TIM PENGUSUL:
Evaluasi Program Keterampilan Kewirausahaan Melalui Praktik Bisnis Inovatif di Madrasah Aliyah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan siswa Madrasah Aliyah melalui praktik bisnis inovatif. Persaingan global menuntut
kesiapan bangsa Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Program keterampilan kewirausahaan
dalam pendidikan tingkat madrasah aliyah seharusnya di aplikasikan pada seluruh sekolah madrasah
aliyah sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi muda dengan kepribadian entrepreneurship.
Pendidikan kewirausahaan berdasarkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu
aspek penting dan strategis untuk meningkatkan daya saing tersebut. Penelitian ini mengambil data dari
tiga informan, yaitu; wakil ka madrasah bidang kurikulum, guru kewirausahaan, dan siswa. Metode
penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dalam pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan siswa melalui praktik bisnis inovatif telah dikelola dengan baik oleh seluruh siswa
sebagai tempat praktik bisnis. Program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis mampu
menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa. Saran diberikan kepada sekolah Madrasah Aliyah yakni
hendaknya pemerintah melalui Suku Dinas Pendidikan wilayah Jakarta Selatan memberikan dukungan
atau bantuan fasilitas untuk pengembangan praktik bisnis inovatif, sekolah perlu mengembangkan
jalinan kerjasama dengan lembaga lain dalam kerja sama yang saling menguntungkan, guru dan
karyawan seharusnya menjadi contoh dalam memanfaatkan business center dengan melakukan praktik
bisnis, kurikulum kewirausahaan perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi didunia usaha.
5
DAFTAR ISI
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai
anggota masyarakat dan warga negara.
Pada tahun ajaran 2016-2017 kurikulum Madrasah Aliyah Al-Khairiyah
mengembangkan program kerja keterampilan meliputi; Akuntansi, Enterpreneurship, Tata
Boga, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Dalam penelitian ini memfokuskan pembahasan
keterampilan keahlian yaitu “Kewirausahaan.” Salah satu program yang berkaitan dengan
menumbuhkan jiwa wirausaha adalah Praktik Bisnis Siswa akan mendapatkan pengalaman
langsung melakukan kegiatan bisnis dengan melakukan kegiatan survey lapangan untuk
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen, mengadakan transaksi pembelian barang
dagangan sesuai dengan hasil survey pasar, dan mengadakan kegiatan penjualan langsung
kepada konsumen, serta siswa mengadakan kegiatan pembukuan terhadap semua transaksi jual
beli yang dilakukan.
Praktik Bisnis ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang terjadi pada MA bidang keahlian kewirausahaan, terutama berkaitan dengan masih
adanya rasa malu untuk menjadi wirausaha, karena masih ada image yang buruk pada dunia
wirausaha. Image buruk ini sebenarnya berupa keyakinan-keyakinan subyektif yang tidak
mengandung kebenaran obyektif. Untuk menghilangkan prasangka buruk tersebut menurut
Thomas Zimmerer (1998) bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan
adalah melalui pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan ini berupa teori dan
praktik, teori disampaikan melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas, sedangkan praktik,
dengan terjun langsung di tempat kerja.
Dengan ini maka kami peneliti tertarik untuk melakukan penelitian evaluasi program
keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta.
Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui beberapa hal antara lain efektivitas
pelaksanaan program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di
Madrasah Aliyah Jakarta sudah baik dilaksanakan sebagaimana mestinya, apakah pelaksanaan
praktik bisnis inovatif tersebut sudah sesuai dengan kemampuan murid di Madrasah Aliyah
Jakarta.
8
B. Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini mengevaluasi tentang hasil dari program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta dengan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana memahami dan mengevaluasi pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan praktik bisnis inovatif dari unsur penunjang dan
penghambat pembelajaran program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah
Jakarta
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berusaha untuk menjawab rumusan masalah berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dipaparkan pada pendahuluan di atas dengan
mengklasifikasikannya ke dalam point berikut:
1. Untuk mengetahui pemahaman dan evaluasi pelaksanaan program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta.
2. Untuk mengetahui unsur penunjang dan penghambat pelaksanaan kegiatan praktik
bisnis inovatif pada program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah
Jakarta.
D. Urgensi Penelitian
Urgensi dari penelitian ini yakni praktik bisnis kewirausahaan di sekolah masih belum
maksimal dalam pelaksanaannya dan masih kurang membentuk perilaku wirausahawan
kepada peserta didik baik di Sekolah Menengah Atas maupun di Madrasah Aliyah. Pada
umumnya orientasi Kepala Sekolah hanya memberikan teori saja maka dari itu peneliti
mengembangkan program praktik bisnis di Madrasah Aliyah agar nantinya peserta didik
mempunyai perilaku kewirausahaan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
meningkat apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 yaitu 1.174.366
jiwa (Badan Pusat Statistik, Statistik Tenaga Kerja 2015).
B. Kewirausahaan
Pengertian kewirausahaan menurut Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 1995
menyatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dana tau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.”
Menurut Leonardus Saiman, kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang
berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan
sendiri dan atau mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan atau kemampuan sendiri.
Wirausaha/ wiraswasta adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat kewiraswastaan/
kewirausahaan dan umumnya memiliki keberanian dalam mengambil risiko terutama dalam
menangani usaha atau perusahaannya dengan berpijak pada kemampuan dan atau kemauan
sendiri.
Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru
dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan
dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber
daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.1
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup
memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang
memperhatikan penumbuhan karakter dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di sekolah-
sekolah kejuruan, maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya
pada menyiapkan tenaga kerja. Untuk itu, perlu dicari penyelesaiannya, bagaimana pendidikan
dapat berperan untuk mengubah manusia menjadi manusia yang memiliki karakter dan atau
perilaku wirausaha. Untuk mencapai hal tersebut bekal apa yang perlu diberikan kepada
1
Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil. Jakarta: Salemba Empat., hlm: 4
11
peserta didik agar memiliki karakter dan atau perilaku wirausaha yang tangguh, sehingga
nantinya akan dapat menjadi manusia yang jika bekerja di kantor akan akan menjadi tenaga
kerja yang mandiri kerja dan jika tidak bekerja di kantor akan menjadi manusia yang mampu
menciptakan lapangan perkerjaan minimal bagi dirinya sendiri.
Nilai-nilai yang dikembangkan harus di arahkan pada pengembangan nilai-nilai dari ciri-
ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai
kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik dan warga
sekolah yang lain. Implementasi dari nilai-nilai pokok kewirausahaan tersebut tidak secara
langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap.
Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (internalisasi) kewirausahaan tersebut
kepada semua sekolah secara seragam, namun setiap jenjang satuan pendidikan dapat
menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan yang lain secara mandiri sesuai dengan
keperluan. Implementasi nilai-nilai kewirausahaan yaitu: (Kemendiknas: 2010, 10)
1. Mandiri
2. Kreatif
3. Berani mengambil resiko dengan pertimbangan
4. Berorientasi pada tindakan
5. Kepemimpinan
6. Kerja keras
7. Jujur
8. Disiplin
9. Inovatif
10. Tanggung-jawab
11. Kerja sama
12. Pantang menyerah (ulet)
13. Komitmen
14. Realistis
15. Rasa ingin tahu
16. Komunikatif
12
17. Motivasi kuat untuk sukses
13
Business Center (Studi kasus: SMK Muhammadiyah 2 Surakarta)
2. 2015 : Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-
nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
3. 2016 : Evaluasi Program Pembelajaran Kewirausahaan pada Business
Center untuk Kompetensi Keahlian Akuntansi SMKN 7
Yogyakarta
4. 2017 : Pengembangan Model Pembelajaran Produktif Bermuatan
Kewirausahaan
5. 2017 : Manajemen Pengembangan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah
Al-Islam Jamsaren Surakarta
D. Roadmap Penelitian
2019, EVALUASI
PROGRAM
KETERAMPILAN
KEWIRAUSAHAAN
MELALUI PRAKTIK BISNIS
2017, INOVATIF DI MADRASAH
PENGEMBANGAN ALIYAH JAKARTA
MODEL
PEMBELAJARAN
PRODUKTIF
2015, BERMUATAN
PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN
BERDASARKAN
NILAI-NILAI BUDAYA
UNTUK
MEMBENTUK DAYA
SAING DAN 2018, MANAJEMEN
KARAKTER BANGSA
PENGEMBANGAN
KEWIRAUSAHAAN DI
SEKOLAH MENENGAH
ATAS
2016, EVALUASI MUHAMMADIYAH
PROGRAM
PEMBELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
PADA BUSSINESS
CENTER UNTUK
2014 PENUMBUHAN KEAHLIAN AKUNTANSI
JIWA KEWIRAUSAHAAN DI SMKN 7
MELALUI BUSSINESS
CENTER DI SMK
MUHAMMADIYAH
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III
Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III
Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV
Kelurahan Mampang Prapatan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama enam bulan,
dimulai bulan November 2018 sampai dengan April 2019 secara berkelanjutan agar
peneliti dapat melengkapi datadata akurat yang akan diolah dalam penelitian.
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena peneliti menggambarkan,
meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial di
wawancara, observasi, dokumentasi berupa foto dan rekaman. Penelitian yang dipakai agar
dapat lebih menganalisa situasi di lapangan dan langsung dapat mengambil hipotesa
terhadap kejadian yang sesungguhnya untuk di samakan dengan teori yang selama ini di
pelajari.
15
tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke
tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus
yang dipelajari.2
Maka dari itu peneliti menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif sehingga
penelitian ini tidak menggunakan angka-angka tapi lebih kepada mendeskripsikan dan
mendefinisikan situasi sosial serta kejadian-kejadian yang ada berkaitan dengan masalah
penelitian. Hasil penelitian deskriptif ini dapat di jelaskan berupa hasil dari wawancara,
catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi baik berupa foto maupun video. Dimana
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.3 Pengumpulan data dalam hal ini dilakukan
1. Observasi
Menurut Haris observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan
mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
2
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: CV
Alfabeta. Hlm. 298
3
Ibid. Hlm. 308
16
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang digunakan untuk memberikan suatu
Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini,
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang di amati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut terlibat langsung dalam kegiatan
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini,
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada
2. Wawancara
itu dilakukan oleh dia pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan
itu.5
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Jenis
mendalam).
4
Haris Herdiansyah. 2015. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 131
5
Lexy J. Meleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 186
17
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan perlengkap dari penggunaan
Pada penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan
Setiap teknik pengumpulan data mempunyai aturan yang dijadikan sebagai pedoman
selama penelitian agar penelitian tidak meluas sehingga data yang dihasilkan dapat lebih
rinci. Oleh karena itu peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian tentang
6
Sugiyono. Op.cit. Hlm. 329
18
Berorientasi 1.memiliki motif berprestasi
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif juga diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan
data sampai pada tahap penulisan laporan.7 Inti dari analisis data dalam penelitian kualitatif
adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan
dipahami secara lebih spesifik dan diakui dalam suatu perspektif ilmiah yang sama,
sehingga hasil dari analisis data yang baik adalah data oleh yang tepat dan dimaknai sama
atau relatif sama dan tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah model analisis data kualitatif
Miles dan Huberman. Secara garis besar, Miles dan Huberman membagi analisis data
7
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam
Berbagai Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 176
19
dalam penelitian kualitatif ke dalam tiga tahap, yaitu kodifikasi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan/verifikasi.8
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik analisis
data model Miles dan Huberman terdiri dari tiga aktivitas yaitu reduksi data (data
pengumpulan data terlebih dahulu (data collection) yaitu melalui metode, observasi,
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.10
Dengan demikian data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
yang sudah di peroleh oleh peneliti dalam hal ini di bagian Biro Kepegawaian
8
Ibid. Hlm. 178
9
Sugiono. Op.cit. Hlm. 337
10
Ibid. Hlm. 338
20
Display data atau penyajian data ini proses pengumpulan informasi yang disusun
Dalam penelitian kualitatif penelitian di sajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
tabel, flowchart dan lain-lain. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, mudah dipahami, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami. Hal yang sering digunakan untuk menyajikan
data kualitatif menurut Miles dan Huberman. Kesimpulan awal yang yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotetesis atau
teori.
21
BAGAN ALUR PENELITIAN:
Penelitian
Observasi Awal Penyusunan
Penelusuran Lapangan dan
(Studi Instrumen
Wilayah Penelitian Indentifikasi
Pendahuluan) Penelitian
Informan
Cross Check Data, Penyusunan Pola Analisis Data dan Pengelolahan Hasil
Triangulasi Data & dan Model Hasil Pengkategorian Temuan Awal
Umpan Balik Temuan Hasil Temuan Penelitian
Pembahasan,
Analisis Data & Penyusunan Pembuatan Artikel
Pembuatan Laporan Akhir Jurnal
Laporan
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Penelitian ini mengenai evaluasi terhadap implementasi program keterampilan
kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta.
evaluasi ini dilakukan dengan melalui analisis dari tiga sudut pandang yaitu dari aspek
manajemen, aspek akademik dan aspek sosial. Aspek manajemen akan dilihat dari
pelaksanaan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Aspek akademik akan dikupas bagaimana pelaksanaan praktik bisnis yang
dilakukan oleh siswa, dan aspek sosial akan dikaji bagaimana dampaknya terhadap
peningkatan kesejahteraan baik bagi guru, karyawan maupun siswa.
23
1. Aspek Manajemen
Perencanaan
Dilakukan oleh sekolah dalam hal ini Kepala sekolah dibantu oleh pengelola
program praktik bisnis, dengan memperhatikan cara menyusun perencanaan yang
baik. . Perencanaan yang baik harus bisa menjawab enam pertanyaan yaitu; 1) apa
yang menjadi tujuan dari praktik bisnis kantin kejujuran,
2) mengapa program keterampilan kewirausahaan bisnis inovatif diadakan
sekolah, 3) siapa yang akan melakukan tugas agar praktik bisnis inovatif dapat
berjalan baik, 4) dimana letak business center berada agar menarik pembeli, 5)
kapan business center mulai dijalankan dan 6) bagaimana cara menjalankannya
agar sukses
Pengorganisasian
Untuk mengurus business center dibentuklah kepengurusan yang ditetapkan
melalui surat keputusan kepala sekolah. Dalam menyusun pengelola business
center kepala sekolah memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan struktur
organiusasi yang baik antara lain dengan memperhatikan the rightman on the right
place, menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Disamping itu juga menerapkan prinsip sedikit struktur namun kaya fungsi, struktur
yang dibuat dibuat sederhana namun sudah mencukupi kebutuhan secara
menyeluruh.
Pengawasan :
Pengawasan dilakukan secara berjenjang dari Kepala sekolah kepada pengelola
business center dan pengelola business center kepada guru pengampu/ pembimbing
dan siswa. Pengawasan dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah yang
dilaksanakan sudah sesuai dengan yang direncanakan, jika ada permasalahan
dimana letak kekurangannya, dan mencarikan jalan keluarnya untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi. Pengawasan yang efektif dapat menemukan
permasalahan dan dapat mencari pemecahan masalah dengan baik sehingga dapat
memajukan business center untuk masa yang akan datang. Pengawasan dilakukan
24
secara berjenjang dan berkala, agar supaya kegiatan yang direncanakan dapat
dilaksanakan dan mencapai tujuan.
2. Aspek Akademik
Pada dasarnya praktik bisnis yang dikembangkan di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah
Jakarta dimaksudkan untuk memberikan media pembelajaran bagi siswa dalam hal:
(1) menumbuhkan jiwa wirausaha, (2) memberikan pengalaman langsung berinteraksi
dengan konsumen, (3) melakukan survei pasar untuk menentukan jenis produk yang
dibutuhkan konsumen (4) memberikan kesempatan melakukan pembukuan terhadap
transaksi bisnis yang dilakukan. Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta Business
center dipakai untuk praktik kewirausahaan kelas X dan kelas XI dan Kelas XII. Setiap
10 siswa dibimbing oleh satu orang guru. Jadwal pengambilan barang ke toko dibuat
oleh pengelola business center. Hal ini dimaksudkan agar supaya tidak terjadi antrian
yang berjubel di toko. Untuk siswa yang akan mengambil barang ketoko diatur
mekanismenya sebgai berikut: (1) siswa mengisi blangko pemesanan barang, (2) siswa
minta pengesahan kepada pembimbing, (3) siswa datang ke toko dengan surat pesanan
yang sudah ditanda tangani pembimbing untuk mendapatkan barang sesuai pesanan .
Apabila siswa sudah mendapatkan barang dari toko kemudian siswa menjual di
masyarakat sekitar siswa berada atau dengan membuka uotlet atau toko di rumah.
Setelah sepuluh hari siswa harus melaporkan terhadap hasil penjualan kepada
pembimbing. Untuk barang yang tidak laku dijual dapat dikembalikan dan ditukar
dengan barang lain sesuai dengan permintaan pasar. Pihak pengelola business center
memberikan harga sesuai dengan harga dari pemasok dengan tidak menambah lagi,
siswa dapat menjual kembali ke pasar dengan harga ditetapkan sendiri oleh siswa
dengan harga maksimal sama dengan harga pasar jika memungkinkan di bawah harga
pasar. Hal ini akan melatih siswa untuk dapat berani mengambil resiko menetapkan
harga yang bersaing dipasaran. Sehingga diharapkan barang yang dijual siswa akan
bisa terjual karena harga dapat bersaing dengan harga dipasar, bahkan bisa lebih
rendah dari harga di pasar. Keuntungan masing masing siswa tidak sama tergantung
ketrampilan siswa dalam menjual barang ke konsumen. Pihak pengelola akan
25
mendapatkan laba bukan karena menambah prosentasi harga yang dijual ke siswa
tetapi dari hasil rabat dan bonus dari pemasok.
3. Aspek sosial
Kegiatan praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta belum
banyak berdampak pada kesejahteraan guru dan karyawan. Hal ini dikarenakan guru
dan karyawan belum ada yang memanfaatkan business center dengan mengambil
barang dan kemudian menjual kembali di masyarakat sekitar rumahnya atau membuka
outlet di rumah. Kalau toh ada baru sebatas membeli barang untuk keperluan sehari-
hari bagi keluargannya. Tetapi bagi siswa mempunyai dampak positif yang banyak
pertama siswa akan mendapatkan pengalaman menjual barang secara langsung ke
konsumen sehingga dapat memupuk jiwa kewirausahaan, kedua siswa akan
memperoleh tambahan kesejahteraan dengan mendapatkan laba dari hasil penjualan
barang, terutama bagi sebagian besar siswa yang aktif dan dapat menjual barang
dengan omset yang besar, dan ketiga akan menambah pengalaman cara dan strategi
pemasaran barang. Ketiga manfaat diatas akan sangat berpengaruh pada jiwa
entreprenuer siswa apabila sudah tamat dari sekolah dan memasuki dunia kerja. Bagi
siswa yang aktif dan dapat menjual barang yang banyak tentu saja akan mendapatkan
penghasilan yang banyak pula, sehingga tambahan penghasilan itu dapat dipergunakan
menunjang keperluan mencukupi kebutuhan pendidikan, membeli buku, peralatan
sekolah, komputer dan lain sebagainya. Namun memang bagi sebagian kecil siswa
yang kurang aktif dan hanya dapat menjual barang dalam jumlkah kecil, tentu saja
belum dapat merasakan manfaat dari business center di sekolah.
Praktik bisnis inovatif sebagai penumbuhan jiwa kewirausahaan :
Dalam melakukan praktik bisnis inovatif siswa mendapatkan pengalaman langsung
berupa : 1) siswa melakukan observasi pasar untuk mengetahui apa kebutuhan
konsumen terhadap barang keperluan sehari-hari, 2) berdasarkan observasi pasar siswa
dapat menginventarisir kebutuhan barang yang harus disediakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, 3) siswa melakukan pemesanan barang ke business center
sekolah sesuai kebutuhan yang diperlukan konsumen, 4) siswa menjual barang
langsung ke konsumen dengan harga yang ditetapkan sendiri oleh siswa, 5) siswa dapat
26
melakukan pembukuan terhadap transaksi yang dilakukan, 6) siswa dapat 167
mengelola keuangan dan keuntungan yang diperoleh. Ciri-ciri dan sifat-sifat seorang
wirausahawan yang memilki jiwa kewirausahaan adalah: 1) Percaya diri yaitu
mempunyai keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme, 2) Berorientasikan
pada tugas dan hasil; dengan senantiasa berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, berorientasi pada
prestasi, energik dan memiliki inisiatif, 3) Pengambil resiko; memiliki kemampuan
mengambil resiko dan suka pada tantangan, 4) Kepemimpinan; bertingkah laku
sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik
yang membangun, 5) Keorisinilan; memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,
serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas, 6) Berorientasi ke masa depan;
memiliki presepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan, 7) Jujur dan
tekun; memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja. Jika dilihat dari
kesempatan yang diterima selama siswa melakukan praktek di business center dan bila
dikaitkan dengan ciri dan sikap seorang yang berjiwa kewirausahaan, maka dapat
disimpulkan bahwa praktik business center dapat menumbuhkan dan meningkatkan
jiwa kewirausahaan. Untuk lebih memperdalam kajian ini di bawah ini kami
sampaikan tabel yang berisi kegiatan siswa dalam praktik bisnis inovatif
dan ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha sebagai berikut :
27
Tabel 4.1
hubungan praktik bisnis inovatif dengan ciri jiwa kewirausahaan
Ciri/sifat
No. Kegiatan Siswa kewirausahaan yang keterangan
dapat dicapai
6. Mengelola keuangan No 1, 2, 3, 7
sendiri
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-
Khairiyah Jakarta telah dikelola dengan baik oleh kepala sekolah dan pengelola business
center, dengan melibatkan seluruh siswa sebagai tempat praktik bisnis. Praktik bisnis ini pun
mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran bagi pihak sekolah agar
kegiatan praktik bisnis inovatif ini dapat berjalan lebih baik lagi, yakni:
1. Hendaknya pemerintah melalui Suku Dinas Pendidikan wilayah Jakarta Selatan
memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan praktik bisnis
inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta.
2. Sekolah perlu mengembangkan jalinan kerjasama dengan lembaga lain dalam kerja sama
yang saling menguntungkan
3.Guru dan karyawan seharusnya menjadi contoh dalam memanfaatkan business
center dengan melakukan praktik bisnis.
4. Kurikulum kewirausahaan perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi
didunia usaha.
29
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif
dalam berbagai Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers
Haris Herdiansyah. 2015. Wawancara, Observasi, Focus Groups sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Leonardus Saiman. 2015. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Lexy Maleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung:
Alfabeta
Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Sudarto. 2006. Menyalurkan Lulusan Melalui Bursa Kerja Khusus. Solo: Majalah Didik, Edisi 04/
Th.1/November.
Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen
Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat
30