Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PENELITIAN DASAR KEILMUAN ( PDK )

EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN


MELALUI PRAKTIK BISNIS INOVATIF DI MADRASAH ALIYAH
JAKARTA

TIM PENGUSUL:

DR. Hj. Ihsana El Khuluqo / 0309015703


Prof. Dr. Abdurrahman A ghani / 0310036104

Nomor Surat Kontrak Penelitian : 154/F.03.07/2019


Nilai Kontrak : Rp. 11.000.000,00

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2019
ABSTRAK

Evaluasi Program Keterampilan Kewirausahaan Melalui Praktik Bisnis Inovatif di Madrasah Aliyah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan siswa Madrasah Aliyah melalui praktik bisnis inovatif. Persaingan global menuntut
kesiapan bangsa Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Program keterampilan kewirausahaan
dalam pendidikan tingkat madrasah aliyah seharusnya di aplikasikan pada seluruh sekolah madrasah
aliyah sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi muda dengan kepribadian entrepreneurship.
Pendidikan kewirausahaan berdasarkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu
aspek penting dan strategis untuk meningkatkan daya saing tersebut. Penelitian ini mengambil data dari
tiga informan, yaitu; wakil ka madrasah bidang kurikulum, guru kewirausahaan, dan siswa. Metode
penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dalam pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan siswa melalui praktik bisnis inovatif telah dikelola dengan baik oleh seluruh siswa
sebagai tempat praktik bisnis. Program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis mampu
menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa. Saran diberikan kepada sekolah Madrasah Aliyah yakni
hendaknya pemerintah melalui Suku Dinas Pendidikan wilayah Jakarta Selatan memberikan dukungan
atau bantuan fasilitas untuk pengembangan praktik bisnis inovatif, sekolah perlu mengembangkan
jalinan kerjasama dengan lembaga lain dalam kerja sama yang saling menguntungkan, guru dan
karyawan seharusnya menjadi contoh dalam memanfaatkan business center dengan melakukan praktik
bisnis, kurikulum kewirausahaan perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi didunia usaha.

Kata kunci: Kewirausahaan, Praktik Bisnis, dan Inovatif.

5
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN ................................................... 2


SURAT KONTRAK PENELITIAN ...................................................................................... 3
ABSTRAK ................................................................................................................................ 5
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 6

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 7


A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 7
B. Masalah Penelitian ......................................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 9
D. Urgensi Penelitian .......................................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 10
A. State of Art .......................................................................................................................... 10
B. Kewirausahaan .................................................................................................................... 11
C. Praktik Bisnis sebagai Pelaksanaan Kewirausahaan Inovatif ............................................. 13
D. Roadmap Penelitian ............................................................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 15
A. Alur Penelitian .................................................................................................................... 15
B. Lokasi Penelitian ................................................................................................................. 15
C. Metode Penelitian ................................................................................................................ 15
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 16
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 23
A. Deskripsi Wilayah Penelitian .............................................................................................. 23
B. Pembahasan ......................................................................................................................... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 29
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 29
B. Saran .................................................................................................................................... 29
BAB VI LUARAN YANG DICAPAI ................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 33
LAMPIRAN............................................................................................................................ 34

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era global akan dihadapkan pada perubahan-perubahan besar dan amat fundamental
dilingkungan global. Kewirausahaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan keberanian
seseorang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Wirausahawan adalah orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan
kesuksesan.
Lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.
Kurikulum merupakan pengembangan dari pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap, dan minat untuk melakukan suatu ketrampilan atau tugas dalam bentuk kemahiran dan
rasa tanggung jawab. Kurikulum merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan
berdasarkan sejumlah kompetensi tertentu. Sehingga setelah menyelesaikan jenjang
pendidikan tertentu, siswa diharapkan mampu menguasai serangkaian kompetensi dan
menerapkan dalam kehidupannya kelak.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu
bangsa, melalui pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.
Pendidikan juga menjadi salah satu indikator penilaian human development indeks, yang
menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu indeks pembangunan manusia disuatu negara
Menyadari arti strategis pendidikan dalam mencapai suatu kemajuan bangsa, maka bangsa
Indonesia menyadari sepenuhnya akan peran strategis pendidikan sebagai modal dasar dan
human invesment dalam pembangunannya.
Kesadaran tersebut diwujudkan dalam pengertian dan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki
peserta didik melalui proses pembelajaran. ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian,

7
memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai
anggota masyarakat dan warga negara.
Pada tahun ajaran 2016-2017 kurikulum Madrasah Aliyah Al-Khairiyah
mengembangkan program kerja keterampilan meliputi; Akuntansi, Enterpreneurship, Tata
Boga, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Dalam penelitian ini memfokuskan pembahasan
keterampilan keahlian yaitu “Kewirausahaan.” Salah satu program yang berkaitan dengan
menumbuhkan jiwa wirausaha adalah Praktik Bisnis Siswa akan mendapatkan pengalaman
langsung melakukan kegiatan bisnis dengan melakukan kegiatan survey lapangan untuk
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen, mengadakan transaksi pembelian barang
dagangan sesuai dengan hasil survey pasar, dan mengadakan kegiatan penjualan langsung
kepada konsumen, serta siswa mengadakan kegiatan pembukuan terhadap semua transaksi jual
beli yang dilakukan.
Praktik Bisnis ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang terjadi pada MA bidang keahlian kewirausahaan, terutama berkaitan dengan masih
adanya rasa malu untuk menjadi wirausaha, karena masih ada image yang buruk pada dunia
wirausaha. Image buruk ini sebenarnya berupa keyakinan-keyakinan subyektif yang tidak
mengandung kebenaran obyektif. Untuk menghilangkan prasangka buruk tersebut menurut
Thomas Zimmerer (1998) bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan
adalah melalui pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan ini berupa teori dan
praktik, teori disampaikan melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas, sedangkan praktik,
dengan terjun langsung di tempat kerja.
Dengan ini maka kami peneliti tertarik untuk melakukan penelitian evaluasi program
keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta.
Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui beberapa hal antara lain efektivitas
pelaksanaan program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di
Madrasah Aliyah Jakarta sudah baik dilaksanakan sebagaimana mestinya, apakah pelaksanaan
praktik bisnis inovatif tersebut sudah sesuai dengan kemampuan murid di Madrasah Aliyah
Jakarta.

8
B. Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini mengevaluasi tentang hasil dari program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta dengan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana memahami dan mengevaluasi pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan praktik bisnis inovatif dari unsur penunjang dan
penghambat pembelajaran program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah
Jakarta

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berusaha untuk menjawab rumusan masalah berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dipaparkan pada pendahuluan di atas dengan
mengklasifikasikannya ke dalam point berikut:
1. Untuk mengetahui pemahaman dan evaluasi pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta.
2. Untuk mengetahui unsur penunjang dan penghambat pelaksanaan kegiatan praktik
bisnis inovatif pada program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah
Jakarta.

D. Urgensi Penelitian
Urgensi dari penelitian ini yakni praktik bisnis kewirausahaan di sekolah masih belum
maksimal dalam pelaksanaannya dan masih kurang membentuk perilaku wirausahawan
kepada peserta didik baik di Sekolah Menengah Atas maupun di Madrasah Aliyah. Pada
umumnya orientasi Kepala Sekolah hanya memberikan teori saja maka dari itu peneliti
mengembangkan program praktik bisnis di Madrasah Aliyah agar nantinya peserta didik
mempunyai perilaku kewirausahaan.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. State of The Art


Pembelajaran kewirausahaan akan memberikan hasil yang optimal apabila seorang
pendidik mampu mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik dengan menggunakan
prosedur yang sistematis. Pengalaman belajar yang dimaksud merupakan pengetahuan atau
informasi kewirausahaan yang biasa mereka alami atau mereka kenal sebelumnya serta
pemberian pengalaman langsung pada peserta didik dalam menjalankan wirausaha. Selain itu,
pendidik juga harus memberikan informasi yang terbuka terhadap peserta didik berkaitan
dengan kendala dan kegagalan yang mungkin akan dialami peserta didik.
Hasil penelitian oleh Tri Kuat dengan judul, Penumbuhan Jiwa Kewirausahaan Melalui
Praktik Bisnis di Business Center (Studi Kasus: SMK Muhammadiyah 2 Surakarta)
menyatakan bahwa Business Center di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta telah dikelola
dengan baik oleh kepala sekolah dan pengelola business center, dengan melibatkan seluruh
siswa sebagai tempat praktik bisnis. Praktik dalam Business center mampu menumbuhkan jiwa
kewirausahaan siswa.
Adapun oleh Dhikrul Hakim dengan judul penelitian Pengembangan Pendidikan
Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter
Bangsa dengan hasil penelitian, pendidikan kewirausahaan perlu ditanamkan dan
dikembangkan lewat dunia pendidikan, dapat diimplementasikan secara terpadu dengan
kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah.
Banyak lulusan pendidikan tidak mampu mengisi lowongan pekerjaan karena
ketidakcocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu
penyerapan tenaga kerja oleh instansi pemerintah maupun swasta sangat terbatas sehingga
jumlah pengangguran terdidik meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik, pada bulan Februari tahun 2016 jumlah pengangguran terbuka menurut pendidikan
terakhir yang ditamatkan, lulusan SLTA Kejuruan/SMK masih tergolong tinggi yaitu
1.348.327 jiwa, menempati urutan kedua setelah SLTA Umum/SMU. Jumlah tersebut

10
meningkat apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 yaitu 1.174.366
jiwa (Badan Pusat Statistik, Statistik Tenaga Kerja 2015).
B. Kewirausahaan
Pengertian kewirausahaan menurut Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 1995
menyatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dana tau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.”
Menurut Leonardus Saiman, kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang
berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan
sendiri dan atau mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan atau kemampuan sendiri.
Wirausaha/ wiraswasta adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat kewiraswastaan/
kewirausahaan dan umumnya memiliki keberanian dalam mengambil risiko terutama dalam
menangani usaha atau perusahaannya dengan berpijak pada kemampuan dan atau kemauan
sendiri.
Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru
dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan
dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber
daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.1
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup
memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang
memperhatikan penumbuhan karakter dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di sekolah-
sekolah kejuruan, maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya
pada menyiapkan tenaga kerja. Untuk itu, perlu dicari penyelesaiannya, bagaimana pendidikan
dapat berperan untuk mengubah manusia menjadi manusia yang memiliki karakter dan atau
perilaku wirausaha. Untuk mencapai hal tersebut bekal apa yang perlu diberikan kepada

1
Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil. Jakarta: Salemba Empat., hlm: 4

11
peserta didik agar memiliki karakter dan atau perilaku wirausaha yang tangguh, sehingga
nantinya akan dapat menjadi manusia yang jika bekerja di kantor akan akan menjadi tenaga
kerja yang mandiri kerja dan jika tidak bekerja di kantor akan menjadi manusia yang mampu
menciptakan lapangan perkerjaan minimal bagi dirinya sendiri.
Nilai-nilai yang dikembangkan harus di arahkan pada pengembangan nilai-nilai dari ciri-
ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai
kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik dan warga
sekolah yang lain. Implementasi dari nilai-nilai pokok kewirausahaan tersebut tidak secara
langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap.
Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (internalisasi) kewirausahaan tersebut
kepada semua sekolah secara seragam, namun setiap jenjang satuan pendidikan dapat
menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan yang lain secara mandiri sesuai dengan
keperluan. Implementasi nilai-nilai kewirausahaan yaitu: (Kemendiknas: 2010, 10)
1. Mandiri
2. Kreatif
3. Berani mengambil resiko dengan pertimbangan
4. Berorientasi pada tindakan
5. Kepemimpinan
6. Kerja keras
7. Jujur
8. Disiplin
9. Inovatif
10. Tanggung-jawab
11. Kerja sama
12. Pantang menyerah (ulet)
13. Komitmen
14. Realistis
15. Rasa ingin tahu
16. Komunikatif

12
17. Motivasi kuat untuk sukses

C. Praktik Bisnis Sebagai Pelaksanaan Kewirausahaan Inovatif


Dalam melakukan praktik bisnis siswa mendapatkan pengalaman langsung berupa: siswa
melakukan observasi pasar untuk mengetahui apa kebutuhan konsumen terhadap barang
keperluan sehari-hari, berdasarkan observasi pasar siswa dapat menginventarisir kebutuhan
barang yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, siswa melakukan
pemesanan barang ke business center sekolah sesuai kebutuhan yang diperlukan konsumen,
siswa menjual barang langsung ke konsumen dengan harga yang ditetapkan sendiri oleh siswa,
siswa dapat melakukan pembukuan terhadap transaksi yang dilakukan, siswa dapat mengelola
keuangan dan keuntungan yang diperoleh.
Ciri-ciri dan sifat-sifat seorang wirausahawan yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah;
percaya diri yaitu mempunyai keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme;
berorientasikan pada tugas dan hasil dengan senantiasa berorientasi pada laba, memiliki
ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, berorientasi pada
prestasi, energik dan memiliki inisiatif; memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada
tantangan; kepemimpinan, bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain
dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun; keorisinilan, memiliki inovasi dan
kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas; berorientasi ke
masa depan, memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan; jujur dan
tekun, memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.
Jika dilihat dari kesempatan yang diterima selama siswa melakukan praktik bisnis dan
bila dikaitkan dengan ciri dan sikap seorang yang berjiwa kewirausahaan, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan praktik bisnis dapat mengembangkan dan meningkatkan jiwa
kewirausahaan yang inovatif.

ANALISA PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN

Penelitian yang sudah dilakukan sebagai berikut:


1. 2014 : Penumbuhan Jiwa Kewirausahaan melalui Praktik Bisnis di

13
Business Center (Studi kasus: SMK Muhammadiyah 2 Surakarta)
2. 2015 : Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-
nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
3. 2016 : Evaluasi Program Pembelajaran Kewirausahaan pada Business
Center untuk Kompetensi Keahlian Akuntansi SMKN 7
Yogyakarta
4. 2017 : Pengembangan Model Pembelajaran Produktif Bermuatan
Kewirausahaan
5. 2017 : Manajemen Pengembangan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah
Al-Islam Jamsaren Surakarta

D. Roadmap Penelitian

2019, EVALUASI
PROGRAM
KETERAMPILAN
KEWIRAUSAHAAN
MELALUI PRAKTIK BISNIS
2017, INOVATIF DI MADRASAH
PENGEMBANGAN ALIYAH JAKARTA
MODEL
PEMBELAJARAN
PRODUKTIF
2015, BERMUATAN
PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN
BERDASARKAN
NILAI-NILAI BUDAYA
UNTUK
MEMBENTUK DAYA
SAING DAN 2018, MANAJEMEN
KARAKTER BANGSA
PENGEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN DI
SEKOLAH MENENGAH
ATAS
2016, EVALUASI MUHAMMADIYAH
PROGRAM
PEMBELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
PADA BUSSINESS
CENTER UNTUK
2014 PENUMBUHAN KEAHLIAN AKUNTANSI
JIWA KEWIRAUSAHAAN DI SMKN 7
MELALUI BUSSINESS
CENTER DI SMK
MUHAMMADIYAH
14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III

Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV

Kelurahan Mampang Prapatan.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III

Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV

Kelurahan Mampang Prapatan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama enam bulan,

dimulai bulan November 2018 sampai dengan April 2019 secara berkelanjutan agar

peneliti dapat melengkapi datadata akurat yang akan diolah dalam penelitian.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena peneliti menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial di

masyarakat dan memperlihatkan bukti-bukti dari hasil catatan lapangan, seperti

wawancara, observasi, dokumentasi berupa foto dan rekaman. Penelitian yang dipakai agar

dapat lebih menganalisa situasi di lapangan dan langsung dapat mengambil hipotesa

terhadap kejadian yang sesungguhnya untuk di samakan dengan teori yang selama ini di

pelajari.

Menurut Sugiono, dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,


karena penelitian kualiatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial

15
tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke
tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus
yang dipelajari.2
Maka dari itu peneliti menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif sehingga

penelitian ini tidak menggunakan angka-angka tapi lebih kepada mendeskripsikan dan

mendefinisikan situasi sosial serta kejadian-kejadian yang ada berkaitan dengan masalah

penelitian. Hasil penelitian deskriptif ini dapat di jelaskan berupa hasil dari wawancara,

catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi baik berupa foto maupun video. Dimana

setelah mendapatkan data-data tersebut, dijelaskan berbentuk narasi dan dapat

menganalisis data menurut apa yang di peroleh dari lapangan.

D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena

tujuan utama dari penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.3 Pengumpulan data dalam hal ini dilakukan

di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan

pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Haris observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.

2
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: CV
Alfabeta. Hlm. 298
3
Ibid. Hlm. 308

16
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang digunakan untuk memberikan suatu

kesimpulan atau diagnosis.4

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini,

peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang di amati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut terlibat langsung dalam kegiatan

sehari-hari narasumber. Sementara peneliti melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini,

maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap individu.

2. Wawancara

Menurut Meleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan

itu dilakukan oleh dia pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu.5

Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, yang bertujuan untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu

mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Jenis

wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview (wawancara

mendalam).

4
Haris Herdiansyah. 2015. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 131
5
Lexy J. Meleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 186

17
3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.6 Dokumen yang

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,

patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan perlengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Pada penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan

data yaitu berupa foto, rekaman dan dokumen yang diperlukan.

Setiap teknik pengumpulan data mempunyai aturan yang dijadikan sebagai pedoman

selama penelitian agar penelitian tidak meluas sehingga data yang dihasilkan dapat lebih

rinci. Oleh karena itu peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian tentang

keterampilan kewirausahaan yang merupakan data empiris yang diperoleh dari

observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai berikut.

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

1. Berpikir dan melakukan sesuatu

Kreatif untuk menghasilkan cara atau

Implementasi nilai- hasil berbeda dari produk/jasa

nilai kewirausahaan yang telah ada


1. Sikap dan perilaku yang tidak
Mandiri mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas

6
Sugiyono. Op.cit. Hlm. 329

18
Berorientasi 1.memiliki motif berprestasi

pada tugas 2. tekad kerja keras


dan hasil 3. 3. energik dan berfikir positif

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif juga diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan

secara terus-menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai dari mengumpulkan

data sampai pada tahap penulisan laporan.7 Inti dari analisis data dalam penelitian kualitatif

adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan

dipahami secara lebih spesifik dan diakui dalam suatu perspektif ilmiah yang sama,

sehingga hasil dari analisis data yang baik adalah data oleh yang tepat dan dimaknai sama

atau relatif sama dan tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah model analisis data kualitatif

Miles dan Huberman. Secara garis besar, Miles dan Huberman membagi analisis data

7
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam
Berbagai Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 176

19
dalam penelitian kualitatif ke dalam tiga tahap, yaitu kodifikasi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.8

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik analisis

data model Miles dan Huberman terdiri dari tiga aktivitas yaitu reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion

drawing/verification).9 Namun sebelum melakukan reduksi data, peneliti melakukan

pengumpulan data terlebih dahulu (data collection) yaitu melalui metode, observasi,

wawancara dan dokumentasi.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.10

Dengan demikian data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Data

yang sudah di peroleh oleh peneliti dalam hal ini di bagian Biro Kepegawaian

Kementerian Kesehatan, dilakukan pemilihan dengan mereduksi data unuk

memfokuskan data yang diperlukan dalam penelitian.

b. Data Display (Penyajian Data)

8
Ibid. Hlm. 178
9
Sugiono. Op.cit. Hlm. 337
10
Ibid. Hlm. 338

20
Display data atau penyajian data ini proses pengumpulan informasi yang disusun

berdasarkan kategori atau pengelompokkan– pengelompokkan yang diperlukan.

Dalam penelitian kualitatif penelitian di sajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

tabel, flowchart dan lain-lain. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, mudah dipahami, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami. Hal yang sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah teks bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah langkah selanjutnya dalam analisis

data kualitatif menurut Miles dan Huberman. Kesimpulan awal yang yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotetesis atau

teori.

21
BAGAN ALUR PENELITIAN:

Penelitian
Observasi Awal Penyusunan
Penelusuran Lapangan dan
(Studi Instrumen
Wilayah Penelitian Indentifikasi
Pendahuluan) Penelitian
Informan

Cross Check Data, Penyusunan Pola Analisis Data dan Pengelolahan Hasil
Triangulasi Data & dan Model Hasil Pengkategorian Temuan Awal
Umpan Balik Temuan Hasil Temuan Penelitian

Pembahasan,
Analisis Data & Penyusunan Pembuatan Artikel
Pembuatan Laporan Akhir Jurnal
Laporan

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III
Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV
Kelurahan Mampang Prapatan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama enam bulan,
dimulai bulan November 2018 sampai dengan April 2019 secara berkelanjutan. Dari hasil
penelitian ini, peneliti ingin menjawab pertanyaan dari peneliti yaitu evaluasi
implementasi program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di
Madrasah Aliyah Jakarta, dimana dalam penelitian ini peneliti meneliti di Madrasah
Aliyah Al-Khairiyah Jakarta Selatan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Tujuan dari
evaluasi program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif ini adalah
untuk mengetahui pemahaman dan evaluasi pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta serta
untuk mengetahui unsur penunjang dan penghambat pelaksanaan kegiatan praktik bisnis
inovatif pada program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah Jakarta.

B. Pembahasan
Penelitian ini mengenai evaluasi terhadap implementasi program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta.
evaluasi ini dilakukan dengan melalui analisis dari tiga sudut pandang yaitu dari aspek
manajemen, aspek akademik dan aspek sosial. Aspek manajemen akan dilihat dari
pelaksanaan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Aspek akademik akan dikupas bagaimana pelaksanaan praktik bisnis yang
dilakukan oleh siswa, dan aspek sosial akan dikaji bagaimana dampaknya terhadap
peningkatan kesejahteraan baik bagi guru, karyawan maupun siswa.

23
1. Aspek Manajemen
 Perencanaan
Dilakukan oleh sekolah dalam hal ini Kepala sekolah dibantu oleh pengelola
program praktik bisnis, dengan memperhatikan cara menyusun perencanaan yang
baik. . Perencanaan yang baik harus bisa menjawab enam pertanyaan yaitu; 1) apa
yang menjadi tujuan dari praktik bisnis kantin kejujuran,
2) mengapa program keterampilan kewirausahaan bisnis inovatif diadakan
sekolah, 3) siapa yang akan melakukan tugas agar praktik bisnis inovatif dapat
berjalan baik, 4) dimana letak business center berada agar menarik pembeli, 5)
kapan business center mulai dijalankan dan 6) bagaimana cara menjalankannya
agar sukses
 Pengorganisasian
Untuk mengurus business center dibentuklah kepengurusan yang ditetapkan
melalui surat keputusan kepala sekolah. Dalam menyusun pengelola business
center kepala sekolah memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan struktur
organiusasi yang baik antara lain dengan memperhatikan the rightman on the right
place, menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Disamping itu juga menerapkan prinsip sedikit struktur namun kaya fungsi, struktur
yang dibuat dibuat sederhana namun sudah mencukupi kebutuhan secara
menyeluruh.
 Pengawasan :
Pengawasan dilakukan secara berjenjang dari Kepala sekolah kepada pengelola
business center dan pengelola business center kepada guru pengampu/ pembimbing
dan siswa. Pengawasan dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah yang
dilaksanakan sudah sesuai dengan yang direncanakan, jika ada permasalahan
dimana letak kekurangannya, dan mencarikan jalan keluarnya untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi. Pengawasan yang efektif dapat menemukan
permasalahan dan dapat mencari pemecahan masalah dengan baik sehingga dapat
memajukan business center untuk masa yang akan datang. Pengawasan dilakukan

24
secara berjenjang dan berkala, agar supaya kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dan mencapai tujuan.
2. Aspek Akademik
Pada dasarnya praktik bisnis yang dikembangkan di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah
Jakarta dimaksudkan untuk memberikan media pembelajaran bagi siswa dalam hal:
(1) menumbuhkan jiwa wirausaha, (2) memberikan pengalaman langsung berinteraksi
dengan konsumen, (3) melakukan survei pasar untuk menentukan jenis produk yang
dibutuhkan konsumen (4) memberikan kesempatan melakukan pembukuan terhadap
transaksi bisnis yang dilakukan. Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta Business
center dipakai untuk praktik kewirausahaan kelas X dan kelas XI dan Kelas XII. Setiap
10 siswa dibimbing oleh satu orang guru. Jadwal pengambilan barang ke toko dibuat
oleh pengelola business center. Hal ini dimaksudkan agar supaya tidak terjadi antrian
yang berjubel di toko. Untuk siswa yang akan mengambil barang ketoko diatur
mekanismenya sebgai berikut: (1) siswa mengisi blangko pemesanan barang, (2) siswa
minta pengesahan kepada pembimbing, (3) siswa datang ke toko dengan surat pesanan
yang sudah ditanda tangani pembimbing untuk mendapatkan barang sesuai pesanan .
Apabila siswa sudah mendapatkan barang dari toko kemudian siswa menjual di
masyarakat sekitar siswa berada atau dengan membuka uotlet atau toko di rumah.
Setelah sepuluh hari siswa harus melaporkan terhadap hasil penjualan kepada
pembimbing. Untuk barang yang tidak laku dijual dapat dikembalikan dan ditukar
dengan barang lain sesuai dengan permintaan pasar. Pihak pengelola business center
memberikan harga sesuai dengan harga dari pemasok dengan tidak menambah lagi,
siswa dapat menjual kembali ke pasar dengan harga ditetapkan sendiri oleh siswa
dengan harga maksimal sama dengan harga pasar jika memungkinkan di bawah harga
pasar. Hal ini akan melatih siswa untuk dapat berani mengambil resiko menetapkan
harga yang bersaing dipasaran. Sehingga diharapkan barang yang dijual siswa akan
bisa terjual karena harga dapat bersaing dengan harga dipasar, bahkan bisa lebih
rendah dari harga di pasar. Keuntungan masing masing siswa tidak sama tergantung
ketrampilan siswa dalam menjual barang ke konsumen. Pihak pengelola akan

25
mendapatkan laba bukan karena menambah prosentasi harga yang dijual ke siswa
tetapi dari hasil rabat dan bonus dari pemasok.
3. Aspek sosial
Kegiatan praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta belum
banyak berdampak pada kesejahteraan guru dan karyawan. Hal ini dikarenakan guru
dan karyawan belum ada yang memanfaatkan business center dengan mengambil
barang dan kemudian menjual kembali di masyarakat sekitar rumahnya atau membuka
outlet di rumah. Kalau toh ada baru sebatas membeli barang untuk keperluan sehari-
hari bagi keluargannya. Tetapi bagi siswa mempunyai dampak positif yang banyak
pertama siswa akan mendapatkan pengalaman menjual barang secara langsung ke
konsumen sehingga dapat memupuk jiwa kewirausahaan, kedua siswa akan
memperoleh tambahan kesejahteraan dengan mendapatkan laba dari hasil penjualan
barang, terutama bagi sebagian besar siswa yang aktif dan dapat menjual barang
dengan omset yang besar, dan ketiga akan menambah pengalaman cara dan strategi
pemasaran barang. Ketiga manfaat diatas akan sangat berpengaruh pada jiwa
entreprenuer siswa apabila sudah tamat dari sekolah dan memasuki dunia kerja. Bagi
siswa yang aktif dan dapat menjual barang yang banyak tentu saja akan mendapatkan
penghasilan yang banyak pula, sehingga tambahan penghasilan itu dapat dipergunakan
menunjang keperluan mencukupi kebutuhan pendidikan, membeli buku, peralatan
sekolah, komputer dan lain sebagainya. Namun memang bagi sebagian kecil siswa
yang kurang aktif dan hanya dapat menjual barang dalam jumlkah kecil, tentu saja
belum dapat merasakan manfaat dari business center di sekolah.
Praktik bisnis inovatif sebagai penumbuhan jiwa kewirausahaan :
Dalam melakukan praktik bisnis inovatif siswa mendapatkan pengalaman langsung
berupa : 1) siswa melakukan observasi pasar untuk mengetahui apa kebutuhan
konsumen terhadap barang keperluan sehari-hari, 2) berdasarkan observasi pasar siswa
dapat menginventarisir kebutuhan barang yang harus disediakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, 3) siswa melakukan pemesanan barang ke business center
sekolah sesuai kebutuhan yang diperlukan konsumen, 4) siswa menjual barang
langsung ke konsumen dengan harga yang ditetapkan sendiri oleh siswa, 5) siswa dapat

26
melakukan pembukuan terhadap transaksi yang dilakukan, 6) siswa dapat 167
mengelola keuangan dan keuntungan yang diperoleh. Ciri-ciri dan sifat-sifat seorang
wirausahawan yang memilki jiwa kewirausahaan adalah: 1) Percaya diri yaitu
mempunyai keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme, 2) Berorientasikan
pada tugas dan hasil; dengan senantiasa berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, berorientasi pada
prestasi, energik dan memiliki inisiatif, 3) Pengambil resiko; memiliki kemampuan
mengambil resiko dan suka pada tantangan, 4) Kepemimpinan; bertingkah laku
sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik
yang membangun, 5) Keorisinilan; memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,
serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas, 6) Berorientasi ke masa depan;
memiliki presepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan, 7) Jujur dan
tekun; memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja. Jika dilihat dari
kesempatan yang diterima selama siswa melakukan praktek di business center dan bila
dikaitkan dengan ciri dan sikap seorang yang berjiwa kewirausahaan, maka dapat
disimpulkan bahwa praktik business center dapat menumbuhkan dan meningkatkan
jiwa kewirausahaan. Untuk lebih memperdalam kajian ini di bawah ini kami
sampaikan tabel yang berisi kegiatan siswa dalam praktik bisnis inovatif
dan ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha sebagai berikut :

27
Tabel 4.1
hubungan praktik bisnis inovatif dengan ciri jiwa kewirausahaan

Ciri/sifat
No. Kegiatan Siswa kewirausahaan yang keterangan
dapat dicapai

1. Observasi pasar No 1, 2, 3, 5 1. percaya diri

2. Menginventarisir No 1, 2, 3, 4 2. berorientasi pada


kebutuhan konsumen tugas dan hasil

3. Melakukan pemesanan No 1, 2, 6 3. berani


dan pembelian dari mengambil resiko
program kewirausahaan
4. kepemimpinan

4. Menjual barang dengan No 1, 2, 3, 4, 5, 6,7 5. keorisinilan


menetapkan harga sendiri
6. beriorientasi ke
masa depan

5. Membuat pembukuan dan No 1, 2, 3, 7 7. jujur dan tekun


membuat laporan

6. Mengelola keuangan No 1, 2, 3, 7
sendiri

28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-
Khairiyah Jakarta telah dikelola dengan baik oleh kepala sekolah dan pengelola business
center, dengan melibatkan seluruh siswa sebagai tempat praktik bisnis. Praktik bisnis ini pun
mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran bagi pihak sekolah agar
kegiatan praktik bisnis inovatif ini dapat berjalan lebih baik lagi, yakni:
1. Hendaknya pemerintah melalui Suku Dinas Pendidikan wilayah Jakarta Selatan
memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan praktik bisnis
inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta.
2. Sekolah perlu mengembangkan jalinan kerjasama dengan lembaga lain dalam kerja sama
yang saling menguntungkan
3.Guru dan karyawan seharusnya menjadi contoh dalam memanfaatkan business
center dengan melakukan praktik bisnis.
4. Kurikulum kewirausahaan perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi
didunia usaha.

29
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif
dalam berbagai Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers

Haris Herdiansyah. 2015. Wawancara, Observasi, Focus Groups sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers

Hendro Santono. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Bahan Pelatihan


Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya
Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Leonardus Saiman. 2015. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Lexy Maleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung:
Alfabeta

Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Sudarto. 2006. Menyalurkan Lulusan Melalui Bursa Kerja Khusus. Solo: Majalah Didik, Edisi 04/
Th.1/November.

Sudira .2009. Tantangan Guru SMK Abad 21 Direktorat Jenderal Pendidikan


Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Tantangan Guru SMK Abad 21.

Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen
Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat

30

Anda mungkin juga menyukai