Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah hidrokel berasal dari bahasa Yunani, yang berarti pembengkakan yang

berisi air ( hidro = air, cele = pembengkakan).2 Saat ini, definisi hidrokel adalah

penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika

vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga ini memang

ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh limfatik

sekitarnya.1

Menurut penelitian Samiadji dkk (1992) satu dari sepuluh bayi laki-laki

menderita hidrokel. Dan 90 -95% di antaranya, akan menghilang dengan sendirinya

dalam tahun pertama kehidupan.5 Sedangkan pada dewasa, insiden hidrokel

didapatkan pada satu dari seratus laki-laki dewasa. Hidrokel yang muncul saat

dewasa biasanya terjadi setelah dekade kedua kehidupan6.

Anderson (2007) mengemukakan bahwa, ada dua tipe hidrokel testis, yaitu

tipe primer (idiopatik) dan tipe sekunder (didapat). Pada tipe primer, hidrokel terjadi

akibat defek kongenital pada tunika vaginalis testis. Sedangkan untuk tipe sekunder,

hidrokel disebabkan oleh iritasi pada tunika vaginalis testis.3 Jika dilihat dari letak

kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis ada tiga macam hidrokel yaitu, (1)

hidrokel komunikan, (2) hidrokel non-komunikan, dan (3) hidrokel funikulus.4

Pasien dengan hidrokel testis, mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum

yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran skrotum dengan
2

perabaan kistik, fluktuasi positif, transiluminasi positif, Pada hidrokel komunikan,

besarnya kantong dapat berubah-ubah dan pada palpasi, kantong hidrokel terpisah

dari testis. Sedangkan pada hidrokel non-komunikan besar kantong hidrokel tidak

berubah dan pada palpasi testis tidak dapat teraba. Dan pada hidrokel funikulus,

besarnya tetap dan testis dapat diraba.1

Untuk membantu menegakkan diagnosa hidrokel, dapat dilakukan usg skrotal-

inguinal. Dan bila terdapat hidrokel akan didapatkan gambaran masa kistik

mengelilingi testis atau di dalam funikulus.

Di kebanyakan senter di Indonesia hidrokel tidak diperbaiki sampai umur 12-

18 bulan, karena 90-95% dari semua hidrokel pada bayi dapat menghilang secara

spontan pada bulan-bulan pertama kehidupan.

Namun, Anderson (2007) mengatakan jika hidrokel tidak menghilang secara

spontan,atau makin membesar, dapat dilakukan operasi hidrokelektomi dengan eksisi

sesuai cara Winkelman atau Jaboulay, maupun hidrokelektomi dengan plikasi sesuai

cara Lord.3

Dan melalui referat ini, penulis ingin menjelaskan lebih lanjut tentang

hidrokel. Referat ini disusun sebagai bahan informasi bagi pembaca, khususnya bagi

kalangan medis agar dapat mendiagnosa dan memberikan penatalaksanaan yang tepat

pada kasus hidrokel pada bayi maupun dewasa.


3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Istilah hidrokel berasal dari bahasa Yunani, yang berarti

pembengkakan yang berisi air ( hidro = air, cele = pembengkakan). 2 Saat ini,

definisi hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan

parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang

berada di dalam rongga ini memang ada dan berada dalam keseimbangan

antara produksi dan reabsorbsi oleh limfatik sekitarnya.1

Gambar 1. Hidrokel

B. Epidemiologi
Menurut penelitian Samiadji dkk (1992) satu dari sepuluh bayi laki-

laki menderita hidrokel. Dan 90 -95% di antaranya, akan menghilang dengan

sendirinya dalam tahun pertama kehidupan.5


Pada dewasa, insiden hidrokel didapatkan pada satu dari seratus laki-laki

dewasa. Hidrokel yang muncul saat dewasa biasanya terjadi setelah dekade

kedua kehidupan6.
4

C. Embriologi dan proses penurunan testis

Pembentukan gonad, duktus genitalis, dan genital eksterna primitif

(indiferen)

Gonad primitif dibentuk oleh rigi gonad, yang merupakan hasil

proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu

ke-6 setelah pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad.

Sel-sel benih primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen

primitif ini kelak berkembang menjadi testis (pada pria) atau ovarium (pada

wanita).4

Duktus genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus

paramesonefros. Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim

yang bermigrasi ke daerah kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan

kloaka. Bagian kranial lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang

nantinya akan berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada

pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan

anus. Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang

membran di antara lipatan anus disebut membran analis.4

Pembentukan sistem genitalis pada pria

Pembentukan testis
5

Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad

primitif menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah

perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian

korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus

seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika

albuginea, yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel

Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari

rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus

mesonefros melalui saluran duktus eferens. Kemudian pada akhir bulan ke-2

akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati posisi

phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas,

namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat

akan mendorong turun testis.4

Pembentukan duktus genitalis

Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus

mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros menghilang. Duktus

mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis)

melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih

melekat di testis, namun tidak membentuk hubungan dengan testis

disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk

panjang dan disebut duktus deferens yang berujung ke vesikula


6

seminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus

ejakulotorius.4

Pembentukan genital eksternal

Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil

pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen.

Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars kavernosa,sehingga

bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung penis dan keluar

melalui orifisium uretra eksternum.4

Proses desensus testis

Penurunan testis dimulai pada sekitar minggu ke-10.

Walaupunmekanismenya belum diketahui secara pasti, namun para ahli sepakat

bahwaterdapat beberapa faktor yang berperan penting, yakni: faktor endokrin,

mekanik(anatomik), dan neural. Terjadi dalam 2 fase yang dimulai sekitar

minggu ke-10kehamilan segera setelah terjadi diferensiasi seksual. Fase transabd ominal

dan fase inguinoscrotal. Keduanya terjadi dibawah kontrol hormonal yang berbeda. 4
Fase transabdominal terjadi antara minggu ke-10 dan 15 kehamilan, dimana testis

mengalami penurunan dari urogenital ridge ke regio inguinal. Hal ini terjadi karena adanya

regresi ligamentum suspensorium cranialis dibawah pengaruh androgen (testosteron),

disertai pemendekan gubernaculums (ligament yang melekatkan bagian inferior testis

ke-segmen bawah skrotum) di bawah pengaruh MIF. Dengan perkembangan yang

cepat dari region abdominopelvic, maka testis akan terbawa turun ke daerah
7

inguinal anterior. Pada bulan ke-3kehamilan terbentuk processus vaginalis

yang secara bertahap berkembang ke-arah skrotum. Selanjutnya fase ini akan

menjadi tidak aktif sampai bulan ke-7. 4


Fase inguinoscrotal terjadi mulai bulan ke-7 atau minggu ke-28 sampai dengan

minggu ke-35 kehamilan. Testis mengalami penurunan dari regioinguinal ke-dalam

skrotum dibawah pengaruh hormon androgen. Mekanismenya belum diketahui secara pasti,

namun diduga melalui mediasi pengeluaran calcitonin gene-related peptide (CGRP).

Androgen akan merangsang nervus genitofemoralis untuk mengeluarkan CGRP yang

menyebabkan kontraksi ritmis dari gubernaculum.


Faktor mekanik yang turut berperan pada fase ini adalah tekanan abdominal yang

meningkat yang menyebabkan keluarnya testis dari cavum abdomen, di samping itu

tekanan abdomen akan menyebabkan terbentuknya ujung dari processus vaginalis

melalui canalis inguinalis menuju skrotum. Proses penurunan testis ini masih bisa

berlangsung sampai bayi usia 9-12 bulan. 4

D. Anatomi skrotum
Secara anatomis skrotum terdiri atas lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Kutis dan subkutis.
b. Tunika dartos.
c. Fascia spermatica eksterna.
d. Fascia dan muskulus kremasterika.
e. Tunika vaginalis eksterna.
f. Tunika vaginalis interna.
8

Gambar 2. Testis

Dan di dalamnya terdapat testis dan epididimis. Pada linea mediana terdapat

raphe skrotum. Kulit skrotum lebih hitam,berambut jarang, mengandung

kelenjar sebasea dan kelenjar sudorifera, sehingga member bau spesifik.

Tunika dartos mengandung serabut-serabut oto polos dan tidak mengandung

lemak. Hubungan dengan kulit sangat erat dan dengan fascia superfascialis

dipisahkan oleh jaringan ikat longgar.

Vaskularisasi skrotum :

A.scrotalis superior merupakan cabang dari arteri pudenda externa

superfascialis yang kemudian menyilang funikulus spermatikus di

sebelah depan, untuk kemudian bercabang dua menjadi rami penis dan

rami scrotalis anterior.


A.scrotalis posterior/ lateralis posterior merupakan cabang dari arteri

pudenda interna.

Persarafan skrotum :
9

N. scrotalis anterior merupakan cabang dari N. Genitofemoralis.


N. scrotalis posterior merupaka cabang dari N. Pudenda Interna.

Sistem limfatik skrotum mengikuti jalannya arteri skrotalis anterior dan arteri

skrotalis posterior. 6

Gambar 3. Testis

Adapun organ-organ yang terdapat di dalam skrotum yaitu :

Testis
10

Testis merupakan gonad laki-laki yang dapat memproduksi sperma dan hormone

reproduksi (testosterone). Testis berada didalam skrotum dan digantung oleh

spermatic cord. Testis sebelah kiri cenderung lebih rendah.Permukaan testis dilapisi

oleh lapisan visceral tunika vaginalis kecuali bagian testis yang menempel dengan

epididimis dan spermatic cord. Testis mempunyai lapisan luar berupa fibrosa yang

kuat yag disebut tunika albuginea. Tunika albuginea akan menebal membentuk

mediastinum testis dan akan memanjang membentuk septa. Septa membatasi lobula

yang berada didalam testis. Testis dibagi menjadi 200-300 lobula, yang masing-

masing lobula tersebut berisi 1-3 tubula seminiferous. Setiap tubula mempunyai

panjang sekitar 62 cm yang menggulung dan tersusun secara padat di dalam testis.

Bagian posterior tubula terhubung dengan plexus yang masuk ke dalam rete testis

yang kemudian akan penetrasi kedalam tunika albuginea di bagian atas testis. Setelah

itu menuju bagian head epididimis yang dibentuk oleh duktus eferen. Duktus eferen

berfungsi untuk membentuk satu tuba yang akan membentuk body dan tail

epididimis.

Vaskularisasi:

Arteri : berasal dari abdominal aorta yang akan bercabang menjadi

arteri testicular. Arteri tersebut akan bercabang dan berhubungan

dengan arteri duktus deferen.

Vena : membentuk pampiniform plexus dari bagian anterior duktus

deferens dan mengelilingi testis. Pampiniform plexus berfungsi sebagai

thermoregulatory, yaitu penjaga temperatur testis agar konstan. Vena


11

testicular kanan akan menuju vena kava inferior, sedangkan vena

testicular kiri akan masuk ke vena renal kiri.

Epididimis

Merupakan struktur per[anjangan dari bagian posterior testis. Duktus eferen

yang berasal dari testis memindahkan sperma yang baru dibuat menuju

epdidimis. Epididimis dibentuk oleh duktus epididimis yang kecil dan melilit

secara padat. Saluran tersebut akan menjadi lebih kecil ketika melalui bagian

atas epididimis (head of epididimis). Epididimis berfungsi sebagai tempat

pematangan, penyimpanan dan sekresi

Epididimis terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

- Head of epididymis : dibentuk oleh lobule yang berisi 1214 duktus

eferen.

- Body of epididymis

- Tail of Epididymis : bagian epididimis yang akan menu vas

deferens.

Duktus deferens

Merupakan perpanjangan saluran epididimis. Duktus deferens:

- Mempunyai dinding otot yang tebal dengan lumen yang halus sehingga

memberikan struktur yang kuat


12

- Dimulai dari bagian tail of epididimis yang terletak di ujung bawah

testis

- Merupakan komponen utama spermatic cord

- Masuk ke dinding anterior abdomen melalui inguinal canal

- Berakhir dengan menyatu dengan duktus vesika seminalis untuk

membentuk duktus ejakulatori

- Bagian ujung duktus deferens akan membesar yang disebut Ampulla.

Vaskularisasi:

Arteri : berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu

dengan arteri testicular.

Vena : berasal dari vena testicular, termasuk plexus pampiniform. Bagian

ujungnya menuju vena vesicular plexus atau vena prostatic plexus.

E. Klasifikasi & Etiologi

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum

sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan

peritoneum ke prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di

daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. 1 Pada bayi laki-

laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28

minggu ,testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum, dimana setiap

testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang

mengelilingi testis tersebut.6


13

Gambar 4. Prosesus vaginalis yang belum menutup sempurna

Berdasarkan etiologinya, hidrokel dibagi menjadi dua, yaitu : 3

a. Primer (idiopatik) :
Tipe ini dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan

prosesus vaginalis, sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke

prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di

daerah skrotum, dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.


b. Sekunder (didapat) :
Pada tipe ini penyebabnya adalah kelainan pada testis atau epididimis

yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi dan reabsorbsi cairan

di kantong hidrokel. Kelainan yang mungkin terjadi antara lain, tumor,

infeksi, atau trauma pada testis/epididimis.


Jika dilihat dari letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis ada tiga

macam hidrokel, yaitu :


(1) hidrokel komunikan,
14

Terjadi karena prosesus vaginalis yang masih terbuka, sehingga membawa

cairan peritoneum masuk ke tunika vaginalis testis. Terdapat hubungan antara

hidrokel dengan rongga abdomen.


(2) hidrokel non-komunikan,
Terjadi karena akumulasi cairan pada tunika vaginalis testis, tanpa adanya

hubungan hidrokel dengan rongga abdomen.


(3) hidrokel funikulus.4
Hidrokel yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian prosesus

vaginalis yang tidak mengalami obliterasi, tanpa adanya hubungan dengan

rongga abdomen dan tunika vaginalis testis.

Gambar 5. Klasifikasi hidrokel

F. Patofisiologi
Prosesus vaginalis yang tidak mengalami obliterasi, akan

menyebabkan adanya hubungan antara tunika vaginalis testis dengan rongga

abdomen. Dan akan menyebabkan terkumpulnya cairan dari rongga abdomen

ke dalam tunika vaginalis. Hidrokel ini disebut hidrokel komunikan atau

hidrokel kongenital.2,3
15

Tunika vaginalis viseralis menutupi epididimis dan melekat pada

tunika albugenia testis, sedang tunika vaginalis parietalis membentuk lapisan

luarnya. Di antara kedua lapisan tersebeut terdapat suatu rongga yang disebut

cavum vaginalis. Sel-sel endotel dari tunika vaginalis memproduksi cairan,

dimana cairan itu dikeluarkan ke dalam cavum vaginalis. 2,3


Dan cairan ini secara teratur ke direabsorbi oleh sistem vena dan

limfatik di sekitar funiculus spermaticus. Secara biologis, cairan serosa di

dalam cavum vaginalis selalu berubah secara tetap, karena terdapatnya

keseimbangan antara sekresi dan reabsorbsi. Proses obliterasi kadang-kadang

tidak terjadi secara sempurna, sehingga terdapat pengumpulan cairan disekitar

funiculus spermatikus atau yang sering disebut hidrokel funikulus. 2,3,4


Proses patologis yang terjadi pada funiculus spermaticus epididimis dan

testis dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan tersebut. Produksi cairan

menjadi berlebihan dan kegagalan reabsorbsinya akan menyebabkan timbunan

cairan yang berlebihan di dalam cavum vaginalis sehingga terjadi hidrokel. 2,3

Gambar 6. Patogenesis hidrokel

Banyak teori yang membahas tentang kegagalan penutupan processus

vaginalis. Otot polos telah diidentifikasi terdapat pada jaringan persistent patent

processus vaginalis peritonei (PPPVP), dan tidak terdapat pada peritoneum normal.

Jumlah otot polos yang ada mungkin berhubungan dengan tingkat patensi processus

vaginalis. Sebagai contoh, jumlah otot polos yang lebih besar terdapat pada kantung

hernia dibandingkan dengan PPPVP dari hidrokel. Penelitian terus berlanjut untuk

menentukan peranan otot polos pada pathogenesis ini.


16

Mekanisme terjadinya PPPVP juga berhubungan dengan adanya

peningkatan tekanan intraabdominal. Keadaan apapun yang menyebabkan

terjadinya peningkatan tekanan intraabdominal dapat menghambat atau menunda

proses penutupan processus vaginalis. Keadaan tersebut antara lain batuk kronis

(seperti pada TB paru), keadaan yang membuat bayi sering mengedan (seperti feses

keras), dan tumor intraabdomen. Keadaan tersebut di atas menyebabkan

peningkatan risiko terjadinya PPPVP yang dapat berakibat sebagai hidrokel maupun

hernia.

Diagnosa

Anamnesa dan pemeriksaan fisik

Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistik dan pada
pemeriksaan inspeksi menunjukkan adanya transiluminasi.

Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit
melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan USG.

Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam
hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus, dan (3) hidrokel komunikan.
Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan
pada saat melakukan koreksi hidrokel.

Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak
dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.

Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial
dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel.
Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis,
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar.5
17

Pemeriksaan penunjang

1. Transiluminasi

Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya menemukan massa


skrotum..Dilakukan didalam suatu ruang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi
pembesaran skrotum . Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat
ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang
mengandung cairan serosa, seperti hidrokel.

Gambar 7. Pemeriksaan transluminasi

2. Ultrasonografi

Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu


melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena abnormal (varikokel) dan
kemungkinan adanya tumor.4,5

Gambar 8. USG scrotum

Diagnosa banding

Selain hidrokel testis, adanya pembesaran skrotum tanpa disertai rasa nyeri
dapat terjadi karena :

Hernia

Isi benjolan terkadang dapat masuk ke dalam rongga abdomen, bila dilakukan auskultasi
dapat terdengar bising usus, transiluminasi (-).
18

Gambar 9. Hernia

Spermatokel

Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma.8

Gambaran klinis :

a. anamnesa : benjolan kecil, tidak nyeri

b. pemeriksaan fisik :

teraba massa kistik

mobile

lokasi di cranial testis

transluminasi (+)

aspirasi : cairan encer, keruh keputihan

Gambar 10. Spermatokel

Hematokel

Adalah penumpuka darah di dalam tunika vaginalis, biasanya ada riwaya trauma sebelumya,
ada bekas trauma / lesi di sekitar benjolan.

Gambaran klinik : benjolan pada testis

Pemeriksaan fisik : massa kistik, transluminasi (-)

Varikokel

Adalah varies dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena
spermatika interna.

Gambaran klinis :

Anamnesa
19

Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah

Terdapat benjolan diatas testis yang tidak nyeri

Terasa berat pada testis

Pemeriksaan fisik : ( pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava)

Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung yang
letaknya disebelah krainal dari testis, permukaan tetis licin, konsistensi elastis8

Gambar 11. Varikokel

Tumor testis

Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.1


Gambaran klinis :
Anamnesa : Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
Transiluminasi (-)

Gambar 12. Tumor testis

Torsio testis

Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan


vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada
testis.1

Gambaran klinis :

a. Anamnesa

Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.

Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.

Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.

b. Pemeriksaan Fisik :
20

1. Inspeksi

Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus
terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika
dibandingkan testis sisi yang sehat.

2. Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.

Gambar 13. Torsio testis


21

Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan tepat, hidrokel dapat menyebabkan komplikasi, antara lain :

1. Kompresi pada peredaran darah testis

2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokelpermagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga
menimbulkan atrofi testis.
22

3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi

4. Sekunder Infeksi

Penatalaksanaan

Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita
sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar
sehingga mengancam aliran darah ke testis.2,3

Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau
pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan
bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik
tetrasiklin,natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di
kantung skrotum, sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Cairan sklerotik akan
menyebabkan mukosa menjadi kering dan terjadi perlengketan.

Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan
sesegera mungkin.

Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan
setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih
tetap ada atau bertambah besar_perlu_dipikirkan_untuk_dilakukan_koreksi. Beberapa
indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :2,3,4

(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah,

(2) Indikasi kosmetik

(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan


anestesi umum ataupun regional (spinal).

Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dengan pembiusan regional atau umum.

Posisi pasien terlentang (supinasi).

Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.

Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.


23

Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai
tampak tunika vaginalis.

Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan
aspirasi isi kantong terlebih dahulu.

Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:

Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi
dengan benang chromic cat gut.

Gambar 14. Teknik Jaboulay

Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic
cat gut. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.

Gambar 15. Teknik Lord

Pada bayi dan anak-anak, hidrokel seringkali disertai dengan hernia inguinalis, sehingga
penatalaksanaan yang tepat adalah dengan melakukan herniotomi, dengan melakukan ligasi
pada prosesus vaginalis seproksimal mungkin.Dan dapat juga dilakukan operasi dengan
teknik Window dengan melakukan insisi pada skrotum dengan bentuk seperti ini :

Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.

Pada hidrokel sekunder, penyebab yang mendasari terjadinya hidrokel harus ditangani
dengan tepat., misalnya pada hidrokel karena infeksi baktei,pasien harus diberi terapi
antibiotic.2,3,4,5

BAB III
24

KESIMPULAN

Hidrokel Testis adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan
visceralis tunika vaginalis yang sebagian besar kasus ditemukan pada anak-anak usia 0-12
bulan dan jarang pada dewasa.Mekanisme terjadinya hidrokel testis pada anak yaitu belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis dan belum sempurnanya sistem limfatik dalam
reabsorbsi, sedangkan pada dewasa disebabkan oleh factor idiopatik dan adanya kelainan
pada testis atau epididimis.

Diagnosis Hidrokel Testis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan


penunjang berupa USG.

Penatalaksanaan Hidrokel Testis terbagi menjadi observasi untuk anak usia 0-12 bulan,
aspirasi dan tindakan operatif yang ditinjau dari factor usia dan risiko terjadinya rekurensi.
Hidrokel testis dapat menimbulkan komplikasi berupa kompresi peredaran darah testis,
atrofi testis, perdarahan, dan sekunder infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Sadler T. Langmans medical embryology. New York: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. p.
272-310.

Purnomo BB. Dasar - dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2003.h.137-40.
25

Schneck FX, Bellinger MF. Abnormalities of the testes and scrotum and their surgical
management. Dalam: Walsh PC. Campbells Urology Vol 1. 8thedition.Philadelphia: WB
Saunders Company. 20003. Tanagho EA, Nguyen HT.

Embriology of the Genitourinary System. Dalam:Tanagho EA, McAninch JW. Smiths


General Urology. Edisi 17. California:The McGraw Hill companies; 2000. h.23-45.

http://bedahurologi.wordpress.com/2008/06/21/varikokel

http://www.urology-textbook.com/testis-anatomy.html

Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35

Anonim, Masa Skrotum, www.medicastore.com., dikunjungi tanggal 24 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai