19
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.
ABSTRACT
Abortus provocatus is a controversial case until now because there are pros and cons in the
community.In criminal law of Indonesia abortion is a crime provocatus.Perpetrators in the
case of abortion provocatus by reason of the failure of contraception is Pregnancy (dader)
who want abortion occurs in an abortion, pregnant women can not do the criminal act itself
but because of the people assisted by the helper perpetrators will also be punished.
alternatif yang dapat diberikan kepada merupakan alasan utama pelayanan keluarga
perempuan. Sehingga kita dapat menemukan berencana, namun demikian terdapat alasan
solusi untuk masalah aborsi3. lain yang juga tidak kalah penting.
Dalam pendekatan medis, aborsi terdiri Meskipun sebagian besar perempuan tidak
dari dua macam yaitu aborsi spontan meninggal akibat hal-hal yang berhubungan
(abortus spontaneous) dan aborsi yang dengan kehamilan, semua perempuan tetap
disegaja (abortus provocatus). Abortus memerlukan pelayanan yang aman, efektif,
provocatus ialah penghentian atau dan aksesibel untuk membebaskan mereka
pengeluaran hasil kehamilan dari rahim dari rasa takut akan kehamilan yang tidak
sebelum waktunya 4 . Abortus provocatus diinginkan dan terjadinya gangguang fisik
dapat dibenarkan sebagai pengobatan, atau infeksi akibat induksi aborsi yang tidak
apabila merupakan satu-satunya jalan untuk aman.
menolong jiwa ibu dari bahaya maut Untuk optimalisasi manfaat kesehatan
(abortus provocatus therapeuticus). Dalam keluarga berencana, pelayanan tersebut
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 harus disediakan bagi perempuan dengan
tentang Kesehatan diperjelas tentang hal cara menggabungkan dan memenuhi
tersebut. Abortus provocatus paling sering kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi
terjadi pada golongan perempuan bersuami, utama dan yang lain. Terdapat kesenjangan
yang telah sering melahirkan, keadaan sosial besar pada perempuan Indonesia antara
dan keadaan ekonomi rendah. jumlah yang menggunakan alat kontrasepsi
Hampir pada setiap kasus aborsi yang dan besarnya keluarga yang mereka
terjadi, tidak dilakukan secara sendiri. inginkan. Peningkatan dan perluasan
Sembilan puluh delapan persen kasus aborsi pelayanan keluarga berencana merupakan
yang terjadi diseluruh dunia termasuk salah satu usaha menurunkan angka
Indonesia dilakukan oleh perempuan dengan kesakitan dan kematian ibu yang demikian
bantuan dari orang lain. Dalam kasus tinggi akibat kehamilan
abortus provocatus pelakunya ialah
perempuan yang bersangkutan, dokter atau
tenaga medis lainnya (dilakukan demi B. PEMBAHASAN
keuntungan pribadi atau demi rasa simpati),
hingga yang dilakukan oleh dukun atau 1. Abortus Provocatus sebagai kejahatan
tukang pijat. Diperkirakan 20-25 persen Saat ini aborsi masih merupakan
kematian yang berkaitan dengan kehamilan masalah kontroversial di masyarakat
merupakan hasil aborsi yang tidak dilakukan Indonesia, namun terlepas dari kontroversi
dengan benar. Ada harapan abortus tersebut, aborsi diindikasikan merupakan
provocatus dikalangan perempuan bersuami masalah kesehatan masyarakat karena
berkurang jika program keluarga berencana memberikan dampak pada kesakitan dan
(KB) sudah dipraktekkan dengan tertib. kematian ibu.
Keluarga Berencana (KB) merupakan Karakteristik ibu hamil dengan abortus
salah satu pelayanan kesehatan preventif yaitu bahwa usia aman untuk kehamilan dan
yang paling dasar dan utama bagi persalinan adalah 20-30 tahun. Pada usia
perempuan meskipun tidak selalu diakui bawah 20 tahun atau lebih dari 30 tahun,
demikian 5 . Pencegahan kematian ibu kematian maternal ibu bisa lebih meningkat.
Abortus provocatus yang dilakukan oleh
3
Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi (Wacana tenaga nonprofessional dapat menimbulkan
Penguatan Hak reproduksi Perempuan), PT. dampak yang serius bagi ibu.
Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2006, hal. 13
4
SCJ, Kusumaryanto, Kontroversi Aborsi, PT.
Gramedia Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 203 Perspektif Global), Gajah Mada University Press,
5
Adi Utarini, Kesehatan Wanita (Sebuah Yogyakarta, 1997, hal. 151
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 21
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.
2. Abortus terjadi karena kecelakaan yaitu yaitu: “Seorang wanita yang sengaja
ibu hamil mengalami rudapaksa menggugurkan atau mematikan
khususnya pada daerah perut karena kandungannya atau menyuruh orang lain
jatuh, atau tertimpa sesuatu di perutnya, untuk itu, diancam dengan pidana penjara
demikian pula menderita syok akan paling lama empat tahun”.
mengalami abortus. Biasanya disertai Dengan demikian, dapat diketahui
perdarahan hebat. aborsi menurut konstruksi yuridis peraturan
3. Abortus atas dasar pertimbangan medis perundang-undangan di Indonesia (KUHP)
yang tepat demi kepentingan si-ibu adalah tindakan menggugurkan atau
yaitu untuk menyelamatkan nyawanya mematikan kandungan yang dilakukan oleh
misalkan pada penderita kanker ganas seorang wanita atau orang yang disuruh
(abortus provocatus medicinalis atau melakukan itu. Aborsi yang diatur dalam
abortus theurapeticus). KUHP sudah sangat memadai dan bahkan
Ketiga macam abortus diatas tidak sangat serius dalam upaya penegakan tindak
memiliki implikasi hukum, disamping pidana aborsi. Peraturan
karena tidak disengaja juga atas dasar perundang-undangan pidana di Indonesia
yang bisa dipertanggungjawabkan. mengenai aborsi mempunyai status hukum
Dalam Undang-Undang Nomor 36 yang “illegal” sifatnya karena melarang
Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal aborsi tanpa pengecualian.
75 ayat (1) menyebutkan bahwa: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
“Setiap orang dilarang melakukan (KUHP) tidak membedakan antara abortus
aborsi”. akan tetapi, lebih lanjut pada provocatus criminalis dan abortus
ayat (2) yang menyatakan bahwa: provocatus medicinalis atau therapeuticus.
“Larangan sebagaimana dimaksud Dapat diketahui bahwa apapun alasan aborsi
pada ayat (1) dapat dikecualikan itu dilakukan tetap melanggar hukum yang
berdasarkan: berlaku di Indonesia. Tindak pidana aborsi
a. Indikasi kedaruratan medis yang yang dikategorikan sebagai kejahatan, baik
dideteksi sejak usia dini kehamilan, kejahatan terhadap kesusilaan maupun
baik yang mengancam nyawa ibu kejahatan terhadap nyawa, dapat diancam
dan/atau janin, yang menderita dengan sanksi pidana penjara atau denda.
penyakit genetic berat dan/atau Paradigma baru program Keluarga
cacat bawaan, maupun yang tidak Berencana Nasional dengan visi Keluarga
dapat diperbaiki sehingga Berkualitas Tahun 2010, dimana keluarga
menyulitkan bayi tersebut hidup di berkualitas merupakan keluarga yang
luar kandungan; atau sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
b. Kehamilan akibat perkosaan yang jumlah anak yang ideal, berwawasan ke
dapat menyebabkan trauma depan, bertanggung jawab, harmonis, dan
psikologis bagi korban perkosaan. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap negara ada undang-undang Dalam paradigma baru program Keluarga
yang melarang abortus buatan (abortus Berencana ini sangat menekankan
provocatus), tetapi tidaklah mutlak sifatnya. pentingnya menghormati hak-hak
Di Indonesia berdasarkan undang-undang, reproduksi sebagai upaya integral dalam
abortus provocatus dianggap suatu kejahatan. meningkatkan kualitas keluarga.
Kejahatan ini dinyatakan sebagai tindak Pencegahan kematian dan kesakitan ibu
pidana jika aborsi yang dilakukan berakibat merupakan alasan utama diperlukannya
fatal. pelayanan keluarga berencana. Masih
Pengertian abortus provocatus banyak alasan lain, misalnya membebaskan
menurut rumusan Pasal 346 Kitab wanita dari rasa khawatir terhadap
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 23
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.
terjadinya gangguan fisik atau psikologis yang efektivitas tinggi. Hal ini penting
akibat abortus yang tidak aman, serta karena kegagalan akan menyebabkan
tuntutan perkembangan sosial terhadap tujuan KB tidak tercapai. Oleh karena itu
peningkatan status perempuan di prioritas kontrasepsi yang sesuai adalah
masyarakat. Pil, AKDR.
Akses terhadap pelayanan Keluarga 2. Fase menjarangkan kehamilan
Berencana yang bermutu merupakan suatu Periode usia itri antara 20-30 tahun
unsur penting dalam upaya mecapai merupakan periode usia paling baik untuk
pelayanan KB yang optimal. Dalam hal ini, melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang
termasuk hak setiap orang untuk dan jarak kelahiran adalag 2-4 tahun.
memperoleh informasi dan akses terhadap Dengan priorotas kontrasepsi yang sesuai
berbagai metode kontrasepsi yang aman, adalah AKDR, Suntikan, Mini Pil,
efektif, dan terjangkau. 8 Nortplan (AKBK), Kontrasepsi Mantap.
Sementara itu, peran dan tanggung 3. Fase menghentikan atau mengakhiri
jawab pria dalam Keluarga Berencana perlu kehamilan/kesuburan
ditingkatkan, agar dapat mendukung Pada umumnya setelah keluarga
kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan mempunyai 2 anak dan umur istri telah
komunikasi diantara suami-istri, melebihi 30 tahun, sebaiknya tidak hamil
menggunakan penggunaan metode lagi, karena alasan medis dan alasan
kontrasepsi pria, dan lain-lain. lainnya. Pilihan utama adalah kontrasepsi
Banyak perempuan mengalami mantap.
kesulitan didalam menentukan pilihan jenis Kehamilan bagi sebagian besar
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena pasangan suami-istri merupakan
terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga kebahagiaan besar, namun bagi sebagian
oleh ketidaktahuan mereka tentang diantara mereka merupakan kondisi yang
persyaratan dan keamanan metode mengerikan. Salah satu penyebab keadaan
kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus ini adalah ketidaksanggupan atau
dipertimbangkan termasuk status kesehatan, ketidakrelaan untuk menanggung
efek samping potensial, konsekuensi konsekuensi dari kehamilan tersebut,
kegagalan atau kehamilan yang tidak tentu diantara penyebab itu adalah faktor
diinginkan, besarnya keluarga yang kebutuhan hidup yang akan bertambah
diinginkan, persetujuan pasangan, bahkan besar, apalagi di jaman yang serba sulit
norma budaya lingkungan dan orang tua. dan mahal seperti sekarang ini. Belum
Pelayanan kontrasepsi adalah salah satu lagi kerepotan yang akan dialami oleh
jenis pelayanan KB yang tersedia dengan orang tua terutama istri dalam proses
tujuan penurunan angka kelahiran yang tumbuh kembang anak. Karena itu, setiap
bermakna.9 Guna mencapai tujuan tersebut, kehamilan yang tidak direncanakan terjadi
maka dapat dikategorikan dalam 3 (tiga) pada pasangan suami-istri yang sudah
fase, yaitu: resmi menikah, apalagi akibat kegagalan
1. Fase menunda kesuburan kontrasepsi.
Fase ini untuk pasangan usia subur Kita ketahui bahwa sampai saat ini
dengan usia istri kurang dari 20 tahun belumlah tersedia satu metode kontrasepsi
dianjurkan menunda kehamilannya. yang benar-benar 100% (seratus persen)
Sebaiknya menggunakan kontrasepsi ideal atau sempurna. Ada beberapa faktor
utama yang berpengaruh dalam pemilihan
8
Abdul Bari Saifuddin, Buku Panduan Praktis metode kontrasepsi, antara lain:10
Pelayanan Kontrasepsi, Penerbit Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2006,
hal. JM-1
9 10
Hanafi Hartanto, op.cit, hal. 30 Ibid, hal. 36
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 24
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.
3. Dokter atau tenaga medis lain (demi kesempatan, sarana atau keterangan,
keuntungan atau demi rasa simpati) sengaja menganjurkan orang lain supaya
4. Orang lain yang bukan tenaga medis melakukan perbuatan.
(misalnya dukun, tukang pijat, dan Pasal 55 Ayat (2) KHUP menyebutkan
lain-lain). bahwa ‘Terhadap penganjur hanya perbuatan
Penyertaan atau menyertai dalam yang sengaja dianjurkan sajalah yang
hukum pidana dipermasalahkan karena diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.”
berdasarkan kenyataan, sering suatu delik Pasal 56 KUHP, berbunyi: “Dipidana
dilakukan bersama oleh beberapa orang. sebagai pembantu (medeplichtige) sesuatu
Kata deelneming berasal dari kata kejahatan:
deelmnemen (Belanda) yang diterjemahkan 1. Mereka yang sengaja memberi bantuan
dengan kata “menyertai” dan deelneming pada waktu kejahatan dilakukan;
diartikan menjadi “penyertaan”.11 2. Mereka yang sengaja memberi
Satochid Kartanegara mengartikan kesempatan, sarana atau keterangan untuk
deelneming apabila dalam satu delik melakukan kejahatan.”
tersangkut beberapa orang atau lebih dari Dari rumusan Pasal 55 KUHP dan
satu orang. Akan tetapi, pendapat ini Pasal 56 KUHP, maka dapat dilihat ada 5
dirasakan kurang tepat, karena walaupun peran pelaku, yaitu:
tersangkut beberapa orang, jika hanya satu a) Orang yang melakukan (dader or doer)
orang yang dapat mempertanggungjawabkan, Yang dimaksud dengan ‘pelaku’
perbuatan itu tidak termasuk “penyertaan” (dader/doer) adalah orang yang
(deelneming). memenuhi semua unsur delik sebagimana
Bila dikaji lebih dalam, maka ada 2 dirumuskan oleh undang-undang, baik
(dua) sifat dari penyertaan (deelneming), unsur subjektif maupun unsur objektif.12
yaitu: Secara umum, para pakar berpendapat
1. Deelneming yang berdiri sendiri, yakni bahwa pelaku adalah orang yang
pertanggungjawaban dari tiap peserta memenuhi semua unsur dari perumusan
yang dihargai sendiri-sendiri. delik.
2. Deelneming yang tidak berdiri sendiri, b) Orang yang menyuruh melakukan
yakni pertanggungjawaban dari peserta (doenpleger)
yang satu digantungkan pada perbuatan Menyuruh melakukan itu sifatnya tidak
peserta yang lain. terbatas, ditinjau dari cara bagaimana
Penyertaan (deelneming) diatur dalam suatu perbuatan itu harus dilakukan oleh
Pasal 55 dan 56 KUHP. Pasal 55 ayat (1) orang yang disuruh melakukan. Dapat
KUHP yang menyatakan bahwa “Dipidana berupa suatu perbuatan, yang oleh orang
sebagai pelaku (dader) sesuatu perbuatan yang disuruh melakukannya tidak
pidana: diketahui bahwa perbuatan itu sebenarnya
1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh merupakan suatu tindak pidana.
melakukan dan yang turut serta c) Orang yang turut melakukan (mededader)
melakukan perbuatan itu; Mereka yang turut melakukan tindak
2. Mereka yang dengan memberi atau pidana adalah mereka yang dengan
menjanjikan sesuatu, dengan sengaja bersama-sama melakukan tindak
menyalahgunakan kekuasaan atau pidana. Dalam pelaksanaannya ada
martabat, dengan kekerasan, ancaman kerjasama yang erat antara mereka. Untuk
atau penyesatan, atau dengan memberi dapat menentukan apakah pelaku turut
serta melakukan atau tidak, tidak dapat
11
H. Van der Tas, Kamus Bahasa Belanda-Indonesia,
12
Indonesia-Belanda, Penerbit Timun Mas, Jakarta, Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum
1957 Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal.78
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 26
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.
perbuatan sehingga melahirkan suatu tindak Dari Pasal 55 dan pasal 56 KUHP
pidana.14 Orang-orang yang terlibat dalam tersebut, dapat diketahui bahwa penyertaan
kerjasama yang mewujudkan tindak pidana, itu dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
perbuatan masing-masing dari mereka 1. Kelompok orang-orang yang
berbeda satu dengan yang lain, demikian perbuatannya disebabkan dalam Pasal 55
juga bisa tidak sama apa yang ada dalam ayat (1) KUHP, yang dalam hal ini disebut
sikap batin mereka terhadap tindak pidana dengan pembuat atau pelaku, adalah
maupun terhadap peserta lainnya. Tetapi dari mereka:
perbedaan-perbedaan yang ada pada a. Orang yang melakukan (dader);
masing-masing itu terjalinlah suatu b. Orang yang menyuruh melakukan
hubungan yang sedemikian rupa eratnya, (doenpleger);
dimana perbuatan yang satu menunjang c. Orang yang turut serta melakukan
perbuatan yang lainnya., yang semuanya (mededader);
mengarah pada satu ialah terwujudnya d. Orang yang sengaja menganjurkan
tindak pidana. Karena berbeda perbuatan (uitlokker)
antara masing-masing peserta yang terlibat, 2. Kedua, yakni orang yang disebut dengan
sudah barang tentu peranan atau andil yang pembuat pembantu (medeplichtige)
timbul dari masing-masing orang itu kejahatan, yang dibedakan menjadi:
berbeda juga. a. Pemberian bantuan pada saat
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan kejahatan;
menyangkut sistem pembebanan pertang- b. Pemberian bantuan sebelum
gungjawaban pidana dalam penyertaan. pelaksanaan kejahatan.
Dalam doktrin hukum pidana, dikenal ada 2 Dapat diketahui bahwa penyertaan,
(dua) sistem pembebanan pertanggung- barulah ada jika bukan satu orang saja yang
jawaban pidana, yaitu: tersangkut dalam terjadinya penyertaan delik
1. Pertama, yang mengatakan bahwa setiap atau perbuatan kriminal. Untuk dapat
orang yang terlibat bersama-sama ke dipandang sebagai peserta, seseorang harus
dalam suatu tindak pidana dipandang dan turut serta melakukan perbuatan melawan
dipertanggungjawabkan secara sama hukum yang mewujudkan delik, membuat
dengan orang yang sendirian melakukan sehingga orang lain melakukan perbuatan
tindak pidana, tanpa dibeda-bedakan baik mewujudkan delik, serta membantu
atas perbuatan yang dilakukannya melakukan perbuatan sehingga terwujudnya
maupun apa yang ada dalam sikap delik.
batinnya. Seperti yang diketahui bahwa peraturan
2. Kedua, yang mengatakan bahwa hukum pidana Indonesia (KUHP) melarang
masing-masing orang yang bersama-sama adanya aborsi tanpa pengecualian. Apapun
terlibat ke dalam suatu tindak pidana alasan pengguguran kandungan (abortus) itu
dipandang dan dipertanggungjawabkan dilakukan tetap melanggar hukum yang
berbeda-beda, yang berat ringannya berlaku di Indonesia. Jika dilihat maka
sesuai dengan bentuk dan luasnya wujud tindak pidana pengguguran kandungan dapat
perbuatan masing-masing orang dalam dikategorikan sebagai kejahatan maupun
mewujudkan tindak pidana. pelanggaran.
Jadi, hukum pidana Indonesia Tindak pidana pengguguran kandungan
menganut sistem campuran dimana kedua yang dikategorikan sebagai kejahatan, baik
sistem pembebanan pertanggungjawaban itu kejahatan terhadap kesusilaan maupun
digunakan. kejahatan terhadap nyawa diancam dengan
sanksi pidana penjara atau denda.
Sedangkan tindak pidana pengguguran
14
Ibid, hal. 73 kandungan yang dikategorikan sebagai
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 28
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.
medis seperti dukun, tukan pijat, dan provocatus adalah Kejahatan. Karena KUHP
lain-lain bila dikaitkan dengan Pasal 55 ayat tidak membedakan jenis abortus provocatus
(1) KUHP, dapat dikategorikan sebagai dan dianggap sebagai tindak pidana.
orang yang turut serta melakukan Agar efektifitas penegakan hukum
(mededader). Turut serta melakuan harus terhadap kasus abortus provocatus dapat
dipenuhi dua unsur syarat, yaitu: dilakukan secara baik. Selain itu, perlunya
1. Harus ada kerjasama secara fisik; sosialisasi peraturan perundang-undangan
2. Harus ada kesadaran kerjasama sebagai salah satu upaya pencegahan
Syarat kesadaran kerjasama itu dpaat terjadinya tindak pidana pengguguran
diterangkan bahwa kesadaran itu perlu kandungan.
timbul sebagai akibat permufakatan yang
diadakan bersama wanita hamil tersebut.
akan tetapi, sudah cukup dan terdapat DAFTAR PUSTAKA
kesadaran kerjasama apabila para peserta
pada saat mereka melakukan kejahatan itu Anshor, Maria Ulfah, 2006. Fikih Aborsi
sadar bahwa mereka bekerja sama. (Wacana Penguatan Hak
Yang membedakan seorang mededader Reproduksi Perempuan),
dari seorang medeplichtige yaitu orang yang Yogyakarta: GajahMada
disebut pertama itu secara langsung telah University Press
ikut ambil bagian dalam pelaksanaan suatu Kusumaryanto, SCJ, 2002. Kontroversi
tindak pidana yang telah diancam dengan Aborsi, Jakarta: Gramedia
undang-undang, atau telah secara langsung Indonesia
turut melakukan perbuatan menyelesaikan Sadli, Saparinah, 2006. Pengantar Aborsi
tindak pidana yang bersangkutan. Sedang- dan Dilema Perempuan, Jakarta:
kan medeplichtige hanya memberikan Kompas Media Nusantara
bantuan untuk melakukan perbuatan tindak Saifuddin, Abdul Bari, 2006. Buku
pidana. Panduan Prakis Pelayanan
Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
C. P E N U T U P Utarini, Adi, 1997. Kesehatan Wanita
Berdasarkan uraian yang telah (Sebuah Perspektif Global),
dilakukan penulis diatas, maka dapat Yogyakarta: GajahMada
disimpulkan bahwa pelaku dalam kasus University Press
abortus provocatus dengan alasan
kegagalan alat kontrasepsi adalah Ibu Hamil
(dader) yang menginginkan terjadi
pengguguran kandungan tersebut. Dalam
menggugurkan kandungan, ibu hamil tidak
bisa melakukan tindak pidana itu sendiri
akan tetapi dibantu oleh orang lain seperti
suami, dokter maupun dukun (termasuk
dalam kelompok mededader). Oleh karena
itu, para pembantu pelaku tindak pidana itu
juga akan dihukum. Kasus abortus
provocatus merupakan kasus yang
kontroversial hingga saat ini karena ada
yang pro dan kontra dalam masyarakat.
Dalam peraturan perundang-undangan
hukum pidana di Indonesia, abortus
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 30
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.