Anda di halaman 1dari 3

Latar belakang

Insiden pre-eklampsia berkisar antara 3% sampai 7% untuk nulipara dan 1% sampai


3% untuk multipara. Preeklamsia merupakan penyebab utama kematian ibu dan morbilitas
kelahiran prematur, kematian prenatal serta terbatasnya pertumbuhan intra uterine. Namun
kenyataannya patofisiologi gangguan multi sistem ini ditandai dengan respons vaskular yang
abnormal untuk plasentasi masih belum jelas. Gambaran klinis dan kelainan laboratorium dapat
menentukan tingkat keparahan preeklamsia, namun dibutuhkan manajemen yang multidisiplin
yang akan melibatkan dokter kandungan, dokter anastesi, dan dokter anak yang dilakukan atas
pertimbangan ibu yang hamil dan risiko bayi yang akan dilahirkan secara prematur.
Dibutuhkan skrining untuk mencegah kekambuhan pada wanita yang beresiko tinggi sebagai
kunci dalam manejemen preeklamsia

Tujuan

Tujuan dari tinjauan kali ini adalah untuk mengetahui tentang patofisiologi, diagnosis
serta manajemen dan juga untuk mengurangi angka kematian ibu dan janin pada kasus
preeklamsia.

Konsep/ide utama
Penjelasan

Kriteria untuk menentukan preeklamsi tidak berubah selama beberapa dekade. Usia
kehamilan lebih dari 20 minggu dengan proteinuria >30 mg/hari Meskipun demikian, beberapa
kasus hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dikombinasikan dengan kelainan klinis
dan juga pemeriksaan laboratorium atau pembatasan pertumbuhan intra uterine juga harus
dianggap sebagai faktor risiko dari preeklamsia.

Epidemiologi

Preeklamsia adalah gangguan multisistem yang mempersulit 3-8 % kehamilan di


negara barat dan merupakan sumber utama morbilitas dan mortalitas dunia. Secara keseluruhan
sekitar 10-15 % dari kematian ibu secara langsung dapat berhubungan dengan preeklamsia dan
eklamsia. Beberapa penelitian menunjukkan adanya etiologi dari genetik dan imunologi.
Risiko preeklamsia 2 kali lipat menjadi 5 kali lipat tergantung riwayat wanita hamil dengan
gangguan ini. Faktor risiko yang telah diidentifikasi antara lain hipertensi kronis, penyakit
ginjal, diabaetes, obesitas, kehamilan kembar atau molar. Anak-anak yang lahir dengan
preeklamsia memiliki risiko stroke, penyakit jantung koroner, dan sindroma metabolik.
Patofisiologi

Selama kehamilan normal, vili sitotrofoblas akan menyerang ke sepertiga bagian dalam
miometrium dan arteri spiral yang dimana endotelium akan kehilangan sebagian besar otot
mereka. Preeklamsia memiliki patofisiologi yang kompleks yang dapat menyebabkan plsentasi
abnormal. Dalam preeklamsia proses diferensiasi ini berjalan lambat, tetapi kemungkinan
terkait dengan jalur oksida nitrat yang berkontribusi besar dalam kontrol tonus pembuluh darah.
Selain itu penghambatan oksida nitrat mencegah implantasi embrio. Peningkatan resistensi
arteri uterus juga menyebabkan sensitivitas yang lebih tinggi untuk vasokontriksi dan iskemik
pada plasenta sehingga menyebabkan stres oksidatid yang juga akan menyebabkan komplikasi
pada janin, termasuk penghambatan pertumbuhan pada janin dan kematian intrauterin.

Presentasi klinis dan hasil pemeriksaan

Uji klinis dan laboratorium dimaksudkan untuk mendefenisikan dan menentukan


tingkat keparahan preeklamsia. Sakit kepala, tinitus , gangguan visual, refleks tendon cepat dan
gangguan kewaspadaan yang terkait dengan edema serebral, oligouria, untuk gagal ginjal akut,
kontraksi uterus, perdarahan vagina untuk solusio plasenta , muntah untuk sindroma HELLP
dan dyspnea untuk gagal jantung. Eklamasia yang merupakan gejala neurologis utama
didefenisikan sebagai kejang atau tanda-tanda lain dari perubahan kesadaran di preeklamsia
yang tidak dapat dikaitkan dengan kondisi neurologis yang sudah ada. Pemeriksaan klinis harus
mencakup pengukuran tekanan darah, skrining berat badan, edema, kardiomiopati dan gagal
ginjal akut. Pemeriksaan laboratorium harus meliputi tes darah lengkap dengan trombosit,
haptoglobin, dan dehidrogenase laktat.

Manajemen kegawatdaruratan

Rujukan adalah satu-satunya pengobatan kuratif untuk preeklamsia. Manajemen ini


akan melibatkan dokter kandungan, dokter anastesi dan dokter anak. Kriteria rujukan harus
didasarkan pada dua faktor yaitu usia kehamilan saat didiagnosis dan beratnya preeklamsia.
Tujuan untuk pengobatan ini adalah untuk mencegah efek berbahaya dari tekanan darah yang
tinggi dan mencegah eklasmsia. Manajemen preeklamsia dimulai dengan pemindahan ibu
dalam ambulans atau helikopter ke tempat bersalin yang menyediakan perawatan bagi ibu dan
anak. Dibutuhkan cardiooctographi, laboratorium dan pemeriksaan USG untuk mendeteksi
tingkat keparahan preeklamsia. Empat obat resmi dalam pengobatan hipertensi pada
preeklamsia berat yaitu nikardipine, labetalol, clonidine dan dihydrazaline.
Manajemen rujukan

Meskipun rujukan adalah satu-satunya pengobatan yang efektif untuk preklamsia


namun faktanya preeklamsia bisa juga dideteksi dengan gejala klinis dan pemeriksaan
laboratorium. Penelitian menunjukkan bahwa preeklamsia merupakan penanda dari
peningkatan mortalitas dari penyakit kardiovaskular, hemodinamik, neurologis, dan diperlukan
pemeriksaan laboratorium untuk merujuk pasien.

Pencegahan

Pencegahan primer dari preeklamsia harus didasarkan pada deteksi faktor resiko yang
dapat di modifikasi. Ada banyak faktor risiko termasuk risiko genetik, riwayat keluarga
preeklamsia, faktor immunologi, dan faktor-faktor demografi seperti usia ibu >35 tahun.
Pencegahan sekunder dengan menggunakan antiplatelet aspirin yang dapat mengurangi
preeklamsia sebesar 10%. Namun penggunaan aspirin harus dimulai sedini mungkin yaoti 12-
14 minggu sesuai dengan tahap invasi trofoblas.

Kesimpulan

Preeklamsia adalah penyakit yang berhubungan dengan kehamilan langka yang dapat
memiliki konsekuensi serius bagi ibu dan janin. Pengobatan ini sederhana yaitu dengan
rujukan. Meskipun demikian, kelahiran prematur tidak dibenarkan karena dapat mengganggu
psikologis ibu dan janin.

Anda mungkin juga menyukai