Anda di halaman 1dari 54

1

JUDUL YANG PAS UNTUK TEMA PTS DI BAWAH INI ADALAH :

MEMPERKENALKAN KONSEP MODEL PEMBELAJARAN


REWARD FIRST IN GROUP PADA GURU PENJASKES GUNA
PENINGKATAN MUTU MENGAJAR DI SDN ________

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu

mengembangkan dan melestarikan nilai dan moral Agama Islam secara

dinamis dan terbuka. Dinamis yang terbuka dalam arti bahwa nilai yang

dikembangkan mampu menjawab tantangan perkembangan yang terjadi

dalam masyarakat tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang

merdeka, bersatu dan berdaulat. Bertolak dari arti pentingnya Pendidikan

Agama Islam bagi peserta didik maka penyusun ingin memberikan

sumbangsih pemikiran mengenai metode penelitian yang tepat sehingga

dapat meningkatkan minat dan prestasi peserta didik terhadap mata

pelajaran ini.

Penelitian tentang pendekatan pembelajaran model reward first

in group untuk meningkatkan kemampuan guru agama Islam terhadap

pemahaman dan penerapan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini

dilatar belakangi oleh kurangnya kualitas proses belajar mengajar

Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut. Ditambah oleh rendahnya

hasil belajar siswa tersebut kemungkinan diakibatkan karena kurangnya

kemampuan penguasaan konsep Pendidikan Agama Islam di sekolah yang

dianggap peserta didik sebagai salah satu mata pelajaran yang

membosankan. Guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih

2
3

terlalu mekanistik dan strukturalistik, serta kurang memberikan keterkaitan

antara materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan lingkungan

kehidupan siswa, sehingga siswa kurang mampu menerapkan pengetahuan

dan keterampilan Pendidikan Agama Islam yang dimilikinya dengan

kehidupan sosial dan politik.

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan pendekatan reward first in group pada Pendidikan Agama Islam

pada di SDN ___________ Kecamatan ___________ Kabupaten ________

Propinsi ___________. Di samping itu pula untuk mengetahui pandangan

guru agama Islam terhadap pelatihan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan pendekatan pembelajaran inovatif serta hambatan yang

dihadapi guru agama Islam dalam implementasi pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan pendekatan Reward in First Group Learning.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai

cara, antara lain melalui peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non

pembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali.

Upaya meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi saat menjalankan

tugasnya akan memberi dampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam

menyelesaikan masalah pendidikan yang nyata akan semakin meningkat.

3
4

Kedua, penyelesaian masalah pendidikan dan pembelajaran melalui sebuah

investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses,

dan hasil belajar. Dan ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan

bermuara pada peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya.

Pendidikan di sekolah yang selama ini dilakukan diharapkan

dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap,

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Di sekolah, keberhasilan mengajar guru tidak hanya ditentukan

penguasaan pengetahuan guru tentang ilmu yang diajarkan tetapi ditentukan

faktor-faktor antara lain: tujuan, metode dan cara menerapkan dalam proses

belajar mengajar. Karena masing-masing metode mengajar mempunyai

kelemahan dan kelebihan, maka untuk mencapai hasil yang memuaskan

antara metode yang satu dengan metode yang lain perlu panduan mengajar

yang tepat, sehingga diharapkan kelemahan metode mengajar yang satu

akan tertutup oleh metode yang lain. Pendidikan harus dapat membantu

siswa untuk mengembangkan bakat potensi, kreatifitas yang dimiliki siswa

secara penuh menuju pembentukan manusia seutuhnya.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan perlu adanya upaya-

upaya dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti peningkatan interaksi

4
5

timbal balik antara siswa dan guru, ataupun interaksi antar satu siswa

dengan siswa lainnya, siswa juga dapat dirangsang rasa ingin tahunya,

sehingga mereka mau mempelajari sesuatu sebelum guru di kelas

memberikan materi tersebut. Berdasarkan hal di atas maka penu1is tertarik

untuk meneliti : Upaya Pembinaan dan pemantauan penerapan

pembelajaran model Reward in First Group Learning terhadap pengajaran

guru agama Islam di SDN ___________ Kecamatan ___________

Kabupaten ________ Propinsi ___________.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Agar ruang lingkup pembahasan tidak terlalu melenceng, maka

penulis akan membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian tindakan

sekolah ini adalah dengan memfokuskan pada :

1. Apakah ada kelayakan observasi penerapan Reward in First Group

Learning terhadap pengajaran Pendidikan Agama Islam di SDN

___________ Kecamatan ___________ Kabupaten ________ Propinsi

___________?

2. Apakah hasil evaluasi kritis terhadap cara guru agama Islam mengajar

pada materi pokok bahasan yang sesuai dengan konsep pembelajaran

reward first in group di SDN ___________ Kecamatan ___________

Kabupaten ________ Propinsi ___________ ?

5
6

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan ruang lingkup penelitian di

atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. menelaah hasil observasi tentang penelitian tindakan sekolah dalam

konteks supervisi terhadap kurikulum pendidikan agama Islam dengan

mengobservasi penerapan Reward in First Group Learning terhadap

pengajaran Pendidikan Agama Islam di SDN ___________ Kecamatan

___________ Kabupaten ________ Propinsi ___________.

2. Menguji hasil telaah observasi supervisi pendidikan terhadap penerapan

metode Reward in First Group Learning, berpengaruh pada prestasi

belajar siswa dan kinerja guru agama Islam di penelitian tindakan

sekolah dalam konteks supervisi terhadap kurikulum pendidikan agama

Islam dengan mengobservasi penerapan Reward in First Group Learning

terhadap pengajaran Pendidikan Agama Islam di SDN ___________

Kecamatan ___________ Kabupaten ________ Propinsi ___________.

D. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai masukan bagi guru bidang studi Pendidikan Agama Islam

mengenai fungsi dan manfaat dari Metode Reward in First Group

Learning

b. Menemukan salah satu cara meningkatkan prestasi belajar pada bidang

studi Pendidikan Agama Islam.

6
7

c. Membuka kesempatan bagi penelitian lebih lanjut tentang Penelitian

Tindakan Sekolah maupun kelas.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan

pendidikan maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut :

Ho : Penggunaan Metode Reward in First Group Learning tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan kompetensi

guru yang mengajar mata pelajaran agama Islam.

Ha : Penggunaan Metode Reward in First Group Learning berpengaruh

secara signifikan terhadap pengembangan kompetensi guru yang

mengajar mata pelajaran agama Islam.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen observatif, dimana penulis

akan berusaha untuk mengamati pengaruh suatu perlakuan yang berbeda

terhadap cara mengajat guru agama Islam di depan kelas sementara guru

agama Islam yang menerapkan model pembelajaran. Data yang dikumpulkan

adalah berupa data primer, yang berasal dari nilai test dari siswa yang

dijadikan obyek penelitian.

7
8

G. Definisi Istilah

Untuk lebih mempertegas pengertian dari berbagai istilah yang

digunakan, maka penulis akan menjelaskan pengertian dari masing-masing

istilah sebagai berikut :

l. pengaruh adanya daya yang timbul dari penerapan metode Reward in

First Group Learning terhadap inovasi cara engajar guru agama Islam di

SDN ___________ Kecamatan ___________ Kabupaten ________

Propinsi ___________.

2. penerapan adalah menggunakan/pemakaian metode Reward in First

Group Learning dalam proses belajar mengajar agama Islam di SDN

___________ Kecamatan ___________ Kabupaten ________ Propinsi

___________.

3. Metode Reward in First Group Learning adalah metode belajar dimana

guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai lalu siswa mendapatkan

masalah, dan berusaha memecahkan secara berkelompok akhirnya siswa

mendapatkan hadiah dari guru setelah lolos kompetisi dengan kelompok

lain.

4. prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa yang dinyatakan

dengan bentuk angka-angka pada siswa.

H. Pendidikan Agama Islam

Kurikulum Pendidikan Agama Islam perlu memberikan

pengalaman belajar yang membantu siswa membina pemahaman dan

8
9

kesadaran terhadap hubungan antara manusia dengan Tuhan, antar

manusia dengan sesama manusia dan pendidikan pendahuluan tentang

landasan teologis, agar mengetahui dan mampu melaksanakan hak dan

kewajiban sebagai sebagai manusia yang insaniah.

Kurikulum Pendidikan Agama Islam juga dimaksudkan untuk

membekali peserta didik dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan

dasar berkenaan dengan hubungan antar Allah SWT dengan Makhluknya.

Pendidikan agama Islam diberikan sejak dini oleh guru Agama Islam di

sekolah tingkat dasar untuk memberikan arahan dan tuntunan beragama

dan berakhlaq mulia seperti yang di-suri tauladan-kan oleh para nabi dan

rasul terdahulu yang termaktub dalam Al-Quran dan Hadits. Pendidikan

Agama Islam sangat penting eksistensinya bagi perkembangan

pengetahuan, mengingat pendidikan agama Islam sebagai kontrol

perkembangan pengetahuan yang berimtaq agar memilki daya guna dan

bermanfaat bagi maslahatan kehidupan di dunia dan bukan sebaliknya

9
10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Reward in First Group Learning

Metode Reward in First Group Learning adalah metode belajar

dimana guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai, siswa

mendapatkan masalah, dan berusaha memecahkan secara berkelompok

yang diakhiri dengan peberian hadiah kepada siswa yang paling benar di

dalam suatu kelompok .

Langkah-langkah dalam metode ini adalah:

1. Guru agama Islam menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru agama Islam mengemukakan konsep/permasalahan yang akan

ditanggapi tiap siswa (sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif

jawaban).

3. Guru agama Islam membentuk kelompok siswa yang beranggotakan 5-6

orang atau lebih.

4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya

dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan

guru.

6. Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru

memberi bandingan yang sesuai dengan konsep yang diberikannya.

10
11

B. Pengertian Belajar

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud

dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi,

Wifherington dalam buku Educational Psycology mengemukakan, bahwa :

"Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang


menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaaan, kepandaian atau sesuatu pengertian".
(dalam Ngalim Purwanto, 1990:84).

Menurut Wasty Soemanto (1990:99)

"Belajar adalah proses sedemikian hingga tingkah laku ditimbulkan


atau diubah melalui praktek, latihan atau pengalaman".

Dari definisi diatas dapat dikemukakan adanya beberapa

elemen penting yang mencirikan tentang belajar, yaitu :

a) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau perkembangan tidak dianggap sebagai hasil belajar,

seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

b) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek keprihadian, baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan

dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, ketrampilan

kecakapan, kebiasaan, atau sikap.

Belajar merupakan proses dasar perkembangan hidup

manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan kualitas individu,

11
12

sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup

manusia tidak lain adalah hasil belajar. Kita hidup dan bekerja menurut apa

yang telah dipelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah

suatu proses dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu berlangsung secara aktif

dan interaktif dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk

mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu guru harus dapat memberikan

rangsangan dalam rangka membimbing siswa untuk melakukan kegiatan

belajar.

Proses belajar berbeda dengan proses kematangan.

Kematangan adalah proses sedemikian hingga tingkah laku dimodifikasi

sebagai akibat dan pertumbuhan dalam perkembangan struktur serta fungsi-

fungsi jasmani. Dengan demikian tidak setiap perubahan tingkah laku pada

diri individu merupakan hasil belajar.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya, dalam memenuhi kebutuhan hidup.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

12
13

Dalam belajar banyak sekali faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar,

menurut Wasty Soemarno (1989) dapat digolongkan menjadi tiga faktor :

1. Faktor-faktor stimuli belajar

Yang dimaksud stimuli belajar di sini yaitu segala hal di luar

individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau

perubahan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup material penugasan,

serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari

oleh siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang berhubungan

dengan faktor-faktor stimuli belajar.

a. Panjangnya bahan pelajaran

Panjangnya bahan pelajaran berhubungan dengan banyak

bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang

pula waktu yang dipcrlukan oleh siswa untuk mempelajarinya. Bahan

yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan

siswa dalam belajar. Kesulitan siswa itu tidak semata-mata karena

panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan

faktor kelemahan atau faktor kejenuhan siswa dalam menghadapi atau

mengerjakan bahan yang banyak.

b. Kesulitan bahan pelajaran

Tiap-tiap bahan pelajaran mempunyai tingkat kesulitan yang

berbeda. Tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan

belajar. Makin sulit bahan pelajaran makin lambat orang

13
14

mempelajarinya. Bahan yang sulit memerlukan aktifitas belajar yang

lebih intensif, sedangkan bahan yang sederhana mempengaruhi

intensitas belajar seseorang.

c. Beratnya bahan pelajaran

Belajar memerlukan modal pengalaman yang diperoleh dari

belajar sebe1umnya. Modal pengalaman itu dapat berupa penguasaan

bahasa, pengetahuan dan prinsip-prinsip. Modal pengalaman itu

menentukan keberartian bahan yang dipelajari pada waktu sekarang.

Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali. Bahan yang

berarti memungkinkan siswa untuk belajar, karena siswa dapat

mengenalnya. Bahan yang tanpa arti sukar dikenali, akibatnya tidak ada

perhatian siswa terhadap bahan itu.

d. Berat ringannya tugas

Mengenalinya berat ringannya tugas, hal ini erat kaitannya

dengan tingkat kemampuan siswa. Tugas yang sama kesukarannya

berbeda bagi masing-masing siswa. Hai ini disebabkan karena

kapasitas intelektual serta pengalaman mereka tidak sama. Boleh jadi

pula, berat ringannya tugas berhubung dengan usia siswa. Ini berarti

bahwa kematangan individu ikut menjadi indikator atas berat atau

ringannya tugas bagi siswa yang bersangkutan. Dapat dibuktikan

bahwa tugas-tugas yang terlalu ringan atau mudah akan mengurangi

tantangan belajar, sedangkan tugas-tugas yang terlalu berat atau sukar

membuat jera bagi siswa untuk belajar.

14
15

e. Suasana lingkungan eksternal

Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal antara

lain cuaca, waktu, kondisi, tempat, penerangan dan sebagainya. Faktor-

faktor ini mempengaruhi sikap dan interaksi siswa dalam aktifitas

belajarnya, sebab siswa yang belajar adalah interaksi dengan

lingkungannya.

2. Faktor-faktor metode belajar

Faktor metode belajar menyangkut hal-hal sebagai berikut :

a. Kegiatan berlatih dan praktek

Berlatih dapat diberikan secara maraton (non stop) atau secara

distribusi (dengan selingan waktu istirahat). Latihan yang diberikan

secara marathon dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan

latihan yang didistribusi menjamin terpeliharanya stamina dan

kegairahan belajar. Jam pelajaran yang terlalu panjang kurang efektif.

Semakin pendek distribusi waktu untuk latihan semakin efektif

latihan itu. Latihan memerlukan waktu istirahat yang sedang, lamanya

tergantung tugas atau keterampilan yang dipelajari atau lamanya waktu

pelaksanaan seluruh kegiatan.

b. Resitasi selama belajar

15
16

Kombinasi lamanya dengan resitasi (transfer belajar) sangat

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca itu maupun

untuk menghafalkan tanpa melihat bacaannya. Jika setelah menguasai

suatu bagian dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya. Resitasi sangat

cocok diterapkan pada belajar membaca atau menghafal.

c. Pengenalan tentang hasil belajar.

Dalam proses belajar, sering mengabaikan tentang

perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Hasil penelitian

para ahli psikologi menunjukkan bahwa pengenalan seorang terhadap

hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan

mengetahui yang telah dicapai seseorang akan lebih berusaha

meningkatkan hasil belajar selanjutnya.

d. Bimbingan dalam belajar

Bimbingan yang terlalu banyak yang diberikan oleh seorang

guru atau orang lain cenderung membuat siswa menjadi tergantung.

Bimbingan dapat diberikan dalam batas yang diperlukan siswa. Hal

yang paling penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada

individu. Sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas yang

diberikan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.

3. Faktor-faktor individual

16
17

Kecuali faktor stimulasi dan metode belajar, faktor individual

sangat besar pengaruhnya terhadap belajar siswa. Adapun faktor itu

menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a. Kematangan

Kematangan dicapai individu dari proses pertumbuhan

psikologisnya. Kematangan terjadi akibat perubahan kuantitatif di dalam

struktur jasmani dibarengi dengan perubahan kuantitatif terhadap

struktur tersebut. Kematangan memberi kondisi pada fungsi psikologis

termasuk sistem saraf dan otak menjadi berkembang.

b. Minat

"Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan memegang beberapa kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang ".(Slameto,

1988:57).

Minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, karena

apabila bahan pelajaran tidak diminati siswa-siswa tersebut akan malas

dalam belajarnya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap

belajar biarkan atau dapatlah diusahakan agar ia lebih mempunyai

minat yang lebih besar dengan menjelaskan hal-ha1 menarik.

c. Bakat

17
18

"Bakat adalah kemampuan untuk belajar karena kemampuan itu

baru terealisir menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar dan

berlatih. (Slameto, 1988:59).

Bakat itu juga mempengaruhi prestasi belajar siswa jika bahan

pelajaran sesuai dengan bakat siswa, hasil, pelajaran akan lebih baik

karena ia akan senang terhadap bahan pelajaran tersebut, selanjutnya

mereka akan lebih giat lagi, oleh karena itu penting sekali untuk

mengetahui bakat dan siswa, dan menempatkan siswa di sekolah yang

sesuai dengan bakatnya.

d. Kesiapan

Kesiapan itu timbul dari siswa itu sendiri dan juga berhubungan

dengan kesiapan fisik dan mental dan siswa yang bersangkutan.

Dengan sudah siapnya untuk menerima pelajaran, hasil pelajaran akan

lebih baik. Lain halnya apabila belum siap menerima pelajaran. Prestasi

yang dihasilkan akan lebih rendah. Dengan demikian faktor kesiapan

juga berpengaruh pada prestasi siswa.

e. Faktor usia kronologis

Pertambahan dalam usia selalu dibarengi dengan proses

pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia anak semakin

meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya. Anak yang

lebih tua lebih kuat, lebih sabar, lebih sanggup melaksanakan tugas-

tugas yang lebih berat, lebih mampu mengarahkan energi dan

perhatiannya dalam waktu yang lebih lama, lebih memiliki koordinasi

18
19

gerak kebiasaan kerja dan ingatan yang lebih baik dan tingkat

kemampuan belajar siswa.

f. Faktor perbedaan jenis kelamin

Hingga saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang

adanya perbedaan skill, sikap, minat, tenperamen, bakat dan pola-pola

tingkah laku sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin. Misalnya

dalam prestasi akademik dapat kita lihat banyak anak perempuan yang

menunjukkan prestasi yang lebih baik tidak kalah dengan prestasi anak

laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang perbedaan berarti

antara anak laki-laki dan perempuan dalam hal intelegensi.

g. Pengalaman sebelumnya

Pengalaman yang diperoleh individu ikut mempengaruhi belajar

yang bersangkutan, terutama dalam hal transfer belajarnya.

h. Kondisi kesehatan jasmani

Siswa yang belajar membutuhkan kondisi yang sehat. Siswa

yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta kelemahan

tidak akan dapat belajar dengan efektif.

i. Motivasi

Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif dan

tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi

adalah sangat penting bagi proses belajar karena motivasi

menggerakan organisme, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan

belajar yang dirasakan paling penting bagi kehidupan siswa.

19
20

D. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi mencerminkan sejauhmana siswa telah dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan disetiap bidang studi. Gambaran

prestasi siswa bisa dinyatakan dengan angka (0 s.d 10) (Suharsimi Arikunto,

1988).

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu usaha,

kemampuan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal di bidang

pendidikan. Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada

tingkat dan jenis tertentu yang berada di bangku sekolah (Zainal Arifin, 1989).

E. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak

terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa itu sendiri.

Menurut Slamento (1988) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas

faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor

ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu

faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor

sekolah, yang mencakup metoda mengajar, kurikulum, relasi guru siswa,

sarana, dsb.

Metode mengajar adalah salah satu cara yang digunakan di

dalam mengajar. Metode mengajar harus tepat, efisien dan efektif sehingga

20
21

siswa dapat menerima, memahami, menguasai, dan mengembangkan bahan

pelajaran. Dalam mengajar (Winkel, 1989), beberapa kepribadian guru yang

berperan adalah :

1. Penghayatan nilai-nilai kehidupan

Seorang guru harus berpegang pada nilai-nilai tertentu

misalnya, tanggung jawab dalam bertindak, kebanggaan atas hasil jerih

payahnya sendiri, kerelaan membantu sesama yang memerlukan

bantuannya.

2. Motivasi kerja

Merupakan dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk

mendapatkan kepuasan yang diinginkan, serta mengembangkan

kemampuan dan keahlian guna menunjang profesinya yang dapat

meningkatkan prestasi dan profesinya. Dalam hal ini, guru yang bercita-

cita menyumbangkan keahliannya demi perkembangan anak didiknya,

profesi sebagai guru merupakan kepuasan pribadi, rela mengorbankan

waktu dan tenaga demi kepentingan anak didiknya.

3. Sifat dan sikap

21
22

Guru harus memiliki sifat dan sikap luwes dalam pergaulan, suka

humor, rela membantu, kreatif dan berharap bahwa siswa mampu

berpartisipasi dalam proses belajar mengajar secara aktif.

Dengan kepribadian guru yang positif, siswa akan merasa

senang, puas, dan gembira. Simpati guru merupakan faktor yang sangat

utama dalam melaksanakan tugasnya sehingga proses belajar mengajar

dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Di samping itu,

siswa dapat mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan

sebaik-baiknya, dan akan meningkatkan prestasi belajarnya.

F. Pengukuran Peningkatan hasil belajar

Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa,

diperlukan suatu evaluasi setelah selesai mengajarkan satu pembahasan

atau sub pembahasan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Alat yang

digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dapat menggunakan beberapa

cara, yaitu tes lisan, tes tertulis, dan tugas-tugas.

Berkaitan dengan artikel ini, peningkatan hasil belajar siswa

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dilihat melalui perbedaan skor

antara pre-test dan post-test setelah diberikan Metode reward first in group

untuk Siklus 2, melalui tes tertulis. Tes lisan digunakan untuk melengkapi

kekurangan dalam tes tertulis yang telah dikerjakan siswa. Sedangkan tes

tertulis digunakan untuk memudahkan pemeriksaan tes dan tes penentuan

skor. Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis terhadap siswa.

22
23

Untuk mengetahui basil prestasi belajar siswa, penulis

memberikan pengertian tentang belajar. Dalam kamus umum Indonesia oleh

disebutkan bahwa "Prestasi adalah kemampuan siswa yang semaksimal

mungkin dari hasil yang dicapai" (W.J.S Poewodarminto, 1982:108).

Menurut Suhartono, "Belajar adalah suatu nilai yang menunjukan hasil yang

tinggi dalam belajar, yang dicapai melalui kemampuan dalarn mengerjakan

sesuatu pada saat tertentu pula".

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa pretasi belajar siswa

adalah nilai yang mewujudkan hasil belajar yang menunjukan kemampuan

dalam mengerjakan pada saat tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.

Jadi dari pengertian prestasi belajar tersebut di atas dan peristiwa mengajar

yang mengarah pada tujuan, maka untuk mengetahui apakah kegiatan

belajar mengajar akan berhasil atau sudah mencapai tujuan, yang diperlukan

adalah nilai. Penilaian itu diperlukan untuk mengetahui hasil usaha

pendidikan kita terhadap siswa, hasil inilah yang kita sebut prestasi belajar

siswa.

G. Hubungan Metode Reward in First Group Learning dengan

23
24

Prestasi Belajar

Proses belajar-mengajar berlangsung antara guru agama Islam

dengan siswa dimana proses tersebut dipengaruhi oleh hubungan dan

perhatian guru terhadap siswa. Perhatian guru dapat berupa pemberian

pujian dan penghargaan terhadap hasil belajar anak yang mendekati hasil

belajar yang diinginkan guru agama Islam . Siswa perlu diberi tahukan

tentang hasil belajarnya. Pemberitahuan dan koreksi guru secara individu

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Slamento, 1988); (S. Nasution,

1987).

H. Penelitian Tindakan

Penelitian Tindakan (Action Research) merupakan pendekatan

yang semakin banyak dan diperlukan dan diandalkan dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, terutama dalam peningkatan

mutu, relevansi dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal ini terjadi karena

Penelitian Tindakan dalam konteks pendidikan banyak mengkaji interaksi

(proses belajar-mengajar) yang terjadi dalam kelas di sekolah-sekolah.

Perbaikan proses belajar-mengajar di dalam kelas dan

pengelolaan sekolah dipandang sebagai pusat tumpuan peningkatan mutu

hasil belajar siswa dan efisiensi pendidikan. Seperti yang dinyatakan oleh

Hammersley (1986), jika kita bermaksud memahami cara kerja sekolah dan

hendak mengubah atau meningkatkan peranannya, maka yamg sangat

penting dimengerti adalah apa yang terjadi di dalam kelas. Sebagian besar

24
25

dari wujud nyata kegiatan pendidikan di sekolah dapat diamati di dalam

kelas.

Sedangkan penelitian tindakan (Action Research) memiliki

lingkup yang lebih luas, karena tidak saja mengkaji dan melakukan tindakan

dalam lingkup kelas, tetapi dapat mencakup satu sekolah bahkan dapat

beberapa sekolah.

Ada berbagai macam pendapat tentang pengertian Penelitian

Tindakan antara lain menurut Kurt Lewin (dalam Sukarnyana, 2000:S)

Penelitian Tindakan merupakan suatu rangkaian langkah (a spiral of steps)

yang terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi. Sedangkan Kemmis dan Mc. Taggart mengemukakan Penelitian

Tindakan adalah suatu bentuk self inguiry kolektif yang dilakukan oleh para

partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan

keadilan dari praktek sosial atau pendidikan yang mereka lakukan, serta

mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktek dan situasi dimana

praktek itu dilaksanakan.

Dari beberapa definisi di atas, terdapat dua prinsip penting

dalam Penelitian Tindakan, yakni :

l. Adanya keikutsertaan dari pelaku dalam pelaksanaan program

(partisipatori) dan

2. Adanya tujuan untuk meningkatkan cara melaksanakan suatu program

kegiatan dan mempertinggi kualitas hasil suatu kegiatan.

25
26

Berdasarkan definisi tersebut, maka pengertian Penelitian

Tindakan adalah studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas

dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu.

Atas dasar pengertian Penelitian Tindakan tersebut diatas terdapat 3 ciri

khas yakni :

1. Penelitian Tindakan dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan

pengajar, apabila dalam kelas ada masalah, guru wajib mengupayakan

agar masalah tersebut dapat diatasi atau dikurangi dengan melakukan

tindakan.

2. Penelitian Tindakan dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar

dihadapi oleh guru.

3. Penelitian Tindakan selalu ada tindakan yang dilakukan oleh guru untuk

menyempurnakan pelaksanaan proses pembelajaran.

I. Arti Penting Penelitian Tindakan

Adapun alasan dilaksanakan Penelitian Tindakan adalah:

l. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan berarti guru telah

menerapkan pengajaran yang reflektif (reflectif teaching), artinya guru

secara sadar, terencana dan sistematis melakukan refleksi (perenungan)

terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan

menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

26
27

2. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan, guru dapat segera

memikirkan cara menanggulangi masalah yang dihadapinya ketika

melaksanakan proses pembelajaran.

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan memungkinkan guru mengadakan

penelitian terhadap kegiatan pembelajaran tanpa harus meninggalkan

kegiatan pokoknya sebagai pengajar.

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan dapat menjembatani kesenjangan

antara teori yang bersifat umum spesifik, obyektif dan praktis.

J. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan

Ciri-Ciri Penelitian Tindakan yang membedakannya dengan

penelitian yang lain adalah sebagai berikut:

l. Penelitian Tindakan adalah intervensi skala kecil yang di1akukan oleh

guru dalam upaya menyempurnakan proses pembelajaran yang

dilaksanakannya.

2. Penelitian Tindakan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri dengan asumsi

bahwa semakin baik kualitas proses pembelajaran akan semakin baik pula

hasil belajar yang dicapai siswa.

3. Penelitian Tindakan dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar

dihadapi guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di kelas.

4. Penelitian Tindakan dilakukan oleh guru sebagai praktisi atau pendidik

dan pengajar bukan sebagai peneliti ahli.

27
28

5. Penelitian Tindakan dilaksanakan melalui suatu rangkaian langkah yang

bersifat spiral (a spiral of steps), yaitu suatu daur kegiatan yang dimulai

dari perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan sistematik

terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan yang dilakukan (observation),

refleksi (reflection), dan selanjutnya diulang kembali dengan perencanaan

tindakan berikutnya, dan seterusnya

K. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan

Metodologi Penelitian Tindakan menunjuk pada prosedur dan

tata cara yang ditempuh dalam melaksanakan Penelitian Tindakan . Adapun

langkah-langkah umum Penelitian Tindakan adalah sebagai berikut:

l. Mengidentifikasi masalah

Identifikasi masalah menyangkut tentang :

(a) masalah yang akan dipecahkan,

(b) cara yang ditempuh untuk memecahkan masalah, dan

(c) alasan tentang pentingnya pelaksanaan Penelitian Tindakan . Masalah

timbul manakala terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

2. Melakukan analisis masalah

28
29

Analisis masalah dilakukan untuk mengetahui dimensi masalah

yang dapat dipecahkan melalui pelaksanaan Penelitian Tindakan serta

dapat menemukan fokus yang tepat.

3. Merumuskan masalah penelitian

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan

secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin dicarikan

jawabannya melalui penelitian. Kegiatan ini sangat penting karena dengan

terumuskannya masalah dengan jelas maka peneliti akan dapat

menyingkapkan beberapa faktor penyebab utama yang memungkinkan

peneliti untuk mencari dan menemukan alternatif pemecahan masalah

yang tepat dan mendasar.

4. Merumuskan hipotesis tindakan

Hipotesis dalam hal ini adalah dugaan yang beralasan atau

jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan berupa

kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian

kepustakaan.

5. Menetapkan rancangan penelitian

Rancangan Penelitian Tindakan akan tergantung pada tujuan

penelitian, sifat masalah yang digarap. Karakteristik yang diteliti, serta

model tindakan yang dipilih. Ada beberapa model Penelitian Tindakan ,

29
30

namun kesamaan model rancangan Penelitian Tindakan terletak pada

alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Spiral Penelitian Tindakan

(adaptasi dari Hopkins, 1993, hlm. 48) :

a. Perencanaan Tindakan

Disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang diuji

secara empirik sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengiden-

titikasikan aspek dan hasil PBM sekaligus mengungkap faktor

pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian Tindakan didasarkan atas pertimbangan teoritik dan

empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil

program optimal. Pelaksana Penelitian Tindakan adalah guru kelas

bersangkutan, namun bisa juga kolaborasi dengan pihak lain.

c. Observasi

Pengamatan dalam Penelitian Tindakan adalah kegiatan

pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja

pembelajaran.

d. Refleksi

30
31

Refleksi (perenungan) merupakan kegiatan analisis-analisis,

interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang

diperoleh dari pelaksanaan tindakan.

Kemmis dan Cagart, menggambarkan alur penelitian tindakan

kelas (Penelitian Tindakan ) adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Menurut Kemmis dan Tagart

BAB III
METODE PENELITIAN

31
32

A. Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan observatif. Penelitian ini berangkat dari masalah yang di dapat di

sekolah, kemudian direflesikan dan dianalisis berdasarkan teori yang

menunjang, kemudian dilaksanakan tindakan di kelas yang diterapkan oleh

guru sedangkan peneliti hanya bersifat observasif saja. Kesimpulan yang

diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada ruang lingkup yang lebih luas,

karena untuk kondisi dan situasi yang berbeda hasilnya dapat berbeda.

Penelitian ini dapat dijadikan model, untuk memberikan rekomendasi pada

situasi yang lain.

Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui perolehan hasil

pengematan terhadap pembinaan dan penerapan Pendidikan Agama Islam

antara pembelajaran dengan metode Reward in First Group Learning

dengan pembelajaran konvensional dan untuk mengetahui efektifitas

pembelajaran terpadu di SDN ______ Kecamatan _____ Kabupaten

_____Propinsi ______. Sedangkan manfaat penelitian ini untuk melatih dan

mengembangkan cara berpikir kritis dengan mengaitkan hal yang ada di

lingkungan sekolah, bagi guru agama Islam hasil penelitian ini dapat

meningkatkan teknik penyampaian proses belajar mengajar sehingga dapat

mengembangkan proses berfikir siswa, dan bagi para praktisi pendidikan

memberi masukan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih

32
33

efektif diberikan pada anak dengan pembelajaran metode Reward in First

Group Learning.

Untuk menjawab masalah tersebut dilakukan penelitian observatif

yang melibatkan seluruh guru dan beberapa siswa kelas tinggi di SDN

___________ Kecamatan ___________ Kabupaten ________ Propinsi

___________Penelitian dilaksanakan pada semester I, tahun ajaran

_______. Adapun tujuan utama dari penelitian tindakan adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan,

sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di

kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis

dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang

satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),

action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).

Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi,

tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan

tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral

dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

33
34

Refleksi Rencana awal/rancangan

Putaran 1
Tindakan/
Observasi
Rencana yang direvisi

Putaran 2
Refleksi

Tindakan/
Observasi

Rencana yang direvisi

Putaran 3
Refleksi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK kolaboratif dengan PTS

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian

peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana

tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pengarah pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya memberikan pembinaan konsep pembelajaran

34
35

yang inovatif serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya

metode pembelajaran Reward First In Group .

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2,

dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang

sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes

formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan

untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian Tindakan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian Kinerja Guru agama

Islam.

35
36

2. Rencana Pembinaan Pembelajaran yang Inovatif

Yaitu merupakan konsepsi pembelajaran yang akan digunakan

sebagai pedoman guru agama Islam dalam mengajar. Rencana

Pembinaan Pembelajaran yang Inovatif berisi kompetensi dasar,

indikator pencapaian Kinerja Guru agama Islam, tujuan pembelajaran

khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

proses pengumpulan data hasil eksperimen observatif.

4. Tes formatif

- Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan

pemahaman konsep agama Islam pada yang telah dipelajari

selama ini. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pembelajaran aktif mdel meninjau kesulitan

pada materi pelajaran, dan tes formatif.

36
37

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang

bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang

diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Kinerja Guru agama Islam yang

dicapai juga untuk memperoleh respon guru agama Islam terhadap

kegiatan Pembinaan dan pengarahan model pembelajaran inovatif dari

pengawas sekolah serta aktivitas siswa sendiri selama proses

pembelajaran.

37
38

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tindakan pada siklus I dan II

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1

dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada bulan ______ tahun ______ di Sekolah Dasar

___________ Kecamatan ___________ Kabupaten ________

Propinsi ___________dengan jumlah guru Agama Islam 2 guru dan

siswa 30 siswa di pilih secara random oleh guru kelas. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai observer sedangkan guru sebagai

pelaksana penelitian. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan

(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar

mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

38
39

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel : Analisis Observasi Pada Siklus I

Point
No Uraian Kegiatan Observasi
P1 P2
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Kesiapan Guru Mengajar 4 5
2. Menyampaikan pokok-2 tujuan
pembelajaran Reward First In Group 6 6,2
3. Mempersiapkan RPP pokok bahasan 4 5,3
4. Mengatur siswa agar mendengarkan
dan memperhatikan materi
pengajaran 5 6
B. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-
langkah metode pembelajaran Metode
Reward First In Group 4 5
I 2. Memantau guru dalam penerapan
pembelajaran Metode Reward First In
Group 4 5
3. Melatih keterampilan kompetensi
guru
4.Mengawasi setiap kejanggalan 4 5
pembelajaran
5.Memberikan informasi konsepsi
pembelajaran 4 5
C. Penutup
1. memperhatikan siswa 4 4,7
membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi 4,1 3,7
bersama dengan guru
II Pengelolaan Waktu 5 5,3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 2 2
2. Guru antisias 3 4

39
40

Dari table di atas kegiatan observasi di kelas oleh peneliti yang

mendapatkan kriteria kurang baik terutama pada uraian antusias

siswa terhadap pengenalan pengajaran Agama Islam melalui Metode

Reward First In Group masih terasa kaku dan mendapat nilai kurang

baik. Ini merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan

akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan

dilakukan pada siklus II.

Di samping itu, pada siklus I secara garis besar kegiatan

belajar mengajar dengan metode pembelajaran Metode Reward

First In Group sudah dilaksanakan dengan baik namun masih kurang

memenuhi ketuntasan dalam keberhasilam pengajaran di kelas.

Ini bisa dilihat dari hasil tes siswa di kelas seperti yang terlihat

pada tabel berikut ini

Tabel . Nilai Tes Pada Siklus I

Keterangan No. Keterangan


No. Urut Nilai Nilai
T TT Urut T TT
1 70 16 80
2 50 17 70
3 40 18 30
4 80 19 80
5 40 20 50
6 80 21 40
7 70 22 80
8 40 23 50
9 80 24 30
10 30 25 30
11 70 26 40
12 70 27 40
13 80 28 40
14 30 29 40
15 80 30 40

40
41

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode belajar aktif melalui Metode Simulasi diperoleh nilai rata-

rata siswa adalah 45,5 ada 9 siswa dari 30 siswa belum tuntas

belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama

secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai 65. Hal ini disebabkan karena siswa banyak yang

lupa dengan materi pelajaran yang telah diajarkan selama hampir

satu semester ini.

41
42

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap inipeneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II

dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal ______ Agustus _______ di Sekolah

Dasar Negeri ___________ Kecamatan ___________ Kabupaten

________ Propinsi ___________ dengan jumlah siswa 30 siswa .

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer yang memberi

arahan model pembelajaran yang inovatif sementara guru Agama

Islam sebagai pelaksana penelitian. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada

siklus I, sehingga keslah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang

lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada

siklus II adalah sebagai berikut:

42
43

Tabel : Analisis Observasi Pada Siklus II

Tabel : Analisis Observasi Pada Siklus II

Point
No Uraian Kegiatan Observasi
P1 P2
Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
1. Kesiapan Guru Mengajar 7,9 8,2
2. Menyampaikan pokok-2 tujuan
pembelajaran Reward First In Group 7,6 8,2
3. Mempersiapkan RPP pokok
bahasan 7,5 8,3
4. Mengatur siswa agar
mendengarkan dan memperhatikan
materi pengajaran 7,8 8,6
E. Kegiatan inti
1. Mempresentasikan langkah-langkah
metode pembelajaran Metode Reward
I First In Group 7,1 7,6
2. Memantau guru dalam penerapan
pembelajaran Metode Reward First In
Group 7 7,9
3. Melatih keterampilan kompetensi guru 7
4. Mengawasi setiap kejanggalan
pembelajaran 7 7,9
5. Memberikan informasi konsepsi
pembelajaran 6,7 7,9
F. Penutup
1. memperhatikan siswa 7,8 8
membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi 7,1 8
bersama dengan guru
II Pengelolaan Waktu 8 8
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa antusias 7 8
2. Guru antisias 7 8

43
44

Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada

kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh ke 6 guru

secara bergantian dengan menerapkan metode pembelajaran

Metode Simulasi mendapatkan penilaian yang sangat baik dari

pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai

kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil

yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan

perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran

selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa,

membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep,

dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan

metode pembelajaran Metode Reward First In Group diharapkan

guru dan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari

dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih

memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan.

Hasil yang cukup memuaskan inipun juga berakibat pada hasil

prestasi belajar siswa yang meningkat cukup baik, ini bisa dilihat pada

table ketuntasan di bawah ini :

44
45

Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus II

Keteranga Keterang
No.
No. Urut Nilai n Nilai an
Urut
T TT T TT
1 70 16 90
2 70 17 80
3 50 18 70
4 70 19 80
5 60 20 40
6 70 21 70
7 70 22 60
8 80 23 50
9 70 24 70
10 40 25 80
11 70 26 70
12 80 27 90
13 90 28 80
14 60 29 80
15 90 30 80

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 71,00

dan ketuntasan belajar mencapai 78,7% atau ada 26 siswa dari 30

siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus

II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan

sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan Kinerja Guru

Agama Islam ini karena siswa-siswa telah mulai mengulang pelajaran

yang sudah diterimanya selama ini sehingga para siswa sebagian

sudah mengingat meteri yang telah diajarkan oleh guru Agama

Islam .

45
46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil kegiatan penelitian tindakan terhadap 30 siswa dan guru

agama Islam di ___________ Kecamatan ___________ Kabupaten

________ Propinsi ___________ menunjukkan bahwa Pembinaan dan

penerapan Metode Reward in First Group Learning dapat meningkatkan

prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam .

Berdasarkan data dan analisisnya maka ada peningkatan yang

bermakna dalam pretasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

pada Siklus 2 jika mendapat Metode Reward in First Group Learning .

Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dan mutu

mengajar guru agama Islam dipengaruhi oleh faktor eksternal, dalam hal ini

sikap guru agama Islam yang memberikan Metode Reward in First Group

Learning kepada siswa di SDN ___________ Kecamatan ___________

Kabupaten ________ Propinsi ___________ .

B. Saran

Dalam penelitian ini ada beberapa saran antara lain:

a. Penelitian ini sebaiknya dilakukan terhadap beberapa kelas secara

bergantian, sehingga dapat diketahui dengan apakah Metode Reward in

46
47

First Group Learning dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran agama Islam lebih menyeluruh.

b. Mengingat banyaknya metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh

guru agama Islam , maka pemakaian metode pembelajaran yang

bervariasi akan membuat situasi kelas lebih menarik bagi siswa.

47
48

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 1988. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara.

Guilford & Fruchter B. 1987. Fundamental Statistics in Rsychology and

Education. McGrow-Hill International Edition.

Nasution, S. 1987. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bina

Aksara.

Slamento. 1988. Belajar dan faktor-faktor yang mernpengaruhinya. Bina Aksara

Tabrani, Dkk. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja

Rokarya.

Winke1.1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Zainal Arifin. 1989. Evaluasi Instruksional. Jakarta: Gramedia.

Zahri Afif, 2003, Petunjuk dan Pedoman Sholat Sunnah, Insani ; Jakarta

Zauniri Azham, 2002, Pengajaran Agama Islam di Sekolah Dasar, CV. Intarsari,

Bali.

Zainal Aqib, 2002, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, SIC Surabaya.

------------------, 2007, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas

Sekolah, Yrama Widya. Bandung

-------------------, 2004, Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru,

Yrama Widya, Bandung

48
49

Lampiran I

Bagan : Penelitian Tindakan Model

Reward in First Group Learning

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Menurut Kemmis dan Tagart

Lampiran II

49
50

Buatlah Surat Idzin Penyelenggaraan Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah


Di SDN _____ Disahkan Oleh KS dan Diketahui Oleh Guru Kelas V

Lampiran III

50
51

Buatlah : Daftar Presensi Kegiatan PTS untuk 2 Responden


( Guru Agama Islam di SDN __________) Dan
Daftar Presensi Siswa berjulan 30 Siswa

Lampiran IV

51
52

FOTO-FOTO KEGIATAN PTS DALAM PEMBINAAN


PEMBELAJARAN METODE REWARD FIRST IN GROUP

52
53

53
54

54

Anda mungkin juga menyukai