Anda di halaman 1dari 7

KISI-KISI SOAL UJIAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

10. Apa yang dimaksud dengan resiko spekulatif !


9. Sebutkan faktor-faktor penyebab kerugian usaha !
8. Sebutkan ciri-ciri orang yang bersemangat !
7. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat wirausaha !
6. Apa yang dimaksud dengan keputusan otomatis !
5. Sebutkan proses-proses dalam pengambilan keputusan !
4. Sebutkan aspek-aspek kerja prestatif !
3. Sebutkan karateristik bekerja secara prestatif !
2. Sebutkan ciri-ciri wirausaha !
1. Jelaskan pengertian Kewirausahaan !

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Secara bebas, kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses kegiatan yang melibatkan kreatifitas dan
inovasi untuk memberikan manfaat atau bernilai lebih bagi diri sendiri dan orang lain. Misalnya saja,
wirausaha di bidang kerajinan tangan, usaha makanan dan minuman, serta lain sebagainya.

B. TUJUAN KEWIRAUSAHAAN
Adapun tujuan kewirausahaan, di antaranya, sebagai berikut:
- Dapat menjaring dan menjadikan orang lain sebagai pengusaha yang mandiri. Atau membuka lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat di sekitarnya.
- Menyerap tenaga kerja atau sumber daya manusia yang ada di sekitar tempat tinggal atau membuka
jaringan bisnis yang memiliki prospek.
- Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungannya dengan membuka lapangan
pekerjaan.
- Mengembangkan atau mampu menularkan semangat wirausaha pada orang lain.
- Mengembangkan dan menyebarluaskan ciri ciri yang ada pada wirausaha pada masyarakat di
sekitarnya.
- Menyebarkan semangat berkreasi dan berinovasi pada dunia bisnis

C. CIRI CIRI KEWIRAUSAHAAN


1. Berani berkreasi
Banyak orang yang bermimpi untuk memiliki usaha atau bisnis yang luas dan maju. Tetapi, hanya sedikit
orang yang mampu mewujudkan mimpi tersebut. Hanya orang yang memiliki keberanian yang mau
berusaha dan pantang menyerah. Wirausaha memiliki banyak impian yang selalu berusaha untuk
diwujudkan. Percayalah, dengan doa dan usaha, maka impian itu pasti akan terwujud.

2. Berani menanggung risiko


Wirausaha juga harus berani menanggung risiko. Perencanaan yang sudah dibuat terkadang tidak
berjalan mulus sesuai harapan. Tetapi, hanya Tuhan yang menentukan. Jadikan risiko sebagai pelajaran
tambahan agar lebih mempersiapkan segalanya lebih matang. Lakukan pengamatan dan survey tepat,
sebelum menjalankan ide ide baru untuk meminimalisir adanya risiko.
3. Bersemangat dan bekerja keras
Di saat orang lain sedang tidur nyenyak, bisa jadi wira usaha sudah harus bangun untuk menyiapkan
bisnisnya di pagi buta. Tetapi, semua pekerjaan dan kerja keras yang dijalani akan membuahkan hasil
manis di kemudian hari.

4. Pandai menganalisa
Wira usaha pandai membaca adanya peluang peluang baru yang bisa muncul kapan saja. Misalnya
potensi telo ungu atau memanfaatkan limbah industri untuk kerajinan tangan. Sesuatu yang tidak
berguna di tangan wira usaha menjadi produk yang memiliki nilai lebih.

5. Tidak boros
Wira usaha tidak terlalu konsumtif atau boros meskipun penghasilannya besar. Lebih baik, penghasilan
dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak dari pada hanya untuk berfoya foya.

6. Jiwa kepemimpinan tinggi


Tak jarang, wira usaha harus memimpin sejumlah karyawan yang berarti mengelola sumber daya
manusia yang ada di dalam lini bisnisnya. Bagaimana mengelola sumber daya, bukan suatu hal yang
mudah. Butuh kesabaran dan terus belajar.

7. Pandangan jauh ke depan


Wira usaha juga memiliki visi dan misi dalam hidupnya yang setahap demi setahap dapat dilakukan. Apa
yang akan ia lakukan dan jalani 10 tahun ke depan? Sudah direncanakan sejak beberapa tahun
sebelumnya. Masa depan sudah ada dalam rancangan. Tetapi, tetap saja semua dipasrahkan kepada
Alloh SWT.

D. CIRI-CIRI ,SIFAT DAN KARATERIKTIK KERJA PRESTATIF


Ciri-ciri kerja prestatif:
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada hasil
3. Pengambilan resiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi ke masa depan

E. SIFAT-SIFAT KERJA PRESTATIF


1. Memiliki keyakinan pada kemampuan diri sendiri dan tidak menggantungkan kepada orang lain,
individualistic dan optimisme.
2. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, kerja keras dan
mempunyai dorongan yang kuat.
3. Energy dan inisiatif, kemampuan mengambil resiko, dan suka pada tantangan.
4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergsul dengan orang lain, serta menerima dan menanggapi
saran dan kritik.
5. Inovatif, memiliki banyak sumber, mengetahui banyak hal tentang dunia bisnis dan informasi.
6. Memiliki pandangan ke masa depan dan perseptif.

E. KARATERISTIK KERJA PRESTATIF


a. Kerja ikhlas
Arti dari kerja ihlas yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh dan dapat menghasilkan sesuatu yang baik
dan dilandasi dengan hati yang tulus.

Penerapan kerja ikhlas contohnya adalah sebagai berikut:


Sorang pekerja buruh pabrik bekerja dengan gaji yang pas-pasan meskipun sudah diatas upah minimum
namum buruh tersebut tetap bekerja dengan senguh-sungguh dan dan dengan hati yang tulus. Semata-
mata merupakan pengabdian dan dapat menerima upah untuk kelangsungan hidupnya dan keluarga
dengan harapan rezeki yang diterimanya selalu mendapat ridho dan barokah dari Tuhan Yang Maha Esa.

b. Kerja mawas terhadap emosional


Yang artinya bekerja dengan benar tidak membawa masalah di luar pekerjaan ke dalam pekerjaannya
dan masalah pribadi menjadi tanggungan sendiri tidak dikaitkan dengan masalah pekerjaannya.

Penerapan kerja mawas terhadap emosional adalah sebagai berikut:


Misalkan pemimpin perusahaan sedang mengalami masalah pada rumah tangganya dan membuatnya
resah dan sering marah-marah, sedangkan di perusahaan juga ada anak buah yang membuat masalah
yang merugikan perusahaan. Maka dalam hal ini pemimpin harus dapat membedakan mana urusan
pribadi dan urusan perusahaan, jangan sampai urusan pribadi dirimah dibawa-bawa saat bekerja di
perusahaan.

c. Kerja cerdas
Artinya dalam bekerja dapat memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang yang ada dan dapat
memecahkan masalah serta dapat mencari solusu yang dapat membawa mencapai keuntungan.

Penerapan kerja cerdas:


Misalkan dalam membua tkeputusan dan perhitungan dengan tepat dengan menggunakan metode atau
rumus-rumus matematika, bicara dengan menggunakan bahasa global dan lain-lain.

d. Kerja keras
Artinya dalam bekerja mempunyai sifat mabuk kerja untuk dapat mencapai sasaran yang ingin
dicapainya. Dapat mengoptimalkan waktu dan kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak dan
kesulitan yang dihadapi.
Contoh penerapan kerja keras:
Seorang pedangan buah dari desa berangkat malam hari walaupun gelap mereka menggunakan obor
dan sampai di kota/ pasar mereka pagi dan sampi di tujuan mereka dengan sabar menawarkan
dagangannya kepada pembeli sampai laku bahkan mugkin hingga siang hari dangannya belum laku.

e. Kerja tuntas
Artinya dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian usahanya secara terpadu daari awal sampai
akhir untuk menghasilkan usahanya secara maksimal.

Penerapan kerja tuntas:


Seorang pedagang gerobak keliling dapat mengorganisasikan usahanya dengan baik mulai dari membuat
sarana, alat yang dibutuhkan, proses pembuatan dan penyajian menu, hingga kemungkinan kerugian
yang dapat dialami sampai mendapatkan hasil akhir ialah laba atau untung.

E. TAHAPAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Identifikasi Masalah
Tahap yang pertama adalah mengenali apakah ada suatu keputusan yang perlu diambil. Keputusan tidak
dibuat secara insidentil, hal itu merupakan sebuah upaya untuk mencari solusi atas suatu masalah yang
khusus, menjadi kebutuhan atau mencari peluang. Seorang supervisor dalam toko ritel mungkin
menyadari bahwa terlalu banyak karyawan di toko ketimbang jumlah penjualan per hari. Kondisi itu
misalnya, akan membuat manajer membuat keputusan biaya operasional diperketat.

Mencari Informasi
Tahap pengambilan keputusan seorang manajer selanjutnya adalah mendapatkan serangkaian informasi
untuk klarifikasi pendapat mereka setelah mengidentifikasi masalah yang perlu diberi sebuah
keputusan. Seorang manajer mungkin perlu memutuskan sumber masalah potensial, masyarakat dan
proses yang dilibatkan dalam masalah dan hambatan yang ada dalam proses pengambilan keputusan.

Solusi Berdiskusi
Memiliki pemahaman yang menyeluruh atas suatu masalah yang dihadapi, seorang manajer dapat
memuat daftar solusi potensial. Tahap pengambilan keputusan seorang manajer ini melibatkan sedikit
waktu untuk berpikir sampai beberapa bulan memikirkan, bahkan lebih, akan sebuah perencanaan
bersama, bergantung pada sifat keputusan yang akan diambil.

Memilih Alternatif
Manajer akan mempertimbangkan pro dan kontra dalam setiap solusi potensial, mencari informasi
tambahan jika diperlukan dan memilih opsi yang dirasakan memiliki kemungkinan sukses terbaik dengan
biaya termurah. Mempertimbangkan masukan dari pihak luar jika Anda sudah melalui semua proses
tahapan sendirian. Meminta opini kedua dapat memberikan pandangan baru dalam suatu masalah dan
solusi potensial yang dimiliki.
Laksanakan Rencana
Tidak ada waktu untuk menebak-nebak saat Anda akan melaksanakan keputusan. Setelah Anda
berkomitmen memilih solusi, kumpulkan semua karyawan dan laksanakan keputusan dalam sebuah
langkah yang meyakinkan. Hal ini bukan berarti keputusan seorang manajer tidak dapat berubah setelah
dilaksanakan. Manajer yang berpandangan maju selalu melakukan mekanisme pengawasan untuk
evaluasi outcome keputusan mereka.

Evaluasi Outcome
Bahkan seorang pengusaha bertaraf internasional sekalipun akan belajar dari kesalahan mereka. Selalu
awasi outcome dari keputusan strategis yang Anda buat sebagai seorang pengusaha kecil sekalipun.
Persiapkan diri untuk beradaptasi dengan rencana sebisa mungkin. Atau bahkan berpindah ke alternatif
solusi yang ada jika solusi pilihan Anda tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

G. KONSEPSI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Tingkatan-tingkatan keputusan
Menurut Brinckloe ada empat tingkatan keputusan dari pembuatan putusan, tiap putusan akan
tergolong dalam salah satu dari kategori itu, yaitu:
a. Keputusan Otomatis (automatic decisions). Keputusan ini dibuat dengan sangat sederhana. Meski ia
sederhana, informasi tetap diperlukan. Hanya informasi yang ada itu sekaligus melahirkan satu putusan.
b. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (expected information decisions). Tingkat informasi
disini mulai sedikit kompleks artinya informasi yang ada sesudah memberi aba-aba untuk pembuatan
putusan. Akan tetapi, putusan belum segera dibuat, karena informasi itu masih perlu dipelajari.
c. Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weighting decisions). Keputusan jenis ini lebih
kompleks lagi. Lebih banyak informasi yang diperlukan. Informasi-informasi itu harus dikumpulkan dan
dianalisis. Faktorfaktor yang berperan dalam informasi itu dipertimbangkan dan diperhitungkan.
d. Keputusan ketidakpastian ganda (dual uncertainty decisions). Keputusan tingkat empat ini
merupakan proses pembuatan putusan yang paling kompleks. Jumlah informasi yang diperlukan
semakin bertambah banyak.

H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEMANGAT KERJA WIRAUSAHA


Ada 2 faktor yang mempengaruhi semangat wirausaha yaitu:
1. Faktor Internal :
Dorongan dalam dirinya dan bersumber dari kebutuhan: kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan
bersosialisasi ,kebutuhan spiritual ,harga diri dan aktualisasi

2. Faktor eksternal :
Dorongan dari orang lain seperti teman, istri/suami/keluarga, tetangga,masyarakat dan Negara.
Banyak orang yang tertarik kewirausahaan karena adanya imbalan yang menarik. Imbalan dikategorikan
ada 3 yaitu :
1. Laba
Motivasi yang paling kuat karena salah satu cara untuk mempertahankan nilai perusahaan.

2. Kebebasan
Orang ingin bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi / organisasi.

3. Kepuasan menjalani hidup


Untuk merefleksikan pemenuhan kerja pribadi.

I. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEMANGAT KERJA WIRAUSAHA


Semangat merupakan factor yang sangat penting bagi keberhasilan seseorang dalam kegiatan
berwirausaha. Ciri orang yang bersemangat yang menonjol adalah :
a. Tidak mengenal lelah
a. Pantang menyerah
b. Rela berkorban
c. Mencurahkan perhatian penuh
d. Bersedia mengeluarkan potensi yang dimiliki.

J. PENYEBAB UTAMA KEGAGALAN DALAM BERBISNIS


Apa sih yang menyebabkan usaha kita tersendat? inilah beberapa alasannya:
1. Ketidakjelasan bisnis yang dijalankan
Pemilik bisnis belum memutuskan pada nilai, visi, misi dan tujuan bisnis serta rencana bisnis, sehingga
tidak fokus apa bisnis yang dijalankan.

2. Rendahnya mental: tidak sabar, tamak dan bimbang


Pemilik bisnis tidak realistis mengenai berapa lama untuk meraih hasil-hasil bisnisnya, tidak sabar dalam
mengambil hasilnya, dalam melakukan pengeluaran biaya yang minimal dan tidak adanya pekerjaan
yang khusus atau fokus dalam menjalankan bisnis pada pertama.

3. Rendahnya penjualan, pelayanan dan buruknya hubungan


Kurangnya semangat dalam bagian penjualan adalah faktor utama reaganhnya penjualan yang
merupakan salah satu alasan utama kegagalan dalam berbisnis.

4. Rendahnya pengetahuan keuangan


Kekurangan kemampuan atau rendah pengetahuan tentang Laporan Keuangan, pemilik bisnis tidak
mengetahui bagaimana mengaturnya atau terlalu sibuk.

5. Lemahnya sistem pengontrolan dan rendahnya disiplin


Lemahnya sistem pengontrolan di setiap lini perusahaan, seperti penjualan, persediaan, piutang,
pengeluaran biaya operasi perusahaan terutama di bidang penjualan; sistem penjualannya, cara
pencapaian target, cara mendapatkan pelanggan dengan biaya yang efisien, cara menjualnya, cara
pengiriman, metode penjualannya, harga jualnya, cara pemantauannya.
6. Kekurangan modal kerja
Modal kerja yang tidak cukup sering dihadapi oleh pemilik bisnis. Pemilik bisnis dulu terlalu optimis dan
tidak sabar

7. Lemahnya perencanaan
Karena perencanaan yang lemah, belum adanya rencana bisnis yang tertulis, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Pemilik bisnis bereaksi terus menerus, bahkan menjadi kewalahan dengan
pekerjaan yang harus dilakukan.

K. KATEGORI RESIKO USAHA


A. Resiko Spekulatif
Resiko spekulatif adalah resiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang. Peluang terjadinya
kerugian dan peluang terjadinya keuntungan. Contoh dari resiko spekulatif adalah: pembelian saham di
bursa efek. Pembelian saham di bursa efek memiliki resiko spekulatif, karena akan ada dua peluang
kemungkinan yang terjadi. Peluang pertama adalah peluang keuntungan, keuntungan yang akan didapat
oleh pemegang saham dikarenakan telah mendapatkan pembagian keuntungan dari perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut(dividen). Dan peluang kedua adalah peluang kerugian, kerugian yang akan
didapat oleh pemegang saham, dikarenakan perusahaan yang menerbitkan saham yang Anda beli telah
mengalami kerugian yang besar, sehingga perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.

B. Resiko Murni
Resiko murni adalah resiko yang bilamana terjadi, pasti akan memberikan kerugian. Namun apabila
resiko ini tidak terjadi, juga tidak akan menimbulkan kerugian ataupun suatu keuntungan. Ada dua
macam akibat yang muncul dari terjadinya resiko ini, terjadinya kebangkrutan yang disebabkan oleh
kerugian atau terjadinya break event. Macam-macam contoh dari resiko murni adalah seperti :
pencurian, bencana alam, kebakaran atau kecelakaan. Contoh lain dari resiko murni adalah: terjadinya
suatu resiko murni pada sebuah rumah makan yang diakibatkan dari kebakaran, rumah makan tersebut
dapat dipastikan mengalami banyak kerugian, dikarenakan seluruh asetnya telah habis terbakar. Hanya
akan ada dua macam akibat yang terjadi dari kebakaran tersebut. Akibat yang pertama adalah tutupnya
rumah makan tersebut karena seluruh asetnya telah habis karena hangus terbakar atau ditutupnya
sementara rumah makan tersebut dikarenakan pembangunan ulang dari rumah makan itu.

Anda mungkin juga menyukai