Efusi rongga tubuh terjadi ketika ada kelainan penimbunan cairan dalam rongga tubuh (pleura,
peritoneal atau ruang pericardial).
Gejala klinis seperti dispnea, kelesuan, intoleransi latihan dan distensi abdomen, dapat disebabkan
oleh adanya efusi, penyakit yang bertanggung jawab untuk menghasilkan efusi atau keduanya
Analisis efusi merupakan komponen penting dari diagnosis: hal ini penting karena dapat
mengidentifikasi proses patologis terkait akumulasi cairan dan dapat membantu mengarahkan
kepada diagnosis spesifik, atau dapat menunjukkan prosedur investigasi lebih lanjut
Patofisiologi
Efusi Peritoneal
Tempat yang biasa dilakukan untuk abdominosentesis adalah pada garis tengah
ventral, atau sedikit ke kanan untuk menghindari limpa, 1-2 cm ekor ke umbilikus
Pemeriksaan ultrasonografi harus digunakan untuk mengidentifikasi area untuk
abdominosentesis.
Cairan diambil menggunakan jarum 18g atau 20 g
Perbedaan Transudat Rendah Protein dan
Transudat Tinggi Protein
Volume
• Alat : Gelas ukur
• Cara : Mengamati banyaknya cairan
• Interpretasi :
Bau
Transudat tidak berbau
Eksudat kadang berbau busuk karena infeksi bakteri
Koagulasi
Cara : sampel disimpan selama 1 jam ada bekuan atau tidak
Interpretasi :
Transudat : tidak beku
Eksudat : ada bekuan ada proses radang
ANALISIS CAIRAN
Pemeriksaan Mikroskopis
Jumlah leukosit
Alat :
• larutan turk atau NaCl 0,9%, kamar hitung improved neubauer, pipet
leukosit dan mikroskop
Cara kerja :
• Sampel diambil menggunakan pipet leukosit sampai tanda 0,5
• Larutan turk atau NaCl diambil sampai tanda 11 homogenkan
• Siapkan kamar hitung dengan kaca penutup diatasnya
• Isi kamar hitung dengan perlahan-lahan
• Hitung jumlah leukosit pada keempat kamar hitung hasil dikali 50
Interpretasi :
Transudat : 1000 sel/l
Eksudat : 5000 sel/l
ANALISIS CAIRAN
Pemeriksaan Kimia
Protein
Persiapan sampel disentrifuge terlebih dahulu ambil supernatan
Alat : fotometer
Interpretasi :
Transudat : kadar protein 3 gram/dl
Eksudat : kadar protein 3 gram/dl
Glukosa
Persiapan sampel disentrifuge terlebih ambil supernatan
Alat : fotometer
Metode : hexokinase
Interpretasi :
Transudat : kadar glukosa sama dengan glukosa darah
Eksudat : kadar glukosa lebih rendah dari glukosa darah
ANALISIS CAIRAN
Pemeriksaan Kimia
Masuk kedalam tubuh melalui rute oral – sel epitel usus – diare (FECV)
- Seekor kucing betina berambut pendek berumur 1,5 tahun dengan berat sekitar 5 kg.
- Lesu, anoreksia, dan polidipsia
- Pemeriksaan klinis :
Dehidrasi, anemia, keluarnya cairan hidung ringan dan kenaikan suhu 104 ℉, respirasi 30 kali/menit
dan detak jantung 140kali /menit.
- Pemeriksaan darah lengkap (CBC) dan profil biokimia serum mengungkapkan leukositosis neutrofilik,
anemia dan hiperglobuliemia.
- Perut membesar dan dispnea
• Perhitungan darah lengkap (CBC) dan profil biokimia serum
mengungkapkan leukositosis neutrofilik, anemia dan
hiperglobuliemia,
HASIL NEKROPSI
Gambar. 1 Terdapat cairan tebal berwarna
kekuningan di rongga peritoneum
Gambar. 2 Organ rongga perut ditutupi cairan
berwarna kekuningan
Gambar. 3 Limpa dan hati ditutupi oleh
fibrinous
Pemeriksaan mikrobiologis – diinokulasi pada agar darah domba dan agar Sabourad
dextrose agar, tidak menunjukkan apa apa.
Tes Rivalta – dilakukan dan memberikan tampilan seperti jeli yang menunjukkan adanya
eksudat terkait FIP.
Melakukan vaksinasi.
Kasus Transudat
ASCITES
Sirosis Hati (peningkatan enzim hati SAAG = 3-1.6 = 1.4 >1.1 gm/dl)
Differensial Diagnosis