Modul Tutorial
Modul Tutorial
Tujuan Pembelajaran :
Mengetahui komposisi, cara memilih dan menyimpan serealia dan hasil olahannya.
Beras bulir padi yang dibuang kulit luarnya (sekam) dedak kasar
Dedak halus (kaya protein) berasal dari lapisan biji beras (misal : aleuron, lembaga dan sel
beras yang terlepas).
Jenis Beras
Beras IR
Beras PB
Beras Rajalele
0
Beras Cianjur
Beras Mentikwangi
Beras Pandanwangi
Sifat-sifat Beras
Kadar butir pecah (beras Biji beras yang patah (sehingga panjangnya kurang dari
patah) seperempat biji asal butir beras).
Kadar butir rusak Biji normal putih bening
Rusak, mungkin karena :
hijau & warna kapur terlalui muda dipanen
Kuning samapai hitam panas / serangan jamur
Campuran beras merah
(Butir rusak yang diijinkan tidak lebih 5%)
Kadar benda asing Butir Tanah liat, kerikil, bagian tumbuhan, biji-biji lain
(benda asing biasanya terkontaminasi jasad renik
rusak)
a. Kadar amilosa tinggi Dapat dimasak kering dan cocok dimasak cepat .
(24 32%)
b. Kadar amilosa Biasa dimasak basah, sangat pulen, digunakan untuk
rendah membuat puffed rice dan serealia untuk makanan bayi.
(15-22%)
c. Waxy varietas Sangat lengket, biasa digunakan sebagai pengental
(tidak mengandung (thickener), puding, tape.
amilosa/diabaikan) Misal : KETAN
1
Energi Kkal 359 360 364
Protein g 7,5 6,8 7,0
Lemak g 0,5 0,7 0,5
Karbohidrat g 77,6 78,9 80,0
Kalsium Mg 16 6 5
Phosphor Mg 163 140 140
Zat Besi Mg 0,3 0,8 0,8
Vit. A SI 0 0 0
Vit. B Mg 0,21 0,12 0,12
Vit. C Mg 0 0 0
Air % 13,0 13,0 12,0
mutu nilai harga, dipengaruhi oleh faktor fisik dan jenis / varietas padi yang dikenal
sebelumnya
SII untuk Tepung Beras
Kriteria Syarat Mutu
Kadar air (max) 10 %
Kadar abu (max) 1%
Pasir (max) 0,1 %
Derajat asam (max) 4%
Serat Kasar (max) 1%
Logam berbahaya (Cu, Pb, Hg) -
Serangga (stadia dan potongan) -
Arsen -
Jamur (visual) -
Mikroskopis (pati lain) -
Kehalusan : 65 mesh 99 %
Kehalusan : 80 mesh 70%
Bau dan Rasa Normal
PERMANFAATAN BERAS
Pangan Strategis :
Makanan pokok
Penentu harga barang lain
Prestise
Hankamnas
Produk Jajanan/Pelengkap :
Bihun
Karak beras
2
Biskuit
Kue
Rengginang
Tepung beras
Pengolahan kering & pengolahan basah
Disarankan untuk yang alergi terigu
Pemasakan beras menjadi nasi di rumah tangga berupa nasi liwet dan nasi kukus. Hidangan rata-
rata di Indonesia sekitar 300 400 g orang/hari 1.089 1.452 Kal (55 73 % jika konsumsi rata-rata
2.000 Kal.
Penggolongan Kiteria
Warna Butir Jagung putih, kuning, merah, ungu
Bentuk butir Gepeng, bulat
Konsistensi biji Biji keras (flint), lunak
Penjualan Jagung
Masih dengan bonggol/tongkol dan kelobot (kelopak penutup buah)
Masih dengan tongkol (tanpa kelobot)
Jagung pipilan
Kandungan Gizi
Dibanding beras, kadar berbagai zat gizi lebih tinggi (tetapi pengolahan dan disgestibilitasnya
lebih sulit dan lebih rendah)
Kadar protein, lemak, phospor dan thiamin (B1) tinggi
Kadar vit A (sbg karoten) jagung kuning
Lemak dalam lembaga jagung sangat dianjurkan PUFA (poly unsaturated fatty acids)
baik penderita kardiovasculer & hipertensi
Banyak mengandung serat daya cerna rendah, keluhan rasa berat di perut, banyak flatus.
3
Meskipun kadar protein lebih tinggi, tetapi kualitas protein lebih rendah.
Kadar asam amino essensial (triptopan dan niasin) terlalu rendah.
Pengolahan Jagung
Beras jagung
Jagung rebus
Jagung bakar
Pop corn (berondong)
Corn flakes
Marning (snack)
Snack siap dikoonsumsi (cheese ball)
Tepung maizena
Kelemahan beras jagung dibanding beras padi
Pengerjaan yang lebih sukar kulit lebih liat, sulit dipisahkan
Butuh banyak bahan bakar mahal
Nasi jagung kurang dapat dicerna
Jenis Terigu
Jenis Kriteria
Durum wheat/hard Kadar protein lebih tinggi, lebih elastis/tidak mudah pevah, umur
wheat (terigu keras) tanam panjang
Bahan kue yang baik (Cap cakra kembar)
Soft wheat (terigu Protein lebih rendah, sifat elastis kurang & mudah pecah, daya serap
lunak) air (water absorption) rendah, sulit diaduk dan diragikan.
Bahan roti biasa, cake, pastel, biskuit/kue kering (Cap segitiga biru,
kunci)
4
Tetapi kadar lemak dan zat besi hampir sama
Namun kualitas protein terigu lebih rendah dibanding beras.
Terigu juga tidak mengandung vitamin A dan vitamin C.
Pengolahan
Tepung terigu
Roti
Kue
Mie (noodles)
Pasta Italia (makaroni, yg pendek/vermicelli, yg panjang/sphagetti)
Biskuit
CANTEL (Shorgum, Shorgum vulgare)
Pohonnya seperti jagung
Butir matang bulat gepeng kecil, coklat tua kehitaman
Berasal dari benua Afrika (Sudan) dan benua China
Menjadi makanan pokok daerah India, Sudan Hulu & sebagian wilayah Mesir
Kandungan Zat Gizi
Menonjol kandunganCa (zat kapur) dan Phospor (P).
Kadar thiamin (B1) juga cukup baik.
Tidak terdapat Vitamin A dan C.
Pengolahan
Bisa dikonsumsi dengan capuran beras nasi
Campuran pembuatan cake.
Penelitian Suryani dkk. (2000) kandungan gluten tepung cantel 10, 42 %.
Kesulitan pengolahan pengelupasan kulit sukar.
KARAKTERISTIK/TANDA KERUSAKAN BERAS, JAGUNG, CANTEL
BERAS
Kadar Air & Aw
Gabah
Kering panen = 16 %
Kering simpan= 14 %
Kering giling = 12 %
Beras pecah kulit = 10 13,7 %
Beras sosoh = 10 14,1 %
Aw : < 0,62
Warna
Sesuai varietas & keadaan / derajat sosoh
5
Putih Putih kotor Putih kekuningan (kulit Ari)
Warna :
1. Karena Jamur :
- Kehijauan Penicillium sp.
- Kebiruan A. restrictus & A. glaucus
- Kehitaman Rizopus sp
- Kng kecoklatan P. islandicum
- Kehitaman Helminthosporium, Cladosporium, A. niger
2. Krn. Bakteri :
- Noda klemerahan Serratia sp (enterobactericeae)
- Kehijauan Pseudomonas fluoroscens
6
- Penyimpanan di logam korosif bau berkarat
Kecacatan
Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan karena pengeratan oleh serangga (berlubang, dll)
Cemaran biologis dan mikrobiologis
Tidak berulat
Tidak berbubuk
Tidak ada binatang pengerat (atau bagiannya tubuhnya)
P. Islandicum toksin (islanditoxin / islandisin)
Menyebabkan penyimpangan Warna & Bau
Cemaran fisik
Tidak terdapat kotoran binatang pengerat, kotoran ulat, dll
Tidak terdapat benda-benda fisik yg membahayakan
Cemaran kimia
Tidak terdapat residu insektisida atau bahan kimia berbahaya lainnya
Tidak dibungkus dengan wadah bahan kimia / pestisida / insektisida \
JAGUNG
Kadar Air
Kering panen = 16 %
Kering simpan = 14 %
Kering giling / pipil = 12 %
Simpan pililan = 10 13,2 %
Aw < 0,62
Warna jagung normal : kuning & merah / ungu
Warna :
1. Karena Jamur :
- Kehijauan Penicillium sp.
- Kebiruan A. restrictus & A. glaucus
- Kehitaman Rizopus sp
- Kng kecoklatan P. islandicum
7
- Kehitaman Helminthosporium, Cladosporium, A. niger
A. Restricus KA = 14 14,5 %
A. glaucus KA = 14,5 15 %
2. Karena Bakteri :
- Noda klemerahan Serratia sp (enterobactericeae)
- Kehijauan Pseudomonas fluoroscens
3. Bahan : penyakit, Reaksi kimia non enzimatis (mailard, karamelisasi), enzim
4. Proses : penggunaan suhu tinggi
Penjelasan karakteristik Bau sama dengan beras
Kecacatan
Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan karena pengeratan oleh serangga (berlubang,
rapuh, pengkerutan, dll)
Kadar Air
Kering panen = 16 %
8
Kering simpan = 10 13,2 %
Aw < 0,62
Warna normal : Putih & Merah
Warna :
1. Krn. Jamur :
- Kehijauan Penicillium sp.
- Kebiruan A. restrictus & A. glaucus
- Kehitaman Rizopus sp
- Kng kecoklatan P. islandicum
- Kehitaman Helminthosporium, Cladosporium, A. niger
A. Restricus KA = 14 14,5 %
A. glaucus KA = 14,5 15 %
2. Krn. Bakteri :
- Noda klemerahan Serratia sp (enterobactericeae)
- Kehijauan Pseudomonas fluoroscens
Penjelasan karakteristik Bau sama dengan beras
Penjelasan kecacatan, cemaran biologis dan mikrobiologis, cemaran fisik, cemaran kimia dan
kenampakan sama dengan jagung.
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN KERING (BERAS, JAGUNG, CANTEL)
1. Tempat penyimpanan BM selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih,
2. Penempatannya terpisah dengan makanan jadi,
3. Penyimpanan BM diperlukan untuk :
- setiap janis BM dalam suhu yang sesuai,
- ketebalan BM padat tidak lebih dari 10 cm,
- kelembaban ruangan penyipanan 80% - 90%.
4. BM disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan rusaknya BM FIFO (First In First Out)
5. BM disimpan jauh dari bahan beracun / berbahaya, tempat tertutup dan bersih, di tempat yg
tdk terkena sinar matahari langsung
6. BM yg disimpan di gudang, cara penyimpanannya tidak menempel pada lantai (15 cm), dinding(6
cm) atau langit-langit (60 cm).
7. BM kering sbb :
a. Tempat berada di bagian yang tinggi,
b. Tidak diletakkan di bawah saluran / pipa air kebocoran,
c. Tidak ada drainase di sekitar gudang
d. Di dalam rak dengan ketinggian rak terbawah 15 25 cm
e. Suhu gudang mkn kering & kaleng < 22 C
9
f. Gudang dibuat anti tikus dan serangga
g. Terdapat sirkulasi udara antar bahan
Narasi :
Sebagai ahli gizi di rumah sakit/ catering/ institusi, salah satu tugas ahli gizi yaitu mengawasi bahan
makanan dari proses pemilihan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan sampai dengan penyajian. Ahli
Gizi harus memastikan bahwa bahan makanan yang diterima sampai dengan disajikan harus dalam
kondisi yang baik. Serealia termasuk bahan makanan yang mudah mengalami kerusakan dan
kontaminasi. Untuk itu ahli gizi harus mampu mengetahui cara menentukan mutu dari serealia serta
berbagai penanganan untuk dapat menjaga kualitas/ mutu serealia.
2. Jelaskan tanda-tanda/karakteristik fisik (warna, aroma, tekstur, bentuk, tanda lainnya) masing-
masing jenis serealia!
3. Sebutkan jenis zat gizi yang terkandung dalam berbagai jenis serealia!
10
ZAT TOKSIK
Zat toksik atau toksikan dapat menjadikan makanan kurang bermanfaat, merugikan dan menyebabkan
ketidakamanan. toksikan umumnya menimbulkan efek akut. Ilmu tentang toksikan atau Toksikologi
sudah dikenal dalam waktu lama.
Toksikan Nabati
Senyawa toksik yang terdapat dalam tanaman atau senyawa yang menyebabkan atau menimbulkan
tanda-tanda keracunan pada manusia yang terdapat dalam tanaman.Toksikan nabati biasanya
disebut dengan Fitotoksin.
Intrinsik
Secara genetik mampu memproduksi toksikan tersebut dalam tubuhnya
Alkaloida pada solanaceae, toksalbumin pada leguminosae
Faktor luar (Lingkungan)
11
Terdapatnya unsur Se berlebih pada tanah dapat terakumulasi pada tanaman dalam
bentuk protein
Pandangan botani
Menurut Schultes (1970) terdapat 400 spesies dalam 68 famili yang mengandung zat
toksik
Di Indonesia diketahui 600-800 spesies dalam 100 famili mengandung zat toksik
Schwarting (1963) 20 famili yang mengandung zat toksik
Apoecynaceae, Amaryllidaceae, Barberidaceae, Caricaceae, Crassulaceae,
Caryophyllaceae, Dioscoriaceae, Erythroxylaceae, Euphorbiaceae, Liliaceae,
Leguminoseae, Menispermaceae, Papillonaceae, Papaveraceae, Graminae,
Ranunculaceae, Rutaceae, Rubiaceae, Rhamnaceae, Solanaceae.
12
No Nama Toksikan No Nama Toksikan
1 Sitral 16 Serotonin
3 Biokanin A 18 Amigdalin
4 Mimosina 19 Sikasin
6 Indospisina 21 Gosipol
7 Hipoglisin A 22 Miristisin
10 Kanavanina 25 Atraktilosida
11 Sinigrin 26 Asaron
12 Progoitrin 27 Phaseolunatin
13 Solanina 28 Durin
15 Kapsaisin 30 Monokrotalina
Sitral
13
Genistein
Mimosina
Terdapat pada petai cina atau lamtara famili leguminose di bagian biji (1-4%) juga pada daun dan
batang
Stabil dan sedikit larut dalam air (1:500 gr/ml)
Rusak dengan pemanasan tinggi (227-228 C)
1% mimosina pada tikus menghambat pertumbuhan dan memperpendek umur tikus
Ekstrak lamtara kerusakan pada folikel rambut
Pada unggas dan manusia merontokkan rambut
Pencegahan
Hindari makan berlebih
Pada tanaman sejenis kacang-kacangan (Vicia faba L, 0,25%), banyak digunakan di Afrika utara
dan sekitar laut tengah.
Terdapat juga pada Stizolobium deeringianum, 6-9%, Mucuna Sp
DOPA mudah teroksidasi dan berwarna hijau
Menimbulkan Favisma penyakit dengan gejala anemia karena terjadinya hemolisis darah
merah terutama pada penderita kurang enzim glukosa-6-fosfat.
Hemolisis rendahnya kadar glutation pada sel darah merah
14
Simtomatis hemoglubinuria, pusing muntah, diare, prostasi (lemah), nausea, muntah,gerakan
mengunyah tanpa sadar
Terjadi pembesaran organ hati dan kelenjar empedu setelah 1-2 hari keracunan
Asam Jengkolat
Seleno Sistationina
Pada coco de mono (Lecythis Ollaria) yang banyak tumbuh di amerika tengah dan selatan
(venezuela dan brasil) dan Astragalus crotalariae
Mengandung selenium
Kadar 0,01-0,1 ppm dibutuhkan oleh mamalia dan unggas, lebih dari itu membahayakan
Simtomatis sakit perut, muntah, nausea, diare, hilangnya bulu
Hindari makan bahan yang mengandung selenium
Kanavanina
Sinigrin
15
Pada biji Alliaria officinalis sejenis kobis atau mustard
Larut air, alkohol panas, tidak larut bensena, klorofom dan eter.
Gejala muntah, diare pada anak, gejala hipertiroid
Pada sejenis kobis segar muntah darah dan diare
Kurangi pemakaian
Progoitrin
Kapsaisin
Serotonin
Pada buah pisang (Musa sp), sari nanas dan semangka, tomat, plum, advokat
Senyawa stimulan gugus amine yang bersifat vasoconstrictor memperkecil lubang
pembuluh darah yang mengakibatkan darah tinggi
Gejala sakit kepala
Saponin bitgula
16
Dibuat gula saponin hilang
Hindari makan mentah terutama kulit luar
Amigdalin
Gosipol
Miristisin
17
Umbelulon
Karotatoksin
Pada wortel
Neurotoksik
Letal Dosed 50% (LD50 ) 100 mg/kg
Asaron
Pada kacang-kacangan
Mengandung HCN
Pemasakan yang lebih baik
Durin
18
Solanina
Pada kentang
Neurotoksik
Kentang baru panen 180 mg/kg (ppm)
Keracunan 840 mg/kg (ppm)
Tidak mudah rusak oleh pemanasan
Keracunan terjadi pada kentang muda
Saponin kedelai
Pada kedelai
Hemolitik dan membentuk buih
Jumlahnya sangat kecil pada kedelai
Toksikan Hewani
Senyawa toksik yang terdapat dalam tanaman atau senyawa yang menyebabkan atau menimbulkan
tanda-tanda keracunan pada manusia yang terdapat dalam hewan.
19
Rotasi biologis
Secara intrinsik mengandung racun
4 Ichthyohepatotoxin Liver
Golongan Tetraodontidae
Golongan Elasmobranchia
Golongan Gymnothorax
Golongan Scombroida
Golongan Clupeoida
Golongan Chimaeroida
Golongan Cephalopoda
Golongan Gempylida
Scombroida
Saxitoxin
Chimaeroida
Chepalopoda
Gempylida
Scombroida
20
Terjadi setelah mengkonsumsi Tuna, Skipjack, bonito dan mackarel
Toksin terbentuk karena bakteri tertentu yang tumbuh pada suhu dan waktu optimal
Gejala toksik tersebut karena terbentuknya histamin akibat reaksi enzimatis atau bakteri setelah
ikan mati.
Cooking, canning dan freezing tidak dapat menurunkan efek toksik.
Makanan lain yang mengandung asam amino dan terkontaminasi bakteri memungkinkan
terjadinya keracunan scombroida.
Ikan yang sudah basi berasa pedas (Peppery)
Gejala Klinis
Setelah 2 jam efek gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, epigastric distress,
sakit kepala, panas di tenggorokan.
Biasanya diikuti dengan pingsan, gatal, kulit kemerahan dan urticaria
Gejala reda dalam 16 jam dan secara umum tidak ada batasan akhir kesakitan.
Diagnosa biasanya didasarkan pada
Gejala pasien
Waktu serangan (onset)
Durasi waktu serangan munculnya gejala sangat cepat, mulain dari 30 menit
Durasi kesakitan biasanya 3 jam sampai beberapa hari
Efek perlakuan antihistamin
Saxitoxin
21
Serangan terjadi antara 30 menit sampai 2 jam tergantung jumlah toxin yang
terkonsumsi
Bisa juga kematian disebabkan karena gagal jantung akibat aksi hipotensif dari toxin
walaupun ada bantuan pernafasan.
Pyropheophorbide-A
Abalone tertentu (haliotis) mengandung toksin ini yang terdapat pada kelenjar pencernaan atau
liver.
Toksin ini merupakan turunan dari klorofil yaitu produk metabolik klorofil laut yang merupakan
makanan abalone
Reaksi toksik terjadi mengkonsumsi organ yang mengandung PA
PA merupakan senyawa fotoaktif. Fotosintesisnya dalam tubuh mempromote produksi senyawa
amin : asam amino histidin, triptofan dan tirosin.
Senyawa-senyawa tersebut menyebabkan inflamasi dan reaksi toksik lainnya.
Dua senyawa lain (murexine dan enteramin) mempunyai efek seperti aktifitas nikotin dan
muscarin.
Gejala klinis
Kenampakan wajah merah, bengkak dan dermatitis
Perubahan aktifitas jantung dan meningkatkan pernafasan
Tetrodotoxin
Terdapat pada 90 spesies puffer fish (Ikan buntal/gelembung) seperti blowfish, porcupine fish,
toad fish, fugu dan molas.
Califronia newt dan sejenis amphibi lainnya juga mengandung toksin ini.
Jenis ikan tersebut mempunyai rasa yang lezat.
Sebagian orang telah melakukan preparasi sebelum pemasakan.
Keracunan terjadi akibat kurangnya preparasi atau kesalahan dalam pengolahan.
Racun tersebar pada seluruh jaringan dan tahan panas kecuali dalam alkali
Jumlah racun tertinggi pada saat masa bertelur
Keracunan terjadi di Jepang
1888-1909 67% mortalitas
1956-1958 58,74% mortalitas
Nama racun tetrodotoksin
22
Berwujud kristal, tidak mengendap dengan alkohol atau protein
Stabil dalam pemanasan, kecuali dalam alkali
Letal Doses 50 % (LD50)
Pada kucing 8-20 mikrogram/gr
Pada manusia 1-2 mg
Ciguatoxin
Ciguatera diketahui sebagai toksin pertama kali oleh Carribean akibat mengkonsumsi
keong/siput laut
Ciguatoxin mrp ichthyosarcotoxin yang diproduksi lebih dari 300 species of fish.
Beberapa ikan memakan makanan yang mengandung ciguatoxin.
Gejala klinis
Keracunan ciguatoxin dimulai dengan rasa gatal di lidah, mulut dan tenggorokan yang
tjd sangat cepat diikuti oleh mati ras sekitar kerongkongan
Hal tersebut terjadi setelah 30 jam setelah makan
Kemudian diikuti mual muntah abdominal pain with intestinal spasms, dan diarrhea
Pasien merasa sakit kepala yang dapat diikuti dengan muscle pain, visual disturbances,
dermatitis, and even convulsions.
Biasanya keracunan ini diobati berdasarkan gejalanya
Sekitar 7% dari kasus tersebut berakibat fatal.
23
Minyak dan Lemak
Pendahuluan
24
Drying oil minyak untuk cat dan pernis
Semi drying oil minyak jagung, minyak biji bunga matahari
Non drying oil minyak kelapa
Titik lebur
Dipengaruhi oleh
panjang rantai makin panjang makin tinggi titik leburnya
jumlah ikatan rangkap
bentuk cis/trans pada ikatan rangkapnya
Menurun jumlah ikatan rangkap bertambah
SF (Saturated Fat) titik lebur tinggi
Bentuk Trans titik lebur tinggi
Indeks Refraksi kemurnian suatu lemak
Dipengaruhi oleh :
panjang rantai
derajat ketidakjenuhan
suhu
Berkaitan dengan BI (Bilangan Iod)
Titik asap (Smoke Point) titik saat timbul asap tipis saat lemak/minyak dipanaskan
Bila pemanasan diteruskan Flash point (Lemak/minyak mulai terbakar)
Bila sudah terbakar fire point
Dipengaruhi oleh :
Jumlah asam bebas makin banyak ketiga titik suhu tersebut turun
Berat molekul makin rendah ketiga titik suhu tersebut turun
Ketiga titik suhu tersebut digunakan untuk menentukan kualitas minyak goreng
Titik Keruh tergantung pada jumlah asam lemak bebas
Kerusakan Lemak/minyak
25
Tainting (penyerapan bau)
Lemak mudah menyerap bau
Bahan pembungkus yang dapat menyerap lemak Lemak yang terserap teroksidasi
rusak dan berbau
Bau dari lemak yang terserap mengakibatkan seluruh lemak dalam bungkusan jadi rusak
Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
Reaksi ini dapat dipercepat dengan asam, basa dan enzim
Hidrolisis mudah terjadi pada lemak dengan asam lemak rendah, mis Mentega, minyak
kelapa
Hidrolisis sempurna akan menghasilkan asam lemak dan gliserol yang tidak dapat
berfungsi sebagai emulsifier.
Hidrolisis tidak sempurna akan membentuk mono / digliserida yang dapat bersifat
sebagai emulsifier.
Oksidasi dan Ketengikan
Oksidasi : reaksi dengan O2 yang akan membentuk hidroperoksida. Kemudian,
mengalami dekomposisi hidroperoksida lebih lanjut, sehingga terbentuk zat-zat yang
lebih pendek rantainya, misal : keton
Ketengikan karena autooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak
26
Pencegahan ketengikan
Minyak goreng
Fungsi :
Sebagai penghantar panas
Penambah rasa gurih
Penambah nilai kalori bahan pangan
Mutu minyak goreng titik asap
Makin tinggi titik asap makin tinggi mutu minyak goreng
Lemak/minyak yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya turun
Titik asap tergantung pada kadar gliserol bebas makin tinggi gliserol bebas
makin rendah titik asap
27
Untuk menekan hidrolisis pemanasan lemak/minyak dilakukan pada suhu
yang tidak terlalu tinggi
Umumnya suhu penggorengan 177-221C
Mentega
Emulsi air dalam minyak ( 18% air terdispersi di dalam 80% lemak dengan sedikit tambahan
emulsifier)
Dapat terbuat dari lemak susu manis atau asam
Mentega dari lemak asam cita rasa kuat
Keasaman Lemak susu
Dibiarkan secara spontan
Dengan penambahan BAL
Margarin
Pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa dan nilai gizi hampir sama
Emulsi air dalam minyak ( mengandung >80% lemak)
Bisa terbuat dari nabati dan hewani
o Hewani sapi dan babi
o Nabati kelapa, kedelai, biji kapas
Minyak nabati (cair) dihidrogenasi menjadi Lemak padat
Sifat margarin yang diinginkan plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah
dan dapat mencair dalam mulut.
Shortening
28
Ada 3 macam shortening berdasar cara pembuatan
Compound shortening
dari campuran lemak hewani dengan titik cair tinggi, lemak bertitik cair rendah
dan lemak yang sudah mengalami hidrogenasi
Akan dihasilkan shortening dengan konsistensi tertentu, bersifat plastis pada
rentang suhu yang luas dan tahan lama.
Contoh : campuran oleo stearin, lard dan minyak biji kapas terhidrogenasi
Hydrogenated shortening
dari campuran dua atau lebih minyak dengan BI dan konsistensi berbeda-beda
Keuntungan konsistensi dapat diatur dengan mengatur perbandingan jumlah
derajat hidrogenasi dari masing-masing lemak yang dicampur
High ratio shortening hydogenated shortening yang ditambah emulsifier
Mentega putih dengan emulsifier tidak baik untuk menggoreng secara deep frying suhu tinggi
akan mengurai mono dan digliserida menjadi asap
Umumnya shortening terbuat dari minyak nabati biji kapas, kacang kedelai, kacang tanah dll
Sifat mentega putih didasarkan pada
Nilai shortening kemampuan mentega putih untuk melumas atau mengempukkan
bahan pangan
Sifat plastis tergantung dari perbandingan jumlah lemak padat dan cair serta sifat
kristal lemaknya
Lemak (Gajih)
Lemak yang diperoleh dari jaringan lemak ternak sapi, babi, atau kambing.
Banyak terdapat pada rongga perut bermutu tinggi
Terbatas penggunaannya tekstur, cita rasa dan bau tidak seragam serta mudah tengik
Keunggulannya plastisitas baik dan daya shorteningnya tinggi
29
Ekstraksi Minyak
Dengan pelarut
Digunakan untuk bahan yang kandungan minyaknya rendah
Kurang efektif pelarut mahal dan lemak harus diuapkan dari pelarutnya.
Ampas bisa digunakan lagi tapi harus di hilangkan dulu pelarutnya
Pemurnian minyak
30
Settling dan Degumming
Netralisasi
Bleaching
Deodorisasi
Settlling dan Degumming
Untuk memisahkan senyawa-senyawa terlarut seperti fosfatida, asam lemak bebas dan
hidrokarbon
Lemak dengan asam lemak bebas tinggi
Dipisahkan dengan uap panas dalam keadaan vakum kemudian ditambahkan alkali
Lemak dengan asam lemak bebas rendah
Cukup ditambahkan NaOH atau garam NaCO3 asam lemak akan ikut fase air dan
terpisah dari lemaknya
Bleaching
Untuk menghilangkan zat-zat warna dalam minyak dengan menambahkan adsorbing agent
seperti arang aktif, tanah liat
Setelah terjadi penyerapan warna lemak disaring dalam keadaan vakum
Deodorisasi
31
Tujuan
Untuk menstabilkan lemak/minyak terhadap oksidasi
Untuk memperbaiki warna
Untuk mengubah lemak cair menjadi padat
H2 dicampur dengan lemak dengan katalis logam pada suhu tertentu
Hidrogen mengadisi ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh, sehingga akan mengubah jumlah
dan leyak ikatan rangkap sifat fisik dan kimia berubah
Lemak dengan ketidakjenuhan tinggi -mudah terhidrogenasi
Kecepatan hidrogenasi tergantung
Konsentrasi H2
Suhu
Tekanan
Kecepatan pencampuran
Katalis Ni, Cu, Cu-Cr dan golongan Pt.
Karena katalis bersifat toksik harus dihilangkan setelah proses selesai
Seringkali H2 tercemar CO, H2S dan SO2 dan akan menghasilkan racun
Untuk memperoleh H2 murni mereduksi Fe dengan uap panas
Winterisasi
Mendinginkan lemak sampai pada suhu 5C sehingga terbentuk kristal lemak dan kemudian
disaring.
Untuk menjaga agar minyak tetap berbentuk cair pada suhu rendah
Emulsi
Sistem yang terdiri atas dua cairan yang tidak saling melarutkan, dimana cairan yang satu
terdispersi ke dalam cairan yang lain.
Jenis/tipe :
O/W (oil in water) lipid terdispersi dalam air, contoh : susu
W/O (water in oil) air terdispersi dalam lipid, contoh : margarin
Emulsi sifatnya tidak stabil, sehingga bisa terjadi proses creaming (sedimentasi), flokulasi
(penggumpalan), dan koalesensi (penyatuan).
Stabilisasi emulsi dapat dilakukan dengan cara : memberi emulsifier, Mengapa ?
32
Karena emulsifier ini mempunyai gugus-gugus yang dapat berinteraksi dengan lipid
maupun air, sehingga bisa menjembatani keduanya untuk bersatu.
Emulsifier merupakan
Senyawa yang surface active, artinya dapat menurunkan tegangan permukaan suatu
larutan
Viscosity enhancer, artinya dapat meningkatkan viskositas suatu bahan
Solid adsorber
Emulsifier
Alami : lesitin dari kedelai dan telur
Sintetik : lesitin sintetik
Lesitin :
ester gliserol yang mempunyai tiga tangan. Dua masih berikatan dengan asam lemak
(gugus alkil), dan yang satu berikatan dengan gugus phosphat (misal: PE/Phosphatidil
Etanolamin, PC/Phosphatidil Colin, PA/Asam Phosphatidat, dan PI/Phosphtidil Inositol).
Gugus alkil bersifat non polar yang bisa mengikat lipid, dan gugus phosphat bersifat
polar yang bisa mengikat air.
33
IKAN DAN SEAFOOD
Bahan pangan hasil perikanan merupakan ikan dan binatang lainnya yang hidup di air tawar, laut, atau
pertemuan keduanya, yang dapat dimakan atau digunakan sebagai bahan makanan. Budidaya perikanan
dapat dilakukan di kolam, sawah, sungai, danau, rawa-rawa, tambak, laut
a. Ikan mas/ karper: Cyprinus carpio, Carassius auratus. Hidup di air dangkal, arus tidak deras, kolam,
waduk.
b. Ikan mujair: Tilapia mussambica. Berasal dari afrika.
c. Ikan lele: Clarios batracus. Tidak bersisik
d. Ikan belut
e. Ikan nila
f. Ikan gurami
Ikan laut :
Golongan Deskripsi Contoh
Salem, bandeng
Anadromus Laut, migrasi ke tawar
Belut laut
34
Katradromus Tawar, migrasi ke laut Udang, kepiting
Mollusca Cumi-cumi
Cephallopoda
a. Udang putih / udang peci / udang jerbung / udang barat / Banana prawn. Berkulit tipis dan
transparan untuk udang yang dibiakkan di tambak, dan berkulit agak tebal untuk udang laut
b. Udang bago / udang windu / tiger prawn. Berwarna merah kuning untuk udang laut, dan berwarna
hitam untuk udang tambak
c. Udang dogol / endeavour. Berwarna kuning bintik-bintik (ada yang tidak) dan berkulit tebal. Ekornya
ada yang kebiruan
d. Udang belang / udang kasab / rainbow prawn. Warnanya ada yang merah jambu
e. Udang galah / udang satang / fresh water giant shrimp. Berwarna putih dan mempunyai sungut
f. Udang barong / spiny lobster
Pengelompokan udang
U-4 - 4 -
4/6 4 5 6
6/8 6 7 8
8/12 8 10 12
13/15 13 14 15
16/20 16 18 20
21/25 21 23 25
26/30 26 27 28
41/50 38 42-45 47
35
51/60 48 52-55 56
71/80 66 76-80 85
81/90 76 76-85 85
Bentuk ikan sangat beragam, tapi secara umum ada tiga bagian utama: kepala, badan, ekor.
Kebanyakan ikan mempunyai sirip yang berfungsi membantu gerakan dalam air, jumlah dan bentuknya
bermacam-macam, seperti :
Kulit ikan berfungsi sebagai pelindung. Kulit luarnya disebut epidermis dan kulit dalamnya
disebut dermis. Pada kulit terdapat organ sekresi berupa glandula mukosa yang menghasilkan lendir.
Bagian luar kulit terdapat sisik, yang dapat dibedakan menjadi :
Jaringan ikan: miosepta dan miotoma pada potongan melintang tampak melingkar punggung
36
b. Bobot jenis rata-rata: 1,25 (lebih besar daripada bobot jenis air, sehingga apabila dimasukkan ke
dalam air akan tenggelam)
c. Panas spesifik: tergantung komposisi daging ikan. Dapat dihitung dengan rumus :
Ukuran ikan : berdasarkan panjang ikan. Ada dua konteks panjang, yaitu :
Komposisi kimia
37
Tawes 19.0 13.0
Secara umum, ikan lebih tinggi kandungan mineralnya dibandingkan daging. Shelfish hampir dua
kali lebih banyak dibandingkan ikan. Sedangkan tiram lebih banyak mengandung Fe dan Cu. Tiram, udang
dan kerang mengandung Ca lebih banyak dibanding ikan dan daging.
Semua jenis ikan merupakan sumber Iodium, dimana tiram, lobster, kerang > udang > kepiting,
ikan. Mengenai vitamin :
Seleksi ikan terutama berdasarkan kesegarannya. Untuk pemilihan ikan beku, ikan harus benar-
benar beku secara keseluruhan, tidak ada perubahan warna (memucat atau menjadi coklat), bau relatif
tidak ada/sedikit, terbungkus rapat dan tetap beku sampai sebelum digunakan.
1. Kenampakan
2. Keseragaman
3. Tidak ada defect
4. Sifat khas struktural
5. Flavor dan odor
(masing-masing ada standar yang disepakati dalam transaksi perdagangan)
38
a. Warna kulit cerah, tidak kusam
b. Sisik melekat kuat
c. Mata jernih tidak suram, tidak berkerut, dan tidak terbenam
d. Daging kukuh dan elastis (jika ditekan kembali seperti semula/tidak meninggalkan bekas tekanan)
e. Baunya ikan segar, tidak ada bau busuk/asing
f. Tidak berlendir, jika ada jumlahnya sedikit
g. Tenggelam dalam air, karena berat jenisnya lebih besar dibanding berat jenis air
a. Kulit suram
b. Sisik mudah lepas
c. Mata suram, tenggelam
d. Daging lunak, tidak kukuh, relatif plastis (jika ditekan tidak kembali seperti semula)
e. Bau busuk dan atau asam
f. Banyak lendir
g. Terapung, karena struktur kimia banyak yang sudah terdegradasi, minyak keluar dari tubuh ikan
sehingga berat jenisnya berkurang
PENGAWETAN IKAN
Jenis pengawetan ikan ditinjau dari produknya dapat dibedakan menjadi pengawetan produk
(ikan) utuh dan produk (ikan) olahan. Sedangkan jika ditinjau dari caranya, dapat dibagi menjadi : a.
Pengaturan suhu : dengan suhu panas, suhu dingin
39
2. Pencucian: menghilangkan kotoran dan bahan lain. Pencucian ini dapat dilakukan lebih dari satu
tahapan dengan air dingin 1-4 oC
3. Penyiangan: penghilangan bagian yang tidak dikehendaki seperti sisik, sirip, isi perut, insang/kepala,
kulit, dan lain-lain
4. Pemotongan, tergantung kebutuhan (ikan nantinya akan digunakan untuk apa)
5. Lainnya: pembungkusan, glassing, dan lain-lain
Pendinginan
Tujuan dari pendinginan ini adalah untuk menghambat kerusakan kesegaran ikan (tidak lebih
dari 2 minggu), dan merupakan tahap awal pembekuan ikan. Suhu yang digunakan biasanya berkisar
antara 0-4oC. Beberapa bakteri masih aktif pada suhu rendah (-5 o s/d -15oC), sehingga masih
mungkin terjadi kerusakan ikan
Pembekuan
Perlakuan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam jangka waktu yang lama. Suhu
yang digunakan biasanya lebih rendah dari -25 oC, sehingga dapat tahan lebih dari 2 bulan. Beberapa
cara yang digunakan :
a. Air blast freezer : dengan hembusan udara dingin, dalam waktu tertentu
b. Plate freezer : pendingin terletak pada rak tempat menaruh ikan yang akan dibekukan
c. Rotary freezer
Sebelum digunakan, ikan beku perlu di-thawing (proses pencairan setelah dibekukan), yang
dapat dilakukan dengan :
40
5. Pembungkusan : karton kedap air, labelling
6. Penyimpanan : suhu sama dengan pembekuan
Pengalengan ikan
Beberapa jenis ikan yang biasa dikalengkan antara lain sardin, mackarrel, tongkol, lemuru,
kembung, kadang-kadang bandeng, tuna, salmon, udang, dan daging kerang. Ikan dapat dikalengkan
bersama saus tomat, minyak, atau bumbu lain di dalamnya. Urutan proses pengalengan ikan :
1. Penyiangan
2. Pencucian
3. Penggaraman
4. Pemasukan ke dalam kaleng
5. Pengisian cairan, head space 10%
6. Exhausting : mengeluarkan gas, ganti uap air panas
7. Penutupan kaleng
8. Sterilisasi : 112-121 oC
9. Pendinginan
10. Labelling
11. Pengepakan
Penggaraman
Dapat dilakukan pada semua jenis ikan, cumi-cumi, kerang, udang, dan lain-lain. Tahap-tahapnya
diawali dengan penyiangan, kemudian pencucian, dan terakhir penggaraman.
a. Penggaraman kering: garam dihamburkan antara lapisan ikan yang telah diambil isi perutnya
dan dibersihkan. Biasanya cairan yang keluar dibiarkan terbuang. Perbandingan garam terhadap
ikan biasanya bervariasi antara 10-35 %. Garam menarik air pada waktu meresap, menyebabkan
protein terdenaturasi. Daging menjadi berwarna keruh (opaque) dan tidak lengket serta menjadi
mudah hancur. Proses ini memakan waktu selama 14-16 hari, kadar garam pada daging naik
menjadi kira-kira 20% dan berat ikan berkurang menjadi 30% berat semula. Produk ikan yang
digarami disebut green cure, kemudian dikeringkan sampai keras dengan alat pengering buatan
ataupun di udara terbuka.
b. Penggaraman basah (wet atau pickle curing) dilakukan dengan 3 cara :
1) Perendaman dalam larutan garam (brine salting)
2) Menyuntikkan larutan garam ke daging (injection salting)
3) Menyuntikkan larutan garam ke dalam pembuluh darah (artery pump)
c. Campuran cara kering dan basah (mixed salting)
Pemindangan
Hampir semua jenis ikan laut yang tidak terlalu besar ukurannya dapat dipindang. Cara
pemindangan :
41
1. Basah : ikan dalam naya dipanaskan dalam larutan garam jenuh (25%) yang mendidih selama -
1 jam, direbus dalam air, kemudian didinginkan. Daya awet 3-4 hari
2. Kering : ikan dalam periuk diberi garam kristal dan air, direbus 4-5 jam, air dituang dan
pemanasan dilanjutkan 1 -2 jam, air dituang dan didinginkan. Daya awet 6 7 hari
Pengeringan
Pengasapan
Tahap-tahap pengasapan :
1. Penyiangan
2. Pencucian
3. Perendaman :garam 10%, gula 4%, sendawa, selama 14 jam
4. Pencucian
5. Pengasapan
a. Dingin : 300C
b. Panas : 50 - 800C
6. Pengemasan
7. Grading
Fermentasi ikan
Ikan peda
Caranya : ikan disiangi, kemudian dicuci. Ikan yang sudah bersih ini ditata dan digarami selama 1
minggu. Setelah 1 minggu dihilangkan garam kasarnya, disusun dalam keranjang dan digarami lagi
selama 1 minggu 1 bulan, lalu dijemur
Terasi
Tahap :
1.Pencucian
2.Penjemuran
3.Penghancuran
42
4.Penambahan garam, pewarna, tapioka
5.Pemeraman 1 hari
6.Penggilingan
7.Pemeraman 4 7 hari
Sosis ikan
Ikan yang biasa digunakan untuk membuat sosis ikan yaitu ikan tuna, sardin, salem, dan lain-lain.
Tahapan:
Tahap pembuatan :
3. Pencetakan
4. Pembekuan
5. Pengemasan
Minyak Ikan
(a) rendering
(d) pengepresan
43
Kandungan lemak yang penting pada minyak ikan :
b) DHA (C22:6) ikatan rangkp pada atom C nomor 4, 7, 10, 13, 16, 19
Pemurnian :
1. Netralisasi
2. Bleaching (pemutihan), agar minyak berwarna cerah
3. Deodorisasi (penghilangan bau)
Pertanyaan
1. Apa komponen utama ikan? Nutrient apa yang penting pada komponen ikan? Mengapa?
2. Mengapa waktu memasak ikan lebih cepat dibandingkan waktu memasak daging sapi atau
daging babi?
Diskusi
Tugas
1. Cari komposisi kimia / nilai gizi produk bahan pangan hasil perikanan
2. Cari standard mutu (SNI atau standard lain) produk bahan pangan hasil perikanan
44
DAGING dan UNGGAS
Oleh : Dr. Ir. Puji Hastuti
DAGING
45
4) Bau dan rasa
1. WARNA
Warna daging terutama ditentukan oleh banyaknya mioglobin. Ciri-ciri mioglobin :
a. jumlah bertambah sejalan dengan umur hewan
b. bervariasi antara jenis hewan yang satu dengan lainnya
c.daging segar (baru saja dipotong), mioglobinnya akan terreduksi sehingga warnanya
menjadi merah ungu
d. lama-lama, karena terpapar oksigen, mioglobin berubah menjadi oxymioglobin yang
berwarna merah cerah. Jika terjadi oksidasi lebih lanjut, akan berubah menjadi
metmioglobin yang berwarna kecoklatan
Perubahan warna daging dalam pemasakan terjadi karena mioglobin teroksidasi menjadi
metmioglobin (coklat)
Perubahan warna bisa juga terjadi karena mikroorganisme. Diantaranya adalah :
g. Metmioglobin dengan H2S (yang diproduksi oleh mikroorganisme) sulphur-
mioglobin
h. Dengan H2O2 (yang diproduksi oleh mikroorganisme), mioglobin menjadi terpecah
sehingga warnanya berubah kuning / hijau
i. Yeast di permukaan lemak yang dikemas vakum menimbulkan adanya bintik2 coklat
j. Pseudomonas menyebabkan pelunturan warna (menjadi pucat)
k.Micrococcus, Sarchinae, Yeast menimbulkan warna merah jambu
l. Prodigiosus warna merah
m. Cladosporium warna hitam
n. Sporotrichium warna putih
o. Penicillium warna biru kehijauan
p. Halophilik Pseudomonas tertentu pada produk daging warna hitam/merah
q. L. viridescence pada sosis warna hijau
Pembelian daging perlu memperhatikan adanya additives, komposisi dan bahan tambahan,
serta mikrobia. Macam2 additives :
1. garam sendawa, yang terdiri dr nitrat dan nitrit. Nitrit menimbulkan bbrp kerugian yaitu:
a. jika bereaksi dengan mioglobin akan membentuk nitrit oksid mioglobin yang
menimbulkan warna merah cerah pada daging
b. dalam keadaan asam, nitrit dapat bereaksi dengan gugus amina (pada protein daging)
membentuk nitrosamin yang bersifat karsinogen
Nitrat dapat diubah oleh mikroorganisme tertentu menjadi nitrit. Oleh karena itu, kelebihan
nitrat pun juga tidak baik karena pada akhirnya dapat berperan sebagai nitrit
2. NaCl
3. Na askorbat
4. Sukrosa
Macam2 additives ini disebut sebagai senyawa curing, yang dapat memberi efek positif, seperti
dapat bereaksi dengan sistein sehingga dapat berperan sebagai antioksidan, dan bisa juga
menghambat pertumbuhan bakteri Clostridia yang terkadang ada pada daging
Beberapa contoh produk olahan daging: daging giling, sosis, frankfurter (semacam sosis).
Kandungan lemak dan air dalam produk2 olahan tersebut dapat berperan sebagai penentu mutu
Infeksi mikrobia ke dalam daging dapat terjadi saat hewan masih hidup (penyakit endogenous)
dan setelah hewan mati (penyakit eksogenous):
I. Infeksi endogenous : Antraks, Tuberkulosis bovin, Brucellosis, infeksi Salmonella, infeksi
parasit seperti cacing gelang dan cacing pita
II. Infeksi eksogenous : Bakteraemia, yang bisa berasal dari kulit, tanah, isi saluran pencernaan,
udara, air pencuci
48
b. Antibiotik
c. Pengawetan kimiawi
UNGGAS
Komposisi kimia daging unggas tidak jauh berbeda dengan daging mamalia. Hal-hal yang dilakukan
dalam usaha penyediaan daging unggas:
Ikatan bulu dengan kulit tsb kekuatannya berbeda-beda pada tiap jenis unggas
4) Eviserasi/pembedahan karkas
5) Pemotongan karkas
6) Pendinginan/pembekuan
Bagian yang dapat dimakan (BDD) daging unggas ini kurang lebih 55% berat binatang hidup
49
AA : berasal dari ayam muda, bagian dada lebar, banyak daging mengandung lemak, kulit mengkilat,
darah keluar semua, disiangi dengan baik, tidak ada bekas/sisa bulu
A : dari ayam muda, bagian dada mengandung lemak, kulit cerah, darah keluar semua, disiangi
dengan baik, tidak ada bekas/sisa bulu
B : ayam muda, daging dada lunak tak berlemak, darah semua keluar, disiangi dengan baik, sedikit
sisa bulu
Perubahan nilai vitamin pada daging/unggas ketika diolah (mis : digoreng, direbus) sebenarnya tidak
perlu diperhatikan karena daging/unggas itu tidak diharapkan sebagai sumber vitamin, tapi sebagai
sumber protein dan lemak.
Saat digoreng (dengan waktu yang cukup lama), mungkin terjadi degradasi protein lebih lanjut dimana
asam amino dipecah menjadi komponen yang lebih kecil lagi yang jika bereaksi dengan minyak akan
menyebabkan protein tidak available (tidak mudah cerna), timbul bahan2 toksik, dan bersifat
karsinogenik. Disamping itu, kadar lemaknya akan naik akibat adanya minyak yang terserap, yang
banyaknya tergantung suhu dan lama pemasakan
Saat dikukus, tidak terlalu banyak nilai gizi yang berubah karena medianya hanya berupa uap air
Saat direbus, kadar lemaknya bisa turun sehingga cocok untuk diet rendah lemak (tapi rasanya menjadi
hambar)
Nilai gizi juga bisa berubah karena adanya penambahan bahan lain. Perubahannya tergantung pada
zat/senyawa apa yang ditambahkan
Pertanyaan
50
1. Bedakan antara unggas yang masih hidup, dressed, drawn, dan yang siap dimasak dipandang dari
segi tingkat persiapannya dan beratnya!
2. Jelaskan penyebab masalah yang berkaitan dengan daging unggas berikut:
a. Daging berwarna pink pada daging yang sudah dimasak
b. Warna tulang menjadi lebih gelap pada unggas yang sudah matang
c. Ketengikan
d. Freeze burn pada daging unggas yang dibekukan
3. Jelaskan cara menyembelih, mencabut bulu (dressing), dan membuang isi perut seekor ayam,
sehingga ayam tersebut siap dimasak! Mengapa darahnya harus dibuang secara sempurna?
Pastikan untuk mengetahui berbagai bagian dari tubuhnya sesuai jenisnya. Bagaimana cara
membersihkan empedal unggas?
4. Kunjungi pabrik pengolah unggas. Catatlah mesin otomatis yang menggantikan kerja manual
dalam preparasi ayam yang siap dimasak!
51