Anda di halaman 1dari 11

ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638

Ris.Geo.Tam Vol. 22, No.1, Juni 2012 (33-43)


Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.
DOI: /10.14203/risetgeotam2012.v22.56

FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN


KARBONAT FORMASI PARIGI DI DAERAH PALIMANAN,
CIREBON

Praptisih, M. Safei Siregar, Kamtono, Marfasran Hendrizan


dan Purna Sulastya Putra
ABSTRAK Batuan karbonat Formasi Parigi Lingkungan pengendapan Formasi Parigi
tersingkap baik di Komplek Kromong daerah diperkirakan diendapkan pada lingkungan reef
Palimanan, Cirebon, Studi fasies karbonat rinci front, reef crest, back reef, lagoon-surge chanel
telah dilakukan pada batuan karbonat formasi dan tidal flat-tidal chanel. Hasil analisis fosil
parigi di komplek Kromong, Palimanan, Cirebon. foraminifera besar menunjukkan umur Formasi
Berdasarkan karakter fisik dan biota yang Parigi adalah Miosen Awal. Berdasarkan pada
dikandungnya, batuan karbonat Komplek pola lingkungan pengendapan Formasi Parigi
Kromong dapat dikelompokkan menjadi 7 fasies, diinterpretasikan terumbu bagian depan berada di
yakni : (1) fasies boundstone, (2) fasies rudstone, sebelah timur laut, sedangkan terumbu bagian
(3) fasies cross bedded grainstone, (4) fasies belakang di bagian baratdaya.
foraminiferal packstone, (5) fasies algal-foram Kata Kunci : Batuan karbonat , Formasi Parigi,
packstone, (6) fasies floatstone, dan (7) fasies thin fasies, lingkungan pengendapan, terumbu.
bedded wackestone-packstone. Fasies boundstone
dapat dibagi menjadi 2 subfasies yaitu subfasies
bafflestone dan subfasies framestone.
ABSTRACT The carbonate of the Parigi
Formation were exposed well in the Kromong
Complex, Palimanan. Detailed study of carbonate
Naskah masuk : 19 Maret 2012 facies rocks have been carried out in this area.
Naskah diterima : 30 Mei 2012 Based on the physical character and content of
Praptisih biota, carbonate rocks of Kromong Complex can
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI be grouped into 7 facies, i.e : (1) boundstone
Jl. Sangkuriang Bandung 40135 facies, (2) rudstone facies, (3) packstone-
E-mail : praptie3103@yahoo.com grainstone facies, (4) foraminiferal packstone
facies, (5) algal - foram packstone facies, (6)
M. Safei Siregar
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI floatstone facies, and (7) thin bedded wackestone-
Jl. Sangkuriang Bandung 40135 packstone facies. Boundstone facies can be
devided into 2 subfacies, i.e Bafflestone Subfacies
Kamtono and Framestone Subfacies. The deposition of
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
environment of Parigi formation are interpreted in
Jl. Sangkuriang Bandung 40135
E-mail : kamtono@geotek.lipi.go.id the : reef front, reef crest, back reef, lagoon-surge
channel and tidal flat-tidal channel. Results of
Marfasran Hendrizan foraminifera fossil analysis indicate that the
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Parigi Formation age is Early Miocene. Based of
Jl. Sangkuriang Bandung 40135 the pattern of the Parigi Formation deposition
E-mail : mhendrizan@yahoo.com
environment is interpreted the reef front part is in
Purna Sulastya Putra the northeast and back reef part is in the
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI southwest.
Jl. Sangkuriang Bandung 40135
E-mail : purna@geotek.lipi.go.id Keywords: carbonate rocks, Parigi Formation,
facies, environment of deposition, reef.

@2012 Puslit Geoteknologi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
33
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

PENDAHULUAN pertumbuhan dari batuan karbonat Komplek


Kromong belum dilakukan.
Batuan karbonat adalah suatu batuan sedimen
yang terbentuk dalam lingkungan pengendapan Dalam tulisan ini disajikan rekontruksi sistem
yang khas, dan pengetahuan mengenai posisi pembentukan karbonat berdasarkan data
pertumbuhannya diketahui dengan lebih baik permukaan batuan Formasi Parigi di komplek
setelah dilakukan eksplorasi untuk mendapatkan Gunung Kromong, dengan tujuan untuk
cadangan hidrokarbon dari perangkap yang memperoleh gambaran tentang tipe dan pola
disusun oleh batuan karbonat. Seperti telah sebaran fasies, lingkungan pengendapan, model
diketahui bahwa dalam industri minyak dunia pembentukan Formasi Parigi dan posisinya dalam
perangkap hidrokarbon sebagain besar berupa perkembangan cekungan Jawa Barat Utara.
batuan karbonat. Cekungan cekungan sedimen Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan
di Indonesia penghasil minyak sebagian besar juga singkapan batuan karbonat pada lintasan terpilih
berasal dari batuan karbonat, sebagai contoh dan pengamatan yang meliputi karakter fisik dan
batuan karbonat Formasi Kujung merupakan biota yang menjadi dasar pengelompokan dan
reservoir lapangan minyak Banyuurip di Jawa pembagian fasies dan pengambilan conto batuan
Timur Utara, F. Baturaja di Sumatera Selatan. secara selektif di lapangan untuk dianalisis
Kegiatan eksplorasi di Cekungan Jawa Barat petrografi dan paleontologi di laboratorium.
Utara baik dilepas pantai maupun di daratan batuan
karbonat yang menjadi target eksplorasi adalah Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
Formasi Baturaja dan Formasi Parigi. Formasi acuan dan perbandingan dalam eksplorasi
Parigi penghasil gas yang berada bawah hidrokarbon Cekungan Jawa Barat Utara.
permukaan tersebar di daratan dijumpai di daerah
Rengasdengklok, lapangan Cicauh, Pasirjadi, METODOLOGI
Gantar dan Tugu. Secara teori, tidak semua Terumbu karang adalah suatu sedimen bioklastik
bagian karbonat yang tumbuh dapat menjadi yang memiliki sistem pertumbuhan yang sangat
perangkap hidrokarbon yang baik sehingga khas. Batugamping yang merupakan wujud
rekonstruksi dan reposisi pertumbuhan karbonat endapannya memperlihatkan karakter tersendiri,
menjadi penting. melalui pengamatan karakter, kandungan biota dan
Permasalahan dalam merekontruksi sistem pengukuran sifat fisik maka pola dan sistem
pembentukan karbonat dan penentuan fasies yang pengendapannya dapat direkontruksi dalam model
kini berada di bawah permukaan hanya pertumbuhan sedimen karbonat. Rekonstruksi dan
berdasarkan core dan cutting pemboran sangatlah reposisi berdasarkan data fasies karbonat yang
terbatas, sehinggga diperlukan model rekontruksi mempunyai arti penting dalam mendeleniasi
sistem pembentukan karbonat berdasarkan data kemungkinan reservoir hidrokarbon.
permukaan sebagai acuan untuk membantu dalam
Metode Pengumpulan Data
interpretasi model sedimentasinya.
Di awali dengan penelusuran pustaka yang
Di permukaan, singkapan Formasi Parigi cukup berkaitan dengan cekungan-cekungan sedimen
luas dan terdapat di beberapa daerah antara lain di yang telah terbukti mengandung sejumlah
Leuwiliang sebelah barat Bogor, Klapanunggal di hidrokarbon.
Cibinong, Pangkalan di selatan Karawang dan di
komplek Gunung Kromong di daerah Cirebon. Metode penelitian di lapangan yang dilakukan
Komplek batuan karbonat Gunung Kromong adalah pengamatan singkapan batuan karbonat
berada di daerah Palimanan, dengan luas 4 km 2 pada lintasan terpilih yang meliputi karakter fisik
yang kini merupakan wilayah kerja tambang PT dan biota yang menjadi dasar pengelompokan dan
Holcim. Pembukaan tambang di daerah ini pembagian fasies. Pengambilan conto batuan
memberikan kondisi singkapan yang sangat baik karbonat dilakukan untuk analisis petrografi,
untuk studi. Studi batuan karbonat komplek paleontologi dan porositas. Perubahan lingkungan
Gunung Kromong berkaitan dengan hidrokarbon ini akan menghasilkan sejumlah karakter
telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain sedimentasi yang ditunjukkan dengan struktur
Pringgoprawiro, H., 1977., dan Praptisih, 2010, sedimen, sifat kandungan fosil ataupun jenis
namun karakter detil litologi maupun sistem litologi yang berkembang. Disamping itu data

34
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

visual, data terukur maupun analisis laboratorium Formasi Parigi menutup secara selaras Formasi
akan dihimpun menjadi suatu model yang Cibulakan. Formasi ini terutama disusun oleh
diharapkan bisa menghasilkan gambaran sistem lapisan-lapisan batugamping berwarna abu-abu,
pertumbuhan terumbu koral di daerah-daerah berlapis tebal dan bersifat keras. Umur formasi ini
penelitian. ditafsirkan Miosen Atas atau Tf3 berdasarkan fosil
foraminifera yang dikandungnya.
Geologi Umum
Di atas Formasi Parigi diendapkan Formasi
Penelitian geologi di kompleks Gunung Kromong
Cisubuh yang disusun terutama oleh batuan
yang cukup detil telah dilakukan oleh lempung bersisipan batupasir berlapis tipis. Batuan
Pringgoprawiro dkk., 1977 (Gambar 1). Penelitian lempung Formasi Cisubuh ini mengandung banyak
ini ditujukan untuk mengetahui kandungan fosil
foraminifera plangton yang umurnya adalah Mio-
foraminifera batuan-batuan yang terdapat di daerah
Pliosen atau pada zona N17-N18 menurut zonasi
tersebut dan hasilnya menjadi dasar penyusunan Blow, 1969 (Pringgoprawiro dkk., 1977). Formasi
biostratigrafi. Cisubuh secara tidak selaras ditutupi oleh batuan-
Batuan tertua yang tersingkap di daerah Kromong batuan volkanik muda seperti breksi, batupasir dan
adalah Formasi Cibulakan yang terdiri dari endapan lahar yang diperkirakan berumur
lapisan-lapisan batugamping di bagian bawah dan Pleistosen.
kemudian ditutupi oleh sedimen lempung Batuan karbonat di Kompleks Kromong telah
bersisipan lapisan-lapisan tipis batugamping di
mengalami intrusi andesit dan dasit pada Plio-
bagian atas. Berdasarkan fosil foraminifera besar
Pleistosen yang mengakibatkan terjadinya proses
yang terdapat dalam batuan gamping, umur rekristalisasi pada beberapa bagian dari batuan
Formasi Cibulakan ditafsirkan sebagai Miosen karbonat Formasi Cibulakan maupun Formasi
Tengah atau Tf1-Tf2 menurut Klasifikasi Huruf
Parigi.
Indonesia (Pringgoprawiro dkk., 1977).
Singkapan-singkapan ini diperkirakan merupakan Struktur geologi yang terdapat di daerah penelitian
bagian atas Formasi Cibulakan yang terdapat di adalah antiklin dan beberapa sesar (gambar 1).
daerah Kromong. Dalam pelaksanaan penelitian di Penyelidikan geologi regional mencakup daerah
lapangan terdapatnya lapisan-lapisan lempung Kromong juga telah dilakukan oleh Turkandi dkk.,
pada bagian atas Formasi Cibulakan ini digunakan 1992. Dalam peta yang diterbitkan sebagai Geologi
sebagai pemisah antara formasi tersebut dengan Lembar Cirebon, Jawa, skala 1 : 100.000, batuan
Formasi Parigi yang terletak diatasnya. karbonat di daerah Kromong dinamakan sebagai
batugamping Komplek Kromong.

Gambar 1. Peta Geologi Komplek Karbonat Kromong, daerah Palimanan Cirebon (Pringgoprawiro,
dkk., 1977).

@2012 Puslit Geoteknologi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
35
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

Gambar 2. Peta lokasi pengambilan conto batuan dan jenis fasies di daerah penelitian.
terdapat butiran-butiran bioklastik seperti
HASIL PENELITIAN LAPANGAN DAN foraminifera besar, ganggang merah, bentos,
FASIES BATUGAMPING FORMASI moluska dan echinoid. Fasies boundstone dapat
PARIGI dibagi menjadi 2 subfasies berdasarkan tipe koral
Sebagian besar daerah penelitian merupakan pembentuknya, yaitu :
daerah penambangan terbuka yang dikuasai oleh Subfasies Bafflestone
PT Holcim. Jalan kendaraan roda empat cukup
banyak terdapat dalam pertambangan ini, namun Batugamping subfasies ini dibentuk oleh koral
untuk memasuki kawasan ini harus disesuaikan bercabang (Gambar. 3) dengan tekstur
dengan aktivitas peledakan dan aktivitas tambang bafflestone, berwarna putih terang, sebagian sudah
lainnya. chalky, terdapat fragmen rijang berwarna abu-abu,
sebagian berbentuk bioturbasi, berlapis tebal dan
Dalam pelaksanaan penelitian lapangan telah buruk. Ketebalan lapisan berkisar 20 50 cm.
dilakukan pengamatan pada beberapa lokasi Umumnya koral cabang yang didapatkan berupa
(Gambar 2). Sebanyak 50 buah conto batuan telah potongan-potongan dan berlimpah, juga
diambil untuk analisis laboratorium. didapatkan sedikit koral masif, worm tube dan
Fasies Formasi Parigi bioturbasi. Dalam matrik terdapat red algae,
foraminifera besar, potongan moluska, echinoid,
Pengamatan detil singkapan batugamping Formasi bentos dll. Singkapan subfasies ini ditemukan di
Parigi yang dilakukan di kawasan penambangan lokasi Inc 09, Inc 3.1, Inc 25, Inc 26, Inc 28 (lihat
semen PT Holcim di daerah Palimanan Cirebon Gambar 3).
telah memberikan gambaran tentang jenis-jenis
fasies dan model endapan karbonat di daerah
tersebut. Jenis fasies Formasi Parigi diidentifikasi
secara langsung di lapangan dan diperjelas dengan
analisis laboratorium. Klasifikasi karbonat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi
Dunham (1962) dan Embry & Klovan (1971). Dari
hasil penelitian lapangan telah diidentifikasi 7
(tujuh) fasies batuan karbonat. Fasies karbonat
Formasi Parigi tersebut adalah sebagai berikut :
Fasies Boundstone
Fasies ini dibentuk terutama oleh berbagai macam
koral dengan matriks bertekstur packstone dimana Gambar 3. Subfasies bafflestone yang
memperlihatkan koral bercabang yang sangat
berlimpah pada Inc13.1.
36
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

Subfasies Framestone. Fasies Cross Bedded Grainstone


Ciri subfasies ini adalah batugamping dengan koral
masif sebagai biota utamanya (Gambar 4), A
berwarna abu-abu terang, berlapis tebal (1-2 m.)
dan buruk, dan sebagian chalky. Kandungan koral
masif berlimpah dengan matrik packstone.
Didalam matrik terdapat moluska (pelecypoda,
gastropoda), foraminifera besar (Lepidocyclina
sp.), algae dll. Fasies ini tersebar di lokasi Inc
20.6, Inc 27 dan Inc 44.

C
Gambar 4. Subfasies framestone yang A

menunjukkan koral masif pada Inc 20. 6 A

Fasies Rudstone.
Fasies ini dicirikan oleh batugamping yang
didalamnya terdapat pecahan-pecahan koral yang
cukup menonjol jumlahnya (Gambar 5), berwarna
terang berlapis tebal dan buruk. Jenis koral yang
ditemukan adalah koral masif dan koral bercabang D
dalam bentuk potongan-potongan. Sebagai matrik A

adalah packstone yang didalamnya mengandung A

butiran-butiran foraminifera besar, potongan koral


cabang dan moluska. Fasies ini dijumpai di lokasi
Inc1, Inc 3, Inc 14 Inc 43 dan Inc 48

Gambar 6 A. Singkapan Fasies cross


bedded grainstone pada lokasi Inc 23.5
yang memperlihatkan struktur sedimen
cross bedding, B. Fasies cross bedded
grainstone yang kaya akan echinoid, C .
Fasies grainstone pada sayatan tipis Inc 47
menunjukkan fosil echinoid, foram besar
dan red algae, D. Fasies grainstone pada
Gambar 5. Fasies rudstone pada lokasi Inc 48, sayatan tipis Inc 39 menunjukkan fosil
memperlihakan koral masif dan koral milliolidae, foraminifera besar seperti
bercabang. Lepidocyclina sp., dan red algae.
@2012 Puslit Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
37
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

Batugamping yang didapatkan pada fasies ini potongan koral. Pada sayatan tipis conto batuan
berwarna terang, berlapis 10 20 cm, dijumpai lokasi INC 41 terdapat fosil foraminifera seperti
struktur cross bedded (Gambar. 6A) dan Lepidocylina sp., dan Miogypsina sp. (Gambar
channeling. Biota-biota yang didapatkan berupa 7B). Fasies ini dijumpai pada lokasi Inc 23.3 dan
foram besar, bentos, red algae, echinoid dalam Inc 41.
jumlah banyak (Gambar. 6B), moluska dan
Fasies Algal-foram Packstone
potongan-potongan koral. Fasies grainstone pada
sayatan tipis conto batuan Inc 47 menunjukkan Fasies ini memperlihatkan tekstur packstone
fosil echinoid, foram besar dan red algae (Gambar terdiri dari berbagai cangkang fosil (bioklast)
6C), sedangkan pada sayatan tipis conto batuan dalam masa mikrit. Ciri fasies ini adalah
Inc 39 menunjukkan fosil milliolidae, foraminifera terdapatnya fosil foraminifera dan algae yang
besar seperti Lepidocyclina sp., dan red algae sangat dominan, berwarna abu-abu gelap dan
(Gambar 6D). Fasies ini dijumpai pada lokasi Inc berlapis baik dengan ketebalan berkisar antara 0,2-
21, Inc 23.5, Inc 39 dan Inc 41. 1 meter. Jenis foraminifera besar yang dijumpai
adalah Lepidocyclina sp. dan Alveolina sp. Dari
Fasies Foraminiferal Packstone
jenis algae ditemukan ganggang merah seperti
Fasies ini dicirikan oleh kandungan foraminifera lithothamnium sp (Gambar 8A) di lokasi Inc 11.1
besar yang dominan, berwarna coklat terang, dan dari jenis ganggang hijau yaitu Halimeda sp.
berlapis baik dengan ketebalan berkisar antara 0,5 Selain foraminifera dan algae juga ditemukan fosil
2 m (Gambar 7A) Dibeberapa tempat terlihat echinoid (Gambar 8B) di lokasi Inc 11.2, fosil
adanya parallel lamination. Foraminifera besar moluska dan potongan koral masif.
adalah dari jenis Lepidocyclina, sedang fosil lain
Dalam pengamatan sayatan tipis contoh-contoh
yang dijumpai adalah bentos (milliolid), echinoid
batuan fasies ini nampak foraminifera besar yang
berlimpah, red algae, moluska dan potongan-
melimpah dari jenis Lepidocyclina sumatraensis,
Cycloclypeus sp., dan Miogypsina sp. (Gambar 8C,
A lokasi Inc 30); Halimeda (Gambar 8D, lokasi Inc
13b), red algae (Gambar 8E, lokasi Inc 30); dan
Alveolinid (Gambar 8F, lokasi Inc 17.1)

A
A

B
A

Gambar 7. A. Singkapan fasies foram packstone


yang menunjukkan bentuk perlapisan yang
sangat baik pada INC 23.03. B. Fasies
forampackstone pada sayatan INC 41
menunjukkan fosilforaminifera seperti
Lepidocylina sp., dan Miogypsina sp.

38
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

Biota lain yang didapatkan antara lain gastropoda


C dan pelecypoda. Pada fasies ini didapatkan adanya
A

A
sisipan lempung berwarna abu-abu gelap hitam.

AB
AA

AA

D
A

B
A

E
A

C
A

F
A

D
A

Gambar. 8. A. Singkapan fasies foram-algal


packstone memperlihatkan red algae di lokasi
Inc 11.1, B. Fosil echinoid dijumpai pada Fasies
foram-algal packstone dilokasi Inc 11.2 , C.
Fasies Floatstone.
Sayatan tipis fasies foram-algal packstone
Fasies ini berwarna
menunjukkan fosilabu-abu, berlapis
foraminifera tebal
besar dengan
di lokasi Gambar 9 A. Fasies floatstone pada singkapan
ketebalan
Inc 30, D.sekitar
Sayatan 0,5tipis
di1 lokasi
meter Incdidapatkan
13 b Inc13.1 memperlihatkan branching coral dan B.
branching coral Halimeda,
memperlihatkan (Gambar 9A) dan platy
E. Sayatan tipiscoral
di platy coral . C. Sayatan tipis fasies floatstone di
(Gambar
lokasi Inc9B) yang mengambang
30 mengandung red algaedalam matrik
berlimpah, lokasi Inc 43 C memperlihatkan koral cabang dan
bertekstur
F. Sayatanpackstone yangIncbanyak
tipis di lokasi mengandung
17.1 menunjukkan Halimeda. D. Sayatan tipis conto lokasi Inc 43
ganggang
fosil foramhijau jenis
besar Halimeda.
jenis Alveolinid. mengandung Halimeda yang berlimpah selain
@2012 Puslit Geoteknologi koral cabang.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
39
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

Fasies floatstone pada sayatan tipis


memperlihatkan koral branching dan Halimeda, A
Miogypsina sp., Cycloclipeus sp., dan
A

Miogypsinoides sp. Fasies ini di jumpai pada


A

kokasi Inc13.1, Inc 48, Inc 43c dan Inc 43.


Fasies Thin Bedded Wackestone-Packstone.
Fasies ini dibentuk oleh batugamping berwarna
abu-abu gelap, berlapis tipis, banyak bioturbasi
dengan ketebalan 1 5 cm dan bersifat sangat
keras (Gambar 10A). Pada beberapa tempat fasies
ini memperlihatkan adanya struktur cross bedding
B
(Gambar 10B). Biota yang dijumpai adalah A

moluska dan foraminifera besar. Sebaran fasies ini A

yang berdekatan dengan lokasi intrusi telah


mengalami proses rekristalisasi seperti terlihat
dalam Gambar 10C. Pada sayatan tipis lainnya
dapat diamati biota yang terdapat dalam fasies ini
seperti foram besar jenis Miogypsina sp.,
Operculina sp., pecahan moluska, dan red algae
(Gambar 10D).
Deskripsi Paleontologi
Berbagai jenis fosil dalam batugamping Formasi C
A

Parigi teramati secara megaskopis di lapangan A

seperti koral, moluska, ganggang, echinoid dan


foraminifera. Tidak ditemukannya batuan klastik
halus yang mengandung foraminifera plangton
menyebabkan penentuan umur batuan hanya
didasarkan pada keterdapatan foraminifera besar
(Adams, 1970). Dari seluruh sayatan tipis contoh
batuan Formasi Parigi didapatkan foraminifera
besar sebagai berikut :
D
Cycloclypeus sp. Cyclocypeus A

indopacificus A

Lepidocyclina Cycloclypeus annulatus


sumatrensi
Spiroclypeus sp. Amphistegina sp.

Operculina venosa Austrotrilina striata


Heterostegina sp. Spiroclypeus
margaritatus
Miogypsina sp Miogypsinoides dehaartii
Gambar 10. A. Singkapan fasies thin bedded
Alveolinella sp.
wackestone-packstone pada lokasi Inc 48. B.
Lepidocyclina sp.
Struktur sedimen cross bedding pada fasies thin
Cycloclypeus sp.
bedded wackestone-packstone di lokasi Inc 18.5.
Miogypsinoides sp.
C. Sayatan tipis thin bedded wackestone-
packstone pada lokasi Inc 15 telah mengalami
rekristalisasi. D. Fosil foram besar Miogypsina
sp., Operculina sp., pecahan moluska dan red
algae pada sayatan tipis lokasi Inc 48.

40
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

mD. Fasies floatstone diambil 1 buah yaitu Inc 43


Dari data foraminifera besar di atas menunjukkan dengan porositas dengan porositas sebesar 18,82 %
bahwa Umur Formasi Parigi adalah umur Miosen dan permeabilitas sebesar 0,28 mD. Porositas
Awal terbesar didapatkan pada Fasies branching coral
bafflestone yaitu sebesar 22,74 % dan
Analisis Fisik
permeabilitas sebesar 35.3 %.
Di lapangan batuan karbonat Formasi Parigi
terlihat memiliki porositas seperti tipe cavern, PEMBAHASAN
moldic dan vuggy, pengamatan sayatan tipis
Sedimentasi batuan karbonat Formasi Parigi
menunjukkan bahwa dalam fasies packstone
terlihat adanya porositas tipe intraparticle, Berdasarkan karakter fasies, pola sebaran dan
interparticle, vuggy dan mouldic. Tipe-tipe hubungan satu dengan lainnya, beberapa
porositas yang sama juga terdapat dalam fasies lingkungan pengendapan pembentukan Formasi
boundstone. Parigi telah bisa dikenali. Penelitian batuan
karbonat Formasi Parigi di daerah Palimanan,
Analisis porositas dan permeabilitas menggunakan
Cirebon telah berhasil mengidentifikasi 7 (tujuh)
alat proksimeter menghasilkan besaran sebagai
fasies karbonat yakni (1) fasies boundstone, (2)
berikut :
fasies rudstone, (3) fasies cross bedded grainstone,
Fasies branching coral diambil 4 buah conto yaitu (4) fasies foraminiferal packstone, (5) fasies algal-
Inc 02, Inc 22, Inc 26 dan Inc 49 dengan hasil foram packstone, (6) fasies floatstone, dan (7)
porositas sebesar 10,26 22,7 %, permeabilitas fasies thin bedded wackestone-packstone. Fasies
sebesar 0,02 42,51 mD. Fasies Algal Foram boundstone dapat dibagi menjadi 2 subfasies yaitu
Packstone diambil 9 buah yaitu Inc 05, Inc 11, Inc subfasies bafflestone dan subfasies framestone.
16, Inc 17, Inc 19, Inc 30, Inc 36, Inc 45 dan Inc
Sub fasies branching coral bafflestone yang
46 dengan porositas sebesar 4,9 19,57 %,
dicirikan berlimpahnya koral bercabang di
permeabilitas sebesar 0,03 35,31mD Fasies
beberapa bagian sebaran fasies menunjukkan
Framestone dianalisa 2 buah yaitu Inc 20 dan Inc
lingkungan pengendapan reef front. Fasies
27 dengan porositas sebesar 9,24 21,32 % dan
framestone yang kaya akan coral masif dengan
permeabilitas sebesar 0,07 1,02 mD. Fasies
matrik packstone menunjukkan lingkungan
wackstone diambil 1 buah yaitu Inc 32 dengan
pengendapan reef crest. Dijumpainya fasies
porositas dengan porositas sebesar 5,87 % dan
rudstone yang dijumpai berselang seling dengan
permeabilitas sebesar 0,01 mD. Fasies grainstone
bafflestone juga mengindikasikan lingkungan
diambil 1 buah yaitu Inc 37 dengan porositas
pengendapan reef front.
sebesar 13,03 % dan permeabilitas sebesar 0,04

Gambar 11. Peta sebaran lingkungan pengendapan Formasi Parigi di daerah Palimanan
@2012 Puslit Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
41
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

Pada fasies cross bedded grainstone berwarna bahwa satuan batuan yang terdapat dibawah
coklat terang, berlapis baik, didapatkan struktur Formasi Parigi adalah Formasi Cibulakan yang
paralel laminasi, mengandung echinoid yang kemungkinan berpotensi sebagai batuan induk
berlimpah dan milliolidae. Ciri-ciri ini hidrokarbon (source rock). Formasi batuan yang
menunjukkan lingkungan pengendapan lagoon. mengandung klastika halus berupa batulempung
Pada lokasi lain yaitu Inc 37, Inc 21 fasies ini terdapat dalam Formasi Cibulakan yang posisinya
menunjukkan struktur cross bedded dan berada dibawah Formasi Parigi. Dari kondisi ini
channeling , hal ini mengindikasikan bahwa fasies diperoleh gambaran bahwa potensi terdapat
ini diendapkan pada lingkungan surge channel. hidrokarbon di daerah penelitian kemungkinan
baik, namun penelitian induk yang lebih detil
Fasies foraminiferal packstone ditemukan di
belum dilakukan.
beberapa tempat dalam Formasi Parigi berwarna
abu-abu gelap, banyak mengandung red algae, Dari hasil analisis fisik batuan karbonat Formasi
green algae (Halimeda) yang berlimpah. Lapisan Parigi didapatkan nilai porositas rendah hingga
fasies ini bersisipan lapisan lempung abu-abu sangat baik dengan permeabilitas rendah hingga
gelap dan pada bagian tertentu lapisan packstone sedang. Nilai porositas terbesar didapatkan pada
ini argilaceous. Kondisi tersebut menunjukkan fasies branching coral bafflestone yang mencapai
bahwa sumber batuan klastik asal daratan nilai 10.26 22,7 % yang menunjukkan nilai sedang
mempengaruhi fasies ini. Berlimpahnya butiran hingga sangat baik dan permeabilitas mencapai
bioklastik ganggang merah dan ganggang hijau 0,02-42,51 mD yang menunjukkan nilai rendah
(Halimeda) menunjukkan lingkungan pengendapan hingga sedang. Analisis fisik ini menunjukkan
laut dangkal. Lingkungan pengendapan fasies ini prospek Formasi Parigi sebagai batuan reservoir
ditafsirkan back-reef. Fasies floatstone dalam hidrokarbon menunjukkan porositas yang cukup
mana ditemukan ganggang merah dan ganggang baik, namun permeabilitasnya rendah hingga
hijau yang berlimpah ditafsirkan terbentuk pada sedang.
lingkungan back reef.
KESIMPULAN
Pada fasies thin bedded wackstone-packstone
Dalam batuan karbonat Formasi Parigi di daerah
berwarna abu-abu gelap, berlapis baik , ciri-ciri ini
Palimanan, Cirebon telah dapat diidentifikasi 7
menunjukkan lingkungan pengendapan tidal flat.
fasies karbonat yaitu fasies (1) Boundstone : (1a)
Pada beberapa bagian dari sebaran fasies
subfasies bafflestone dan (1b) subfasies
didapatkan struktur sedimen cross bedded yang
framestone, (2) fasies rudstone, (3) fasies cross
menandakan lingkungan tidal channel. Di
bedded grainstone, (4) fasies foraminiferal
lapangan satu fasies non karbonat yakni fasies
packstone, (5) fasies algal-foram packstone, (6)
bioturbated sandstone, berlapis buruk, bersifat
fasies floatstone, dan (7) fasies thin bedded
loose, cabonaceous, dengan struktur sedimen
wackestone-packstone.
lincen dan flaser, yang menunjukkan lingkungan
pengendapan tidal flat diperkirakan berhubungan Formasi Parigi diperkirakan diendapkan pada
secara jari jemari dengan fasies thin bedded lingkungan reef front, reef crest, back reef, lagoon,
wackestone packstone. surge chanel dan tidal flat-tidal channel.
Berdasarkan lingkungan pengendapan dan pola Berdasarkan gabungan fosil foraminifera besar
sebarannya bagian depan terumbu Formasi Parigi umur Formasi Parigi adalah Miosen Awal.
diperkirakan berada disebelah timurlaut Dari pola lingkungan pengendapan Formasi Parigi
(northeast), sedang terumbu belakang di bagian diperkirakan bagian depan terumbu berada
baratdaya (southwest). Peta sebaran lingkungan disebelah timurlaut (northeast), sedang terumbu
pengendapan Formasi Parigi di daerah Palimanan belakang di bagian baratdaya (southwest).
diperlihatkan seperti Gambar 11.
Keberadaan Formasi parigi sebagai reservoir
Studi geologi regional di komplek Gunung menunjukkan porosias yang baik, namun nilai
Kromong yang telah dilakukan oleh permeabilitasnya rendah hingga sedang.
Pringgoprawiro dkk, 1977 memberikan gambaran

42
Praptisih., dkk / Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No.1 (2012), 33-43.

UCAPAN TERIMA KASIH in Ham, W.E, ed., Classification of


carbonate rocks, AAPG memoir 1.
Dengan selesainya tulisan ini, penulis
Embry, A.F. and J.E. Klovan, 1971. A Late
mengucapkan terimakasih pada Kepala Puslit
Devonian reef tract in northwestern
geoteknologi LIPI yang telah memberikan
banks island Northwest Territories, Can.
kesempatan pada penulis untuk menerbitkan
Petr. Geology Bull., v.19.
tulisan ini. Terimakasih juga kepada P2K Puslit
Praptisih, Purna Sulistya Putra, Kamtono,
Geoteknologi LIPI Tahun Anggaran 2010 atas
Marfasran Hendrizan, Joko Trisuksmono
kesempatan kepada kami melakukan penelitian.
dan Dedi rahayu , 2010, Penelitian
Kepada PT Holcim kami ucapkan terimakasih atas
Batuan karbonat Formasi Parigi dalam
pemberian izin mengadakan penelitian di kawasan
kaitannya dengan perangkap
penambangan Pabrik Semen di Palimanan,
hidrokarbon di daerah Palimanan, Cirebon.
Cirebon. Kepada Kuswandi, Jakah dan Joko
Laporan Penelitian Puslit Geoteknologi
Trisuksmono kami ucapkan terimakasih atas
LIPI.
bantuannya preparasi di laboratorium
Pringgoprawiro Harsono., Suryo Suwito P.,
mikropaleontologi dan lab asah batuan.
Roskamil, 1977, The Kromong carbonate
rocks and their relationship with the
DAFTAR PUSTAKA
Cibulakan and Parigi Formation. Proc. 6th
Adams, C.G., 1970, A Reconsideration of the East Ann. Conv. Indon. Ptrol. Assoc. 1,p. 221-
Indian Letter classification of The Tertiary, 240.
Bulletin of The British Museum (Natural Turkandi, T., Sidarto, D.A. Agustyanto dan M.M.
History) Geology Vol. 19 No. 3 pp. 85- Purbohadiwijaya, 1992, Geology Lembar
137. Jakarta dan Kepulauan Seribu, Jawa, Skala
Dunham, R.J., 1962. Classification of carbonate 1 : 100.000
rocks according to depositional texture,

@2012 Puslit Geoteknologi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
43

Anda mungkin juga menyukai