OSCE
Tim Akademik SPEKATRIA
GUS
1. Pediatric Blood Pressure Measurement
2. Catheterization Procedure
4. Suprapubic puncture
8. Circumcision
Pediatric Blood Pressure
Measurement
Indikasi pemeriksaan: Gangguan hemodinamik (diare, dll); Flu (untuk anak ≥ 3 tahun
harus diperiksa BP-nya).
Contoh: 10 y.o. boy, height 137 cm, weight 35 kg. Setelah diperiksa, BP 170/100
mmHg
Cara menilai:
a. Plot pada chart stature-for-age dulu. (Sesuaikan dengan jenis kelamin anak.)
(lihat kurva CDC). Kurang lebih berada di persentil 50
b. Lihat di table tekanan darah berdasarkan jenis kelamin (plot kan umur dan
persentil)
Dengan persentil 50 dan umur 10 tahun adalah 102mmHg (ini adalah normalnya)
c. Selanjutnya kita lihat 170/100 termasuk yang mana:
Klasifikasi:
5. Penutup
Pemeriksaan sudah selesai bu, Terimakasih bu.
Cheat sheat
1. Pendahuluan (salam, perkenalan dan identitas pasien)
2. Cuci tangan
3. Persiapan
- Sesuaikan ukuran cuff dan bladder untuk anak.
- Pastikan panjang dan lebar Cuff
- Cek sphygmomanometer
- Pasien dalam keadaan tenang
- Pasien tidak mengkonsumsi obat stimulant
- Untuk anak yang lebih besar: Duduk selama 5 menit ,lengan yang diperiksa (tangan
dominan) harus sejajar jantung. Duduk dengan kaki menggantung.
Untuk anak yang lebih kecil: Berbaring dengan lengan lurus di sampingbadan.
4. Pengukuran tekanan darah
- Tutup lenganatas dengan cuff bladder ±3 cm dari fossa cubiti
- Raba fossa cubiti tentukan letak arteri brachialis. Tempatkan stetoskop.
- Raba arteri radialis. Pompa, naiknya 20-30 mmHg setiap kali pompa. Setelah denyut di
palpasi hilang, Lalu tambahkan 20-30 mmHg lagi tekanannya.
- Buka valvenya, turunkan dengan kecepatan 2-3 mmHg. Tentukan systole dan diastolenya.
- Kempeskan bladder. Kunci sphygmo.
- Tentukan tekanan darah pasien dengan chart (interpretasi).
5. Penutup
Catheterization Procedure
Assessment
Planning
1. Siapkan alat (sebut dan tujuk) jika memungkinkan sekalian dibukain semua dulu supaya
pada saat penanganantinggal dipakai.
Steril:
Catheterization set (bilang: jenis indwelling catheter ukuran G – ada di
plastiknya)
Duk bolong
Cotton swab
Syringe 10 cc
Gloves steril
Mangkuk + povidone iodine
Gel
Lidokain
Kassa steril
Non-steril:
Kantung urin
Aquadest 10 cc
Kidney basin
Lampu
Guntingkain
Plester (potongin dulu)
Action
1. Informed consent.
Selamat pagi pak, saya dr. A yang sedang berjaga di klinik ini. Dengan bapak siapa?
Umurnya berapa? Alamatnya dimana pa? (biarkan kita yang bertanya)
Baik bapa menurut rekam medis, bapak membutuhkan penanganan kateterisasi. Yaitu nanti
saya akan memasukkan selang kateter ke dalam kemaluan bapak, gunanya untuk
mengeluarkan urin bapak. Mungkin akan terasa kurang nyaman, karena nanti bapak juga
akan diminta untuk membuka celananya. Namun saya akan membius lokal pada kemaluan
bapak agar bapak merasa lebih nyaman. Bagaimana, sudah mengerti pak? Bersedia? Silakan
berbaring di meja pemeriksaan, buka celananya ya pak.
2. Cuci tangan, pakai gloves. Pastikan privasi pasien dengan menutup tirai. Pastikan
pencahayaan cukup.
3. Posisi kita di sebelah kanan pasien.
4. Lakukan drapping dengan cara Celupkan kassa ke povidone iodine, pegang tip of penis.
Dengan tangan satunya, ambil cotton swab, celupkan ke povidone iodine, lalu swab
sirkuler dari dalam keluar atau dari tip of penis sampai ke pubis.
5. Letakkan duk bolong di atas penis.
6. Ambil syringe, isi dengan lidokain 2 cc atau 1-1.5 cc dan gel sampai 10 cc, lalu kocok
syringenya. Buka jarumnya, masukkan syringenya ke meatus uretra. Pencet tip of penis
5-10 menit, dengan cara menutup meatus urethra supaya cairan yang tadi dimasukkan tidak
keluar. (Tangan jangan dilepaskan).
7. Pegang ujung penisnya 90˚ terhadap sumbu tubuh (tegak lurus). Tarik keatas sedikit.
Jangan terlalu kencang.
8. Masukkan kateternya perlahan-lahan sampai bagian kateter yang bercabang, pastikan
urine keluar. (pastikan kateter tersambung dengan urine bag dimana Pasang kantung urin
pada bagian bercabang yang warna kuning.). Catatan: Lilit aja kateternya di tangan kalau
ribet.
9. Kembangkan balon kateter dengan cara mengambil aquadest 10 cc dengan syringe ,lalu
tusuk di bagian kateter yang bercabang (warna merah), masukkan aquadestnya, nanti
balonnya mengembang.
10. Tarik sedikit kateter sampai terasa mentok, artinya balonnya sudah mengembang.
(catatan: jangan sekali2 mengembangkan balon ketika urin belum keluar, takutnya kateter
belum sampe bladder yang akan menyebabkan rupture uretra).
5. Riwayat Penyakit
Apakah bapak pernah mengalami nyeri hilang timbul pada pinggang? (Renal colic)
Pernah terkena infeksi saluran kemih?
Apakah bapak mengidap diabetes?
Apakah bapak menderita penyakit asam urat?
Apakah bapak pernah operasi?
Apakah bapak pernah memiliki gangguan ginjal sebelumnya?
Informed Consent
Iya pak, selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan fisik. Nanti bapak tolong dibuka
baju dan celananya ya. Tujuan pemeriksaan ini ialah untuk membantu saya menentukan
diagnosis dan selanjutnya dapat member pengobatan yang sesuai. Mungkin aka nada
sedikit rasa tidak nyaman, namun saya akan berusaha sebaik mungkin. Apakah bapak
setuju?
Physical Examination
1. Keadaan umum (tergantung soal osce nanti, kalo skenarionya udah dilakukan berarti sebut
aja)
Tinggi badan
Berat badan
Warna konjungtiva (icterus, anemis)
Vital sign (TNRS: tensinadirespisuhu)
Inspeksi adakah pembesaran, masa atau abnormalitas lain.
2. Persiapan
Cuci tangan 6 steps dengan sabun dan keringkan dengan handuk bersih
Pakai gloves
Pastikan pencahayaan cukup dan ruangan tertutup untuk menjaga privasi
3. Inspeksi
Pasien sudah berbaring di meja pemeriksaan dan sudah membuka pakaian
Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien
Inspeksi bagian abdomen, panggul, suprapubic dan external genitalia (external genitalia
bisa di inspeksi di akhir supaya pasien mengekspos genitalnya 1x saja dan tidak lama)
4. Palpasi Ginjal Kanan
Palpasi area sudut costovertebral dengan menggunakan 2 tangan.
Letakkan tangan kiri dibawah pasien sejajar rusuk ke 12. Letakkan tangan kanan di right
upper quadrant (RUQ) abdomen, di lateral dan sejajar rectus muscle.
Minta pasien untuk melipat lutut kaki kanan.
Minta pasien untuk menarik nafas dalam. Saat puncak inspirasi, tangan kanan menekan
dengan perlahan dan dalam ke RUQ persis dibawah costal margin.
Rasakan adanya ginjal diantara 2 tangan. Jika ginjal teraba, deskripsikan:
-ukuran
-garis pinggir (contour)
-nyeri tekan (tenderness), jika tidak ada tenderness, lakukan fist percussion test.
(Kanan) (Kiri)
5. Palpasi Ginjal Kiri
Lakukan hal yang sama, namunsesuaikan.
6. Fist Percussion
Pasien dalam posisi duduk atau tiduran miring kekanan/kiri.
Letakkan tangan yang tidak dominan di punggung dimana ginjal
berada (costovertebral angle).
Pukul tangan yang tidak dominan menggunakan tangan dominan
dengan teknik meninju. Gunakan tenaga yang cukup.
7. Area Suprapubis
Inspeksi: sudah diawal (ada distensi di suprapubis?)
Palpasi : (ada nyeri? Ada benjolan seperti balon?) chronic bladder distention biasanya
tidak ada nyeri.
Perkusi : untuk mengetahui baldder sedang penuh/tidak. (Tympanic/dull?)
8. External Male Genitalia Examination
Pastikan sudah memakai gloves
Penis
Inspeksi pubis: ada lesi? Persebaran rambut? Kutu rambut?
Inspeksi glans penis:
- Preputium apa masih ada? (belum sunat),
- Cari adakah ulcer? scar/luka? nodul?vesikel? erosi? kutil? Dan tanda inflamasi?
Inspeksi urethral meatus
- Jika preputium masih ada, tarik untuk mengekspos urethral meatus. Bisa dilakukan
oleh pasien atau oleh kita.
- Letak urethral meatus (normalnya di ujung glans penis)
- Stenosis urethral meatus
- Lesi intrauretral
- Discharge
- Tanda inflamasi seperti bengkak, panas, dll.
Palpasi glans penis
Jika saat di anamnesis pasien mengatakan ada discharge, namun saat pemeriksaan
tidak ada, minta pasien untuk milking. Namun jika dilakukan oleh kita, milking glans
penis perlahan dengan menggunakan jari telunjuk diatas dan jempol di bawah.
Milking dari proximal penis ke distal.
[Jika ada discharge] Warna?Konsistensi?Jumlah?
Palpasi shaft (batang penis)
- Palpasi dengan menggunakan jempol dan 2 jari ya itu telunjuk dan jari tengah.
- Tenderness
- Induration/pengerasan
- Kembalikan posisi preputium yang tadinya di retraksi ke posisi semula.
Inspeksi Scrotum
- Pembesaran/swelling
- Lumps/benjolan
- Veins
Palpasi skrotum
- Palpasi masing-masing testis dan epididymis dengan menggunakan jempol dan 2
jari.
Perhatikan ukuran, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan/tenderness, nodules.
- Palpasi spermatic cords, termasuk vas deferens dengan menggunakan jempol dan
jari dari epididymis ke superficial inguinal ring.
Perhatikan nodules dan swelling.
- Jika ada pembesaran di skrotum, lakukan transillumination.
Gelapkan ruangan, nyalakan center dan tempelkan pada pembesaran.
Jika nyala terangisinya cairan bening
Jika gelap bisa isi cairan atau padatan
DRE (Digital Rectal examination)/colok dubur (sebut)
9. External Female Genitalia Examination
Inspeksi
- Inspeksi vulva dan perineum secara menyeluruh.
- Pisahkan labia mayor untuk membuka vulva dengan jempol dan telunjuk tangan kiri.
- Inspeksi urethral meatus dan vaginal intruitus.
Palpasi
- Dengan menggunakan jempol dan telunjuk tangan kanan.
- Palpasi kedua sisi labia mayor di area bartholin’s gland.
DRE (Digital Rectal examination)/colokdubur (sebut)
Penutup
Ya bapak, pemeriksaannya telah selesai. Silahkan pakaiannya dipakai kembali. Terimakasih.
10. Kesimpulan
Tulis hasil pemeriksaan di medical record.
Nyatakan kondisi pasien dalam kesimpulan.
Cheat Sheet
History Taking
Physical Examination
Suprapubic Puncture
I. Sapa, Perkenalan, Informed Consent
Selamat pagi pak, perkenalkan saya dokter X yang hari ini sedang bertugas.
Betul dengan bapak Y?
Ya pak, jadi bapak kan sulit untuk buang air kecil walaupun dirasakan kandung kemihnya
sudah penuh. Sebelumnya kami sudah berusaha memasang kateter urin namun tidak
berhasil. Jadi selanjutnya kami akan melakukan prosedur lain untuk membantu bapak
mengosongkan kandung kemih, namanya Suprapubic Puncture. Nanti saya akan
memasukan jarum di bagian perut bawah untuk mengeluarkan urin. Mungkin akan ada rasa
tidak nyaman dan sakit sedikit, namun sebelumnya saya akan member obat anti nyeri atau
anestesi. Dan nanti saat pemeriksaan saya akan meminta bapak membuka bagian perut.
Bagaimana pak, apakah dimengerti? Kalau begitu, apakah bapak setuju?
II. Persiapan
a. Pasien
Pasien diminta berbaring di meja pemeriksaan.
b. Alat dan bahan (sambil dipersiapkan)
Steril Non Steril
- Kasa steril - Urine container/kidney basin
- Povidone iodine - Lampu
- Alkohol - Plester(potongdulu)
- Drapper/Duk bolong - Sabun cuci tangan dan air
- Meja instrument - Lidocaine 2%
- Wadah/Mangkok steril, tuangkan povidone iodine dan alcohol pada tempat terpisah
- Forcep/Kurentang
- Syringe 5 cc sekali pakai (buka bungkusnya)
- Intravenous catheter no 16 (buka bungkusnya)
c. Dokter
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan handuk kering dan
bersih.
Menggunakan handgloves steril. Sebutkan detail step-step nya
III. Indikasi Suprapubic Puncture
- Semua pasien dengan acute urinary retention dan di urinary catheter
tidakberhasil/tidakmungkin.
- Ketika urinary catheter tidak tersedia.
V. Prosedur
Minta pasien untuk berbaring relaks, dokter berdiri di sebelah kiri pasien.
Ekspos bagian suprapubic pasien, jika ada rambut-rambut bisa dicukur dulu.
Ambil kasa steril dengan forcep, celupkan ke wadah berisi larutan povidone iodine.
Oleskan kasa tersebut di atas area suprapubic dengan circular motion dari dalam keluar.
Setiap 1 kasa hanya digunakan sekali mengusap, jangan dipakai berulang-ulang atau
kembali ke tengah.
Letakkan drapper/duk bolong dengan posisi lubang pada area yang sudah diberi antiseptic.
Bersihkan lagi area povidone iodine dengan kasa yang telah dicelupkan alcohol agar kulit
menjadi jelas terlihat.
Berikan anestesi local dengan lidocaine 2% 5cc pada midline suprapubis sekitar 2 cm diatas
tulang pubis.
Suntik subkutannya. (Di manekin ada lubangnya gitu, suntik di situ). Tusuk dengan
kemiringan 600dan seperti memegang pensil, aspirasi, masukkan obat, lalu pindah
arahkan ke 4 arah mata angin (kanan-bawah-kiri-atas). Setiap masuk ketempat baru harus
diaspirasi dulu. Masukkan masing-masing 1 cc.
Tunggu sekitar 5 menit agar anestesi bekerja.
Masukkan IV catheter secara tegak lurus kekandung kemih.
Ketika terlihat ada urin yang keluar, dekatkan urine container untukmenampung urin.
Setelah urin telah keluar semua dan kandung kemih kosong, tarik IV catheter keluar dengan
memegang bagian kulit yang ada IV catheter dicabut menggunakan kasa steril.
Bersihkan urin yang meluber jikaada. Kemudian tutup luka puncture dengan kasa steril dan
plester.
VI. Penutup
Beritahu pasien bahwa prosedur telah selesai.
Bapak, prosedurnya sudah selesai. Bapak bisa memakai pakaian dan duduk kembali. Setelah
ini bapak saya rujuk kerumah sakit ya untuk penanganan lebih lanjut.
Bersihkan alat, lepas gloves dan cuci tangan.
Rujuk pasien ke departemen bedah (urologi) di rumah sakit.
Perhatikan jika terdapat tanda komplikasi, seperti:
- Hematoma
- Intraabdominal pelvic visceral injury
- Laserasi atau penetrasi di bowel
- Disruption of mesenteric vessels
Dokumentasi pada medrek.
CHEAT SHEET
Pengambilan Specimen
Neisseria gonorrhoeae
a. Ambil swab yang gagangnya dari plastik. (Kayak cotton bud biasa.)
b. Masukkan swabnya ke dalam meatus secara perlahan, pegangnya kayak pegang pisau.
Masukkan sedalam 2-4 cm. Diamkan, lalu tarik.
c. Ambil object glass yang sudah dibersihkan, roll swab 1x. (Gram staining)
d. Ambil lagi spesimennya dengan cotton swab yang sama, kali ini masukkan ke tabung
kultur (yang tutupnya warna merah).
Chlamydia trachomatis
a. Ambil swab yang gagangnya dari kawat.
b. Masukkan ke dalam meatusnya sedalam 2-4 cm, putar di dalam meatusnya sambil
sedikit scrub epitelnya selama 5-10 detik.
c. Masukkan swabnya ke tabung PCR (yang tutupnya warna ungu).
Trichomonas vaginalis
a. Siapkan slidenya dengan meneteskan NaCl.
b. Ambil spesimen menggunakan cotton swab gagang kawat, masukkan 2-4 cm lalu
diamkan, tarik.
c. Campur spesimen dengan NaCl di slide.
d. Tutup dengan cover glass.
e. Boleh dikasih vaselin di pinggir-pinggir cover glassnya untuk mencegah kekeringan.
11. Skrotum
Lihat apakah:
Ada pembengkakan/tidak?
Simetris/tidak?
Ada lesi seperti sebaceous cyst dan hemangioma.
Eritema.
12. Testis:
Pegang dengan 2 tangan.
Rasakan: Ukuran, ada massa/tidak, ada indurasi/tidak.
Nyeri/tidak?
Transillumination test: Gelapin ruangan, lalu pilih senter seukuran skrotumnya,
senter dari belakang skrotum. (+): cairan; (-): massa.
13. Epididimis
Raba pada posterosuperior testis.
Ada groove di antara epididimis dan testis. Teraba/tidak? Kalau tidak berarti ada
pembengkakan/indurasi.
Ukuran.
Ada nyeri/tidak?
14. Spermatic cord
Raba dengan jempol dan jari telunjuk dari root of penis lalu diraba
sampai ke neck of penis (ke arah atas).
Ada penebalan/tidak?
Simetris/tidak?
Nyeri/tidak?
15. Perianal
Minta pasien litotomi atau tidur miring. Lihat apakah ada lesi seperti warts,
erosi, ulcer, atau vesikel.
Pak, pemeriksaan sudah selesai, silakan kenakan lagi celananya. Terima kasih.
Cheat Sheet
5. Untuk specimen cair (urin, darah, cairan tubuh): Tetes 2-3 loop, smear tipis. [Kita yang ini.]
Untuk spesimen semi-solid (sputum, swab, feses) dan solid: Buat suspense dengan cara meneteskan
aquadest steril /NaCl fisiologis. Ambil specimen dengan inoculation loop yang sudah dipanaskan dan
didinginkan, lalu sentuhkan loopnya ke aquadest sebanyak 2-3 loop. Ratakan.
Untuk pus: Roll swabnya di atas slide.
1. Letakkan slide di rak slide, siram dengan crystal violet. Biarkan 1 menit, bilas dengan air selama5 detik.
Warna=Violet. [Primary staining]
2. Siram dengan iodine, biarkan 1 menit, bilas dengan air selama 5 detik. Warna=Blue-violet. [Mordant]
3. Celup ke etanol 96% sampai warna ungunya hilang, bilas dengan air selama 5 detik. [Decolorization]
4. Siram dengan safranin, biarkan 1 menit, bilas dengan air selama 5 detik. Warna=Biru. [Counterstaining]
Microscopic Intrepetation
1. Nyalakan mikroskop.
2. Atur lensa objektif ke perbesaran 100x.
3. Naikkan kondensor, buka diafragma.
4. Letakkan object glass di meja preparat mikroskop. Hati-hati terbalik! Raba dulu, yang kasar yang benar.
5. Teteskan dengan minyak imersi 1 tetes.
6. Naikkan meja preparat sampai mentok, lalu turunkan perlahan-lahan dengan pemutar makro sampai
terlihat bayangan seperti titik-titik.
7. Fokuskan dengan menggunakan pemutar mikro.
8. Cari bentuk kayak 2 biji kopi berhadapan warna merah, entah di dalam sel atau di luar sel. (N.
gonorrhoeae)
9. Kalau pakai yang binokuler, di salah satu lensa okuler nya dipasangin penunjuk. Arahkan slidenya ke
penunjuk untuk menunjuk target. Baru kasih tau ke penguji.
10. Laporkan:
Saya menemukan bakteri gram (-) diplokokus di intraseldan/atau ekstrasel.
CHEAT SHEET
Gram Staining
1. Bersihkan object glass dengan kapas + alkohol 70% lalu bakar.
2. Beri tanda, balik slide.
3. Bakar inoculation loop, dinginkan.
4. Buka tabung reaksi, ambil specimen dengan loop, teteskan ke slide.
5. Smear tipis ke object glass Keringkan.
6. Fiksasi slide, bakar 3-5x.
(proses selanjutnya 1 menit fiksasi, 5 detikbilas)
1. Siram crystal violet
2. Siram iodine
3. Celup ke etanol 96% sampai warna ungu hilang
4. Siram safranin
5. Keringkan.
Microscopic Interpretation
1. Nyalakan mikroskop.
2. Putar lensa objektif ke 100x.
3. Naikkan kondensor, buka diafragma.
4. Letakkan glass slide di meja preparat, hati-hati kebalik.
5. Teteskan minyak imersi.
6. Naikkan meja preparat sampai mentok, turunkan perlahan dengan pemutar makroTerlihat titik-titik.
7. Fokuskan dengan pemutar mikro.
8. Cari bakteri merah 2 buah bentuk seperti biji kopi.
9. Laporkan: Bakteri gram (-) diplokokus di intrasel/ekstrasel/keduanya.
CIRCUMCISION
1. Sapa, perkenalan, pastikan identitas pasien.
Selamat pagi pak, dik, perkenalkan saya dr. X yang sedang berjaga di klinik ini. Apakah benar dengan dik
Y? Usia __ tahun?(Tanya jawab kalau adenya masih kecil lakukan kepada orang tua yang mendampingi)
2. Periksa kondisi penisnya, normal/tidak normal untuk sirkumsisi.
- Ada fimosis, parafimosis, Balonophitis? [definite indication]
-Reccurrent UTI [Relative Indication]
- Ada infeksi, bleeding, hipospadia, epispadia, curved penis? Ada gangguan hemostasis (e.g. hemofilia)?
[Kontraindikasi]
Normal? Informed consent.
3. Informed consent.
Baik pak, sekarang saya akan melakukan prosedur sirkumsisi atau sunat pada anak bapak. Tujuannya agar
membuang kulup pada kemaluan anak bapak. Mungkin akan terasa tidak nyaman, namun saya akan
melakukan prosedur pembiusan lokal terlebih dahulu. Bekas luka akan dijahit. Nanti anak bapak akan
diminta untuk buka celananya.
Bagaimana pak bersedia?
4. Siapkan alat-alat
Steril:
Klem hemostat (4 buah)
Non-steril:
Pinset anatomis (1 buah)
Lidocaine 2% 2 cc
Pinset sirurgis (1 buah)
Salep antibiotik
Needle holder (1 buah)
Kidney basin
Gunting jaringan (yang tajam-tumpul; 1 buah)
Lampu
Jarum (1 buah)
Catgut (1 rol)
Syringe 3 cc
Mangkuk+povidone iodine
5. Cuci tangan, pakai gloves.
Duk bolong
Gloves
6. Bersihkan penis dengan kassa ber-povidone iodine secara sirkuler dari distal ke proksimal.
7. Ambil syringe, isi dengan lidokain 1-2 cc.
8. Bevel needle harus menghadap atas. Sudut 45˚. Suntik kulit (jangan sampai kena mukosa) di root of
penis pada arah jam 10/11, aspirasi, lalu masukkan 0.5-1 cc. Tarik tapi jangan seluruhnya, arahkan ke arah
jam 6. Lakukan hal yang sama di arah jam 1 atau 2, terakhir boleh diarahkan sedikit ke arah jam setengah 1.
9. Tunggu 5-10 menit, lalu cek anestesinya dengan mencubit preputiumnya dengan pinset sirurgis. Tanya
berasa/tidak.
10. Retraksi preputiumnya. Kalau lengket, bisa menggunakan klem arteri (yang ujungnya bengkok), arahkan
ke bawah. Masukkan ke preputiumnya, buka lebar-lebar klemnya sambil ditarik preputiumnya oleh tangan
yang lain. Lakukan terus sampai sulcus coronalis-nya kelihatan.
11. Bersihkan smegma (kotoran putih-putih lengket) di glans dengan kassa ber-povidone iodine.
(Sebenarnya dilakukannya sambil dilakukan retraksi preputium, sih.) Kembalikan lagi preputiumnya ke
tempat semula.
12. Tandai preputium dengan mencubit kulit arah jam 12 0.5 cm proksimal dari sulcus coronalis pada penis
yang ereksi atau 0.5 cm distal dari sulcus coronalis pada penis yang tidak
ereksi dengan pinset sirurgis. Gunanya untuk patokan seberapa jauh
menggunting.
13. Pasang klem hemostat di 4 titik:
- Jam 12: Klem lurus. Klemnya sampai sulcus coronalis.
- Jam 1 – 11: Klem bebas. Klemnya di ujung-ujungnya aja.
- Jam 6: Klem lurus. Klemnya sepanjang frenulum sampai sulcus
coronalis.
14. Copot klem jam 12. Nanti ada bekasnya, itu dipakai untuk panduan menggunting. Klem jam 1 dan 11
agak ditarik agar gampang mengguntingnya.
15. Gunting bekas klem tadi, lalu gunting melingkar ke kanan dan kiri. Sisakan 1-2 mm preputium untuk
menjahit. Frenulum (jam 6) jangan di gunting. Buang kulitnya.
16. Kontrol perdarahan dengan dep bagian yang berdarah dengan kassa steril. Lalu klem dengan klem
arteri. Untuk pendarahan besar, klemnya hadapkan ke atas ; pendarahan kecil hadapkan ke bawah.
Kalau pendarahannya terlalu masif, dahulukan kontrol pendarahan dulu!
17. Setelah reda, ligasi:
a. Jepit mukosa dengan pinset (apa aja, tapi lebih enak sirurgis) bagian jam 12, tarik.
b. Lingkarkan/kalungkan catgut di mukosa yang ditarik tadi. Sisi satunya lebih pendek daripada yang
lainnya.
c. Dengan needle holder (bisa apa aja sih), buat Reeve knot (puntir 1x – puntir 1x).
INGAT! Posisi instrumen/needle holder selalu menghadap dalam/menghadap penis.
Yang narik itu bagian benang yang panjang, yang pendek (yang dijepit) diem aja.
d. Buat surgical knot (puntir 2x – puntir 1x)/Reeve knot, bebas.
e. Gunting benangnya hingga tersisa kira-kira 0.5 cm.
18. Jahit jam 12, jam 3, dan jam 9-nya. Jarum harus menghadap luar. Knotnya
sama seperti ligasi.
19. Jahit jam 6:
a. Pisahkan kulit dan mukosanya.
CHEET SHEAT