Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... i


BAB I ....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1. Tujuan Percobaan...................................................................................................................... 1
2. Tujuan Khusus .......................................................................................................................... 1
3. Dasar Teori................................................................................................................................ 1
BAB II ..................................................................................................................................................... 5
ALAT DAN BAHAN .............................................................................................................................. 5
1. Peralatan Yang Digunakan........................................................................................................ 5
2. Bahan-bahan Yang Digunakan ................................................................................................. 5
BAB III .................................................................................................................................................... 6
METODE PERCOBAAN........................................................................................................................ 6
BAB IV HASIL ....................................................................................................................................... 8
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN .............................................................................................. 8
BAB V ..................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 9
BAB VI .................................................................................................................................................. 10
KESIMPULAN...................................................................................................................................... 10
BAB VII................................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 11
TUGAS AKHIR .................................................................................................................................... 12

i
BAB I

PENDAHULUAN

1. Tujuan Percobaan

Memahami prinsip kerja sebuah voltameter.

2. Tujuan Khusus

Menera sebuah Amperemeter dengan menggunakan Voltameter tembaga.

3. Dasar Teori

Zat cair dipandang dari sudut hambatan listrik, dapat dibagi dalam tiga golongan:
a. Zat cair isolator: seperti air murni, minyak dan sebagainya.
b. Larutan yang mengandung ion-ion sebagai penghantarnya dan disertai perubahan-
perubahan kimia.
c. Air raksa, logam-logam cair dapat dilalui arus listrik tanpa perubahan-perubahan kimia
di dalamnya.
Pada percobaan di sini, dipakai larutan garam CuSO4, di dalam bejana seperti pada
gambar 1

220V

variac
Sumber Dc

Bila pada rangkaian di atas dialiri arus, maka akan terjadi endapan Cu pada katoda.
Jumlah Cu yang mengendap sebanding dengan arus yang lewat, sehingga voltmeter dapat
dipakai sebagai Amperemeter.

Elektrokimia mempelajari tentang perubahan energi listrik menjadi energi kimia


didalam sel elektrolisis sebagaimana terjadinya perubahan energi kimia menjadi energi

1
listrik didalam sel galvani atau sel volta. Dalam percobaan ini akan dipelajari tentang
elektrolisis yang prosesnya terjadi karena adanya arus yang mengalir dalam larutan,
kemudian energi yang dihasilkan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi-reduksi spontan.

Pada proses elektrolisis ini dipakai larutan elektrolit sebagai konduktor/penghantar,


misalnya asam-basa atau garam karena larutan-larutan tersebut mengandung ion-ion positif
dan negatif dalam larutannya.

Percobaan ini menggunakan CuSO4 yang bersifat garam sebagai larutan (mediator),
pada katoda dipakai lempeng Cu dan Pb pada anoda. Dengan mengalirkan sejumlah arus
dari sumber tegangan dan ditunggu selama waktu tertentu maka akan terjadi endapan Cu di
katoda yang besarnya dapat kita hitung. Karena endapan yang terjadi pada katoda adalah Cu
maka percobaan ini dinamakan voltameter tembaga.

Dari data-data yang dihasilkan (seperti waktu, besar arus, dan selisih berat), kemudian
diolah, dapat digunakan untuk mengetahui banyaknya endapan pada katoda dan menghitung
perbandingan arus ampermeter dengan arus sesungguhnya. Metal/logam dapat bertindak
sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada
strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.

Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada
larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode
negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-
pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi listrik. Kondisi demikian ini
disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi
kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami
oksidasi.

Sifat hantaran listrik zat cair dapat dibedakan


1. Isolator, misal : air murni, minyak, dll.
2. Larutan ion, misal :
a. mengalami perubahan kimia, misal : asam-basa, garam.
b. tidak mengalami perubahan kimia, misal : air raksa, logam cair.

Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka untuk menghitung arus, diperlukan endapan
logam di katoda. Maka, akan ditinjau aspek kuantitatif pada elektrolisis ini dengan
mengggunakan hukum Faraday, yaitu :

2
Dalam elektrolisis, lewatnya 1 Faraday pada rangkaian menyebabakan oksidasi satu
bobot ekivalen suatu zat pada satu elektrode dan reduksi satu bobot ekivalen pada elektrode
yang lain.

Dan dinyatakan dalam rumus :

W=a.I.t

Dimana :

W = jumlah endapan logam (gr)

a = ekivalen elektrokimia (gr/coloumb)

I = arus (Ampere)

t = waktu (detik)

Dengan I.t adalah jumlah arus yang akan disuplai, secara kuantitatif dinyatakan
sebagai 1 Faraday, sehingga sesuai pula dengan kuantitas satuan standar kelistrikan yang
menyatakan banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah coloumb maka :

1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coloumb

Sehingga rumus diatas menjadi :

a.I.t
W=
96500

Karena larutan yang dipakai adalah dalam percobaan adalah CuSO4, maka reaksi kimia
yang terjadi bila terdapat arus listrik adalah :

CuSO4 2 Cu2+ + SO42-

Pada anoda : SO42- 2e- + SO4

Pada katoda: Cu2+ + 2e- Cu

Artinya Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda kehilangan Cu2+
yang dipakai untuk menetralkan SO42- .

3
Sesuai dengan reaksi diatas, dan definisi ekivalensi elektrokimia, yaitu bobot zat yang
diperlukan untuk memperoleh atau melepaskan 1 mol elektron, maka harga elektrovalensi
kimia untuk Cu dapat ditentukan sebagai berikut:

Dari hukum Faraday, rumus untuk a adalah :

a = W / (I . t) ; dimana I . t adalah 1 Faraday

maka:

a = W / 1 Faraday = W / (96500 C)

Karena 1 mol Cu (63,5) gr menghasilkan 2 mol elektron, maka hanya diperlukan 0,5
mol Cu (63,5/2) gr untuk menghasilkan 1 mol elektron. Sehingga harga a untuk Cu dapat
dicari :


a= = 0,3294 mg / C
2.96500

Setelah harga a diketahui maka harga I ditentukan berdasar persamaan :

I = W / (a . t)

I = W / (0,3294 . t), dengan : W = dalam miligram

a = dalam miligram/C

t = dalam detik

I = dalam ampere

Dengan persamaan tersebut, akan dapat dihitung besarnya I sesungguhnya yang


nantinya akan dibandingkan dengan angka I pada amperemeter. Dengan demikian,
besarnya keseksamaan dari penunjukkan jarum amperemeter dengan voltameter tembaga
dapat diperhitungkan dengan ralat perhitungan.

4
BAB II

ALAT DAN BAHAN

1. Peralatan Yang Digunakan

a. Power Supply.
b. Amperemeter.
c. Voltameter tembaga.
d. Katoda.
e. Kertas amplas.
f. Neraca.

2. Bahan-bahan Yang Digunakan

a. Alkohol
b. Larutan Tembaga Sulfat

5
BAB III

METODE PERCOBAAN

1. Digosokkan katoda dengan kertas ampelas hingga cukup bersih.


2. Dicuci katoda dengan air, siramlah dengan alkohol kemudian bakarlah.
3. Ditimbang katoda itu dengan teliti dengan menggunakan neraca teknis.
4. Dibungkus katoda dengan kertas yang bersih, sehingga tidak kotor lagi.
5. Dibuat rangkaian seperti gambar 2. (Ingat pergunakan dahulu katoda pertolongan).

N 220 V
- variac

Sumber DC

- +

Voltameter

6. Dituangkan larutan tembaga sulfat ke dalam bejana.


7. Dijalankan arus dan aturlah Rg, sehingga Amperemeter menunjukkan kuat arus sebagai I
dalam Ampere. (Ditentukan oleh Assisten).
8. Diperiksa sekali lagi apakah arus sudah benar (akan terjadi endapan tembaga pada katoda).
9. Diputus hubungan dengan sumber-sumber arus dan jangan mengubah rangkaiannya lagi.
10. Diganti katoda pertolongan dengan katoda yang sebenarnya (yang telah dicuci).
11. Diusahakan supaya luas permukaan katoda yang tercelup ke dalam larutan sama dengan
permukaan katoda pertolongan yang tercelup larutan.
12. Rangkaian jangan diubah-ubah lagi.
13. Dijalankan arus selama n menit (ditentukan Assisten) Diusakahan kuat arus agar tetap I
ampere dengan mengatur Rg.
14. Setelah n menit, diputuskan arus, diambil katoda dan dicuci dengan air, disiram dengan
alkohol dan dibakar sampai kering.
15. Ditimbang lagi katoda dengan teliti.

6
16. Diulangi percobaan no.1 s.d. 15 untuk beberapa kuat arus yang berlainan pula (ditentukan
oleh Assisten).
17. Setelah selesai, dikembalikan larutan ke dalam botolnya semula, dikembalikan pula alat-
alat yang lain.

7
BAB IV HASIL

PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Keadaan ruangan P (cm)Hg T (C) C (%)

Sebelum percobaan 75.5 26.5 67

Sesudah percobaan 75.5 26.5 66

Wawal Wakhir Wendapan


No. I (Ampere) t (detik) I (Ampere)
(gram) (gram) (gram)

1 0.80 182.5 182.6 0.1 600 0.507


2 1.00 182.3 182.4 0.1 600 0.507

Percobaan 1 :

1
= . . .
96500

63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500

= 0.507

Percobaan 2 :

1
= . . .
96500

63.5 1
0.10 = . . . 600
2 96500

= 0.507re

8
BAB V

PEMBAHASAN

Untuk mengukur besarnya kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian, kita dapat
menggunakan suatu alat yang disebut amperemeter. Dengan melihat penunjukan jarum
amperemeter, kita bisa mengetahui besarnya kuat arus. Namun nilai yang ditunjuk oleh
jarum penunjuknya sebenarnya bukan nilai kuat arus yang sebenarnya, karena amperemeter
merupakan salah satu contoh dari secondary instrument, yang artinya bahwa harga yang
ditunjukkan tidak mutlak tepat sehingga nilai tersebut masih perlu disesuaikan.

Untuk mengetahui keseksamaan dari jarum ampermeter, maka dilakukan percobaan


dengan menggunakan voltameter. Dengan voltameter kita dapat mengetahui besarnya arus
yang mengalir dalam rangkaian melalui suatu perhitungan dari pertambahan massa
katodanya, sebagai akibat adanya endapan. Kita sering melihat orang menyepuh logam
dengan logam lain. Proses penyepuhan logam yang terjadi dengan perantara suatu larutan
(media) tersebut terjadi karena adanya arus listrik (beda potensial listrik). Dari proses
penyepuhan itu sendiri kita dapat mengetahui berapa endapan logam dengan menggunakan
sebuah alat yaitu voltameter. Voltameter ini diberi nama sesuai dengan nama endapan yang
terjadi pada katodanya (sebagai indikator). Karena dalam percobaan terjadi endapan
tembaga (Cu), maka disebut voltameter tembaga.

Pada hasil praktikum voltameter tembaga ini, pada percobaan 1 dan percobaan 2
didapat hasil penimbangan endapan yang terbentuk sama yaitu sebesar 0.1 g. Hal ini dapat
disebabkan karena pada saat penimbangan digunakan neraca kasar. Selain itu waktu alir arus
yang dilakukan hanya 10 menit sehingga antara arus terbaca 0.8 A dengan 1.0 A tidak
menunjukkan perbedaan jumlah endapan yang signifikan. Sebagai contoh sebagai berikut,
dengan waktu 10 menit seharusnya dengan neraca analitik didapat penimbangan endapan
untuk 0.8 A sebesar 0.06 gram dan untuk pembacaan arus 1.0 A sebesar 0.140 gram maka
pada pembacaan di neraca kasar akan terbaca 0.1 gram. Untuk itu seharusnya digunakan
neraca analitik dalam melakukan percobaan ini.

9
BAB VI

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Larutan elektrolit atau ion dapat menghantarkan listrik dengan disertai perubahan kimia.
2. Besarnya arus yang terbaca oleh amperemeter lebih besar daripada arus sesungguhnya.

Dari data yang diperoleh, dapat dihitung arus sebenarnya berdasarkan endapan yang
terbentuk sebagai berikut :

1. Arus yang dibaca = 0.800 Ampere


Arus sebenarnya = 0.507 Ampere
2. Arus yang dibaca = 1.000 Ampere
Arus sebenarnya = 0.507 Ampere

10
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2011. Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Bogor: Laboratorium Fisika
Universitas Pakuan.

http://dc122.4shared.com/img/w70dg60D/preview.html

http://komun1tas.wordpress.com/2009/05/07/lapres-voltameterl2/

11
TUGAS AKHIR

1. Hitunglah jumlah tembaga yang mengendap untuk tiap percobaan!


2. Berdasarkan jumlah endapan tembaga yang didapat, hitunglah jumlah muatan yang telah
dipergunakan untuk menguraikan larutan (untuk tiap-tiap percobaan).
3. Buatlah grafik hasil peneraan, yaitu antara kuat arus hasil perhitungan no.2 dengan kuat
arus yang terbaca pada Amperemeter.
4. Berikan perhitungan pada tiap pengukuran pada tiap percobaan beserta kesalahannya.

Jawaban :
1. Jumlah tembaga yang mengendap :
Percobaan 1 = 182.6-182.5 = 0.1 gram
Percobaan 2 = 182.4-182.3 = 0.1 gram

2. Jumlah muatan untuk menguraikan larutan :

Percobaan 1 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507

Percobaan 2 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507

3. Grafik hasil peneraan antara kuat arus hasil perhitungan no.2 dengan kuat arus yang
terbaca pada Amperemeter :
12
Percobaan 1 2
Kuat arus hasil perhitungan
0,63 0,76
(Ampere)
Kuat arus yang terbaca
0,4 0,6
(Ampere)

Grafik Hasil Peneraan


1.2
Kuat arus yang terbaca (Ampere)

0.8

0.6

0.4
0.4 0.425 0.45 0.475 0.5 0.525 0.55 0.575 0.6
Kuat arus hasil perhitungan (Ampere)

4. Perhitungan :
Percobaan 1 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507

(0.5070.8)
Kesalahan = 100% = -57.791%
0.507

13
Percobaan 2 :
1
= . . .
96500
63.5 1
0.1 = . . . 600
2 96500
= 0.507

(0.5071.0)
Kesalahan = 100% = -97.239%
0.507

14

Anda mungkin juga menyukai