Anda di halaman 1dari 2

KUIS I

PENCEGAHAN FRAUD

Seandainya saudara seorang Fraud Auditor sedang membaca suatu berita yang
dimuat dalam suatu harian di ibukota yang isinya sebagai berikut: Fakta menyatakan
bahwa tindak pidana korupsi (tipikor) tumbuh dan berkembang dengan subur di
Indonesia sungguh tidak terbantahkan. Masyarakat di tingkat lokal, nasional, regional
dan internasional semua sudah memaklumi tentang maraknya tipikor dalam berbagai
bidang, bentuk dan modus operandi yang menguras kekayaan negara dan
menyengsarakan rakyat. Pada saat bersamaan, tekanan tentang perlunya
penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan norma good governance dan
clean government serta penyelengaaran perusahaan, terutama Badan Usaha Milik
Negara/Daerah (BUMN/D), yang sejalan dengan prinsip good corporate governance
dilontarkan semakin gencar dan meluas serta persisten oleh kalangan mahasiswa,
pengusaha, profesional, akademisi serta masyarakat luas yang merindukan tegaknya
keadilan. Substansi utama dari tuntutan tersebut bermuara pada seruan
pemberantasan tipikor dalam penyelenggaraan pemerintahaan dan pengelolaan
BUMN/D. Semua kalangan juga sepakat bahwa salah satu instrumen yang sangat
penting dalam upaya pemberantasan tipikor adalah sistem hukum dan proses peradilan
yang obyektif, fair, transparan dan konsisten. Jadi masyarakat tidak menyinggung
peran auditor, tidak menyinggung auditor internal pemerintah (APIP) maupun eksternal
pemerintah (BPK) dalam mengatasi tindak pidana korupsi (tipikor) tersebut.

Sebetulnya dari kalangan auditor internal pemerintah (APIP) maupun eksternal


pemerintah (BPK) sudah digiatkan untuk terus memperdalam ilmu auditnya, terutama
mengarah pada audit investigatif ataupun forensic. Namun banyak fihak juga masih
meragukan hasil audit dari auditor tersebut, karena biarpun audit dilakukan di seluruh
Indonesia, tetapi tipikor masih merajalela dan sangat mengkawatirkan, Karena bukan
berkurang dari waktu ke waktu justru kualitas dan volumenya makin banyak sehingga
akan sulit diberantas. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat belum percaya kepada
auditor dalam pembrantasan fraud/korupsi di Indonesia.

Diminta:

1. Apabila pernyataan tersebut diatas dianggap benar, jelaskan tanggapan saudara


terhadap pernyataan masyarakat yang kurang percaya terhadap peran auditor
dalam pemberantasan fraud/tipikor.
2. Jelaskan pendapat saudara dan berikan contoh nyata yang terjadi di Indonesia,
apakah masyarakatnya yang kurang tahu tentang korupsi termasuk
pembuktiannya secara hukum atau memang kualitas auditornya yang belum
memadai.
3. Saudara sebagai mahasiswa yang sedang mendalami metode pencegahan
fraud/korupsi, jelaskan secara gamblang bagaimana cara mencegah dan
memberantas terjadinya korupsi di Indonesia

Catatan:

Jawaban diketik dalam kertas hvs dan diserahkan dalam bentuk prinout

Anda mungkin juga menyukai