RSKTM
YadikaHealthcareGroup
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PT. PRIMA PUTRA ABADI 001/SPO/SARANA 1/
RS. KARANG TENGAH PEMELIHARAAN
MEDIKA ATAP/UMUM/RSKTM//2013
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDART PROSEDUR
OPERASIONAL
20 Agustus 2013 Dr. Hendrik Sulo,M.Kes.,Sp.Rad
Direktur
Pengertian Atap adalah Penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam
bangunan.
Tujuan Menjaga seluruh fasilitas fisik dan peralatan medis yang aman &
terhindar dari cuaca (Panas, Hujan) dan ada petugas yg mengelola
secara efektif.
Kebijakan Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.
(Sesuai dengan Permenkes No. 1204 Tahun 2004)
Prosedur Penutup atap bila menggunakan genteng keramik, atau genteng beton,
atau genteng tanah liat (plentong), pemasangannya harus dengan sudut
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku.
Rangka atap harus kuat memikul beban penutup atap.
Pemeriksaan rutin dilakukan per-satu bulan
Naik ke atap plafon menggunakan tangga akses yang telah
tersedia
a) Pemeriksa menggunakan perlengkapan APD (Safety
Shoes, Helm)
b) Berpijak pada beton ketika berjalan di atas Plafon
c) Periksa genteng yang terdapat celah yang memungkinkan
air atau binatang pengganggu yang masuk. Perbaiki posisi
genteng yang turun.
d) Mengganti genteng yang sudah retak atau pecah
Membuat laporan dari hasil pemeriksaan.
Prosedur a. Struktur bangunan terdiri dari struktur atas dan struktur bawah
dalam pemeliharaannya sesuai dengan persyaratan teknis yang
berlaku.
b. Untuk Perencanaan konstruksi beton harus memenuhi standar
teknis yang berlaku, seperti SNI 032847-1992 atau edisi
terbaru; Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung.
c. Dalam hal penggunaan tiang pancang beton bertulang harus
mengacu pedoman teknis dan standar yang berlaku.
d. Dalam hal lokasi pemasangan tiang pancang terletak di daerah
tepi laut yang dapat mengakibatkan korosif harus memperhatikan
pengamanan baja terhadap korosi memenuhi pedoman teknis dan
standar yang berlaku.
e. Dalam hal perencanaan atau metode pelaksanaan menggunakan
pondasi yang belum diatur dalam SNI dan/atau mempunyai paten
dengan metode konstruksi yang belum dikenal, harus mempunyai
sertifikat yang dikeluarkan instansi yang berwenang.
f. Dalam hal perhitungan struktur menggunakan perangkat lunak,
harus menggunakan perangkat lunak yang diakui oleh asosiasi
terkait
g. Pondasi dalam pada umumnya digunakan dalam hal lapisan tanah
dengan daya dukung yang cukup terletak jauh di bawah
permukaan tanah, sehingga penggunaan pondasi langsung dapat
menyebabkan penurunan yang berlebihan atau ketidakstabilan
konstruksi.