i
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Percobaan
2. Tujuan Khusus
3. Dasar Teori
Zat cair dipandang dari sudut hambatan listrik, dapat dibagi dalam tiga golongan:
a. Zat cair isolator: seperti air murni, minyak dan sebagainya.
b. Larutan yang mengandung ion-ion sebagai penghantarnya dan disertai perubahan-
perubahan kimia.
c. Air raksa, logam-logam cair dapat dilalui arus listrik tanpa perubahan-perubahan kimia
di dalamnya.
Pada percobaan di sini, dipakai larutan garam CuSO4, di dalam bejana seperti pada
gambar 1
220V
variac
Sumber Dc
Bila pada rangkaian di atas dialiri arus, maka akan terjadi endapan Cu pada katoda.
Jumlah Cu yang mengendap sebanding dengan arus yang lewat, sehingga voltmeter dapat
dipakai sebagai Amperemeter.
1
listrik didalam sel galvani atau sel volta. Dalam percobaan ini akan dipelajari tentang
elektrolisis yang prosesnya terjadi karena adanya arus yang mengalir dalam larutan,
kemudian energi yang dihasilkan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi-reduksi spontan.
Percobaan ini menggunakan CuSO4 yang bersifat garam sebagai larutan (mediator),
pada katoda dipakai lempeng Cu dan Pb pada anoda. Dengan mengalirkan sejumlah arus
dari sumber tegangan dan ditunggu selama waktu tertentu maka akan terjadi endapan Cu di
katoda yang besarnya dapat kita hitung. Karena endapan yang terjadi pada katoda adalah Cu
maka percobaan ini dinamakan voltameter tembaga.
Dari data-data yang dihasilkan (seperti waktu, besar arus, dan selisih berat), kemudian
diolah, dapat digunakan untuk mengetahui banyaknya endapan pada katoda dan menghitung
perbandingan arus ampermeter dengan arus sesungguhnya. Metal/logam dapat bertindak
sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada
strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.
Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada
larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode
negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-
pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi listrik. Kondisi demikian ini
disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi
kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami
oksidasi.
Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka untuk menghitung arus, diperlukan endapan
logam di katoda. Maka, akan ditinjau aspek kuantitatif pada elektrolisis ini dengan
mengggunakan hukum Faraday, yaitu :
2
Dalam elektrolisis, lewatnya 1 Faraday pada rangkaian menyebabakan oksidasi satu
bobot ekivalen suatu zat pada satu elektrode dan reduksi satu bobot ekivalen pada elektrode
yang lain.
W=a.I.t
Dimana :
I = arus (Ampere)
t = waktu (detik)
Dengan I.t adalah jumlah arus yang akan disuplai, secara kuantitatif dinyatakan
sebagai 1 Faraday, sehingga sesuai pula dengan kuantitas satuan standar kelistrikan yang
menyatakan banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah coloumb maka :
a.I.t
W=
96500
Karena larutan yang dipakai adalah dalam percobaan adalah CuSO4, maka reaksi kimia
yang terjadi bila terdapat arus listrik adalah :
Artinya Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda kehilangan Cu2+
yang dipakai untuk menetralkan SO42- .
3
Sesuai dengan reaksi diatas, dan definisi ekivalensi elektrokimia, yaitu bobot zat yang
diperlukan untuk memperoleh atau melepaskan 1 mol elektron, maka harga elektrovalensi
kimia untuk Cu dapat ditentukan sebagai berikut:
maka:
a = W / 1 Faraday = W / (96500 C)
Karena 1 mol Cu (63,5) gr menghasilkan 2 mol elektron, maka hanya diperlukan 0,5
mol Cu (63,5/2) gr untuk menghasilkan 1 mol elektron. Sehingga harga a untuk Cu dapat
dicari :
a= = 0,3294 mg / C
2.96500
I = W / (a . t)
a = dalam miligram/C
t = dalam detik
I = dalam ampere
4
BAB II
a. Power Supply.
b. Amperemeter.
c. Voltameter tembaga.
d. Katoda.
e. Kertas amplas.
f. Neraca.
a. Alkohol
b. Larutan Tembaga Sulfat
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
N 220 V
- variac
Sumber DC
- +
Voltameter
6
16. Diulangi percobaan no.1 s.d. 15 untuk beberapa kuat arus yang berlainan pula (ditentukan
oleh Assisten).
17. Setelah selesai, dikembalikan larutan ke dalam botolnya semula, dikembalikan pula alat-
alat yang lain.
7
BAB IV HASIL
Percobaan 1 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507
Percobaan 2 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.10 = . . . 600
2 96500
= 0.507re
8
BAB V
PEMBAHASAN
Untuk mengukur besarnya kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian, kita dapat
menggunakan suatu alat yang disebut amperemeter. Dengan melihat penunjukan jarum
amperemeter, kita bisa mengetahui besarnya kuat arus. Namun nilai yang ditunjuk oleh
jarum penunjuknya sebenarnya bukan nilai kuat arus yang sebenarnya, karena amperemeter
merupakan salah satu contoh dari secondary instrument, yang artinya bahwa harga yang
ditunjukkan tidak mutlak tepat sehingga nilai tersebut masih perlu disesuaikan.
Pada hasil praktikum voltameter tembaga ini, pada percobaan 1 dan percobaan 2
didapat hasil penimbangan endapan yang terbentuk sama yaitu sebesar 0.1 g. Hal ini dapat
disebabkan karena pada saat penimbangan digunakan neraca kasar. Selain itu waktu alir arus
yang dilakukan hanya 10 menit sehingga antara arus terbaca 0.8 A dengan 1.0 A tidak
menunjukkan perbedaan jumlah endapan yang signifikan. Sebagai contoh sebagai berikut,
dengan waktu 10 menit seharusnya dengan neraca analitik didapat penimbangan endapan
untuk 0.8 A sebesar 0.06 gram dan untuk pembacaan arus 1.0 A sebesar 0.140 gram maka
pada pembacaan di neraca kasar akan terbaca 0.1 gram. Untuk itu seharusnya digunakan
neraca analitik dalam melakukan percobaan ini.
9
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Larutan elektrolit atau ion dapat menghantarkan listrik dengan disertai perubahan kimia.
2. Besarnya arus yang terbaca oleh amperemeter lebih besar daripada arus sesungguhnya.
Dari data yang diperoleh, dapat dihitung arus sebenarnya berdasarkan endapan yang
terbentuk sebagai berikut :
10
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2011. Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Bogor: Laboratorium Fisika
Universitas Pakuan.
http://dc122.4shared.com/img/w70dg60D/preview.html
http://komun1tas.wordpress.com/2009/05/07/lapres-voltameterl2/
11
TUGAS AKHIR
Jawaban :
1. Jumlah tembaga yang mengendap :
Percobaan 1 = 182.6-182.5 = 0.1 gram
Percobaan 2 = 182.4-182.3 = 0.1 gram
Percobaan 1 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507
Percobaan 2 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507
3. Grafik hasil peneraan antara kuat arus hasil perhitungan no.2 dengan kuat arus yang
terbaca pada Amperemeter :
12
Percobaan 1 2
Kuat arus hasil perhitungan
0,63 0,76
(Ampere)
Kuat arus yang terbaca
0,4 0,6
(Ampere)
0.8
0.6
0.4
0.4 0.425 0.45 0.475 0.5 0.525 0.55 0.575 0.6
Kuat arus hasil perhitungan (Ampere)
4. Perhitungan :
Percobaan 1 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507
(0.5070.8)
Kesalahan = 100% = -57.791%
0.507
13
Percobaan 2 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507
(0.5071.0)
Kesalahan = 100% = -97.239%
0.507
14