4.3.1.Tabel Percobaan 1
teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada titik yang sama yaitu x = 500mm dengan
besar = 6,38 mm. Lalu pada pengujian pertama lendutan terbesar terjadi pada x
secara teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada dua titik yaitu x = 500 mm dan x
= 600 mm dengan besar = 5,05 mm. Dan terakhir pada pengujian ketiga
sebesar = 1,73 mm, sedangkan secara teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada
mm dan b = 100 mm. Analisa tesebut berlaku juga jika lendutan dihitung secara
teoritik walaupun nilainya berbeda yaitu untuk jenis perhitungan yang dilakukan
dapat kita lihat bahwa lendutan terbesar terjadi ketika beban diletakkan ditengah-
Dari grafik dapat kita lihat bahwa antara nilai defleksi yang di cari secara teori
teori dengan nila defleksi scara eksperimen atau percobaan terdapat selisih
yang cukup jauh. Garis trendline yang dibentuk pun ada sediki perbedaan di
bagian puncak lendutan. Kesalahan pengukuran, pebacaan skala dial indicator
atapun system yang sudah tidak stabil membuat terjadinya perbedaan hasil nilai
lendutan secara teoritik dan eksperimen.
Hal-hal yang disebutkan diatas dapat menjadi pacuan dan baham pertimbanan
yang lebih baik kedepannya
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
dapun saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah :
Untuk praktikum tahun depan saya harap alat yang digunakan dalam
kondisi baik dan juga alat yang digunakan sudah di kalibrasi dengan alat
yang standar.
DAFTAR PUSTAKA
Team Asisten LKP. 2013. Fenomena Dasar Mesin Bidang Konstruksi Dan
Perancangan. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas
Bengkulu. Bengkulu
Gere, J.M dan Timoshenko S.P. 1996. Mekanika Bahan. Edisi Kedua. PT.
Erlangga. Jakarta