Anda di halaman 1dari 32

Qara Syifa Fachrani

1610211039

TANDA-TANDA
PENINGKATAN TIK
PENDAHULUAN

 TIK adalah tekanan yang dihasilkan dari


kombinasi volume 3 komponen, yaitu :
 Vol. Jaringan otak
 Vol. Darah intrakranial
 Cairan serebrospinal
 Rongga intrakranial terdiri dari :
 Otak (1400gr)
 Cairan serebrospinal (75ml)
 Darah (75ml)
 TIK normal : 0-15mmHg
3 KOMPONEN
3 KOMPONEN
HIPOTESIS MONRO-KELLIE
 Ruang intrakranial
memiliki keterbatasan
ekspansi
 Perubahan vol. salah satu
komponen  perubahan
komponen lain dengan
mengubah posisi CSF, <<
produksi dan >> absorpsi
CSF atau << vol. darah
 Jika tidak ada perubahan
 TIK >>
ETIOLOGI PENINGKATAN TIK
CONTOH ETIOLOGI
CONTOH ETIOLOGI
GEJALA KLINIS TIK

 Pusing
 Muntah
 Papilledema  penekanan n. II
 Kesadaran <<
 Gejala herniasi
 Cushing triad :
 >> tekanan sistolik dan pelebaran rentang sistolik-
diastolik
 Bradikardi
 Pernapasan Cheyne-Stokes
KEMOREGULASI DAN
AUTOREGULASI
PEMERIKSAAN PUNGSI
LUMBAL
DEFINISI

 Lumbal puncture adalah upaya pengeluaran CSS


dengan memasukan jarum ke dalam ruang
subarakhnoid.
 Tujuan :
 Untuk pemeriksaan CSS
 Mengukur dan mengurangi tekanan CSS
 Menentukan ada tidaknya darah pada CSS
 Mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal
 Memberikan antibiotik intrathekal ke dalam kanalis
spinal terutama kasus infeksi.
INDIKASI
 Meningitis bacterial / TBC
 Perdarahan subarahnoid
 Febris (Kaku kuduk) dengan kesadaran menurun (sebab tak jelas)
 Encepahilitis atau tumor malignan
 Tumor mielum  sebelum dan sesudah mielografi / caudiografi
 Sindroma Guillain-Barre (bila perlu diulang-ulang + 1 minggu)
 Kelumpuhan yang tidak jelas penyebabnya
 Untuk mengidentifikasi adanya darah dalam CSS akibat trauma
atau dicurigai adanya perdarahan subarachnoid
 Kejang
 Paresis atau paralisis termasuk paresis N. VI
 Ubun – ubun besar menonjol
KONTRAINDIKASI

 Syok/renjatan
 Infeksi local di sekitar daerah tempat pungsi
lumbal
 TTIK (oleh tumor, space occupying lesion,
hidrosefalus)
 Gangguan pembekuan darah yang belum
diobati
 Pasien yang mengalami penyakit sendi-sendi
vertebra degeneratif.
KOMPLIKASI
 Infeksi
 Iritasi zat kimia terhadap selaput otak
 Jarum pungsi patah
 Herniasi
 Tertusuknya saraf oleh jarum pungsi
 Nyeri kepala hebat akibat kebocoran CSS
 Meningitis akibat masuknya bakteri ke CSS
 Paresthesia atau nyeri bokong atau tungkai
 Injury pada medulla spinalis
 Injury pada aorta atau vena cava, menyebabkan
perdarahan serius
ALAT DAN BAHAN
 Sarung tangan steril  Tempat penampung csf steril x
 Duk luban 3 (untuk bakteriologi, sitologi
 Kassa steril, kapas dan plester dan biokimia)
 Antiseptic: povidon iodine dan  Plester
 Depper
alcohol 70  Jam yang ada penunjuk
 Troleey
detiknya
 Baju steril
 Tempat sampah
 Jarum punksi ukuran 19, 20, 23 G. 
Anestesi local :
 Manometer spinal  Spuit dan jarum untuk
 Two way tap memberikan obat anestesi local
 Alcohol dalam lauran antiseptic  Obat anestesi lokal (lidokian 1% 2
x ml), tanpa epinefrin
untuk membersihkan kulit.
 Tempat sampah
PROSEDUR PELAKSANAAN
 Cuci tangan steril
 Persiapkan alat dan bahan
 Jamin privacy pasien
 Bantu pasien dalam posisi yang tepat  posisi miring pada salah satu sisi
tubuh.
 Leher fleksi maks. (dahi ditarik kearah lutut)
 Eksterimitas bawah fleksi maks. (lutut ditarik kearah dahi)
 Sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) sejajar dengan tempat tidur
 Tentukan daerah pungsi lumbal :
 Diantara vertebra L4 dan L5 dengan menemukan garis potong sumbu kraniospinal
(kolumna vertebralis) dan garis antara kedua spina iskhiadika anterior superior (SIAS)
kiri dan kanan.
 Diantara L4 dan L5
 Diantara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi
 Lakukan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan
povidon iodine lalu alcohol 70 % dan tutup dengan duk steril
PROSEDUR PELAKSANAAN
 Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari yang
telah dipakaikan sarung tangan steril selama 15-30 detik yang
akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit
 Masukkan jarum perlahan – lahan menyusur tulang vertebra
sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai
menembus durameter.
 Lepaskan stylet perlahan – lahan dan cairan keluar. Untuk
mendapatkan aliran cairan yang lebih baik, jarum diputar hingga
mulut jarum mengarah ke cranial.
 Cabut jarum dan tutup lubang tusukkan dengan plester
 Rapihkan alat-alat dan membuang sampah sesuai prosedur rumah
sakit
 Cuci tangan kembali
INTERPRETASI LCS
DEFINISI

 Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak


yang diambil melalui lumbal punksi.
 Cairan otak biasanya diperoleh dari :
 Lumbal III dan IV dari cavum subarachnoidale
 Suboccipital ke dalam cisterna magma
 Ventrikel
METODE PEMERIKSAAN

 Makroskopik :
No. Parameter Penilaian Interpretasi normal
1. Warna Tidak berwarna, Kuning Tidak berwarna
muda, Kuning, Kuning
tua, Kuning coklat, merah,
hitam coklat
2. Kejernihan Jernih, agak keruh, keruh, Jernih
sangat keruh, keruh
kemerahan
3. Bekuan Tidak ada bekuan, ada Tidak ada bekuan
bekuan
4. pH 7,3 atau setara dengan pH
plasma/serum
5. BJ 1.000 – 1.010 1.003 – 1.008
METODE PEMERIKSAAN
 Hitung jumlah sel :
 Perhitungan :
▪ PDP   : 1/10  = 0,1x
▪ TKP   : 1/0,1 = 10x
▪ KBH   : 4 kotak leukosit
▪ Ʃ Sel   : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)

Sel    = PDP x  TKP  x Jumlah sel ditemukan


                       KBH
  = 0,1   x  10   x Ʃ
                          4
         = 2,5   x  Ʃ
         = ……..sel/mm3 LCS
 Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS
METODE PEMERIKSAAN

 Hitung Jenis Sel :


 Perhitungan :
Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah %
sel
MN
PMN
Jumlah

  Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%


METODE PEMERIKSAAN

 Uji Pandy :
 Interpretasi :
▪ Negatif  : tidak terbentuk kekeruhan putih
▪ Positif   : terbentuk kekeruhan putih
 Uji Nonne :
 Interpretasi :
▪ Negatif  : tidak terbentuk cincin putih
▪ Positif   : terbentuk cincin putih
METODE PEMERIKSAAN
 Protein :
 Perhitungan :
Total Protein = Absorben  sampel  x kons. Std (8,0g/dL)  
Absorben standard
      = ..............g/dL  x 1000    = ......mg/dL
 Nilai Normal   : 15 – 45 mg/dL
METODE PEMERIKSAAN
 Glukosa :
 Perhitungan :
Total Protein = Absorben  sampel  x kons. Std (100mg/dL)     
Absorben standard
      = .............. mg/dL
 Nilai Normal   : 45 – 70 mg/dL
METODE PEMERIKSAAN
 Chlorida :
 Perhitungan :
Total Protein = Absorben  sampel  x kons. Std (100mmol/L)     
Absorben standard
      = .............. mmol/L
 Nilai Normal   : 98 – 106 mg/dL
REFERENSI

 Medscape (TIK)
 Patofisiologi Sibernagl (TIK)
 Reis CE (Lumbal Puncture)
 Medical Surgical Nursing (Lumbal Puncture)
 Jurnal Unimus (LCS)
 Scribd (Interpretasi LCS)

Anda mungkin juga menyukai