Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayahnya jualah kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Biopori ini. Makalah ini di susun dalam usaha
untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase Perkotaan di Fakultas teknik sipil non reguler
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Terimakasih Kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengadaan
bahan maupun dorongan semangat, khususnya dosen pembimbing mata kuliah Drainase
Perkotaan ini, sehingga makalah dapat diselesaikan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah Kami, oleh karena itu Kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih, kami berharap Makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita semua.
Penyusun
Kelompok IV
PENDAHULUAN
Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32
F) selama seratus tahun terakhir. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F)
antara tahun 1990 dan 2100.
Berdasarkan fakta dan opini diatas hal pemanasan global dapat menimbulkan dampak yang besar
bagi kelangsungan hidup organisme . Salah satu dampak yang dapat kita rasakan yaitu banjir .
Khususnya banjir di daerah perkotaan untuk mengatasi atau mengurangi hal tersebut kita dapat
menggunakan metode Biopori .
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem . Contoh dari pada sampah organik yang dapat diurai oleh
Biopori adalah : daun, sampah oraganik rumah tangga seperti sisa potongan sayur, sisa makanan
dan lain lain.
1.2 Permasalahan
Akhir akhir ini sering terjadi banjir di kota kota besar seperti Bandung dan Jakarta hal ini
disebabkan oleh buruknya sistem drainase, volume dan debit air yang berlebihan karena dampak
dari pemanasan global itu sendiri dan hal tersebut dapat diatasi dengan penghijauan di jalan jalan
kota, memperbaiki sistem drainase .
Sampah rumah tangga yang dibuang begitu saja akan lebih bermanfaat apabila diurai menjadi
kompos atau pupuk organik melalui metode Biopori.
Pokok permasalahan :
1.) Apakah Biopori itu ?
2.1 Biopori
Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma
di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainya. Lubang-lubang
yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.
Sebagai contoh yang menggambarkan dua buah lubang yang terbentuk oleh cacing (pada
lingkaran kuning bagian atas) dan lubang yang terbentuk oleh aktifitas akar tanaman (pada
lingkaran kuning bagian bawah). Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah
banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin
meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang
terjadinya aliran air di permukaan tanah atau dengan perkataan lain akan dapat mengurangi
bahaya banjir yang mungkin terjadi.
Peningkatan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal kedalam
tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik
rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak
akan dijadikan sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan
meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang
terbentuk
Kesinergisan antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan
memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan air artifisial yang
relatif murah dan ramah lingkungan. Lubang resapan ini selanjutnya di beri julukan LUBANG
RESAPAN BIOPORI atau disingkat sebagai LRB .
Gambar 1 ( Biopori di Saluran Pembuangan air hujan )
1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta
jarak antar lubang 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta
diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.
3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah
makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi
kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju
resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas
bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
4) Rumusan Pembuatan Biopori
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah LRB = intensitas hujan(mm/jam) x luas bidang kedap (m2) / Laju Peresapan Air per
Lubang (liter/jam)
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju
peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat
sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.
Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat
menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah
organik selama 2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah
organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama
diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan
demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu
seterusnya.
5) Biaya Pembuatan Biopori
Biaya pembuatan biopori berpusat pada pembuatan lubang. Pembuatan lubang paling mudah
dilakukan dengan bor tanah dengan kisaran harga Rp125.000-Rp300.000 yang dapat digunakan
oleh puluhan orang dalam waktu lama.
Contoh:
Berikut gambar bor tanah yang disediakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk keperluan
pembuatan lubang resapan biopori, dengan nama Bor Type L01 ini dijual dengan harga
Rp175.000
6 ) Besarnya Debit Resapan Air yang dapat di tampung oleh Biopori
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air,
setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang.. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan
diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm
atau hampir 1/3 m. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan
diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm setelah dibuat lubang resapan
biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm
\
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
LRB atau Lubang Resapan Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat
berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, , perakaran tanaman, rayap dan fauna
tanah laiinya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat
berlalunya air di dalam tanah.
Cara pembuatan Biopori dengan cara : Menentukan Posisi, Mengatur Jarak antar LR, dan
Membor .
Keunggulan Biopori Sebagai Berikut :
1 . Meningkatkan Daya Resap Air .
2 . Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
3 . Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman atau
Saran :
Dalam membuat LRB disarankan agar mulut LRB di semen agar tidak tertutup,
Sebaiknya sebelum sampah organik sebelum dimasukan ke LRB di cincang atau dicacah sampai
halus agar mudah terurai,
Semoga Karya Ilmiah ini sangat bermanfaat bagi rumah tangga, rumah sakit, sekolah,
perkantoran dan sebagainya.