Anda di halaman 1dari 2

PERBEDAAN ANTARA BIJI EMAS DAN PHYRITE

YANG MENYERUPAI EMAS PADA BATUAN (


DIFFERENCE BETWEEN GRAIN OF GOLD AND GOLD
ON PHYRITE resembling ROCK )
Penampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan PHYRITE, markasit, dan chalcopyrite dilihat
dari warnanya, namun dapat dibedakan dari sifatnya yang lunak, berat jenis tinggi, dan ceratnya
yang keemasan. Emas berasosiasi dengan kuarsa, phyrite, arsenopirit, dan Perak.

Sifat fisik emas sangat stabil, tidak korosif ataupun lapuk dan jarang bersenyawa dengan unsur
kimia lain. Konduktivitas elektrik dan termalnya sangat baik, malleable sehingga dapat dibentuk
dan juga bersifat ductile. Emas adalah logam yang paling tinggi densitasnya.

Orang sering mengira penampakan phyrite sebagai emas, yang kilapnya memang menyerupai
emas. Kadang ada yang bertanya, apakah pyrite ini emas? Atau apakah pyrite ini mengandung
emas?.

PYRITE dengan rumus kimia FeS2, merupakan salah satu dari jenis mineral sulfida yang umum
dijumpai di alam, sebagai hasil sampingan suatu endapan hidrotermal ataupun sebagai mineral
asesoris dalam beberapa jenis batuan. Secara deskriptif, pyrite ini mempunyai warna kuning
keemasan dengan kilap logam. Struktur kristalnya pyrite dan emas sama-sama kubis, namun sifat
dalamnya yang berbeda. Emas lebih mudah ditempa daripada pyrite. Kalau dipukul, pyrite akan
hancur berkeping-keping, sedangkan emas tidak mudah hancur karena lebih mudah ditempa
(maleable).

Cara yang cukup mudah untuk membedakan emas dengan pyrite adalah dengan melihat asahan
polesnya di bawah mikroskop. Biasanya di bawah mikroskop pantul, emas tampak berbentuk tak
beraturan dibandingkan pyrite yang kadang bentuk kubisnya masih tampak. Meskipun sama-
sama isotropik, tetapi kecemerlangan emas tidak dapat ditandingi oleh pyrite, begitu juga
bentuknya. Cara lain adalah menganalisis kandungan kimianya, misalnya dengan microprobe
atau SEM plus EDX, dengan cara ini dapat dibedakan pyrite atau emas.

Karena emas apat berasosiasi dengan pyrite, maka emas memungkinkan terdapat di dalam pirit,
yang dikenal dengan istilah refractory gold. Emas ini biasanya hadir bersama-sama arsen
(arsenian pyrite atau arsenopyrite).

Emas merupakan bahan galian logam yang bernilai tinggi baik dari sisi harga maupun sisi
penggunaan. Logam ini juga merupakan logam pertama yang ditambang karena sering dijumpai
dalam bentuk logam murni. Bahan galian ini sering dikelompokkan ke dalam logam mulia
(precious metal).
Secara geokimia, emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile
(suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral
besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit). Di alam sumber emas terbesar adalah
pada inti bumi, karena kandungan inti bumi adalah ~100% besi, dengan sedikit unsur-unsur
ringan, seperti belerang, silikon dan oksigen.

Emas secara alamiah dapat dijumpai pada beberapa mineral, seperti emas murni, silvanit,
kalaverit, krenerit, nagyagit, elektrum, dan uytenbogaardtit. Emas murni (native gold)
mengandung sekitar 2-20% perak dan 0,1-0,5% tembaga. Elektrum adalah emas yang
mengandung 30-50% perak. Berdasarkan hasil analisis geokimia, kandungan emas rata-rata di
permukaan bumi (kerak bumi) sebesar 0,002 g/t (gram per ton).Emas memiliki nomor atom 79
dan nama kimia aurum atau Au. Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit
kandungan perak, tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-3 skala
Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific gravity 15,5-19,3 pada
emas murni. Makin besar kandungan perak, makin berwarna keputih-putihan.

Ada tiga hal penting dalam membahas pembentukan emas, yaitu

suatu reservoar yang mengandung emas meskipun dalam kadar yang tidak begitu besar,
larutan airpanas yang dapat membawa emas ke tempat penjebakan, dan
tempat penjebakan.

Emas dapat dijumpai dalam jumlah cukup besar pada inti bumi dan batuan-batuan yang
berukuran halus, seperti lempung hitam. Dua hal ini merupakan reservoar potensial dari logam
emas ini. Perpindahan emas dari reservoar ke permukaan bumi diperlukan pengangkut, dalam hal
ini larutan airpanas (larutan hidrotermal). Di samping itu harus ada suatu logan yang dapat
menyebabkan emas dapat larut ke dalam larutan hidrothermal, misalnya larutan komplek sulfida,
larutan komplek klorida dan larutan tiokomplek. Dalam proses geokimia, emas biasanya dapat
diangkut dalam bentuk larutan komplek sulfida atau klorida. Proses pengangkutan emas dapat
dilihat pada reaksi berikut:

[Au(HS)2]- + H+ + 1/2 H2O = Au0 + 2H2S + 1/4O2

Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa pengendapan emas sangat tergantung kepada besarnya
perubahan pH, H2S, oksidasi, pendidihan, pendinginan, dan adsorpsi oleh mineral lain. Sebagai
contoh, emas akan mengendap jika keadaan sedikit basa dan terjadi perubahan dari reduksi
menjadi oksidasi. Atau emas akan mengendap jika terikat mineral lain, seperti pirit.

Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air raksa). Sehingga emas dapat
diambil dari mineral pengikatnya melalui amalgamasi (Hg) atau dengan menggunakan larutan
sianida (biasanya NaCN) dengan karbon aktif. Di antara kedua metode ini, metode amalgamasi
paling mudah dilakukan dan dengan biaya relatif rendah. Hanya dengan modal air raksa dan alat
pembakar, emas dengan mudah dapat diambil dari pengikatnya. Metode ini umumnya dipakai
oleh penduduk lokal untuk mengambil emas dari batuan pembawanya.

Anda mungkin juga menyukai