Anda di halaman 1dari 8

Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

Jurnal Bahan Alam Terbarukan


ISSN 2303-0623

PEMUNGUTAN MINYAK ATSIRI MAWAR (Rose Oil)


DENGAN METODE MASERASI

Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Minyak mawar merupakan salah satu produk minyak bunga yang memungkinkan diproduksi
di Indonesia dengan kualitas ekspor. Manfaat dari minyak mawar adalah untuk parfum, kos-
mestik, dan obat-obatan. Minyak mawar dapat diproduksi dengan menggunakan metode di-
antaranya maserasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui rendemen minyak atsiri mawar
merah (Rosa damascena) dan komponen minyak atsiri yang terambil dengan etanol dan n-
heksana. Bahan baku yang digunakan berupa mahkota bunga mawar sebanyak 50 gram yang
dipotong kecil-kecil, kemudian direndam dalam pelarut dengan perbandingan 1:3. Pelarut
yang digunakan yaitu etanol dan n-heksana. Proses maserasi dilakukan dengan pengadukan
selama 1 menit secara manual pada suhu ruang dan didiamkan selama 12 jam di tempat
tertutup dan gelap (tanpa terkena cahaya). Hasil maserasi berupa ekstrak mawar dipisahkan
dengan cara penyaringan dan pemerasan bunga. Filtrat yang mengandung minyak bunga ma-
war dievaporasi dengan rotary vacuum evaporator. Maserasi menggunakan etanol pada suhu
60C selama 20 menit, sedangkan maserasi menggunakan n-heksana pada suhu 55 C selama
10 menit. Minyak atsiri hasil maserasi bunga mawar merah dilakukan uji GC-MS. Komponen
utama minyak atsiri dari bunga mawar dengan pelarut etanol dan pelarut n-heksana secara
berurutan adalah phenyl ethyl alcohol (2,73%) dan (31,69%). Rendemen hasil maserasi min-
yak bunga mawar dengan pelarut etanol adalah 8,76%, sedangkan pelarut n-heksana meng-
hasilkan 0,34 %.

Kata kunci: mawar merah, minyak mawar, minyak atsiri, maserasi

ABSTRACT

Rose oil is one of the ower oil products which is potentially produced in Indonesia with ex-
port quality. The uses of rose oils are for perfume, cosmestics, and medicine. Rose oil can be
produced using methods such as maceration. The purpose of this reasearch was to determine
the yield of essential oil of red roses (Rosa damascena) and the essential oil components taken
using ethanol and n-hexane. The raw material used was 50 grams of red roses which subse-
quently soaked into solvent with ratio of 1:3. The solvent used were ethanol and n-hexane.
Maceration process was carried out by manually stirring for 1 minute at room temperature
and kept for 12 hours in a closed and dark (without exposure to light) place. Maceration result
in the form of rose extract was separated by ltration and extortion of owers. The ltrate
containing rose oil was evaporated using rotary vacuum evaporator. Maceration temperature
using ethanol was 60 C for 20 minutes, while using n-hexane was 55C for 10 minutes. The
essential oils produced from maceration process of red roses was analysed using GC-MS. The

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 | 1


Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

main components of the essential oil of roses extracted using solvents of ethanol and n-hexane
sequentially were phenyl ethyl alcohol (2.73%) and (31.69%). The yield of the rose oil macera-
tion with ethanol was 8.76%, while the solvent of n-hexane yield 0.34%.

Keywords: red rose, rose oil, essential oils, maceration

PENDAHULUAN menghasilkan rendemen minyak yang ren-


Iklim tropis di Indonesia memung- dah. Keuntungan dari metode ini adalah
kinkan berbagai jenis tumbuhan dapat di peralatan yang digunakan sederhana (Ami-
budidayakan dengan baik, bahkan mampu arsi, Yulianingsih, dan Sabari 2006).
menjadi komoditi ekspor. Ekspor minyak Komponen utama pada minyak
atsiri Indonesia masih relatif kecil, apabila mawar yang berupa cairan berwarna ku-
dilihat dari total ekspor non migas. Ren- ning pucat mengandung fenil etil alkohol,
dahnya nilai ekspor minyak atsiri disebab- geraniol dan sitronellol. Komponen utama
kan komoditas minyak atsiri yang dikem- tersebut merupakan sisa metabolisme ta-
bangkan masih terbatas (Prihatman, 2000). naman mawar dan mempunyai peran
Di Indonesia prospek industri minyak ganda, seperti menarik serangga atau me-
bunga mempunyai beragam keuntungan, ngusir serangga (Sudarmo dalam Amiarsi).
termasuk didalamnya perluasan lapangan Pemilihan pelarut dalam ekstraksi minyak
kerja, peningkatan pendapatan petani, pe- mawar yang harus diperhatikan adalah
ningkatan devisa negara dan esiensi toksisitas, ketersediaan, harga, sifat tidak
dalam investasi agroindustri. Berbagai mudah terbakar, rendahnya suhu kritis,
keuntungan tersebut telah meningkatkan dan tekanan kritis untuk meminimalkan bi-
kebutuhan bunga mawar potong maupun aya operasi dan reaktivitas (Williams dan
industri (Effendi dalam Yulianingsih et Yulianingsih). Dengan mempertimbang-
al. 2006). Menurut Eriyatni (1987) dalam kan faktor-faktor tersebut, pelarut yang
Yulianingsih minyak mawar merupakan dipilih untuk ekstraksi pada penelitian ini
salah satu produk minyak bunga yang me- adalah etanol dan n-heksana, karena jum-
mungkinkan untuk diproduksi di Indone- lah dan kualitas minyak yang dihasilkan
sia dengan kualitas ekspor. paling baik (Atawia dalam Yulianingsih et
Minyak mawar dapat diproduksi al. 2006).
dengan menggunakan metode ekstraksi Penelitian ini bertujuan mengeta-
pelarut diantaranya adalah maserasi. Ma- hui rendemen yang diperoleh dari minyak
serasi merupakan cara ekstraksi sederhana atsiri mawar merah (Rosa damascena)
yang dilakukan dengan cara merendam melalui ekstraksi dengan pelarut etanol dan
bahan dalam pelarut selama beberapa hari n-heksana, mengetahui pelarut manakah
pada temperatur kamar dan terlindung yang memungut phenyl ethyl alcohol lebih
dari cahaya. Proses ini digunakan untuk banyak antara etanol dan n-heksana, serta
mengekstraksi minyak bunga mawar yang mengetahui komponen minyak atsiri ma-

2 | Vol. 1 No. 2 Desember 2012


Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

war merah (Rosa damascena) yang teram- diperoleh di Berguto. Bunga mawar di-
bil dengan pelarut etanol dan n-heksana. potong kecil-kecil dengan menggunakan
pisau. Proses pengecilan ukuran bertujuan
METODE PENELITIAN agar kelenjar minyak pada bunga dapat
Bunga mawar dibeli di Pasar kem- terbuka sebanyak mungkin sehingga laju
bang, Randusari, Semarang, Pelarut Etanol penguapan minyak atsiri pada proses eks-
dan N-Heksane teknis yang dibeli dari traksi bahan menjadi cepat (Munawaroh,
toko Indrasari, Semarang. Pengambilan 2009). Setelah diperoleh potongan bunga
minyak mawar dengan metode maserasi mawar, kemudian dilakukan proses ma-
dilakukan dengan prosedur pertama yaitu serasi. Proses maserasi ini menggunakan
memisahkan bunga mawar segar dari tang- pelarut menguap karena lebih mengun-
kai dan kelopaknya, dan dipilih mahko- tungkan daripada menggunakan penyul-
tanya. Mahkota mawar kemudian dipo- ingan, karena pada proses maserasi dapat
tong kecil-kecil dan direndam kedalam mengatasi hidrolisis ester yang terkandung
pelarut dengan perbandingan 1: 3, 1 untuk dalam minyak atsiri pengaruh air dan pa-
berat mahkota mawar dan 3 untuk volume nas (Amiarsi et al. 2006).
pelarut yang digunakan. Kemudian dilaku- Proses pemungutan minyak bunga
kan proses maserasi, dengan pengadukan mawar dilakukan dengan metode maserasi
selama 1 menit secara manual pada suhu menggunakan 2 jenis pelarut organik yaitu
ruang dan tanpa terkena cahaya (ditempat etanol dan n-heksana, dengan perbandi-
tertutup dan gelap) didiamkan selama 12 ngan bahan dan pelarut yaitu 1:3 (Yulia-
jam. Kemudian ekstrak mawar dipisah- ningsih et al. 2006). Pada maserasi minyak
kan dengan cara penyaringan dan peme- mawar ini menggunakan alat rotary vacu-
rasan sehingga diperoleh ampas dan ltrat. um evaporator untuk memisahkan antara
Filtrat yang mengandung minyak bunga pelarut dan minyak mawar. Penggunaan
mawar dievaporasi dengan rotary vacu- alat ini dipilih karena mampu menguap-
um evaporator pada suhu 50-60C, untuk kan pelarut dibawah titik didih sehingga
memisahkan antara pelarut dengan minyak zat yang terkandung didalam minyak tidak
mawar concrete. Setelah didapatkan mi- rusak oleh suhu tinggi (Pangestu & Handa-
nyak mawar concrete, dihitung rendemen yani 2011). Penelitian ini dilakukan di dua
dan dilakukan uji GCMS. tempat, proses maserasi dilakukan di ru-
mah dan pada proses evaporasi pelarut
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan di lab kimia analitik FMIPA
Pada proses perlakuan bahan, ba- UNNES.
han yang digunakan adalah bunga mawar Pada proses pemungutan minyak
tabur merah dengan tingkat kemekaran mawar dilakukan dengan menggunakan
bunga 50-70% (setengah mekar) yang pelarut etanol teknis 96% sebanyak 150

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 | 3


Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

mL. sehingga diharapkan pada kondisi ini diperoleh minyak yang bercampur de-
operasi tersebut etanol dapat menguap dan ngan pelarut dan pewarna sehingga ber-
minyak dapat terambil semaksimal mung- warna merah tua. Maserasi menghasilkan
kin. Pada metode maserasi dengan per- minyak mawar dengan pelarut etanol se-
bandingan berat/volume (1:3) membutuh- banyak 14 ml.
kan berat bahan sebanyak 50 g dan volume Pada proses maserasi minyak ma-
pelarut etanol 96% teknis 150 ml dengan war yang kedua dilakukan menggunakan
waktu 20 menit. Metode yang digunakan pelarut n-heksana dengan ukuran volume
dalam proses ekstraksi ini yaitu metode dan berat bahan yang sama. Pada peneli-
maserasi, dengan cara merendam bahan tian dengan pelarut n-heksana ini, ltrat
kedalam pelarut. Metode ini sangat cocok yang didapat berupa 2 lapisan yaitu lapisan
untuk bahan berupa bunga, karena sifat ba- atas berwarna kuning bening sedangkan
han yang tidak tahan terhadap suhu tinggi lapisan bawah berwarna merah tua pekat
dan juga merusak minyak jika mengalami seperti dadih.
pemanasan yang berlebih (Yulianingsih et Proses dilanjutkan dengan me-
al. 2006). Proses maserasi dilakukan se- ngevaporasi ltrat bunga menggunakan
lama 12 jam didalam tempat yang tertutup alat rotary vacuum evaporator. Evaporasi
dan gelap dengan tujuan terhindar dari ca- ini bertujuan untuk memisahkan minyak
haya atau penerangan, agar proses dapat mawar yang masih bercampur dengan
berlangsung secara efektif. Setelah 12 jam pelarut n-heksana. Filtrat yang mengan-
proses maserasi dihentikan, diperoleh eks- dung minyak bunga mawar ini kemudian
trak bunga mawar kemudian dilanjutkan dievaporasi pada suhu 55C. Pada masera-
dengan penyaringan. Penyaringan dilaku- si waktu yang digunakan yaitu 10 menit.
kan untuk memisahkan antara ampas bu- Pada penelitian maserasi dengan pelarut
nga dan ltrat bunga. Pada penelitian de- n-heksana, waktu yang dibutuhkan untuk
ngan pelarut etanol ini ltrat yang didapat menguapkan pelarut lebih cepat dari pada
berwarna merah tua; hal ini dikarenakan pelarut etanol, dikarenakan sifat n-heksana
sifat dari etanol yang dapat melarutkan yang stabil dan mudah menguap (Muna-
pigmen mawar merah yaitu zat warna an- waroh, 2009). Minyak atsiri mawar yang
tosianin (Anis et al. 2011). diperoleh menggunakan n-heksana ber-
Proses dilanjutkan dengan me- warna kuning bening. Maserasi minyak
ngevaporasi ltrat bunga menggunakan mawar menghasilkan minyak sebanyak
alat rotary vacuum evaporator yang ber- 1 tetes.
tujuan memisahkan minyak mawar dari Hasil maserasi minyak atsiri ma-
pelarut etanol. Filtrat yang mengandung war dengan pelarut etanol diperoleh rende-
minyak bunga mawar ini kemudian di- men sebanyak 8,76%, sedangkan dengan
evaporasi pada suhu 60C. Pada penelitian pelarut n-heksana sebanyak 0,34%. Uji

4 | Vol. 1 No. 2 Desember 2012


Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

Gambar 1. Kromatogram Minyak Mawar dengan Pelarut Etanol

Tabel 1. Hasil Uji GC-MS Minyak Mawar dengan Pelarut Etanol


Puncak Waktu retensi Area (%) Nama komponen
1 3,444 83,74 Ethyl alcohol
2 5,709 11,43 Ethene
3 20,021 2,73 Phenyl ethyl alcohol
4 20,592 1,00 Eicosene
5 21,284 0,47 Octadecane
6 21,992 0,63 Hexadecanol

GS-MS dilakukan di laboratorium kimia adalah phenyl ethyl alcohol (2,73%), ei-
UGM. Menurut Perumal dan Khan, kom- cosene (1,00%), octadecane (0,47%), hex-
ponen utama minyak atsiri mawar merah adecanol (0,63%). Sedangkan komponen
(Rosa damascena) adalah phenyl ethyl al- yang paling menonjol adalah ethyl alcohol
cohol. Hasil uji GC-MS maserasi minyak (83,74%) karena pelarut yang terkandung
mawar dengan pelarut etanol dan maserasi dalam minyak mawar ini masih terlalu
minyak mawar dengan pelarut n-heksana banyak dikarenakan waktu proses evapo-
menunjukkan bahwa komponen yang ter- rasi yang kurang maksimal.
deteksi adalah komponen minyak mawar Hasil uji GC-MS minyak mawar
sesuai dengan literatur. Hasil uji GC-MS dengan pelarut n-heksana menunjukkan
maserasi minyak mawar dengan pelarut bahwa kandungan minyak atsiri dari ma-
etanol terlihat pada gambar 1 dan tabel 1. war merah (Rosa damascena) yang ter-
Pada maserasi minyak mawar de- deteksi berjumlah 9 komponen, dengan
ngan pelarut etanol terdapat enam kom- komponen utama phenyl ethyl alcohol
ponen yang terkandung dalam minyak (31,69%). Sedangkan komponen yang ter-
atsiri mawar. Empat komponen minyak masuk didalam referensi Perumal dianta-
atsiri yang termasuk didalam literatur ranya phenyl ethyl ester (3,43%), nonade-

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 | 5


Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

Gambar 2. Kromatogram Minyak Mawar dengan Pelarut n-Heksana

Tabel 2. Hasil Uji GC-MS Minyak Mawar dengan Pelarut n-Heksana


Puncak Waktu retensi Area (%) Nama komponen
1 16,227 3,43 Phenyl ethyl ester
2 16,717 0,95 Nonadecane
3 16,878 3,07 Phenol
4 17,353 31,69 Phenyl ethyl alcohol
5 18,716 1,13 Eicosane
6 19,954 0,97 benzenemethanol
5 - hidroxy - 2 - decenoic acid
7 21,183 49,94
lactone
8 24,609 7,08 5-hidroxy-2-decenoic acid lactone
9 27,809 1,74 Phenyl methyl ester

Tabel 3. Perbandingan Hasil uji GC-MS Komponen Utama Minyak Mawar.


Pelarut
Komponen
EtanolArea, % N-heksana Area, %
Phenyl ethyl alcohol 2,73 31,69
Octadecane 0,47 -
Hexadecane - -

cane (0,95%), dan eicosane (1,13%). ini membuktikan bahwa pelarut n-heksana
Tabel 3 terlihat bahwa pada ma- lebih selektif dalam mengekstraksi sejum-
serasi dengan pelarut etanol komponen lah kecil zat lilin serta dapat mengekstrak
utama phenyl ethyl alcohol yang terdeteksi zat pewangi dalam jumlah besar, sehingga
sebanyak 2,73%. Sedangkan pada masera- pengambilan komponen utama minyak at-
si dengan pelarut n-heksana komponen siri lebih maksimal.
phenyl ethyl alcohol adalah 31,69%. Hal

6 | Vol. 1 No. 2 Desember 2012


Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

Tabel 4 Perbandingan Hasil Uji GC-MS Komponen Utama Minyak Mawar Menurut
Berbagai Referensi.
Hasil Maserasi
Komponen Pertama dengan Kedua dengan Area % Area % Area %
Etanol Area, % Heksane Area, % (a) (b) (c)
Phenyl ethyl
2,73 31,69 70,86 23,19 35 - 46
alcohol
Octadecane 0,47 - - 10,49 -
Hexadecane - - - 7,76 -

Menurut Referensi (a)Khan & Reh- KESIMPULAN


man, (b)Perumal, (c)Ketaren pada tabel 4 ter- Berdasarkan hasil penelitian dan
lihat bahwa perbandingan pada penelitian analisa yang dilakukan dapat disimpulkan
maserasi minyak mawar dengan pelarut n- sebagai berikut, maserasi minyak atsiri
heksana memiliki komponen utama yaitu mawar dengan pelarut etanol menghasil-
phenyl ethyl alcohol lebih banyak dari ma- kan rendemen 8,76%, sedangkan minyak
serasi dengan pelarut etanol. Dari ketiga atsiri mawar dengan pelarut n-heksana
referensi yang diacu, maserasi minyak ma- menghasilkan rendemen sebanyak 0,34%.
war dengan pelarut n-heksana dan etanol Komponen utama maserasi minyak atsiri
memiliki komponen utama dengan jumlah mawar dengan pelarut etanol adalah phe-
yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan ka- nyl ethyl alcohol (2,73%). Sedangkan ma-
rena perbedaan jenis pelarut untuk menda- serasi minyak atsiri mawar dengan pelarut
patkan kedua sampel percobaan, dan me- n-heksane mengandung komponen phenyl
tode pengambilan minyak yang berbeda. ethyl alcohol (31,69%).
Secara umum kedua sampel penelitian
yang dianalisis menggunakan uji GC-MS DAFTAR PUSTAKA
menghasilkan jumlah komponen kimia Amiarsi, D. et al. 2006. Pengaruh Jenis
minyak atsiri yang lebih sedikit dibanding- dan Perbandingan Pelarut terha-
kan dengan ketiga referensi; hal ini dikare- dap Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri
nakan pada ketiga referensi menggunakan Mawar. In J.Hort 16(4): 356-359.
metode distilasi steam. Pada sampel ma- Anis, S. et al. 2011. Optimalisasi Fungsi
serasi minyak mawar merah (Rosa dama- Pigmen Bunga Mawar Sortiran
scena) dengan pelarut etanol dan maserasi sebagai Zat Pewarna Alami dan
dengan pelarut n-heksana memiliki kan- Bioaktif Pada Produk Industri.
dungan utama phenyl ethyl alcohol yang Jurnal Teknik Industri 12(2): 96
terdeteksi secara berurutan sebesar 2,73% -104.
dan 31,69%. Munawaroh, S. 2009. Ekstraksi Minyak
Atsiri Daun Jeruk Purut (Cit-

Vol. 1 No. 2 Desember 2012 | 7


Astrilia Damayanti dan Endah Ayu Fitriana

rushystrix D.C.) dengan Pelarut Prihatman, K. 2000. MAWAR (Rosa da-


Etanol dan N-Heksana.Tugas mascena Mill).Sistim Informasi
Akhir. Universitas Negeri Sema- Manajemen Pembangunan di Per-
rang. desaan, BAPPENAS.
Pangestu, A & Setyo Wuri Handayani. Yulianingsih, et al. 2006. Seleksi Jenis
2011. Rotary Evaporator and Ul- Bunga untuk Produksi Mutu Mi-
traviolet Lamp.Institute Pertanian nyak Mawar. In J.Hort. 16(4):
Bogor. 345-348.

8 | Vol. 1 No. 2 Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai