatihan Dasar SDM
Kepariwisataan. Pemkab Banyuwangi mengajak bekerjasama
dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) di Bali, SDM pariwisata
Banyuwangi akan mendapatkan pelatihan dari STP Nusa Dua.
Jenis pelatihan mulai dari manajemen kepariwisataan, tata boga,
pengelolaan homestay, hingga manajemen jasa perjalanan.
Tujuannya, setelah sinergi pelatihan dengan STP Bali, pelayanan
kepada wisatawan dapat lebih baik.
Untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan para
wisatawan, para penyelamat wisata pantai (lifeguard) di Kabupaten
Banyuwangi ditingkatkan kompetensinya. Sebanyak 25 lifeguard
yang bertugas di pantai-pantai yang ada di kabupaten dipilih untuk
menjalani pelatihan khusus. Para lifeguard itu dilatih tentang
penanganan korban tenggelam, menangani korban yang terkena
sengatan ubur-ubur, dan jenis-jenis penyelamatan lainnya.
Lifeguard tersebut juga dibekali teknik diving, snorkeling, hingga
penggunaan speed boat. Peningkatan kompetensi semacam ini
masih terus dilakukan. Juga akan ada sertifikasi.
Hal ini merupakan bagian dari upaya Banyuwangi untuk
memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Agar pada saat
pengunjung berwisata di pantai-pantai yang ada di Banyuwangi
merasakan nyaman dan aman.
4) Bidang Infrastrktur
Penyediaan infrastruktur untuk menunjang dan pengembangan
SDM juga diakan terus ditingkatkan. Seperti halnya akses internet,
perpustakaan, ruang-ruang publik seperti halnya RTH dan
pemanfaatan pendopo balai desa untuk atraksi kebudayaan dan
kegiatan bersama lainnya.
C. Sistem dan Prosedur Organisasi
a. SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)

Gambar 3.1 Tampilan alur SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi


Pemerintah)

Gambar di atas merupakan salah satu tampilan dari web resmi pemerintah
kabupaten Banyuwangi (http://e-sakip.banyuwangikab.go.id/). Sebuah
fasilitas yang dibuat oleh pemerintah banyuwangi sebagai wujud
transparansinya dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah kabupaten
banyuwangi. Tahap :
I. Perencanaan kinerja : suatu proses yang berorientasikan pada hasil
yang ingin dicapai dalam selama kurun waktu 1 sampai dengan 5
tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang
ada atau mungkin timbul. Dengan meng klikmenu tersebut, akan
muncul tampilan perencaan perencanaan kinerja yang akan muncul
IKU (Indikator Kerja Utama), RKT( Rancangan Kinerja Tahunan), PK
(Perjanjian Kinerja) dari berbagai bagian dalam struktur keperintahan
di Kabupaten Banyuwangi. Dimana hal ini sangat cukup
menginformasikan apa saja kegiatan kegiatan yang akan dilakukan
untuk pembangunan dalam beberapa tahun ke depan.
II. Pengukuran Kinerja : membandingkan realisasi kinerja dengan targer
kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian
kinerja/kontrak kinerja dalam rangka pelaksanaan APBD. Dengan
meng klikmenu tersebut, akan muncul tampilan pengukuran kerja
dari setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang diukur dalam
masa tri wulan dan terdapat penilaian apakah setiap SKPD dapat
mecapai kinerja yang di tetapkan atau bahkan melebihi dari yang
ditetapkan.
III. Pelaporan Kinerja : ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang pencapaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana
kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD. Dengan meng
klikmenu tersebut, akan muncul tampilan hasil kinerja dari setiap
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang dapat didownload dalam
menu yang telah tersedia. Sehingga dapat diketahui program kinerja
apa saja yang telah dicapai dalam pembangunan Daerah Banyuwangi
IV. Evaluasi Kinerja : aktivitas analisis yang sistematis , pemberian nilai,
atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahn serta pemberian solusi
atas masalah yang ditemukan untuk tujuan peningkatan akuntabilitas
dan kinerja/unit kerja pemerintah.Dengan meng klikmenu tersebut,
akan muncul tampilan form penilaian dari hasil kinerja SKPD (Satuan
Kerja Perangkat Daerah).
V. Prestasi Kerja : Hasil dari pencapaian pencapaian yang telah diraih
dari tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional. Dengan
meng klikmenu tersebut, akan muncul tampilan prestasi prestasi
yang telah diraih oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

b. Penggunaan Sistem Pencatatan Akuntansi Berbasis Akrual


Penerapan akuntansi berbasis akrual ini berdasarkan Peraturan
Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi
dimana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat dan
disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut.
Laporan operasional akrual ini dapat menggambarkan mengenai besarnya
beban yang perlu ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan
pelayanan. Selain itu, sistem ini juga menggambarkan mengenai operasi
keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
pemerintah, serta berguna dalam memprediksi pendapatan laporan
operasional yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat
dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan
secara komparatif.

c. E-Audit yang Telah Terintegerasi

Dengan sistem pencatatan akuntansi berbasis akrual yang telah


dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sejak 2014,
Pemerintan Kabupaten Banyuwangi juga menerapkan E-audit sebagai
wujud inovasi pelayanan publik yang digunakan agar masyarakat
mengetahui mulai perencanaan, tata kelola, hingga evaluasi terhadap
kinerja pemerintah daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi yang
dapat diakses secara luas. Banyuwangi menerapkan e-audit terintegrasi di
mana auditor tidak memerlukan surat izin untuk masuk ke seluruh dinas
hingga desa-desa. E-audit juga dapat langsung mengecek tindak lanjut
rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Banyuwangi juga menerapkan e-village budgeting dan e-village


monitoring, sistem penganggaran desa yang terintegrasi dalam jaringan
(daring) untuk meningkatkan akuntabilitas anggaran desa. Sistem ini
memangkas mata rantai penyusunan dan pengawasan anggaran secara
manual di level desa. Melalui sistem ini, kontrol atas pemanfaatan dana
desa dapat dilakukan setiap saat tanpa perlu datang ke setiap desa.
Pemerintah dapat mengetahui progress pekerjaan hingga ke pelosok desa
lengkap dengan foto dan titik lokasinya melalui Google Map. Sistem ini
sekaligus untuk memberi perlindungan bagi perangkat desa agar selalu
sesuai aturan.

D. Strategi dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)


a. Pada pasal 79 UU No. 22 Tahun 1999dan pasal 5 No 25 tahun 1999
menyebutkan bahwa sumber sumber pendapatan daerah dapat
berupa pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah
dan pendapatan lain yang sah. Untuk pendapatan asli daerah (PAD)
meliputi hasil pajak daerah, retribusi, hasil perusahaan daerah dan
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan srta pendapatan daerah
lainnya yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipergunakan untuk
pembiayaan penyelenggaraan otonomi daerah, untuk itu pendapatan
Asli Daerah (PAD) diupayakan agar selalu meningkat seiring dengan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
b. Kebijakan peningkatan PAD diupayakan tidak memberatkan dunia
usaha dan masyarakat untuk menghindari implikasi negatif yang
timbul pada sektor riil, mendorong pertumbuhan ekonomi dan
menstimulan turunnya inflasi, agar tidak terjadi stagnasi pada arus
barang/jasa dan kapital dari luar Kabupaten Banyuwangi serta
mencegah modal yang tertanam di Banyuwangi berpindah keluar
daerah. Jika perlu kepada dunia usaha dapat diberikan insentif untuk
menarik atau memberikan rangsangan agar kegiatan ekonomi
masyarakat cenderung stabil atau meningkat, upaya tersebut dapat
ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah, pemberian insentif atau
rasionalisasi pajak/retribusi daerah, meningkatkan ketaatan wajib
pajak dan pembayar retribusi daerah, serta meningkatkan
pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD yang diikuti
dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan
pelayanan.
c. Penetapan target pendapatan daerah dari hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dilakukan secara rasional dengan
mempertimbangkan hasil dari nilai kekayaan daerah yang disertakan
sesuai dengan tujuan dan fungsi penyertaan modal dimaksud. Selain
itu untuk meningkatkan pendapatan daerah, pemerintah daerah dapat
mendayagunakan kekayaan atau aset-aset daerah yang idle dengan
cara melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
d. Penerimaan pendapatan rumah sakit daerah yang telah menjadi Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), dicantumkan dalam APBD sebagai
jenis pendapatan lain-lain PAD yang sah.
Enterpreneurial Government

Strategi strategi baru yang ditujukkan oleh beberapa kepala


daerah dalam kepemimpinannya dirasa cukup untuk mewujudkan
pemerintah wirausaha termasuk pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Pemerintah wirausaha (entrepreneurial government ) adalah pemerintah
yang berfikir strategis, yaitu memperluas perspektif dan memanfaatkan
kreatifitas yang bertanggungjawab dengan cara yaitu :
a. Pajak Daerah
Pajak Daerah merupakan salah satu komponen yang dapat
diandalkan dalam strategi meingkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tentunya terdapat beberapa masyarakat yang mangkir dari pelaksanaan
kewajibannya yaitu membayar pajak. Maka dari itu Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi melakukan beberapa kegiatan alternatf agar masyarakat sadar
akan kewajibannya yaitu membayar pajak dengan cara membuat workshop
optimalisasi pajak. Workshop itu diikuti sejumlah SKPD yang memiliki
kewenangan penarikan pajak daerah dan retribusi.Pajak hotel yang
mencapai 90 persen, tapi tidak dilaporkan sesuai denga jumlah sebenarnya,
optimalisasi dengan menerapkan aturan bahwa setiap unit usaha yang
beroperasi di Banyuwangi memiliki badan usaha yang berdomisili di
Banyuwangi
b. E-Banyuwangi Tourism
Dalam mempromosikan sektor pariwisata dikabupaten
Banyuwangi, pemerintah Kabuoaten Banyuwangi memanfaatkan
teknologi informasi untu menarik wisatawan. Cara Tersebut dianggap
relative lebih mueah dan cukup efektif karena dana promosi pariwisata
kabupaten Banyuwangi sangat minim. Dengan memanfaatkan teknologi,
promosi menjadilebih efektif dan efisien serta terukur. Mengingat
banyaknya potensi alam yang ada di Banyuwangi, pemerintah Kabupaten
Banyuwangi mengeluarkan aplikasi berbasis android yang diberi nama E-
Banyuwangi Tourism. Melalui aplikasi tersebut, wisatawan akan dipandu
untuk mengetahui detail tentang Kabupaten Banyuwangi, mulai dari
destinasi, kondisi social budaya dan tempat tempat yang penting seperti
rumah sakit, tempat ibadah dan hotel. Diharapkan dengan adanya aplikasi
ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Banyuwangi.
Dengan strategi strategi yang diterapkan di atas oleh pemerintah
kabupaten Banyuwangi maka PAD Banyuwangi mengalami peningkatan
yang cukup baik dari tahun yang dibuktikan dalam Gambar dari BPS
berikut.
Gambar 3.2 Peningkatan PAD Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2008-
2015

Anda mungkin juga menyukai