Anda di halaman 1dari 7

JENIS BATUAN YANG ADA DI KARANGSAMBUNG

Konservasi batuan langka dan penting bagi ilmu pengetahuan kebumian yang dilakukan di
daerah Karangsambung antara lain:

1. Kali Brengkok, Sadang Kulon


Pada lokasi ini terdapat singkapan
batuan metomorfosa akibat tekanan dan
suhu tinggi sehingga mengubah batuan asal
menjadi batu sekis mika. Massa dasarnya
adalah lempung hitam bersisik (scalie clay).
clay ).
yang berwarna abu-abu cerah, mudah
hancur ketika dipegang, mengkilap dan
rawan longsor. Posisinya terarah sesuai

dengan gaya dorongnya (structure


bounding). Batuan ini merupakan salah satu dasar pulau Jawa yang berumur 117 juta
tahun yang lalu (Ketner et al, 1976 dalarn Excursion Guide Book IGCP dalam Modul
Panduan Praktikum Lapangan Geologi Karangsambung. 1992) yang muncul di
permukaan bumi. Manfaatnya tidak ada.

2. Kali Muncar, Seboro Kec. Sadang


Lokasi ini dlsebut sebagai watu
kelir oleh masyarakat sekitar, karena

kenampakannya seperti kelengkapan


pagelaran wayang dengan gong dan
layarnya berwarna merah. Pada lokasi ini
terdapat singkapan dua batuan yaitu basalt
di bagian atas dan perlapisan rijang dan
lempung merah di bagian bawah dengan
struktur lapisan hampir tegak lurus. Batuan
ini merupakan batuan sedimen yang
diendapkan pada lingkungan laut dalam

dan berumur kapur akhir (Wakita et al


dalam Modul Panduan Praktikum Lapangan
Geologi Karangsambung, 1991) serta telah
mengalami proses tektonik yang sangat kuat.
Basalt yang ada di bagian atas
menunjukkan struktur menyerupai bantal

(pillow). Merupakan batuan lava yang keluar


dari bawah dasar samudera. Berdasarkan
analisis radio dating, basait ini berumur
sekitar 81 juta tahun yang lalu (Suparka, 1988
dalam Excursion Guide Book IGCP, 1992
dalam Modul Panduan Praktikum Lapangan
Geologi Karangsambung). Pada bagian
bawah terdapat singkapan selang-seling
rijang dengan lempung merah yang

mengandung fosil binatang renik radiolaria.


Rijang disini berwarna kecoklatan dan
lempung merah berwarna pink kemerah-
merahan tergantung dari pengotornya, jika
merah itu dari unsure Fe (besi), jika hijau itu
dari unsure tembaga. Jika ditetesi dengan
HCL maka lempung merah ini akan bereaksi,
sebaliknya dengan rijang, batuan tersebut
tidak bereaksi. Letak lempung merah ini

dahulunya berada di kurang dari kedalaman 4000 meter dari dasar samudera, berada
diatas zona konsentrasi karbonat terlarut, sedangkan rijang berasal dari kedalaman lebih
dari 4000 meter dari dasar samudera yang merupakan dibawah zona konsentrasi
karbonat terlarut, didominasi oleh silikat. Manfaatnya yaitu kerajinan, pisau, alat
tombak, anak panah. (pada zaman batu).
3. Daerah Pucangan
Pada lokasi ini dijumpai singkapan batuan serpentinit berwarna gelap kehijauan,
silikatnya rendah dan suhunya rendah.
Batuan ini kaya akan olivine dan
merupakan batuan metarnorfosa/

ubahan dari batuan beku ultra basa


hasil pembekuan magma dari dalam
perut bumi (mantle/selubung bumi).
Pada retakan batuan serpentinit
ini sering dijumpai urat-urat berwarna
hijau berserabut yang disebut asbes.

4. Daerah Totogan
Pada daerah ini terdapat batuan metamorf berupa marmer yang merupakan

batuan hasil ubahan batu gamping akibat pengaruh panas yang tinggi, dijumpai dalam
jumlah terbatas dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu mulia ataupun bahan
bangunan. Sebagian kecil marmer pada lokasi initelah dikonservasi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan, tetapi sebagian besar telah dilakukan penambangan yang
dikhawatirkan marmer ini akan habis.

5. Tebing Sungai Luk Ulo, Kaki Bukit Sipako


Sekitar 300 m ke arah utara dari kaki bukit Sipako, terdapat singkapan blok
rijang batu gamping merah yang menunjukan kontak sesar dengan fillit di bagian selatan

dan dengan greywacke di bagian utara.


Pada kaki bukit Sipako terdapat singkapan fillit-grafit yang telah mengalami
perlipatan. Batuan ini diinterpretasikan sebagai produk selama proses subduksi yang
mentransfer sedimen palung ke dalam metamorfosa derajat rendah. Singkapan ini telah
mengalami deformasi lanjut yang ditunjukan oleh sesar naik, jalur milonit dan fault
Eouge.

6. Kali Mandala
Kali mandala merupakan salahsatu anak sungai Kali Luk Ulo, dan mengalir ke

sungai Luk Ulo mengikuti zona sesar / patahan berarah timur laut-barat daya. Kali
Manclala ini merupakan batas pemisah antara batuan pro-tersier disebelah utara dengan
batuan tersier di sebelah
s ebelah selatan. Pada lokasi ini juga dapat dijumpai batuan beku basalt
berupa lava bantal yang sudah mengalami breksisasi dan nampak rekahan-rekahan
(joint).

7. Gunung Parang

Gunung Parang yang terletak sekitar 300 m ke utara dari UPT BIKK
Karangsambung LIPI. Terdapat
singkapan batuan beku diabas.
Batuan ini diinterpretasikan
merupakan batuan intrusif, dan
menunjukan struktur kekar tiang
(collumnar joint) yang mana
merupakan hasil gaya kontraksi
pada saat pembekuan magma Dan

dibagian tertentu, batuan ini jika


ditetesi dengan HCL akan bereaksi.
Pada daerah ini telah dilakukan
konservasi sebagian dan sebagian
lagi telah dilakukan penambangan. Apabila penambangan ini terus dilakukan
dikhawatirkan batuan diabas akan habis.

8. Depan UPT BIKK-LIPI Karangsarnbung


Pada lokasi ini dijumpai singkapan batugamping nummulites yang banyak

mengandung fosil foraminifera besar (nummulites dan dyscocyclina) berwarna krem.


Batuan ini terbentuk pada lingkungan laut dangkal dan berumur eosen. Keterdapatan
batuan di lokasi ini diperkirakan akibat proses pelongsoran
pelongsoran skala besar-besaran.

9. Tepian Sungai Lok Ulo, Bukit Pesanggrahan


Lokasi ini berjarak 200 m ke arah barat dari UPT BIKK Karangsambung-LlPl,
berada di tepi sungai Luk Ulo, kaki bukit Pesanggrahan. Pada lokasi ini dijumpai batuan
sedimen konglomerat berwarna abu-abu cerah dengan fragmen bervariasi (kuarsa, batu
pasir, rijang, batuan beku, dan batuan metamorf) yang tersemen sangat kuat.

Konglomerat ini merupakan bongkah sangat besar hasil pelongsoran.


10. Tepian Sungai Lok Ulo di
sebelah utara Bukit Pesanggrahan
Lokasi ini berjarak sekitar
300 m ke arah barat dari UPT
BIKK Karangsambung-LIPI,

berada di tepi sungai Lok Ulo,


kaki Bukit Pesanggrahan. Pada
lokasi ini dijumpai batuan sedimen
batupasir berwarna abu-abu.

11. Gunung Wagirsambeng


Gunung Wagirsambeng berada di sebelah barat sungai Luk Ulo, dari lokasi ini
dapat disaksikan bentang alam amphiteater, yaitu bentang alam berupa melingkat
berbentuk seperti ladam dengan lembah
l embah

memanjang di tengahnya. Bentuk ini


merupakan hasil dari proses pembalikan
topografi. Pada bagian utara dapat
disaksikan bukit-bukit prismatik terisolir
hasil proses tektonik yang kuat.
Pada lokasi ini juga dijumpai
singkapan batuan perselingan rijang
merah tua dengan gamping merah rnuda dengan struktur lapisan harnpir tegak lurus.
Batuan ini merupakan batuan sedimen yang diendapkan pada ligklungan laut dalam dan

berumur kapur atas (Wakita et al dalam Modul Panduan Praktikum Lapangan Geologi
Karangsambung, 1991) serta telah mengalami proses tektonik yang sangat kuat.

12. Kali Cacaban


Pada sepanjang Kali Cacaban dapat disaksikan singkapan batu lempung bersisik
yang merupakan batuan sedimen pada zone tektonik kuat dengan bongkah-bongkah
batupasir dan rijang yang sering memperlihatkan struktur ikan (fish structure).
structure).

13. Bukit Jatibungkus

Lokasi ini berada sekitar 200 m ke arah timur dari jalan Karangsambung-
Kebumen. Bukit Jatibungkus merupakan bongkahan raksasa batu gamping terumbu
berukuran sekitar 350 m x 150 m dengan tinggi 40 m. Batuan ini diendapkan pada
lingkungan laut dangkal dan keterdapatannya pada lokasi ini akibat proses pelengseran
gaya berat. Pada bukit ini juga dijumpai gua-gua seperti gua Langse di sebelah barat dan
gua Sikepul dan gua Silodong di sebelah timur.

14. Bukit Waturanda


Pada lokasi ini dijumpai singkapan batuan berupa perselingan batupasir dengan
breksi vulkanik pada formasi Waturanda yang nampak sagat tebal dan miring ke arah
selatan. Batuan ini merupaka hasil dari pelongsoran berulang-ulang rnaterial vulkanik.

15. Saluran Kemangguan


Pada lokasi ini dijumpai perselingan antara pasir tufaan dan lempung tufaan yang
menunjukan struktur pelongsoran (slumping) sehingg menunjukan kenampakan batuan
yang sangat menawan.

16. Sungai lokidang


Di sungai ini tersingkap batuan beku gabro dan basalt. Gabro, batuan beku dalam
(plutonic rock) dengan butiran mineral relatif kasar (phaneritic texture)
texture) atau tumbuh
lebih besar karena terbentuk dari pembekuan magma yang perlahan. Basalt, batuan beku
luar (ektrusif
(ektrusif rock) artinya batuan beku yang berasal dari magma yang menerobos
mencapai permukaan bumi (lava) dan mengalami pembekuan di permukaan, biasanya
berwarna gelap.

Anda mungkin juga menyukai