Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada lambung dan usus yang disebabkan
oleh berbagai patogen seperti virus, bakteri maupun parasit. Seseorang dapat dikatakan
menderita gastroenteritis akut jika frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali perhari dengan
bentuk tinja yang cair atau setengah cair dan berlangsung kurang dari 7 hari. (Subagyo, 2008)
Gastroenteritis akut menjadi salah satu penyebab mordibitas dan mortalitas tertinggi
pada anak di dunia. Diperkirakan terdapat 520.000 kematian pada anak berusia kurang dari 5
tahun setiap tahunnya atau sekitar 10% dari kematian anak di seluruh dunia (Adam, 2016)
Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara
berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian
akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2
juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 8 tahun. Di Indonesia,
diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan
masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan
balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) (Adam, 2016). Diketahui bahwa
angka mortalitas dari penyakit ini menurun setiap tahunnya, dari 4,6 juta penderita pada tahun
1970-an menjadi 3 juta pada 1980-an dan menjadi 2,5 juta pada tahun 1990-an. Sampai saat
ini virus masih merupakan penyebab tersering gastroenteritis pada anak, walaupun beberapa
spesies bakteri dan parasit juga menjadi penyebab penyakit ini (Adam, 2016).
Perkiraan diare yang disebabkan infeksi amoeba diperkirakan terjadi sebanyak 50 juta
kasus setiap tahunnya di seluruh dunia dan menyebabkan 100.000 kematian. Hal ini
menunjukkan suatu fenomena puncak gunung es, karena hanya sekitar 10-20% dari seluruh
individu terinfeksi yang bersifat simptomatik. Kejadian infeksi amoeba lebih tinggi di negara
berkembang, daerah yang memiliki sanitasi yang kurang atau buruk (seperti daerah tropis),
institusi anak cacat, dan homoseksual. Infeksi amoeba dapat terjadi pada semua golongan usia
dan terjadi frekuensi kejadiannya tidak memandang jenis kelamin (Vinod, 2012).