Anda di halaman 1dari 5

Definisi

Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar dari
1 cm.2 Kepustakaan lain mende nisikan limfadenopati sebagai abnormalitas ukuran atau
karakter kelenjar getah bening.3 Terabanya kelenjar getah bening supraklavikula, iliak, atau
poplitea dengan ukuran berapa pun dan terabanya kelenjar epitroklear dengan ukuran lebih
besar dari 5 mm merupakan keadaan abnormal.3

Klasifikasi
LO.2.3.KLASIFIKASI
Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi limfadenopati lokalisata dan
generalisata. Klasifikasi ini bertujuan untuk penentuan diferensial diagnosis. Sekitar 75%
pasien didapatkan limpadenopati lokalisata, sedangkan limfadenopati generalisata 25%.
Berdasarkan luas limfadenopati:
lokalisata : Limfadenopati pada 1 regio anatomi seperti limfadenopati kepala dan
leher, aksila, epitrochlear, inguinal.

Limfadenopati generalisata: Limfadenopati pada 2 atau lebih region anatomi yang


berbeda. Limfadenopati generalisata yang persisten ( persistent generalized
lymphadenopathy / PGL) adalah limfadenopati pada beberapa kelenjar getah bening
yang bertahan lama. PGL adalah gejala khusus infeksi HIV yang timbul pada lebih
dari 50%. Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah sebagai berikut: melibatkan
sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening. Sedikitnya2 kelenjar yang simetris
berdiameter lebih dari 1 cm dalam setiap kelompok. Berlangsung lebih dari 1 bulan
dan tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya. Pembengkakan kelenjar getah
bening ini tidak terasa sakit, simetris ( kiri & kanan) dan kebanyakan terdapat di
bagian leher bagian belakang dan depan, dibawah rahang bawah, di ketiak serta di
tempat lain, tidak termasuk kunci paha.

Berdasarkan tempatnya:

1. Limfadenopati epitroklear
Terabanya kelenjar getah bening epitroklear selalu patologis. Penyebabnya
meliputi infeksi di lengan bawah atau tangan, limfoma, sarkoidosis, tularemia,
dan sifi lis sekunder (Amaylia, 2013).

2. Limfadenopati aksila
Sebagian besar limfadenopati aksila disebabkan oleh infeksi atau jejas pada
ekstremitas atas. Adenokarsinoma payudara sering bermetastasis ke kelenjar
getah bening aksila anterior dan sentral yang dapat teraba sebelum
ditemukannya tumor primer. Limfoma jarang bermanifestasi sejak awal atau,
kalaupun bermanifestasi, hanya di kelenjar getah bening aksila. Limfadenopati
antekubital atau epitroklear dapat disebabkan oleh limfoma atau melanoma di
ekstremitas, yang bermetastasis ke kelenjar getah bening ipsilateral (Amaylia,
2013).
3. Limfadenopati supraklavikula
Limfadenopati supraklavikula mempunyai keterkaitan erat dengan
keganasan. Pada penelitian, keganasan ditemukan pada 34% dan 50%
penderita. Risiko paling tinggi ditemukan pada penderita di atas usia 40 tahun.
Limfadenopati supraklavikula kanan berhubungan dengan keganasan di
mediastinum, paru, atau esofagus.Limfadenopati supraklavikula kiri (nodus
Virchow) berhubungan dengan keganasan abdominal (lambung, kandung
empedu, pankreas, testis, ovarium, prostat) (Amaylia, 2013).
4. Limfadenopati inguinal
Limfadenopati inguinal sering ditemukan dengan ukuran 1-2 cm pada orang
normal, terutama yang bekerja tanpa alas kaki. Limfadenopati reaktif yang
jinak dan infeksi merupakan penyebab tersering limfadenopati inguinal.
Limfadenopati inguinal jarang disebabkan oleh keganasan. Karsinoma sel
skuamosa pada penis dan vulva, limfoma, serta melanoma dapat disertai
limfadenopati inguinal. Limfadenopati inguinal ditemukan pada 58% penderita
karsinoma penis atau uretra (Amaylia, 2013).

5. Limfadenopati generalisata
Limfadenopati generalisata lebih sering disebabkan oleh infeksi serius,
penyakit autoimun, dan keganasan, dibandingkan dengan limfadenopati
lokalisata. Penyebab jinak pada anak adalah infeksi adenovirus. Limfadenopati
generalisata dapat disebabkan oleh leukemia, limfoma, atau penyebaran
kanker padat stadium lanjut. Limfadenopati generalisata pada penderita luluh
imun (immunocompromised) dan AIDS dapat terjadi karena tahap awal infeksi
HIV, tuberkulosis, kriptokokosis, sitomegalovirus, toksoplasmosis, dan
sarkoma Kaposi. Sarkoma Kaposi dapat bermanifestasi sebagai limfadenopati
generalisata sebelum timbulnya lesi kulit (Amaylia, 2013).

Dari semua kasus pasien yang berobat ke sarana layanan kesehatan primer, sekitar 3/4
penderita datang dengan limfadenopati lokalisata dan 1/4 sisanya datang dengan
limfadenopati generalisata
Etiologi
Banyak keadaan yang dapat menimbulkan limfadenopati. Keadaan-keadaan tersebut dapat
diingat dengan mnemonik MIAMI: malignancies (keganasan), infections (infeksi),
autoimmune disorders (kelainan autoimun), miscellaneous and unusual conditions (lain-lain

Ada berbagai infeksi yang menyebabkan limfadenopati generalisata, lokalisata dan


limfadenitis. Infeksi limfadenopati generalisata sering disebabkan oleh virus, bakteri, jamur
dan protozoa (tabel 1). Infeksi yang menyebabkan limfadenopati lokalisata maupun
limfadenitis dapat berasal bukan dari penyakit menular seksual, dapat juga berasal dari
penyakit menular seksual (limfadenopti inguinal primer) serta sindrom limfokutaneus

a) Virus
Epstein- Barr Virus
Cytomegalovirus (infectious mononucleosis-like
syndrome)
HIV (acute retroviral syndrome)
Hepatitis B virus
Hepatitis C virus
Varicella
Adenoviruses
Rubeola (measles)
Rubella

b) Bactery
Endocarditis
Brucella
Leptospira interrorgans
Streptobacillus moniliformis
Mycobacterium tuberculosis
Treponema pallidum
c) Fungi
Coccidiodesimmitis
Histoplasma capsulatum

Penyebab limfadenopati lokalisata

a) STD
Neisseria gonorrhoeae
Treponema pallidum
Herpes simplex virus
Haemophilus ducreyi
Claymydia trachomatis serovars
b) Lymphocutaneous syndromes
Bacillus anthracis
Spirillum minus
Yersinia pestis
Nocardia

Patofisiologi
Menafestasi klinis
Diagnosis and diagnosis banding
Penatalaksanaan dan pencegahan
Prognosis
Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai