Anda di halaman 1dari 10

4.3.

Tabel Hasil Perhitungan

4.3.1.Tabel Percobaan 1

Adapun Tabel Percobaan 1 Dapat Dilihat Pada Tabel


4.3.2 Tabel Percobaan 2

Adapun Tabel Percobaan 2 Dapat Dilihat Pada Tabel


4.3.3.Data Percobaan 3

Adapun Tabel Percobaan 3 Dapat Dilihat Pada Tabel


4.4. Grafik

4.4.1 Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaa 1

Adapun Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaa 1 Daat


Dilihat Pada Gambar 4.1.

Gambar. Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaa 1

4.4.2. Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaan 2

Adapun Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaa 1 Daat


Dilihat Pada Gambar 4.4.
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaan 2

4.4.3 Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaan 3

Adapun Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaan 3Daat


Dilihat Pada Gambar 4.3

Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaan 3

4.4.4 Grafik Perbandingan Teori Dan Exp Pada Percobaan 1,2,3

Adapun Grafik Perbandingan Exp Pada Percobaan 1,2,3 dapat dilihat


pada gambar.4.4
Gambar.4.4. Grafik Perbandingan Exp Pada Percobaan 1,2,3

4.4.5 Grafik Perbandingan teori Pada Percobaan 1,2,3

Adapun Grafik Perbandingan teori Pada Percobaan 1,2,3 dapat dilihat


pada gambar.4.5

Gambar.4.5. Grafik Perbandingan teori Pada Percobaan 1,2,3


4.5.Pembahasan

Dalam praktikum defleksi ini, dilakukan 3 jenis percobaan pada batang


prismatic dengan tumpuan pada kedua ujung batang dibedakan. Dimana
percobaan menggunakan tumpuan rol dan engsel dengan jarak pembebanan yang
berbeda. Pada pengujian 1 beban seberat 14,7 N diletakkan ditengah-tengah (a = b
= 500 mm), pengujian 2 diletakkan dengan a = 700 mm dan b = 300 mm, lalu
pengujin 3 diletakkan dengan a = 900 mm lalu b = 100 mm.

Pada pengujian pertama lendutan terbesar terjadi pada x = 500 mm

(ditengah batang prismatic) yaitu sebesar = 5,96 mm, sedangkan secara

teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada titik yang sama yaitu x = 500mm dengan

besar = 6,38 mm. Lalu pada pengujian pertama lendutan terbesar terjadi pada x

= 500 mm (ditengah batang prismatic) yaitu sebesar = 4,45 mm, sedangkan

secara teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada dua titik yaitu x = 500 mm dan x

= 600 mm dengan besar = 5,05 mm. Dan terakhir pada pengujian ketiga

lendutan terbesar terjadi pada x = 500 mm (ditengah batang prismatic) yaitu

sebesar = 1,73 mm, sedangkan secara teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada

titik yng sama yaitu x = 600 mm dengan = 1,93 mm.


Dari ketiga jenis pengujian yang dilakukan dapat kita lihat bahwa lendutan

terbesar terjadi ketika beban diletakkan ditengah-tengah (percobaan 1)

dimana a = b = 500 mm sepanjang L = 1000 mm, sedangkan

lendutan terkecil terjadi pada percobaan 3 yaitu dimana a = 900

mm dan b = 100 mm. Analisa tesebut berlaku juga jika lendutan dihitung secara
teoritik walaupun nilainya berbeda yaitu untuk jenis perhitungan yang dilakukan
dapat kita lihat bahwa lendutan terbesar terjadi ketika beban diletakkan ditengah-

tengah (percobaan 1) dimana a = b = 500 mm sepanjang L = 1000

mm, sedangkan lendutan terkecil terjadi pada percobaan 3 yaitu

dimana a = 900 mm dan b = 100 mm.

Dari grafik dapat kita lihat bahwa antara nilai defleksi yang di cari secara teori

teori dengan nila defleksi scara eksperimen atau percobaan terdapat selisih

yang cukup jauh. Garis trendline yang dibentuk pun ada sediki perbedaan di
bagian puncak lendutan. Kesalahan pengukuran, pebacaan skala dial indicator
atapun system yang sudah tidak stabil membuat terjadinya perbedaan hasil nilai
lendutan secara teoritik dan eksperimen.

Jadi besar kecilnya nilai defleksi dipengaruhi oleh penempatan beban,


jenis tumpuan, materialnya dan inersia polar dari penampang itu sendiri.

Hal-hal yang disebutkan diatas dapat menjadi pacuan dan baham pertimbanan
yang lebih baik kedepannya
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :

1. Besar kecilnya nilai defleksi dipengaruhi oleh titik pembebanan


2. Selain itu defleksi juga dipengaruhi oleh besar pembebanan dan tumpuan
yang digunakan
3. Perbedaan defleksi teoritis dengan defleksi percobaan dapat di sebabkan
oleh :
a) Kesalahan pembacaan dial indicator.
b) Penempatan dial indicator yang kurang tepat.
c) Kesalahan pada alat percobaan karena batang tidak lurus lagi.

5.2. Saran
dapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah :
Untuk praktikum tahun depan saya harap alat yang digunakan dalam
kondisi baik dan juga alat yang digunakan sudah di kalibrasi dengan alat
yang standar.
DAFTAR PUSTAKA

Team Asisten LKP. 2013. Fenomena Dasar Mesin Bidang Konstruksi Dan
Perancangan. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas
Bengkulu. Bengkulu

Gere, J.M dan Timoshenko S.P. 1996. Mekanika Bahan. Edisi Kedua. PT.
Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai