Anda di halaman 1dari 5

SILISIKLASTIK TERKAIT PEMBENTUKAN BESI BANDED DARI

BARBERTON GREENSTONE BELT, AFRIKA SELATAN


Yodi Listianto Adji
21100115140059
1
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
odik_yodi@yahoo.com

ABSTRAK

Kebanyakan model yang diusulkan untuk pembentukan besi banded (BIF) deposisi didasarkan pada pengamatan
pada akhir Arkean dan paleoproterozoikum BIF. Upaya untuk mendorong pemahaman yang diperoleh dalam waktu
yang telah terhambat oleh nilai metamorf tinggi yang menjadi ciri Awal Arkean BIF. Penelitian ini berfokus pada
kejadian unik terawat baik dan kontekstual BIF dari awal Arkean (~3.2 Ga) Moodies Group, di Barberton Greenstone
Belt, Afrika Selatan. The Moodies BIF terjadi interbedded tipis dengan batupasir halus dan lintas-bertingkat,
menunjukkan deposisi selama masa pasokan sedimen klastik menurun. Dalam Moodies BIF, rijang hadir sebagai
konkret, dan tidak pernah diamati dalam kontak langsung dengan bahan silisiklastik tapi selalu dikaitkan dengan besi
mineral. Pengamatan ini menunjukkan bahwa proses menuju pembentukan kedua rijang dan besi mineral yang
digabungkan. Mineral yang kaya zat besi dominan dalam unweathered Moodies BIF adalah hematit dan magnetit,
dengan kejadian kurang umum dari fase Fe-karbonat (terutama ankerite). Tekstur petrografi mengungkapkan bahwa
hematit merupakan fase mineral awal, sementara magnetit dan tampilan ankerite tekstur indikasi asal diagenesa atau
metamorf terlambat. partikel karbon yang hadir di dekat asosiasi dengan kristal magnetit. fase C-bantalan ini mungkin
bahan organik yang diawetkan mikroba yang terlibat dalam produksi fase besi prekursor besi, meskipun sulit untuk
menyingkirkan asal dari proses abiotik yang melibatkan dekomposisi termal dari siderit magnetit dan organik senyawa
karbon. Meskipun demikian, berbagai tekstur, mineralogies, dan negara-negara valensi mendukung pandangan yang
diagenetically-stabil mineralogies BIF mencerminkan interaksi fase besi besi dengan mengurangi cairan selama
diagenesis. Pola ini biasa terlihat di muda Arkean dan paleoproterozoikum formasi besi, dan menyiratkan kontinuitas
proses yang beroperasi di siklus besi dan silika di kedua berbagai paleoenvironments dan interval waktu yang panjang
Arkean.

Kata kunci :non klastik, sedimen organik, chert, besi banded, Afrika Selatan

Pendahuluan merupakan salah satu tempat yang terdapat


batu rijang. Oleh karena itu dipilihlah daerah
Daerah pada paper ini di pilih di daerah
Karangsambung. Paper ini dibuat untuk
Karangsambung yang terletak di Kabupaten
memahami lebih dalam mengenai rijang dand
Kebumen. Secara administratif daerah ini
sebagai tugas praktikum petrologi.
masuk kedalam Provinsi Jawa Tengah. Di
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Karangsambung terdapat lokasi Cagar Alam
dan meneliti tentang pembentukan sedimen
Geologi Nasional yang dikelola oleh Balai
silika dari hasil deskripsi stangan jasper
Informasi dan Konservasi Kebumian
meliputi warna, struktur, tekstur, komposisi,
Karangsambung-Lembaga Ilmu Pengetahuan
serta interpretasi tentang petrogenesa jasper
Indonesia.
tersebut. Kemudian dapat mengkorelasikan
Batu rijang merupakan batuan sedimen
rijang yang di deskripsi dengan rijang yang ada
non klastik yang terbentuk dari hasil endapan
di Karangsambung, Kebumen melalui studi
sisa organisme yang mati kemudian
literatur.
terakumulasi dan membentuk batu rijang. Batu
rijang dapat menghasilkan percikan api serta
Tinjauan Pustaka
dapat digunakan untuk membuat batu akik.
Beberapa bulan yang lalu, batu rijang menjadi Kelompok sedimen silika merupakan
sangat popular dikalangan masyarakat saat batuan sedimen yang umumnya terbentuk di
booming batu akik. Karangsambung laut dalam yang terbentuk karena adanya
1
proses kimia, biokimia, biogenek, maupun Metode yang digunakan dengan
vulkanisme bawah laut. Umumnya berukuran mengambil literatur dengan mengambil data-
halus, padat, sangat keras, dengan pecahan data penelitian dari penelitian yang telah ada.
konkoidal. Memiliki komposisi utama silika, Serta mengambil data-data dari issue-issue di
mineral kuarsa, chalcedony, dan opal. Selain majalah mengenai jasper. Baik ditinjau dari
itu juga memiliki sebagian kecil mineral keadaan pada masa lampau atau
lempung, hematite, calcite, dolomite, dan pembentukannya maupun kondisi pada akhir-
organik matter. Salah satu kelompok sedimen akhir ini. Selain itu dalam pembuatan paper ini
silika yang terkenal adalah chert. juga dilakukan deskripsi stangan jasper
Menurut Boggs (1987), klasifikasi chert meliputi deskripsi megaskopis dengan
ada dua yaitu babbed chert dan nodular chert. mengamati warna, strukur, tekstur, dan
Badded chert terdiri dari diatom, radiolaria, komposisi. Setelah itu dilakukan interpretasi
spicular, serta non fosil. Sedanggan nodular petrogenesa dari hasil deskripsi kemudian di
chert memiliki warna hijau gelap hingga hitam, kaitkan dengan literatur yang didapat untuk
tergolong ke dalam batuan karbonatan dan dikorelasikan.
cenderung berbentuk parallel bedding. Macam-
macam chert antara lain : flint (nodule chert), Geologi Regional
jasper (chert yang berwarna merah) porcelanit
(chert yang berwarna putih). Karangsambung terletak 19 km utara
Sebagai batuan yang terendapkan sejak Kebumen. Karangsambung merupakan tempat
Precambrian, batuan silikaan ini biasanya pertemuan antara lempeng Samudera Hindia
berasosiasi dengan endapan mineral ekonomis Australia dengan lempeng Benua Eurasia.
lainnya seperti endapan bijih besi, endapan Jejak proses tumbukan antar lempeng yang
uranium, endapan mangan, dan endapan terjadi mulai zaman kapur sekitar 121 juta
phosphort. Beberapa jebakan minyak juga tahun lalu bisa ditemukan di tempat ini dalam
seringkali berasosiasi dengan endapa silika bentuk singkapan berbagai jenis batuan.
dimana memiliki potensi sebagai source rock Berbaga jenis batuan beku seperti
dan memungkinkan juga sebagai reservoir rock peridotit, gabro, basalt, dacite, diabas dan
karena porositas sekundernya. andesit terdapat di daerah in. Batuan sedimen
Komposisi chert didominasi oleh SiO 2. klastik, bioklastik maupun non klastik yang
Namun dapat mengandung mineral minor terbentuk pada dasar samudera hingga laut
seperti Al, Fe, Mn, Ca, Na, K, Mg, Ni, Cu, Ti, dangkal berumur 80-30 juta tahun lalu,
Sr, dan Ba. Presentasi SiO2 pada chert dijumpai pula di Karangsambung. Rijang,
umumnya mencapai 99% pada chert murni. lempung merah dan gamping merah yang
Senyawa Si dan Ca dapat terbentuk oleh terdapat pada dasar samudera dengan posisi
pengendapan organisme silika. Al, Ti, Ca, Mg, hampir vertikal. Rijang sering berasosiasi
k, Na dihasilkan oleh rombakan atau detrital. K dengan lava bantal yang terbentuk dari
dan Mg juga dihasilkan oleh daerah vulkanik pembekuan magma pada punggungan tengah
aktif seperti back art basin dan seamount. samudera. Terdapat pula batulempung bersisik,
Unsur fe, mn, Ni, dan Cu terbentuk pada batupasir, breksi vulkanik, konglomerat kuarsa
proses hidrothermal akibat alira panas seperti serta batugamping numulites. Batuan metamorf
daerah oceanic spreading. seperti filit, sekis hijau, sekis mika sekis biru,
dan eglogite yang terbentuk dari metamorfosa
Metodologi regional terdapat pula di Karangsambung.
Morfologi Karangsambung merupakan
2
rangkaian gunung berbentuk tapal kuda dengan Pengotor pada batu ini diinterpretasikan adalah
lembah di tengahnya sebagai hasil proses mineral besi. Bentuk pengotornya berbentuk
geologi sehingga terjadi pembalikan topografi bulatan lonjong menginterbedded batuan ini
dimana puncak antiklin berubah menjadi sehingga diinterpretasikan adalah mineral besi.
lembah sementara lembah sinklin sekarang Dari deskripsi keseluruhan diketahui
berupa puncak gunung. bahwa batuan terbentuk melalui proses biologi
Secara fisiografi Karangsambung termasuk dilihat dari warnanya batu ini berwarna merah
ke dalam Banyumas Sub-Basin yang kecoklatan yang diinterpretasikan berasal dari
merupakan salah satu cekungan di bagian silika yang terdapat pada diatom atau radiolaria
selatan Jawa. Batuan dasar berumur Kapur yang saat pengendapan tidak melalui proses
Akhir-Paleosen yang membentuk prisma- mekanik maupun kinetik seperti pelapukan dan
prisma akresi dengan struktur geologi yang transportasi sehingga batuan ini merupakan
kompleks serta batuan yang terlipat dan batuan non klastik. Karena berasal dari
terpatahkan yang merupakan endapan makhluk hidup berupa organisme laut dalam
olistostrome hingga turbidit. Sedangkan batuan yang kaya kandungan silika maka batu ini
yang lebih muda dan mengalami perlipatan merupakan batu sedimen silikaan.
tersebar di bagian selatan. Berdasarkan deskripsi diatas yaitu warna
merah daging kecoklatan dan kilap tanah serta
Deskripsi strukturnya masif dan badded dengan tekstur
kristalin (mikrokristalin), dengan tingkat
Batu nomor peraga Y ini saat kekerasan yang tinggi adalah batuan rijang
dideskripsi secara megaskopis terlihat bahwa (chert). Karena warnanya yang kemerahan
batuan ini memiliki warna cokelat kemerahan. sehingga disebut juga dengan jasper.
Batu ini pejal dan kompak serta tidak terdapat
lubang-lubang gas, aliran air, maupun fragmen Pembahasan
batuan lain yang tertanam pada batuan ini
sehingga disimpulkan batuan ini memiliki Batu ini memiliki warna merah daging
struktur masif. Batuan ini memiliki tekstur kecokelatan. Dari warnanya ini
berupa ukuran butir kristalin (mikrokristalin) diinterpretasikan batu ini komposisinya
dan bentuk butirnya rounded. Untuk sortasi dominan silika. Diinterpretasikan warna merah
dan kemasnya tidak dapat dideskripsi. Struktur ini berasal dari disemenisasi dari hematit.
lainnya berupa badded. Diinterpretasikan komposisi silikanya sekitar
Batu ini memiliki panjang 15,5 cm, lebar 90%. Sisanya 10% diinterpretasikan
13,5 cm, dan tinggi 8 cm. Batu ini memiliki merupakan pengotor berupa mineral besi. Berat
komposisi SiO2 sekitar 90% dan sisanya 10% yang tidak ringan pada batu ini karena batu ini
adalah mineral lain. Kenampakan khas pada padat dan kompak. Tingkat kerapuhan batu ini
batuan ini yaiti warnanya merah daging sedikit rendah hingga sedang menandakan di dalam
kecoklatan dengan fragmen mineral berwarna batuan ini tidak terdapat pecahan di dalamnya.
gelap serta kilapnya seperti kilap tanah. Batu Proses pembentukan batu ini pada
ini tidak dapat digores dengan tangan sehingga umumnya terbentuk di laut dalam.
tingkat kerapuhannya rendah hingga sedang. Pembentukannya biasanya karena proses
Batu peraga ini memiliki berat yang tidak kimia, biokimia dan biogenik (kumpulan
ringan serta sedikit kilap. organisme silikaan), maupun produk
Pada batu tampak mineral gelap pada vulkanisme bawah laut (presipitasi anorganik
permukaannya yang merupakan pengotor. dari silika yang dihasilkan dari magma dalam
3
air). Berukuran halus (kriptokristalin), padat, berasal dari dapur magma yang sama pada
sangat keras dengan pecahan konkoidal. magma basaltik bawah laut (lava basalt) yang
Terbentuk karena proses kristalisasi dan mengalami presipitasi bersamaan dengan
diagenesis kimia. perlapisan rijang. Maka dapat disimpulkan
Badded atau perlapisan rijang pada pembentukan rijang di laut dalam tidak hanya
stangan batu ini diinterpretasikan tersusun oleh terbentuk dari sisa organisme yang mati
penghasil silika seperti diatom, sponge dan melainkan bisa juga terbentuk dari hasil
radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari vulkanisme gunung api aktifitas magma di
hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur dasar laut dalam.
silika organik yang terakumulasi pada dasar Apabila batu ini berasal dari
lautan yang dalam. Lumpur tersebut bersama- mikroorganisme laut yaitu plankton yang
sama terkumpul di bawah zona-zona mengandung silika (radiolaria, diatom, dan
plangtonik radiolaria dan diatom saat hidup di sponge). Pada radiolaria yang mengandung
permukaan air dengan suhu yang hangat. Saat silika adalah flagel. Ketika organisme tersebut
organisme tersebut mati, cangkang organisme mati, tubuhnya akan hancur tetapi pada bagian
diendapkan berlahan di dasar laut dalam yang flagel yang mengandung silika akan tetap utuh.
kemudian mengalami akumulasi yang masih Kemudian silika ini mengendap lalu
saling lepas. Material-material tersebut terkompaksi dan tersedimentasi menjadi rijang
diendapkan jauh dari busur daratan hingga area (chert). Karena waranya yang kemerahan
dasar samudera. Saat suplai akibat semenisasi hematit maka disebut juga
sedimenterrigenous rendah, dan pada bagian jasper.
terdalam dari dataran abysal dimana batas ini Pembentukan jasper pada
dinamakan carbonate compensation dept Karangsambung terbentuk di dasar samudera
(CCD), akumulasi material-material calcareous purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi
tidak dapat terbentuk. Hal ini dikarenakan fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung
salah satu sifat air, yaitu air dingin akan adalah dasar samudera yang terangkat oleh
mengikat lebih banyak CO2 dibandingkan air proses geologi. Batuan sedimen memanjang
hangat. Di laut terdapat satu batas ang jelas sekitar 100 meter di Karangsambung ini
dimana kandungan CO2 di bawah lebih tinggi berwarna merah karena mengandung unsur
daripada di atas permukaan air laut. Sehingga besi dan berisi fosil radiolaria berusia 80 juta
akibat kandungan CO2 yang sangat tinggi tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar
organisme yang mengandung karbonat akan samudera pada kedalaman sekitar 4.000 meter
larut di zona ini, sehingga tidak akan ini seharusnya horizontal tapi menjadi tegak
mengendap karena karbonatan yang karena pengaruh tektonik yang
terkandung oleh organisme larut terlebih mengangkatnya.
dahulu sebelum mencapai dasar laut. Berdasarkan interpretasi analisis hasil
Carbonate compensation depth ini terletak deskripsi dari stangan batu rijang yang ada di
sekitar kedalaman 2500 meter atau 2,5 laboraturium dengan literatur mengenai
kilometer di bawah permukaan laut. Di atas pembentukan batu rijang di Karangsambung
carbonate compensation depth, sekitar 2000 terdapat kesamaan yaitu pada warnanya yang
meter, terdapat suatu daerah yang disebut merah daging kecokelatan. Namun tidak dapat
iysocline. Di sini, sebagian karbonat sudah diinterpretasikan bahwa batuan yang
mulai melarut sebagian. Beberapa perlapisan dideskripsi berasal dari Karangsambung karena
rijang belum tentu berasal dari bahan organik. butuh analisis mikroskopis.
Bisa saja berasal dari presipitasi silika yang
4
Kesimpulan

Penelitian pada paper ini dengan


melakukan deskripsi stangan pada batu di
laboraturium diperoleh data batu ini berwarna
merah daging kecokelatan, struktur masif dan
bedded, ukuran kristalin dengan komposisi
dominan silika adalah batu rijang (chert) jenis
jasper karena warnanya yang merah pengaruh
dari seminasi hematit.
Proses pembentukan batuan dapat
terbentuk dari sisa organisme yang
mengandung silika yang telah mati yang
mengalami diagenesis. Namun dapat pula
terbentuk dari aktifitas vulkanisme gunung api
atau dari dapur magma yang bersifat basaltik.
Batu rijang yang terdapat di
Karangsambung merupakan batu rijang dari
dapur magma yang bersifat basaltis karena
rijang yang terdapat di Karangsambung
berasosiasi dengan lava bantal yang terbentuk
dari pembekuan magma pada punggungan
tengah samudera.
Berdasarkan hasil interpretasi deskripsi
dan analisis literatur maka tidak dapat ditarik
kesimpulan bahwa rijang yang dideskripsi
berasal dari Karangsambung.

Daftar Pustaka

William, Loretta Ann & David A. Crerar.


1985. Silica Diagenesis, ii. General
Mechanisms in Journal of Sedimentary
Petrology
Tim Asisten Petrologi. 2016. Panduan Buku
Praktikum Petrologi 2016. Semarang :
Universitas Diponegoro
(diakses pada tanggal 6 Mei 2016 pukul 09.01
WIB)
http://geoballhmtgbumi.wordpress.com/
2011/02/rijang-laut-dalam-
karangsambung/ (diakses pada tanggal 6
Mei 2016 pada pukul 13.05 WIB)

Lampiran
5

Anda mungkin juga menyukai