Anda di halaman 1dari 10

SURVEILANS CAMPAK

No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
Puskesmas Depi Perianti, SKM
Sukaraja Nip : 198406242009032005
1.Pengertian Campak adalah kasus dengan gejala bercak kemerahan di tubuh
berbentuk makulopaluler didahului panas badan >38 derajat celsius
(teraba panas) selama tiga hari atau lebih dan disertai salah satu gejala
batuk, pilek atau mata merah.
2.Tujuan - Untuk mengetahui perubahan epidemiologi campak
- Mengidentifikasi populasi resiko tinggi
- Memprediksi terjadinya KLB campak
- Melaksanakan penyelidikan epidemiologi setiap KLB campak
- Memberikan rekomendasi dan tidak lanjut pada program
pencegahan dan pemberantasan campak
3. Kebijakan 1. Undang-undang no.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulanagan Wabah penyakit

4.Referensi Petunjuk Teknis Surveilans Campak direktorat jenderal PPM-PL


DEPKES RI DIT.EPIM-KESMA,Subdit Surveilans
Epidemiologi,Jakarta 2006
5.Prosedur Alat dan Bahan
a. Alat tulis kantor
b. Alat Penerangan
c. MateriPenyuluhan
Langkah- Langkah
1. Petugas surveilens menerima laporan kasus dari
RS/Dinkes/masyarakat atau mengkaji register puskesmas
untuk melihat jumlah kasus Campak.
2. Petugas mencatat laporan di buku catatan kasus.
3. Menentukan jadwal atau kunjungan PE
4. Petugas menyiapkan peralatan
5. Petugas mendatangi lokasi untuk mengetahui adanya kasus
tambahan dengan cara wawancara terhadap masyarakat,
keluarga kasus dan tokoh masyarakat.
6. Petugas melakukan pemeriksaan jika demam >38 c selama 3
hari atau disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular,
batuk, pilek, atau mata merah (konjungivitis) dirumah
penduduk.
Catat dan kirim ke DINKES Kab/ Kota.
7. Ambil spesimen serum darah dan kirim ke laboraturium.
8. Jika hasil positif, lakukan respon KLB.
9. Respons tatalaksana kasus (Lakukan pengobatan simtomatis
dan untuk mengatasi komplikasi yang muncul seperti
bronchopneumonia dan konjungivitis, lakukan pemberian
vitamin A dosis tinggi pada kasus sesuai dengan usia dan
populasi balita beresiko sekitar lokasi KLB ).
10. Respons pelaporan dengan menggunakan standar pelaporan
KLB
11. Respons kesehatan masyarakat ( Lakukan PE, Lakukan
Surveilens Intensif, Lakukan Pemberian vaksinasi pada anak-
anak beresiko tinggi ( belum vaksinasi campak ) di lokasi
sekitar KLB, Lakukan Surveilens intensif, penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi dan GIZI pada bayi, memberi makanan
tambahan ).
12. Pencatatan pelaporan.

6.Unit Terkait 1. Gizi


2. Imunisasi
3. Promkes
4. Dinkes
SURVEILANS VARICELLA
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
Puskesmas Depi Perianti, SKM
Sukaraja Nip : 198406242009032005
1.Pengertian Varicella adalah Infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster yang
menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan
kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
varicella dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas
Balong.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Balong Nomor : 188.4/ /405.09.20/SK/2015
tentang.............
4.Referensi Permenkes no. 5 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer halaman 19-22.
5.Prosedur 1. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien.
2. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien.
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien dimulai dengan pemeriksaan
kepala/leher, dada, perut dan ekstrimitas. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu
beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas
berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan menjadi keruh dan
kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul
lagi vesikel-vesikel baru yang menimbulkan gambaran polimorfik
khas untuk varisela.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang.
5. Penegakan diagnosis varicela.
6. Pemberian terapi :
a. Gesekan kulit perlu dihindari agar tidak mengakibatkan pecahnya
vesikel. Selain itu, dilakukan pemberian nutrisi TKTP, istirahat
dan mencegah kontak dengan orang lain.
b. Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi. Aspirin dihindari
karena dapat menyebabkan Reyes syndrome.
c. Pengobatan antivirus oral, antara lain:
Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20 mg/kgBB
(dosismaksimal 800 mg), atau pemberian obat tersebut selama 7-
10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam pertama setelah timbul
lesi.
7. Petugas melakukan konseling dan edukasi mengenai:
Varisella merupakan penyakit yang self-limiting pada anak yang
imunokompeten. Komplikasi yang ringan dapat berupa infeksi
bakteri sekunder. Oleh karena itu, pasien sebaiknya menjaga
kebersihan tubuh. Penderita sebaiknya dikarantina untuk mencegah
penularan.
8. Petugas melakukan rujukan bila:
a.Terdapat gangguan imunitas
b.Mengalami komplikasi yang berat seperti pneumonia, ensefalitis,
dan hepatitis.
9. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan dalam rekam medis
10. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotek.
6.Unit Terkait 1.Gizi
2.Imunisasi
3.Promkes
4.Dinkes
SURVEILANS TBC
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
Puskesmas Depi Perianti, SKM
Sukaraja Nip : 198406242009032005
1.Pengertian Tuberkulosis (TB) adalahpenyakitmenularlangsung yang disebabkan
Oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis.
2.Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kumanter hadap Obat Anti Tuberculosis (OAT)
3. Kebijakan

4.Referensi Depkes RI. PedomanNasionalPengendalian Tuberculosis. Jakarta:


Kementrian Kesehatan. 2014
5.Prosedur Alat dan Bahan
- Obat TB
- Buku status pasien
- Lembar resep
Langkah-langkah
1. Pasiend ipersilah kanmasuk keruang BP
2. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak.
3. Pemberian OAT sesuai panduan OAT yang digunakan di Indonesia
Pengobatan TB yang adekuat harus memenuhi:
- Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat
mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi.
- Diberikan dalamdosis yang tepat
- Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Minum Obat) sampai selesai pengobatan.
- Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup
terbagi dalam tahap awal dan tahap lanjut mencegah
kekambuhan

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

- Kategori 1 : 2(RHZE)/4(HR)3
Paduan OAT inidiberikanuntukpasienbaru:
Pasien TB paruterkonfirmasibakteriologis.
Pasien TB paruterdiagnosisklinis
Pasien TB ekstraparu
- Kategori 2 : 2(RHZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Paduan OAT inidiberikanuntukpasien BTA positif yang
pernahdiobatisebelumnya(pengobatanulang):
Pasienkambuh
Pasiengagalpadapengobatandenganpaduan OAT
kategori 1 sebelumnya
Pasien yang diobatikembalisetelahputusberobat (lost
to follow-up)
- Kategorianak : 2(HRZ)/4(HR)

Paduan OAT Kategori-1 dan Kategori-2


Disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-
KDT). Tablet OAT KDT terdiridari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam
satu tablet.
Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini
dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
Paket Kombi pakai dalahpaketobatlepas yang terdiridariIsoniasid,
Rifampisin, PirazinamiddanEtambutol yang dikemasdalambentuk
blister. Paduan OAT inidisediakan program
untukdigunakandalampengobatanpasien yang
terbuktimengalamiefeksampingpadapengobatandengan OAT KDT
sebelumnya.
Paduan OAT
KategoriAnakdisediakandalambentukpaketobatkombinasidosistetap(OA
T-KDT). Tablet OAT KDT initerdiridarikombinasi3 jenisobatdalamsatu
tablet. Dosisnyadisesuaikandenganberatbadanpasien.
Paduaninidikemasdalamsatupaketuntuksatupasien.

DosisPanduan OAT KDT Kategori 1


Beratbadan Tahapintensiftiapharis Tahaplanjutan 3 kali
elama 56 hari semingguselama 16
minggu
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

DosisPanduan OAT KDTKategori 2:


Beratb Tahapinsentiftiaphari Tahaplanjutan 3
adan kali seminggu
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20
minggu
30-37 2 tab 4 KDT + 2 tab 4 KDT 2 tab 2 KDT + 2
kg 500 mg tab Etambutol
injeksiStreptomis
in
38-54 3 tab 4 KDT + 3 tab 4 KDT 3 tab 2 KDT + 3
kg 750 mg tab Etambutol
injeksiStreptomis
in
55-70 4 tab 4 KDT + 4 tab 4 KDT 4 tab 2 KDT +
kg 1000 mg 4 tab Etambutol
injeksiStreptomis
in
71 kg 5 tab 4 KDT + 5 tab 4 KDT 5 tab 2 KDT + 5
1000mg tab Etambutol
injeksiStreptomis
in

Untukmembantudanmengevaluasikepatuhan,
harusdilakukanprinsippengobatandengan:
System patient-centred strategy, yaitumemilihbentukobat,
carapemberian,
caramendapatkanobatsertakontrolpasiensesuaidengancara
yang paling mampudilasanakanpasien
Pengawasanlangsungmenelanobat (DOT/direct observed
therapy)

Pemantauankemajuandanhasilpengobatanpada orang
dewasadilaksanakandenganpemeriksaanulangdahaksecaramikroskopis.
Pemeriksaandahaksecaramikroskopislebihbaikdibandingkandenganpeme
riksaanradiologisdalammemantaukemajuanpengobatan.
Untukmemantaukemajuanpengobatandilakukanpemeriksaanduacont
ohujidahak(sewaktudanpagi). Hasilpemeriksaandinyatakannegatifbilake
2 contohujidahaktersebutnegatif.
Bilasalahsatucontohujipositifataukeduanyapositif,
hasilpemeriksaanulangdahaktersebutdinyatakanpositif.
Hasildaripemeriksaanmikroskopissemuapasiensebelummemulaipengoba
tanharusdicatat. Pemeriksaanulangdahakpasien TB BTA
positifmerupakansuatucaraterpentinguntukmenilaihasilkemajuanpengob
atan.Setelahpengobatantahapawal,
tanpamemperhatikanhasilpemeriksaanulangdahakapakahmasihtetap
BTA positifatausudahmenjadi BTA negatif,
pasienharusmemulaipengobatantahaplanjutan(tanpapemberian OAT
sisipanapabilatidakmengalamikonversi). PadasemuapasienTB BTA
positif, pemeriksaanulangdahakselanjutnyadilakukanpadabulanke
5.Apabilahasilnyanegatif,
pengobatandilanjutkanhinggaseluruhdosispengobatanselesaidandilakuka
npemeriksaanulangdahakkembalipadaakhirpengobatan.
Ringkasantindaklanjutberdasarkanhasilpemeriksaanulangdahakuntu
kmemantaukemajuanhasilpengobatan:
1) Apabilahasilpemeriksaanpadaakhirtahapawalnegatif :
- Padapasienbarumaupunpengobatanulang,
segeradiberikandosispengobatantahaplanjutan
- Selanjutnyalakukanpemeriksaanulangdahaksesuaijadwal
(padabulanke 5danAkhirPengobatan)
2) Apabilahasilpemeriksaanpadaakhirtahapawalpositif :
Padapasienbaru (mendapatpengobatandenganpaduan OAT kategori 1) :
- Lakukanpenilaianapakahpengobatantidakteratur?.Apabilatidakter
atur,diskusikandenganpasiententangpentingnyaberobatteratur.Se
geradiberikandosistahaplanjutan (tanpamemberikan OAT
sisipan).Lakukanpemeriksaanulangdahakkembalisetelahpemberi
an OAT tahaplanjutansatubulan.
Apabilahasilpemeriksaandahakulangtetappositif,
lakukanpemeriksaanujikepekaanobat.
- Apabilatidakmemungkinkanpemeriksaanujikepekaanobat,
lanjutkanpengobatandandiperiksaulangdahakkembalipadaakhirbu
lanke 5(menyelesaikandosis OAT bulanke5 ).

Padapasiendenganpengobatanulang
(mendapatpengobatandenganpaduanOATkategori 2):
- Lakukanpenilaianapakahpengobatantidakteratur?.Apabilatidakter
atur,diskusikandenganpasiententangpentingnyaberobatteratur.
- Pasiendinyatakansebagaiterdugapasien TB MDR
- Lakukanpemeriksaanujikepekaanobatataudirujukke RS
PusatRujukan TBMDR
- Apabilatidakbisadilakukanpemeriksaanujikepekaanobatataudiruj
ukke RSPusatRujukan TB MDR, segeradiberikandosis OAT
tahaplanjutan (tanpapemberian OAT sisipan)
dandiperiksaulangdahakkembalipadaakhirbulanke5
(menyelesaikandosis OAT bulanke 5 ).

3) Padabulanke 5 ataulebih :
- Baikpadapengobatanpasienbaruataupengobatanulangapabilahasil
pemeriksaanulangdahakhasilnyanegatif,
lanjutkanpengobatansampaiseluruhdosispengobatanselesaidiberi
kan
- Apabilahasilpemeriksaanulangdahakhasilnyapositif,
pengobatandinyatakangagaldanpasiendinyatakansebagaiterdugap
asien TB MDR .
- Lakukanpemeriksaanujikepekaanobatataudirujukke RS
PusatRujukan TBMDR
- Padapasienbaru (mendapatpengobatandenganpaduan OAT
kategori 1),pengobatandinyatakangagal.
Apabilaolehkarenasuatusebabbelumbisadilakukanpemeriksaanuji
kepekaanataudirujukke RS PusatRujukan TB
MDR,berikanpengobatanpaduan OAT kategori 2 dariawal.
- Padapasien TB denganpengobatanulang
(mendapatpengobatandenganpaduan OAT kategori 2),
pengobatandinyatakangagal.
Harusdiupayakansemaksimalmungkin agar
bisadilakukanpemeriksaanujikepekaanataudirujukke RS
PussatRujukan TB MDR.
Apabilaolehkarenasuatusebabbelumbisadilakukanpemeriksaanuji
kepekaanataudirujukke RS PusatRujukan TB
MDR,berikanpenjelasan,
pengetahuandanselaludipantaukepatuhannyaterhadapupaya PPI
(PencegahandanPengendalianInfeksi).

4. Melakukanrujukanpadapasien yang memenuhikriteriarujukan


TB dengankomplikasi/ keadaankhusus (TB dengankomorbid)
seperti TB pada orang dengan HIV, TB denganpenyakit
metabolic, TB anakperludirujukkelayanansekunder. Pasien
TB yang
telahmendapatadvisdarilayananspesialistikdapatmelanjutkanp
engobatan di fasilitaspelayanan primer.
Suspek TB-MDR harusdirujukkelayanansekunder

5. Melakukanpencatatanmengenai
Semuapengobatan yang telahdiberikan
Responhasilmikrobiologi
Kondisifisikpasien
Efeksampingobat

6.Unit Terkait 1. Balaipengobatan (BP)


2. P2M (pemberantasan penyakit menular)
SURVEILANS CAMPAK
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
Puskesmas Depi Perianti, SKM
Sukaraja Nip : 198406242009032005
1.Pengertian Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit
Plasmodium Falsiparum, Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, dan
Plasmodium Malariae yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia, penyakit ini ditularkan melalui gigita nyamuk betina
dengan gejala demam, menggigil, anemia dan pembesaran limpha.
2.Tujuan Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit
Plasmodium Falsiparum, Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, dan
Plasmodium Malariae yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia, penyakit ini ditularkan melalui gigita nyamuk betina
dengan gejala demam, menggigil, anemia dan pembesaran limpha.
3. Kebijakan Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit
Plasmodium Falsiparum, Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, dan
Plasmodium Malariae yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia, penyakit ini ditularkan melalui gigita nyamuk betina
dengan gejala demam, menggigil, anemia dan pembesaran limpha.
4.Referensi

5.Prosedur Alat dan bahan :


- Pena
- Buku register
- Kertas lap
Langkah-langkah
1. Petugas enerima lapora dari pelapor tentang adanya kasus
malaria
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk surat
tugas
3. Petugs mendatangi lokasi dan langsung melaksanakan
Pengobatan kepada penderita positif malaria yang ditemukan
dilapangan atau yang dibawa kesarana pelayanan kesehatan.

6.Unit Terkait - Pemegang program


- Kesling
- Pembina wilayah
- Dinas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai