Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS WAKTU TEMPUH KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE

ESTIMASI INSTANTANEOUS MODEL


(Studi Kasus: Jalan Pekanbaru Bangkinang Km. 19 sampai dengan Km. 25)

Rijalul Haqqi1), Horas Saut MM2), Mardani Sebayang2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1, 2)Dosen Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Riau, Jl. Subrantas KM 12,5 Pekanbaru 28293
Email: rijalul.haqqi@student.unri.ac.id1)

ABSTRACT

Travel time information is one of reference to planning a trip. Therefore it is needed a reliable
travel time estimation method. Travel time estimation models used namely Instantaneous model
using time mean speed (TMS) and space mean speed (SMS) based on spot speed data. Reability
test result for instantaneous model based on TMS get time travel for Research road segment
get value 7,472 minutes and based on SMS get value 7,785 minutes. Therefore the application
of instantaneous estimation method of the model on the research road can be used to predict
the travel time of the vehicle

Keywords: Travel time estimation, Instantaneous Models, Spot speed

1. PENDAHULUAN Metode estimasi waktu perjalanan


Indonesia merupakan salah satu dapat diperkirakan dengan survei langsung
negara besar yang ada di Asia Tenggara. di lapangan dan dapat juga diperoleh dari
Salah satu Provinsi yang ada di Indonesia pemodelan waktu perjalanan. Penelitian ini
adalah Riau. Sebagai Provinsi besar, Riau akan menghitung waktu perjalanan
terus mengalami pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dengan menggunakan
penduduk sehingga mengakibatkan metode estimasi Instantaneous Model
terjadinya pertumbuhan jumlah kendaraan dengan menggunakan metode survei
yang disebabkan oleh perkembangan kecepatan setempat (Spot speed).
daerah, meningkatnya kesejahteraan dan
kemampuan daya beli masyarakat. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Peningkatan arus dan volume lalu lintas 2.1 Kendaraan
sepanjang tahun menyebabkan waktu Kendaraan menurut MKJI Tahun
perjalanan (travel time) kendaraan dari 1997 adalah unsur lalu lintas di atas roda.
suatu titik ke titik yang lainnya menjadi Kendaraan merupakan alat transportasi,
tidak menentu (tidak reliable). baik yang digerakkan oleh mesin maupun
Waktu perjalanan dari suatu ruas jalan oleh makhluk hidup. Kendaraan yang
merupakan salah satu acuan yang dapat digerakkan oleh mesin disebut dengan
digunakan dalam merencanakan suatu kendaraan bermotor, seperti: sepeda motor,
perjalanan. Informasi perkiraan waktu mobil, kereta api, kapal, dan pesawat
perjalanan sangat berguna bagi pengguna terbang. Sedangkan kendaraan yang
jalan untuk memilih rute perjalanan yang digerkkan dengan bantuan hewan ataupun
dapat mempermudah untuk sampai ke manusia biasanya dikenal dengan
tujuan. Untuk itu dibutuhkan suatu estimasi kendaraan tidak bermotor, seperti: sepeda,
waktu perjalanan yang dapat diandalkan. kereta kuda, sampan, becak.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1


Menurut MKJI (1997) kendaraan ketentuan pengaturan tata ruang kota yang
dapat digolongkan kedalam empat menghubungkan kawasan-kawasan yang
golongan, diantaranya: kendaraan ringan mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
(LV), kendaraan berat (HV), sepeda motor ke satu, fungsi sekunder kedua, fungsi
(MC), dan Kendaraan tak bermotor. sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 perumahan.
menerangkan beberapa kendaraan yang
termasuk kedalam kategori kendaraan 2.3 Kecepatan
bermotor, diantaranya: sepeda motor, mobil Menurut Dirjen Bina Marga Tahun
penumpang, mobil bus, dan mobil barang. 1990 tentang Panduan Survei dan
Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas
2.2 Jalan menjelaskan bahwa kecepatan adalah
Jalan adalah prasarana transportasi tingkat pergerakan lalu lintas atau
darat yang meliputi segala bagian jalan, kendaraan tertentu yang sering dinyatakan
termasuk bangunan pelengkap dan dalam kilometer per jam. Semakin cepat
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi kecepatan yang dapat disediakan oleh suatu
lalu lintas, yang berada pada permukaan sistem, maka semakin singkat waktu yang
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah diperlukan untuk mencapai tempat tujuan.
permukaan tabah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, 2.3.1 Jenis Kecepatan
jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Menurut Hobbs, F.D (1995)
Pemerintah Republik Indonesia No. 34 kecepatan umumnya dapat dibagi menjadi 3
Tahun 2006). (tiga) diantaranya: Kecepatan sesaat (spot
speed), kecepatan bergerak (running
2.2.1 Klasifikasi Jalan speed), dan kecepatan perjalanan (journey
Menurut Direktorat Jendral Bina speed).
Marga Tahun 1997 tentang Tata Cara Kecepatan sesaat adalah kecepatan
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota yang diukur pada tempat yang telah
pada umumnya jalan raya dapat ditentukan. Kecepatan bergerak adalah
diklasifikasikan berdasarkan 4 (empat) kecepatan kendaraan bergerak yang didapat
kriteria, antara lain: menurut fungsi, dari hasil bagi waktu dengan lama waktu
menurut kelas, menurut medan dan menurut kendaraan bergerak menempuh suatu ruas
wewenang pembinaan jalan. jalan. Sedangkan kecepatan perjalanan
adalah kecepatan efektif kendaraan yang
2.2.2 Sistem Jaringan Jalan sedang dalam perjalanan.
Menurut Direktorat Jendral Bina
2.3.2 Kecepatan Rata-rata Kendaraan
Marga Tahun 1990 tentang Panduan
Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Menurut Direktorat Jendral Bina
Wilayah Perkotaan, jaringan jalan Marga Tahun 1990 tentang Panduan Survei
merupakan satu kesatuan sistem yang dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu
terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan Lintas, terdapat dua kategori kecepatan
sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin rata-rata yaitu kecepatan rata-rata waktu
dalam hubungan hirarki. (Time mean speed) dan kecepatan rata-rata
Sistem jaringan jalan primer disusun ruang (Space mean speed).
mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang Kecepatan rata-rata waktu adalah
dan struktur pengembangan wilayah tingkat kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan
nasional, yang menghubungkan simpul- yang melewati suatu titik dari jalan selama
simpul jasa distribusi. Sedangkan sistem periode waktu tertentu (Ross, 1998).
jaringan jalan sekunder disusun mengikuti

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


Kecepatan rata-rata ruang adalah Direct method atau dengan mengukur
kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan variabel lalu lintas seperti kecepatan,
yang menempati atau melintasi penggalan hunian dan aliran untuk mengestimasi
jalan selama periode tertentu dan mencakup
waktu perjalanan yang disebut dengan
waktu perjalanan dan hambatan.
Indirect method (Angshuman Guin dan
2.4 Waktu Perjalanan Jorge Laval, 2013).
Waktu perjalanan (travel time) adalah Gambar 2.1: Metode Estimasi dan Prediksi
waktu total diperlukan untuk melewati
suatu panjang jalan tertentu, termasuk
waktu-berhenti dan tundaan pada simpang.
Waktu perjalanan tidak termasuk berhenti
untuk istirahat atau perbaikan kendaraan.
(MKJI, 1997).

2.4.1 Fungsi Informasi Waktu Perjalanan


Linveld (2000) dan Bajwa (2003)
yang dikutip oleh Ruimin Li (2006)
menjelaskan 2 konteks kegunaan informasi
waktu perjalanan, yaitu dalam konteks off-
line dan on-line.
Dalam konteks off-line, model
estimasi waktu perjalanan dapat digunakan Waktu Perjalanan
dalam pembaharuan informasi waktu Sumber: Georgia Department of Transport
perjalanan dari data-data kecepatan (GDOT) Research Project 10-01; TO 02-60
terdahulu. Dalam konteks ini, ketepatan
waktu dianggap tidak penting. Model yang digunakan pada
Perekayasa transportasi lalu lintas dapat penelitian ini adalah Instantaneous Model
menggunakan estimasi waktu perjalanan yang termasuk kedalam indirect methods
untuk memantau kinerja jaringan jalan dari dan bagian dari theorical techniques.
waktu ke waktu. Estimasi waktu perjalanan Instantaneous Model atau Model
juga sering digunakan oleh pengembang seketika adalah metode estimasi waktu
model lalu-lintas untuk menyediakan perjalanan yang menggunakan data
dasar dalam menilai akurasi pemodelan kecepatan setempat yang dikumpulkan dari
lalu-lintas yang diusulkan. setiap link pada saat k. Waktu tempuh untuk
Dalam konteks on-line, model setiap link dihitung sebagai panjang link
estimasi waktu perjalanan memberikan dibagi dengan rata-rata kecepatan sesaat di
masukan yang diperlukan dalam informasi hulu dan hilir link, dengan perumusan
waktu perjalanan bagi pengguna jalan sebagai berikut:
melalui roadside signs, internet, radio, 2
ponsel, ataupun perangkat komunikasi pada (, ) =
kendaraan. ( , ) + ( , )

2.5 Metode Estimasi Waktu Perjalanan Dengan:


Metode estimasi waktu perjalanan li = Panjang link (km)
memberikan informasi untuk mengetahui v (ia, k ) = Kecepatan di hulu link i
pada waktu k (km/jam)
kondisi arus lalu lintas di jalan raya. Waktu
v (ib, k) = Kecepatan di hilir link i
perjalanan dapat diperkirakan dengan pada waktu k (km/jam)
diukur secara langsung yang disebut dengan
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3
t (i,k) = Waktu Perjalanan 140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
2.6 Uji Kebutuhan Sampel 160 113 800 260 20000 377
Sampel merupakan bagian dari 170 118 850 265 30000 379
populasi yang ingin diteliti, yang dianggap 180 123 900 269 40000 380
sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, 190 127 950 274 50000 381
namun bukan populasi itu sendiri. Populasi 200 132 1000 278 75000 382
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas 210 136 1100 285 1000000 384
objek/subjek yang mempunyai kuantitas Sumber:teorionline.files.wordpress.com/2011/04/ta
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan bel-sampel-krejcie-dan morgan.pdf
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
diterik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). 3. METODELOGI PENELITIAN
Dalam menentukan jumlah sampel 3.1 Lokasi Penelitian
minimal, pada penelitian ini digunakan Penentuan lokasi pengamatan
tabel Krejcie sebagai teknik dalam berdasarkan kriteria jalan dan kondisi lalu
menghitung jumlah sampel minimal yang lintas layaknya jalan bebas hambatan,
harus dijadikan sasaran penelitian. Krejcie dimana tidak memiliki tundaan/hambatan
dalam menentukan perhitungan ukuran yang berarti dan memiliki lalu lintas yang
sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi lancar serta memiliki lebar jalan yang
sampel yang diperoleh nantinya akan memadai dan kondisi perkerasan yang baik.
memiliki tingkat kepercayaan 95% terhadap Lokasi penelitian yang dipilih dalam
populasi. Tabel Krejcie dapat dilihat pada penelitian ini adalah jalan Pekanbaru
tabel 2.1 Bangkinang via Danau Bengkuang Km. 20
sampai dengan Km. 26, Provinsi Riau.
Tabel 2.1 Tabel Krejcie Adapun alasan pemilihan lokasi
N S N S N S penelitian ini adalah lokasi penelitian
10 10 220 140 1200 291 merupakan jalan yang hanya memiliki
15 14 230 144 1300 297 sedikit akses masuk sehingga tundaan yang
20 19 240 148 1400 302 ada pada ruas jalan ini bisa diasumsikan
25 24 250 152 1500 305 tidak berarti. Lokasi penelitian juga
30 28 260 155 1600 310 memiliki jalan yang baik dan lebar jalan
35 32 270 159 1700 313 yang ideal.
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320 3.2 Data Penelitian
50 44 300 169 2000 322 Data yang digunakan dalam
55 48 320 175 2200 327
penelitian ini diambil dari survei kecepatan
60 52 340 181 2400 331
setempat (spot speed). Jumlah sampel yang
65 56 360 186 2600 335
akan disurvei ditentukan dari tabel krejcie
berdasarkan data lalu lintas harian dari Bina
70 59 380 191 2800 338
Marga Kementrian Provinsi Riau. Setelah
75 63 400 196 3000 341
didapat persentasi sampel masing-masing
80 66 420 201 3500 346
kendaraan kemudian dilakukan survei
85 70 440 205 4000 351
kecepatan setempat (spot speed) pada saat
90 73 460 210 4500 354
jam puncak kendaraan melewati ruas jalan
95 76 480 214 5000 357
penelitian. Proporsi kendaraan yang akan
100 80 500 217 6000 361 dihitung dikelompokkan menjadi tiga
110 86 550 226 7000 364 kelompok, yaitu: kendaraan ringan (LV),
120 92 600 234 8000 367 kendaraan berat (HV), dan sepeda motor
130 97 650 242 9000 368 (MC). Kemudian data hasil survei

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


kecepatan setempat (spot speed) akan Berdasarkan survei pendahuluan,
diolah untuk mencari kecepatan rata-rata kecepatan kendaraan rata-rata diketahui
waktu (U TMS) dan kecepatan rata-rata berkisar 70 km/jam maka jarak pengamatan
ruang (U SMS) yang akan berguna untuk untuk survei spot speed (sesuai dengan
mengestimasi waktu tempuh perjalanan aturan Bina Marga No. 001/T/BNKT/1990)
kendaraan dengan menggunakan metode adalah 75 m.
Instantaneous Model.
Tabel 3.1 Rekomendasi Panjang Jalan
3.3 Prosedur Penelitian Perkiraan kecepatan rata- Panjang
Prosedur dalam penelitian ini
meliputi studi literatur, pengumpulan data rata Arus Lalu-Lintas jalan (m)
melalui survei kecepatan setempat (spot (km/jam)
speed), analisis kecepatan rata-rata waktu
(UTMS), analisis kecepatan rata-rata ruang < 40 25
(USMS) dan analisis waktu tempuh dengan 40 65 50
metode estimasi Instantaneous Model.
> 65 75
3.3.1 Analisis Penentuan Jumlah Sampel Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1990)
Penentuan jumlah sampel ditentukan
Pengambilan data kecepatan setempat
dengan melihat total sepeda motor (motor
(spot speed) dilakukan secara manual yaitu
cycle), kendaraan ringan (light vehicle), dan
menggunakan tenaga surveyor dengan
kendaraan berat (heavy vehicle) yang
menempatkan 2 orang surveyor pada
melintasi ruas jalan yang di teliti melalui
upstream dan downstream masing-masing
data Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
link.
kendaraan. Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data kendaraan Surveyor 1 pada masing-masing titik
terbesar yang melewati ruas jalan penelitian pengamatan bertugas untuk menghitung
pada saat jam puncak. dan mencatat waktu tempuh dari kendaraan
Setelah diketahui total kendaraan yang melintasi titik pengamatan dengan
terbesar selanjutnya dihitunga proporsi menggunakan stopwatch, sedangkan
masing-masing kendaraan yang melintasi surveyor 2 bertugas mengangkat bendera
ruas jalan yang ditinjau. Setelah diketahui sebagai acuan bagi surveyor 1 untuk
proporsi masing-masing kendaraan yang menghentikan pencatatan waktu. Sebagai
melewati ruas jalan penelitian pada saat jam contoh ketika ada kendaraan yang hendak
puncak, selanjutnya dilakukan penentuan diamati maka surveyor 1 menginformasikan
jumlah sampel dengan menggunakan tabel kepada surveyor 2 sekaligus menghidupkan
Krejcie. Jumlah sampel yang didapat dari stopwatch saat roda depan kendaraan yang
tabel Krejcie kemudian dikonversikan hendak diamati menyentuh lakban putih
menjadi sampel untuk tiap lima menitan. (penanda) pada titik awal pengamatan.
Sampel inilah yang kemudian menjadi Kemudian surveyor 2 mengibarkan bendera
dasar seberapa banyak data yang akan ketika roda depan kendaraan yang diamati
diambil untuk setiap lima menitan dalam menyentuh lakban putih pada titik akhir
jangka waktu 3 jam. pengamatan yang merupakan acuan bagi
surveyor 1 untuk menghentikan stoprwatch.
Dibutuhkan koordinasi yang baik antara
sesama surveyor demi mendapatkan data
3.3.2 Desain Survei Kecepatan Setempat yang sesuai dengan yang diharapkan.
(spot speed) Formulir yang digunakan dalam survei spot
speed dapat dilihat pada tabel 3.2.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5


Tabel 3.2 Formulir Survei Spot speed Tabel 4.1 Rekapitulasi Perhitungan dan
Proporsi Kendaraan

Jumlah Kendaraan

Interval Seped Kendar Kendar Tota


Waktu a aan aan l
Motor Ringan Berat
(MC) (LV) (HV)

12.00 -
86 161 32 279
Sumber: Form Pelaksanaan Survei Spot Speed 13.00
13.00 -
98 149 24 271
14.00
3.3.3 Analisis Kecepatan Rata-rata Waktu 14.00 -
dan Kecepatan Rata-rata Ruang 95 159 29 283
15.00
Setelah didapatkan jumlah sampel Jumlah 279 469 85 833
yang dibutuhkan maka data spot speed yang 33,49 56,30 10,20 100
Proporsi
telah diperoleh dimasukkan sesuai dengan % % % %
jumlah sampel yang dibutuhkan, kemudian Sumber: Analisis Perhitungan
dapat dilakukan analisa terhadap 2 (dua) Setelah diketahui proporsi masing-
variabel kecepatan rata-rata. Kecepatan masing kendaraan yang melewati ruas jalan
rata-rata yang di analisa adalah kecepatan penelitian pada saat jam puncak,
rata-rata waktu (TMS) dan kecepatan rata- selanjutnya dilakukan penentuan jumlah
rata ruang (SMS). sampel yang dibutuhkan dengan
menggunakan Tabel Krejcie. Berdasarkan
3.3.4 Analisis Waktu Tempuh dengan tabel Krejcie populasi yang mendekati
Instantaneous Models populasi terbesar adalah 850 kendaraan,
Masing-masing data kecepatan rata- maka diperoleh jumlah sampel sebanyak
rata, baik kecepatan rata-rata waktu (TMS) 265 kendaraan. Pada saat survei dilakukan,
maupun kecepatan rata-rata ruang (SMS) data diambil per lima menitan. Total sampel
dianalisa menggunakan metode estimasi yang diambil selama lime menit adalah
Instantaneous model, sehingga akan 850/36 yaitu sebesar 8 kendaraan.
memperoleh hasil berupa waktu perjalanan.
Selanjutnya dilakukan perhitungan
jumlah sampel untuk masing-masing jenis
4. HASIL DAN PEMBAHASAN kendaraan (sepeda motor, kendaraan ringan
4.1 Analisis Penentuan Jumlah Sampel dan kendaraan berat). Proporsi untuk
Jumlah sampel dan proporsi masing-
masing-masing jenis kendaraan yang akan
masing jenis kendaraan ditentukan dengan
disurvei per lima menitan yaitu: sepeda
menggunakan Tabel Krejcie berdasarkan
motor (MC) sebanyak 3 kendaraan,
jumlah populasi terbesar dari data Lalu
kendaraan ringan (LV) sebanyak 4
Lintas Harian Rata-rata. Setelah diketahui
kendaraan, dan kendaraan berat (HV)
total kendaraan terbesar yaitu sebesar 833
sebanyak 1 kendaraan.
kendaraan selanjutnya dihitunga proporsi
masing-masing kendaraan yang melintasi
ruas jalan yang ditinjau. Rekapitulasi 4.2 Analisis Kecepatan Rata-rata
perhitungan dan proporsi kendaraan dapat Waktu (UTMS)
dilihat pada tabel 4.1 Analisa kecepatan rata-rata waktu
dilakukan untuk semua link yang ada pada
ruas jalan penelitian. Contoh perhitungan
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6
analisa kecepatan rata-rata waktu pada Berdasarkan data pada tabel di atas,
upstream link 1 pada interval 5 menit selanjutnya dapat dilakukan analisa data
pertama yaitu pada pukul 12.00 WIB dapat kecepatan rata-rata ruang ( U SMS) sebagai
dilihat pada tabel 4.2 berikut:
1 1
U SMS = 1 1 = 0,154
Tabel 4.2 Data Spot Speed pada Upstream
8
Link 1 Interval 2 Menit Pertama
= 51,936 Km/jam

4.4 Analisis Waktu Perjalanan dengan


Instantaneous Model
Estimasi waktu tempuh perjalanan
kendaraan pada penelitian ini menggunakan
metode Instantaneous model berdasarkan
data spot speed yang telah diolah menjadi 2
(dua) variabel kecepatan yaitu kecepatan
Sumber: Data Hasil Survei Spot Speed rata-rata waktu (TMS) dan kecepatan rata-
Berdasarkan data pada tabel di atas, rata ruang (SMS). Estimasi waktu tempuh
selanjutnya dapat dilakukan analisa data perjalanan kendaraan dilakukan untuk
untuk kedua parameter kecepatan ini. Untuk
kecepatan rata-rata waktu ( U TMS) sebagai contoh perhitungan estimasi waktu tempuh
berikut: perjalanan kendaraan berdasarkan data
kecepatan 436,470
U TMS = = kecepatan rata-rata waktu ( U TMS) pada
Jumlah Sampel 8
interval 5 menit pertama pada pukul 12.00
= 54,559 km/jam 12.05 WIB adalah sebagai berikut:
4.3 Analisis Kecepatan Rata-rata Upstream link 1 = 54,559 km/jam
Ruang (USMS) Upstream link 2 = 47,733 km/jam
Analisa kecepatan rata-rata ruang ( U Upstream link 3 = 48,354 km/jam
SMS) juga dilakukan untuk semua link pada Downstream link 3 = 46,864 km/jam
ruas jalan yang diteliti. Contoh perhitungan Waktu perjalanan untuk setiap link
analisa kecepatan rata-rata ruang pada dihitung sebagai panjang link dibagi dengan
upstream link 1 pada interval 5 menit rata-rata kecepatan setempat di hulu dan
pertama yaitu pada pukul 12 WIB dapat hilir link seperti di bawah ini:
dilihat pada tabel 4.3
Waktu perjalanan link 1
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai 1/U Upstream = ((2 x 2)/(54,559+47,733)) x 60 = 2,346
Link 1 Interval 5 Menit Pertama menit

Waktu perjalanan link 2


= ((2 x 2)/(47,733+48,354)) x 60 = 2,498
menit
Waktu perjalanan link 3
= ((2 x 2)/(48,354+46,864)) x 60 = 2,521
Sumber: Analisa Perhitungan U SMS Berdasarkan menit
Data Spot Speed
Berdasarkan perhitungan di atas maka
estimasi waktu tempuh perjalanan
kendaraan untuk melintasi ruas jalan yang

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 7


di teliti pada interval 5 menit pertama pada pada ruas jalan yang tidak memiliki tundaan
pukul 12.00 12.05 WIB dari upstream link yang banyak. Dengan kata lain lokasi
1 sampai dengan downstream link 3 adalah penelitian yang dipilih sebaiknya bertempat
2,346 + 2,498 + 2,521 = 7,364 menit di jalan luar kota dengan hambatan yang
sedikit. Agar hasil yang diperoleh akan
5. KESIMPULAN DAN SARAN mendekati waktu perjalanan yang
5.1 Kesimpulan sebenarnya.
Dari hasil analisis perhitungan 2. Penggunaan teknologi canggih akan
menggunakan metode estimasi sangat membantu dalam proses
Instantaneous model diketahui bahwa pengambilan data, dikarenakan akan lebih
waktu tempuh perjalanan kendaraan untuk menghemat waktu dan tenaga. Akan tetapi
ruas jalan Pekanbaru Bangkinang penggunaan teknologi berupa kamera akan
kilometer 19 sampai dengan kilometer 25 memerlukan biaya yang tidak sedikit baik
menggunakan parameter kecepatan rata- dalam pengadaan serta pemeliharaannya.
rata waktu adalah 7,472 menit. Sedangkan Dengan adanya teknologi berupa kamera
menggunakan parameter kecepatan rata- perekam ketelitian akan data yang akan
rata ruang adalah 7,785 menit. Hasil ini diambil akan lebih akurat. Hal yang harus
mendekati hasil dari penelitian yang sama diperhatikan ketika menggunakan bantuan
yaitu analisis waktu tempuh perjalanan kamera sebagai alat perekam pada saat
kendaraan dengan menggunakan metode pengambilan data adalah penempatan
kendaraan bergerak. Metode kendaraan kamera yang harus disesuaikan dengan
bergerak memberikan hasil waktu tempuh jarak pengamatan dan dilengkapi dengan
perjalanan aktual yang mendekati kondisi di alat yang memadai agar dapat
lapangan, karena jenis metode ini tergolong menghasilkan kualitas rekaman sesuai
kedalam Direct Method. dengan yang diinginkan.

5.2 Saran 6. DAFTAR PUSTAKA


Untuk mendapatkan perkiraan waktu Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
tempuh perjalanan kendaraan bermotor Jenderal Bina Marga. 1997. Manual
pada ruas jalan Pekanbaru Bangkinang Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta.
dengan jalan yang memiliki peralihan lebar Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990,
(segmen perkerasan lentur ke segmen Panduan Penentuan Klasifikasi
perkerasan kaku) dapat menggunakan Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan,
metode estimasi Instantaneous Model. No. 010/T/BNKT/1990, Direktur
Dalam mengestimasi waktu tempuh Pembinaan Jalan Kota, Jakarta.
perjalanan kendaraan bermotor, maka Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Tata
disarankan: Cara Perencanaan Geometrik Jalan
1. Dalam estimasi waktu perjalanan Antar Kota, No. 038/TBM/1997, Pgs.
hendaknya perlu diperhatikan tentang Direktur Jenderal Bina Marga,
kendaraan delay yang akan berpengaruh Jakarta.
terhadap tundaaan waktu perjalanan. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990,
Adanya tundaan akan berbanding lurus Panduan Survei Dan Perhitungan
dengan waktu perjalanan, dalam artian Waktu Perjalanan Lalu Lintas, No.
semakin lama tundaan maka akan semakin 001/T/BNKT/1990, Direktur
lama waktu perjalanan yang dibutuhkan, Pembinaan Jalan Kota, Jakarta.
sehingga keberadaan delay harus menjadi Guin, A. 2013. Freeway Travel-time
perhatian khusus. Penggunaan estimasi Estimation an Forecasting, GDOT
waktu perjalanan dengan menggunakan Research Project 10-01; TO 02-60.
Instantaneous Model sebaiknya dilakukan Georgia Institute of Technology.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 8


Hobbs, FD. 1995. Perencanaan dan Teknik
Lalu Lintas. Yogyakarta. UGM Press.
Holt, Russel B., Dr. Brian L. Smith., Dr. B.
Brian Park, 2003, An Investigation
of Travel Time Estimation Based on
Point Sensors, Transport, STL-2003-
03.
KIM, Hyungjoo, 2013, Assessment of
Travel Time Estimation Based on
Different Vehicle Speed Data: Spot
Speed vs Sampled Journey Speed in
South Korean Expressways, The
Eastern Asia Society for
Transportation Studies, Vol.9.
Li, Ruimin, 2006, Evaluation of Speed-
Based Travel Time Estimation
Models, Transport,
10.1061/(ASCE)0733-
947X(2006)132:7(540).
Republik Indonesia, 2009, Undang-undang
No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan,
Lembaran Negara RI No. 5025,
Sekertariat Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2006, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.
34 Tahun 2006 Tentang Jalan,
Lembaran Negara RI No. 4655,
Presiden Republik Indonesia, Jakarta.
Zhang, W., 2006, Freeway Travel Time
Estimation Based on Sopt Speed, PhD
Thesis Virginia Polytechnic Institute
and State University.
Wijayanto, Yudha, 2009, Analisis
Kecepatan Kendaraan Pada Ruas
Jalan Brigjen Sudiarto (Majapahit)
Kota Semarang dan Pengaruhnya
Terhadap Konsumsi Bahan Bakar
Minyak (BBM), Tesis, Magister
Teknik Sipil Universitas Diponegoro
Semarang.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9

Anda mungkin juga menyukai