Anda di halaman 1dari 5

lumbal pungsi

Lumbal Punksi merupakan prosedur neuro diagnostik yang paling sering dilakukan, sedangkan
sisternal punksi dan lateralhanya dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli.
Indikasi lumbal punski :
1. Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sampel untuk pemeriksan sel,
kimia dan bakteriologi
2. Untukmembantu pengobatan melalui spinal, pemberian antibiotika, anti tumor danspinal anastesi
3. Untuk membantu diagnosa dengan penyuntikan udara padapneumoencephalografi,dan zat
kontras pada myelografi
Kontra Indikasi Lumbal Punski:
1. Adanya peninggian tekanan intra kranial dengan tanda-tanda nyeri kepala,
muntahdan papil edema
2. Penyakit kardiopulmonal yang berat
3. Ada infeksi lokal pada tempat Lumbal Punksi

Persiapan Lumbal Punksi:


1. Periksa gula darah 15-30 menit sebelum dilakukan LP2. Jelaskan prosedur pemeriksaan, bila perlu diminta
persetujuan pasien/keluarga terutama pada LP dengan resiko tinggi
Alat dan Bahan
:1. Sarung tangan steril2. Duk lubang3. Kassa steril, kapas dan plester 4. Jarum pungsi lumbal no. 20 dan 22
beserta stylet5. Antiseptic: povidon iodine dan alcohol 70%6. Tabung reskasi untuk menampung cairan
serebrospinal
Prosedur :
.Lakukan cuci tangan steril
Persiapkan dan kumpulkan alat-alat
Jamin privacy pasien
Bantu pasien dalam posisi yang tepat, yaitu pasien dalam posisi miring pada salahsatu sisi
tubuh. Leher fleksi maksimal (dahi ditarik kearah lutut), eksterimitas bawah fleksi
maksimum (lutut di atarik kearah dahi), dan sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis)
sejajar dengan tempat tidur.
T e n t u k a n d a e r a h p u n g s i l u m b a l d i a n t a r a v e r t e b r a L 4 d a n L 5 ya i t u
d e n g a n menemukan garis potong sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) dan garis antarakedua spina
iskhiadika anterior superior (SIAS) kiri dan kanan. Pungsi dapat puladilakukan antara L4 dan L5 atau
antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi
Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cmdengan larutan povidon iodine
diikuti dengan larutan alcohol 70 % dan tutupdengan duk steril di mana daerah pungsi lumbal dibiarkan
terbukaTentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril
selama 15-30 detik yang akan menandai titik fungsitersebut selama 1 menit.
Anestesi lokal disuntikan ke tempat tempat penusukan dan tusukkan jarum spinal pada tempat yang telah di
tentukan. Masukkan jarum perlahan lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum
terbuka ke atas sampaimenembus durameter. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiapanak
tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 2,5 cm pada bayi danmeningkat menjadi 5 cm pada umur 3-5
tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm.
Lepaskan stylet perlahan lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan
alirancairan yang lebih bai k, jarum diputar hingga mulut jarum mengarah ke
cranial.Ambil cairan untuk pemeriksaan.
Cabut jarum dan tutup lubang tusukkan dengan plester
Rapihkan alat-alat dan membuang sampah sesuai prosedur rumah sakit
Cuci tangan
Lumbal fungsi
Pengetrtian
Adalah suatu cara pengambilan cairan cerebrospinal melalui fungsi pada daerah lumbal.
Tujuan
Bertujuan mengambil cairan cerebrospinal untuk kepentingan pemeriksaan/ diagnostik maupun
kepentingan therapi.
Indikasi
a. Untuk Diagnostik
Kecurigaan meningitis
Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
Evaluasi hasil pengobatan
b. Untuk Therapi
Pemberian obat antineoplastik atau anti mikroba intra tekal.
Pemberian anesthesi spinal.
Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Persiapan
Terdiri dari persiapan pasien dan persiapan alat.
Persiapan Pasien
Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal fungsi meliputi tujuan, prosedur,
posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya
yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut.
Meminta izin dari pasien/kelurga dengan menandatangani formulir kesediaan dilakukan tindakan
lumbal fungsi.
Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
Persiapan Alat
Bak steril berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, arung tangan, kassa dan lidi kapas, botol kecil (Bila
akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis), dan duk bolong.
Tabung reaksi tiga buah
Bengkok
Pengalas
Desinfektan (Jodium dan Alkohol) pada tempatnya
Plester dan guntig
Manometer (Bila akan dilakukan pengukuran pengukuran tekanan)
Lidokain/xylocain
Masker, gaun, tutup kepala
Prosedur Pelaksanaan
Posisi psien lateral recumbent dengan bagian punggung dipinggir tempat tidur. Lutut pada posisi
pleksi menempel pada abdomen, leher fleksi ke depan dagunya menempel pada dada (posisi kne chest)
Pilih lokasi fungsi. Tiap celah interspinosus vetebral dibawah L2 dapat digunakan pada orang dewasa,
meskipun di anjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaka berada di bidang prosesus spinosus L4). Beri tanda
pada celah interospinosus yang telah di tentukan.
Dokter mengenakan masker, tutp kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
Desinfeksi kulit dengan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk penutup.
Anasthesi kulit dengan lidokain atau xylokain. Infiltrasi jaringan lebih dalam hingga ligamen longitudinal
dan periosteum.
Tusukan jarum spinal dengan stilet di dalamnya ke dalam jaringan subkutis. Jarum harus memasuki
rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vetebra.
Tusukan jarum kedalam rongga sub arachnoid dengan perlahan-lahan, sampai terasa lepas, ini
pertanda ligamentum flavum telah tembus. Lepaskan stilet unutuk memeriksa aliran cairan
cerebrospinal. Bila tidak ada cairan cerebrospinal putar jarumnya karena ujung jarum mungkin
tersumbat. Bila cairan tetap tidak keluar, masukan lagi stiletnya dan tusukan jarum lebih dalam. Cabut
stiletnya pada interval sekitar 2 mm dan periksa untuk cairan cerebrospinal. Ulangi cara ini sampai kelur
cairan.
Bila akan mengetahui tekanan cairan cerebrospinal, hubungkan jarum lumbal dengan manometer
pemantau tekanan. Normalnya 60-180 mmHg dengan posisi pasien berbaring lateral rectumbent.
Sebelum mengukur tekanan, tungkai dan kepala pasien harus diluruskan. Bantu pasien meluruskan
kakinya perlahan-lahan.
Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal,hindarkan mengedan.
Untuk mengetahiu apakah rongga sub arachnoid tersumbat atau tidak, petugas dapat melakukan test
queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena jugularis selama 10 detik. Bila terdapat obstruksi
medula spinalis maka tekanan tersebut tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medula
spinalis maka setelah 10 menit vena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun dalam
waktu 30 detik.
Tampung cairan cerebrospinal untuk pemeriksan. Masukan cairan tersebut kedalam 3 tabung steril
dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan cerebrospinal. Cairan ini digunakan untuk
pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel, biakan dan pewanaan garam,protein dan glukosa. Untuk
pemeriksaan none-apelt prinsipnya adal globulin mengendap dalam waktu 0.5 jam pada larutan asam
sulfat. Cara pemeriksaannya adalah kedalam tabung reaksi masukan reagen 0,7 ml dengan
menggunakan pipet, kemudian masukan cairan cerebrospinal 0,5 ml. Diamkan selama 2-3 menit
perhatikan apakah terbentuk endapan putih. Cara penilaiannya adalah sbb :
(-) Cincin putih tidak di jumpai
(+) Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila dikocok tetap putih.
(++) Cincin putih sangat jelas dan bila di kocok cairan menjadi oplecement (berkabut)
(+++) Cincin putih jelas dan bila di kocok cairan menjadi keruh.
(++++) Cincin putih sangat jelas bila dikocok cairn menjadi keruh.
Untuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan globulin dan albumin. Prinsipnya
adalah protein mengendap pada larutan jenuh fenol dalam air. Caranya adalah isilah tabung gelas arloji
dengan 1 cc cairan reagen pandi kemudian teteskan 1 tetes cairan cerebrospinal, perhatikan reaksi yang
terjadi apakah ada kekeruhan.
Bila lumbal fungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan liqoar pada pasien dengan hydrocephalus
berat maka maksimal cairan di keluarkan adalah 100 cc.
Setelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan masukan kembali stilet jarum lumbal
kemudian lepaskan jarumnya pasang balutan pada bekas tusukan.
Setelah Prosedur
a) Klien tidur terlentang tanpa bantal selama 2-4 jam.
b) Observasi tempat fungsi terhadap kemungkinan pengeluaran cairan cerebrospinal
c) Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres es pada kepala, anjurkan tekhnik relaksasi, bila perlu
pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang.
Komplikasi
a. Haerniasi tonsiler
b. Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
c. Sakit pinggang
d. Infeksi
e. Kista epidermoid intraspinal
f. Kerusakan diskus intervetebralis

Anda mungkin juga menyukai