Anda di halaman 1dari 44

1.

Efusi Pleura

•Defenisi :
Terbentuknya cairan dalam rongga pleura
lebih dari normal. Ada 3 patogenesis
terjadinya efusi pleura;
– Pembentukan meningkat ( tek hidrostatik
vaskuler meningkat, tekanan intra pleura menurun, tek koloid
osmotik vaskuler turun, tek koloid osmotik intra pleura turun
permeabilitas vaskuler meningkat, perembesan cairan )
– Absorbsi menurun
– Gabungan.
Patogenesis efusi pleura
1.Pembentukan meningkat
– Peningkatan tek intravaskuler pleura (
hidrostatik meningkat )
• Gagal jantung
– Peningkatan cairan di intersisial paru
• Udem paru
– Peningkatan cairan di peritoneum
• Acites
– Peningkatan permeabilitas vaskuler
• Proses peradangan, keganasan
– Peningkatan protein intra pleura
Patogenesis efusi pleura
1.Pembentukan meningkat
– Penurunan tekanan intra pleura
• Atelektasis
– Penurunan tekanan koloid osmotik vaskuler
• Hipoalbuminemia
– Ruptur ductus torasikus
• Chylothorax
– Ruptur pembuluh darah
• Hemothorax
Patogenesis efusi pleura

2. Penurunan kemampuan absorbsi


– Obstruksi sist limp pleura parietal
• Penekanan oleh masa tumor
– Peningkatan tekanan intravaskuler
• Gagal jantung
3. Gabungan no 2 dg no 3
• Contohnya pada kasus
• Gagal jantung
• Tumor paru
• ETIOLOGI EFUSI PLEURA
• INFEKSI
– TUBERKULOSIS
– NON TUBERKULOSIS
» Pneumonia ( para pneumonia efusi )
» Jamur
» Parasit
» Virus
• NON INFEKSI
– Hipoproteinemia
– Neoplasma
– Kelainan sirkulasi/ gagal jantung
– Emboli paru
– Atelektasis
• TRAUMATIK ( HEMOTORAX )
Macam-macam bentuk cairan pleura;
A. Exudat
B. Transudat
C. Darah ( hematotorak )
D. Pus ( empiema )
E. Chilotorak
Macam-macam sifat cairan pleura

A. EKSUDAT:
– Peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga
akan terjadi perem besan cairan dan
protein yang banyak ke pleura
• Infeksi TB
• Infeksi NON TB ( pneumonia, jamur,
virus )
• Keganasan ( Primer , Metastase)
Macam-macam sifat cairan pleura

B. TRANSUDAT :
– Perembesan cairan yg tidak/sedikit disertai
perembesan protein
– Mekanisme ada 3
• Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
• Penurunan tekanan koloid osmotik kapiler
• Penurunan tekanan intra pleura
Terbentuknya cairan bisa ok satu atau lebih mekanisme ini
– etiologi
• Gagal jantung
• Sirosis hepatis  Asites
• Atelektasis
• Sindrome nefrotik
• Meigs syndrome
• Keganasan efek secara tidaklangsung oleh proses
keganasan seperti hipoalbumin
Perbedaan eksudat dg transudat

Eksudat Transudat
Rivalta (+) (-)
Protein > 3 gr/ dl < 3 gr/ dl
Kriteria light (+) (-)

Kriteria light
LDH cairan pleura/ LDH serum > 0,6
LDH cairan pleura / LDH serum normal
tertinggi > 2/3
protein pleura / serum > 0,5
Diagnosis
1. Anamnesis
2. PF
3. RO
4. Proof punksi
5. Analisa cairan pleura
6. Sitologi cairan pleura
7. Biopsi pleura
• GAMBARAN KLINIK/ ANAMNESIS
– KELUHAN :
• Demam +/-
• Rasa penuh/tak enak didada / nyeri +/-
• Batuk-batuk
• Sesak nafas
• Posisi tidur lebih enak miring ke arah yg
sakit
– Gej klinis efusi pleura tergantung jumlah
cairan
• Gejala klinis penyakit dasar
• PEMERIKSAAN FISIS :
– Kelainan (+) bila cairan > 500 cc,
– Inspeksi,
» Statis tampak lebih cembung
» Dinamis gerakan tertinggal
– Palpasi,
» Fremitus, menurun
– Perkusi,
» Redup - pekak
– Auskultasi
» Suara nafas hilang
RADIOLOGIS

Ro PA

RADIOLOGIS PA
• Terlihat bila cairan > 300 cc
• Sudut kosto preniku tumpul ± 100 cc
• Tampak garis Ellis D‘amoiseau
• Pendorongan kearah yg sehat
• perselubungan homogen dmn lateral
lebih tinggi dari medial
•Sela iga melebar
Radiologis

Apabila hasil RO PA meragukan terhadap


cairan
o CT-Scan
•untuk cairan sedikit 50 cc
o lateral dekubitus kanan/ kiri
• Prinsipnya cairan akan berpindah
ke tempat yg lebih rendah
• LAB ;

• ANALISA CAIRAN PLEURA YG DI NILAI


• RIVALTA :+/-
• PROTEIN : GR / 100 ML
• CLUKOSA : MG / 100 ML
• CELL : / mm 3
• ERITROSIT : / mm 3
• LEUKOSIT : / mm 3 :
• ADA : U/L
• DIFF. COUNT :
– PMN : %
– MN : %
• BTA :+/-
• LEUKOSIT
– Transudat < 1000/mm3
– Exudat > 1000/mm3

• GLUKOSA
– < 30 MG / 100 CC :
– PLEURITIS , RHEUMATOID
– < 60 MG / 100 CC :
– TB
– KEGANASAN
– PENURUNAN KADAR GLUKOSA KARENA
– GLIKOSIS EKSTRA SELULER
– GANGGUAN DIFUSI KARENA KERUSAKAN PLEURA
• PROTEIN
– Exudat Protein > 3 gr/ dl

• ADA
– Enzim katalase adenosin inosine
– > 70 u/l spesifik TB

• PH
– < 7,2 ( para pneumonia, ruptur esofagus,
rheumatoid, TB, keganasan )
Gambaran efusi pleura TB

• Klinis gambaran TB
• Analisa cairan pleura
– Rivalta +
– mn > pmn
– BTA cairan pleura +
– ADA
PENATALAKSANAAN:
1. Obati penyakit dasar
2.Punksi pleura:
–INDIKASI
»Diagnostik
»Paliatif ( mengurangi gejala; sesak
nafas )
»Cairan produktif

3.Punksi pleura dapat di lakukan;


 WSD atau mini WSD
PENATALAKSANAAN:

4. Kortikosteroid 0,75-1 mg/ kg/hr Tapering


off
TB paru ( kasus baru )
5. Pleurodesis pada proses keganasan
6. Efusi pleura transudat di berikan lasik
untuk mempercepat penyerapan cairan
EFUSI PLEURA MALIGNAN

• DEFENISI adalah efusi pleura yang disebabkan oleh


proses keganasan di paru, pleura atau tempat lain
Etiologi

• Kanker paru
• mesetelioma
• Kanker mamae
• Limpoma dan leukemia
• kanker ovarium
• dll
Mekanisme
1. Secara langsung
• Gangguan sist limp mediastinum
• Gangguan Metastase tmr k pleura
» Permeabilitas vasculer
» Ggn sitim limp
• Keterlibatan duct torasikus ( chylothorax )
• Obs bronkus (atelektasis )
» Tek intra pleura berkurang
• Keterlibatan perikardial
» Tek hidrostatik meningkat
2. Secara tidak langsung
Hipoproteinemia
• Sifat efusi pleura malignan
– Hemoragis
– Produktif
– masif
Pemeriksaan lab
• Sitologi cairan pleura
– Yang mempengaruhi hasil
• Pros keganasan tidak langsung pleura
• Adeno >> (+)
• Pemeriksaan block dan smear >> (+)
• Biopsi pleura
• Semakin banyak lokasi >> (+)
• Histo chemical
– Membedakan mesetelioma dengan adeno ca
• Alcian blue mesetelioma
• Periodic acid schiff stain after diastase
digestion PAS-D
– ADENO CA
PENATALAKSANAAN
• Obati penyakit dasar

• Pleurodesis
– Prinsip
• Melengketkan ple parietal dg ple viseral dg
membuat proses peradangan yg steril
– Syarat
• Paru kembang sempurna
• Cairan masih produktif
– Tujuan
• Suportif/ paliatif
Penatalaksanaan pleurodesis

– Obat-obatan
• Antibiotik ( tetrasiklin 1500mg, doxycycline
500mg )
• Talk slurry 400 mg/kg, talk 10 gr/ 250 ml
• Anti kanker ( bleomycin 60 mg )
• Betadin, darah
– Efek samping
• Nyeri
• Efusi pleura lokulated

• Shunt - pleuroperitonium
C. EMPIEMA

Defenisi ; adanya pus dalam rongga pleura


kultur bakteri (+)
WBC > 15000/mm3
protein > 3 gr/dl
Gejala klinis empiema

• Gejala hampir sama dengan pneumonia


• Demam tinggi, nyeri dada karena gesekan pleura parietal dg
viseral pada keadaan pus masih sedikit
• Batuk-batuk dengan sputum banyak dan jika telah terjadi
vistel bronkopleura sputum akan bercapur dg pus. Gambaran
radiologis akan tampak “air fluid level “dan di kenal dengan
piopneumotorak
• Sesak nafas kalau empiema telah banyak
• Posisi tidur lebih suka miring kearah yg sakit
• Jika etiologi kuman anaerob akan timbul bau busuk dari mulut
atau sputum.
• Etiologinya sering di sebabkan aspirasi dari bakteri penderita
gigi berlobang ( abses ) atau abses paru
Patofisiologi
Cairan steril
WSD (-)
Stad exudtiva
( para pneumonia efusi)

Fibrin (+)
WSD (+)
Std fibropurulen Ph & glukosa ( )
LDH ( )

Std organissi Empiema nesesitasis


Fistulo bronkopleura
• Fase eksudatif
– Permulaan dimana cairan steril dan encer
– Sel leukosit pmn masih sedikit dan ph normal
• Fase fibropurulen
– Cairan sudah pus, bakteri (+)
– Ph dan glukosa rendah LDH meningkat
• Fase organisasi
– Pus tambah kental “ peel “
– Komplikasi jika tidak di pasang WSD ;
• Pus akan keluar sendiri melalui dinding dada di sebut dg
Empiema nesesitasis
• Fistulo bronkopleura
ETIOLOGI
Etiologinya sering di sebabkan aspirasi dari bakteri penderita gigi
berlobang ( abses ) atau abses paru

• Infeksi paru
– Pneumonia, Tuberkulosis, abses
• Bedah torax
• Trauma
• Esofagus perforasi
• Spontan pneumotorak
• Torakosentesis
• Subdiapragma infeksi
• Septisemia
• Gigi berlobang dan abses paru sering sebagai sumber
penyebab bakteri anaerob
Pembagian empiema menurut waktu

• Empiema akut
• Empiema kronis
– Crofton > 3 bulan
PENATALAKSANAAN

• Anti biotik sesuai dengan etiologi / kultur


• Anaerob drug of choice adalah metronidazole 3-
4x 500mg
• Prinsip tidak boleh ada pus di rongga pleura
• Pemasangan WSD/ torax tube
– Bilasan betadine
• Kapan wsd di lepaskan
• Operasi
– Dekortikasi
– Fistulorapi
D. CHYLOTHORAK
• Defenisi; terdapatnya cairan limfe ( chyle) di
pleura ok robeknya duc torasikus
• Sifat;
– Bakteriostatik
– Tidak mengiritasi
– Opalesen “ milky “
– Tidak berbau busuk
– Komposisi
• Kolesterol
• Kilomikron
• Trigliserida
• limfosit
Gejala klinis
• Tergantung penyakit dasar
• Gejala dari efusi pleura ( sesak nafas terutama waktu
aktivitas dan perubahan posisi tidur, dada bagian
yang sakit terasa penuh )
• Cahexia kerena kehilangan banyak lemak, kolesterol
dll
• Produksi cairan meningkat setelah makan yang
berlemak
CHYLE
Duk Torasikus

LEMAK
(KILOMIKRON)
2 – 10 x

1500 – 2500 ml / hari

CYSTERNA CHYLI
• (RETRO PERIT
• Lumbal 2
Etiologi
• Invasi tumor ganas
– limpoma
• Trauma
• Idiopatik
– Kongenital
Pseudochylothorax/ chyliform

• Pseudo/chyliform adalah efusi pleura


menyerupai susu dan mengandung tinggi lipid
tapi bukan di sebabkan oleh kerusakan duct
torasikus.
• Patogenesisnya tidak di ketahui tapi sering
ditemukan pada efusi pleura lama rata2 5
tahun
• Gejala klinis asimtomatik
• Radiologis tampak penebalan dan kalsifikasi
pleura
EMPIEMA CHYLOUS CHYLOFORM

PUTAR mengendap (-) (-)

ETIL ETER KERUH JERNIH JERNIH

CHOLESTEROL < 20 MG / DL 20 – 250 MG/ DL 20 – 300 MG/DL


KRISTAL (-) (-) (+)
KOLESTEROL
TRIGLISERIDA < 50 MG / DL > 110 MG / DL < 50 MG / DL

KILOMIKRON (-) (+) (-)


Penatalaksanaan
• WSD
– Untuk tujuan pleurodesis
– Kerugian banyak kehilangan lemak,protein,
elektrolit dan limposit sehingga akan terjadi
malnutrisi
• Diet rendah lemak
• Shunt pleuro peritonium
• Torakotomi
– Terapeutik ; reseksi masa tumor
– Simtomatik ; ligasi duct torasikus
– Diagnostik ; PA
• Sitostatika/ radiasi
E. HEMATOTORAK
• Darah dalam rongga pleura
• Gejala klinis
– Sama dengan efusi pleura + penyakit dasar
– Lab; anemia
• Etiologi
– Traumatik, iatrogenik, neoplasma
• Diagnosis
– Etiologi (+)
– Ro torak; efusi pleura
– cairan pleura; darah, Ht > ½ Ht perifer
• Pengobatan
– Penyakit dasar
– WSD
– Torakotomi
• Perdarahan > 200 ml/ jam
• Perdarahan tak berhenti 4-6 jam
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai