Anda di halaman 1dari 12

Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta………………….

19
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

ANALISIS YURIDIS AJARAN TURUT SERTA DALAM KASUS ABORTUS


PROVOCATUS DENGAN ALASAN KEGAGALAN ALAT KONTRASEPSI

Oleh: Yonna B. Salamor

ABSTRACT

Abortus provocatus is a controversial case until now because there are pros and cons in the
community.In criminal law of Indonesia abortion is a crime provocatus.Perpetrators in the
case of abortion provocatus by reason of the failure of contraception is Pregnancy (dader)
who want abortion occurs in an abortion, pregnant women can not do the criminal act itself
but because of the people assisted by the helper perpetrators will also be punished.

Keyword: Participate, Abortus Provocatus

A. LATAR BELAKANG. memungkinkannya hamil, dan hanya


perempuan yang dapat mengalami
Kesehatan perempuan sekarang sudah kehamilan yang tidak dikehendaki 2. Mulai
merupakan kepedulian dunia. Setiap hari dari ketidaktahuan perempuan perihal sistem
kita masih mendengar atau membaca reproduksinya sampai dengan kegagalan
melalui TV, radio maupun surat kabar melindungi diri dari kehamilan yang tidak
tentang masalah kesehatan perempuan yang dikehendaki (sudah memakai alat
tidak pernah berhenti untuk diperbincangkan kontrasepsi, tetapi karena tidak semua alat
oleh semua orang. kontrasepsi sama efektifnya maka terjadi
Hak reproduksi merupakan bagian yang kegagalan). Dilema aborsi dialami
penting dalam kesehatan perempuan. perempuan ketika perlu memilih dan
Menurut Saparinah Sadli, hak reproduksi memutuskan bagaimana menghadapi
adalah hak yang diberikan oleh Tuhan kehamilan yang tidak dikehendaki karena
karena fungsi reproduksinya yang khas dan ia harus memutuskan sesuatu yang secara
karenanya perlu dijamin hak-haknya 1 . langsung merupakan bagian dari dirinya.
Pengetahuan masyarakat tentang hak Hingga saat ini perempuan yang
reproduksi dan hak kesehatan perempuan mengalami kehamilan yang tidak
yang masih rendah merupakan hal yang dikehendaki dan berakhir dengan
serius dan perlu ditangani bersama baik oleh penghentian kehamilan (aborsi) selalu dalam
pemerintah, para pemuka agama serta posisi yang terus dipersalahkan, baik secara
masyarakat pada umumnya. hukum agama maupun norma masyarakat.
Salah satu bentuk kurangnya Bahkan sebagian besar mengisolir masalah
pengetahuan tentang hak reproduksi dan hak aborsi hanya dibebankan kepada perempuan.
kesehatan oleh perempuan adalah aborsi. Secara normatif, tidak ada satu orang
Aborsi adalah dilema khas perempuan pun yang berpendapat bahwa aborsi
karena hanya perempuan yang mempunyai dibolehkan. Namun, apakah dengan itu kita
sistem dan fungsi reproduksi yang menjadi lari dari tanggung jawab untuk
menyelesaikan problem yang merupakan
1
keprihatian umat manusia, serta memiliki
Saparinah Sadli, Pengantar Aborsi dan Dilema
Perempuan, PT. Kompas Media Nusantara,
2
Jakarta, 2006, hal. 2 Ibid, hal. 4
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 20
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

alternatif yang dapat diberikan kepada merupakan alasan utama pelayanan keluarga
perempuan. Sehingga kita dapat menemukan berencana, namun demikian terdapat alasan
solusi untuk masalah aborsi3. lain yang juga tidak kalah penting.
Dalam pendekatan medis, aborsi terdiri Meskipun sebagian besar perempuan tidak
dari dua macam yaitu aborsi spontan meninggal akibat hal-hal yang berhubungan
(abortus spontaneous) dan aborsi yang dengan kehamilan, semua perempuan tetap
disegaja (abortus provocatus). Abortus memerlukan pelayanan yang aman, efektif,
provocatus ialah penghentian atau dan aksesibel untuk membebaskan mereka
pengeluaran hasil kehamilan dari rahim dari rasa takut akan kehamilan yang tidak
sebelum waktunya 4 . Abortus provocatus diinginkan dan terjadinya gangguang fisik
dapat dibenarkan sebagai pengobatan, atau infeksi akibat induksi aborsi yang tidak
apabila merupakan satu-satunya jalan untuk aman.
menolong jiwa ibu dari bahaya maut Untuk optimalisasi manfaat kesehatan
(abortus provocatus therapeuticus). Dalam keluarga berencana, pelayanan tersebut
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 harus disediakan bagi perempuan dengan
tentang Kesehatan diperjelas tentang hal cara menggabungkan dan memenuhi
tersebut. Abortus provocatus paling sering kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi
terjadi pada golongan perempuan bersuami, utama dan yang lain. Terdapat kesenjangan
yang telah sering melahirkan, keadaan sosial besar pada perempuan Indonesia antara
dan keadaan ekonomi rendah. jumlah yang menggunakan alat kontrasepsi
Hampir pada setiap kasus aborsi yang dan besarnya keluarga yang mereka
terjadi, tidak dilakukan secara sendiri. inginkan. Peningkatan dan perluasan
Sembilan puluh delapan persen kasus aborsi pelayanan keluarga berencana merupakan
yang terjadi diseluruh dunia termasuk salah satu usaha menurunkan angka
Indonesia dilakukan oleh perempuan dengan kesakitan dan kematian ibu yang demikian
bantuan dari orang lain. Dalam kasus tinggi akibat kehamilan
abortus provocatus pelakunya ialah
perempuan yang bersangkutan, dokter atau
tenaga medis lainnya (dilakukan demi B. PEMBAHASAN
keuntungan pribadi atau demi rasa simpati),
hingga yang dilakukan oleh dukun atau 1. Abortus Provocatus sebagai kejahatan
tukang pijat. Diperkirakan 20-25 persen Saat ini aborsi masih merupakan
kematian yang berkaitan dengan kehamilan masalah kontroversial di masyarakat
merupakan hasil aborsi yang tidak dilakukan Indonesia, namun terlepas dari kontroversi
dengan benar. Ada harapan abortus tersebut, aborsi diindikasikan merupakan
provocatus dikalangan perempuan bersuami masalah kesehatan masyarakat karena
berkurang jika program keluarga berencana memberikan dampak pada kesakitan dan
(KB) sudah dipraktekkan dengan tertib. kematian ibu.
Keluarga Berencana (KB) merupakan Karakteristik ibu hamil dengan abortus
salah satu pelayanan kesehatan preventif yaitu bahwa usia aman untuk kehamilan dan
yang paling dasar dan utama bagi persalinan adalah 20-30 tahun. Pada usia
perempuan meskipun tidak selalu diakui bawah 20 tahun atau lebih dari 30 tahun,
demikian 5 . Pencegahan kematian ibu kematian maternal ibu bisa lebih meningkat.
Abortus provocatus yang dilakukan oleh
3
Maria Ulfah Anshor, Fikih Aborsi (Wacana tenaga nonprofessional dapat menimbulkan
Penguatan Hak reproduksi Perempuan), PT. dampak yang serius bagi ibu.
Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2006, hal. 13
4
SCJ, Kusumaryanto, Kontroversi Aborsi, PT.
Gramedia Indonesia, Jakarta, 2002, hal. 203 Perspektif Global), Gajah Mada University Press,
5
Adi Utarini, Kesehatan Wanita (Sebuah Yogyakarta, 1997, hal. 151
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 21
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

Ada banyak alasan yang Sementara itu, latarbelakang


melatarbelakangi perempuan memilih untuk dilakukannya aborsi berdasarkan hasil
melakukan aborsi yang berbahaya bagi penelitian menyebutkan bahwa sebagian
keselamatan jiwanya, yaitu: besar 41,2 persen karena jumlah anak
1. Abortus Provocatus Medicinalis yang sudah cukup. 16,1 persen karena
Beberapa alasan dilakukannya abortus anak terakhir masih kecil, dan belum siap
provocatus medicinalis oleh perempuan, punya anak 10,2 persen. Secara umum,
yaitu: aborsi dilakukan dengan alasan yang
a. Adanya penyakit keganasan pada menempati jumlah terbesar adalah karena
saluran jalan lahir, misalnya kanker kegagalan pemakaian alat kontrasepsi
serviks (kanker rahim) sekitar 48 persen, sementara alasan masih
b. Telah berulang kali mengalami operasi remaja sekitar 27 persen, sisanya 14
Caesar persen karena profesi pekerja seks
c. Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang komersial (PSK), dan 9 persen karena
mengandung, misalnya penyakit kehamilan akibat perkosaan dan incest.6
jantung organik dengan kegagalan Meskipun aborsi (abortus) banyak
jantung, hipertensi, nephritis, terjadi di lingkungan kita, akan tetapi
tuberculosis paru aktif, toksemia pandangan masyarakat terhadap perilaku
gravidarum yang berat. Maupun ini cenderung permissive. Aborsi hampir
penyakit metabolik seperti diabetes terjadi di semua lapisan masyarakat, akan
yang tidak terkontrol disertai tetapi banyak pihak yang tidak
komplikasi. memperdulikannya.
d. Gangguan jiwa disertai kecenderungan Jika memahami pengertian medis
untuk bunuh diri. Untuk kasus seperti aborsi atau ‘abortus’ adalah gugur
ini, sebelum melakukan tindakan kandungan atau keguguran. Keguguran
abortus harus dikonsultasikan dengan sendiri berarti berakhirnya kehamilan,
psikiater. sebelum fetus dapat hidup sendiri di luar
2. Abortus Provocatus Criminalis kandungan. Batasan umur kandungan 20
Abortus provocatus kriminalis terjadi minggu dan berat fetus yang keluar
pada kehamilan yang tidak dikehendaki. kurang dari 500 gram. Sedangkan, dalam
Ada beberapa alasan perempuan tidak Pasal 76 butir (a) Undang-undang Nomor
menginginkan kehamilannya antara lain: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
a. Alasan medis, dilakukan abortus karena menjelaskan bahwa aborsi hanya dapat
ibu tidak cukup sehat untuk hamil. dilakukan sebelum kehamilan berumur 6
b. Alasan psikososial, karena ibu sendiri (enam) minggu dihitung dari hari pertama
sudah enggan atau tidak mau untuk haid terakhir.7
punya anak lagi. Pada umumnya abortus provocatus
c. Alasan ekonomi, dengan bertambah adalah kejahatan. Akan tetapi, tidak
anak berarti akan menambah beban semua abortus adalah kejahatan
ekonomi keluarga. sebagaimana abortus terjadi karena
d. Alasan sosial, karena dikhawatirkan beberapa hal, yaitu:
adanya penyakit turunan yang dapat 1. Abortus yang terjadi secara spontan
menyebabkan janin cacat. Selain itu, atau natural. Diperkirakan 10-20% dari
misalnya kehamilan yang terjadi akibat kehamilan akan berakhir abortus.
perkosaan atau akibat incest (hubungan
antar keluarga).
6
e. Alasan usia, dengan melihat usia Maria Ulfah Anshor, op.cit, hal. 45
7
perempuan pada saat terjadi kehamilan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta,
yang tidak dikehendaki. 2009, hal. 35
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 22
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

2. Abortus terjadi karena kecelakaan yaitu yaitu: “Seorang wanita yang sengaja
ibu hamil mengalami rudapaksa menggugurkan atau mematikan
khususnya pada daerah perut karena kandungannya atau menyuruh orang lain
jatuh, atau tertimpa sesuatu di perutnya, untuk itu, diancam dengan pidana penjara
demikian pula menderita syok akan paling lama empat tahun”.
mengalami abortus. Biasanya disertai Dengan demikian, dapat diketahui
perdarahan hebat. aborsi menurut konstruksi yuridis peraturan
3. Abortus atas dasar pertimbangan medis perundang-undangan di Indonesia (KUHP)
yang tepat demi kepentingan si-ibu adalah tindakan menggugurkan atau
yaitu untuk menyelamatkan nyawanya mematikan kandungan yang dilakukan oleh
misalkan pada penderita kanker ganas seorang wanita atau orang yang disuruh
(abortus provocatus medicinalis atau melakukan itu. Aborsi yang diatur dalam
abortus theurapeticus). KUHP sudah sangat memadai dan bahkan
Ketiga macam abortus diatas tidak sangat serius dalam upaya penegakan tindak
memiliki implikasi hukum, disamping pidana aborsi. Peraturan
karena tidak disengaja juga atas dasar perundang-undangan pidana di Indonesia
yang bisa dipertanggungjawabkan. mengenai aborsi mempunyai status hukum
Dalam Undang-Undang Nomor 36 yang “illegal” sifatnya karena melarang
Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal aborsi tanpa pengecualian.
75 ayat (1) menyebutkan bahwa: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
“Setiap orang dilarang melakukan (KUHP) tidak membedakan antara abortus
aborsi”. akan tetapi, lebih lanjut pada provocatus criminalis dan abortus
ayat (2) yang menyatakan bahwa: provocatus medicinalis atau therapeuticus.
“Larangan sebagaimana dimaksud Dapat diketahui bahwa apapun alasan aborsi
pada ayat (1) dapat dikecualikan itu dilakukan tetap melanggar hukum yang
berdasarkan: berlaku di Indonesia. Tindak pidana aborsi
a. Indikasi kedaruratan medis yang yang dikategorikan sebagai kejahatan, baik
dideteksi sejak usia dini kehamilan, kejahatan terhadap kesusilaan maupun
baik yang mengancam nyawa ibu kejahatan terhadap nyawa, dapat diancam
dan/atau janin, yang menderita dengan sanksi pidana penjara atau denda.
penyakit genetic berat dan/atau Paradigma baru program Keluarga
cacat bawaan, maupun yang tidak Berencana Nasional dengan visi Keluarga
dapat diperbaiki sehingga Berkualitas Tahun 2010, dimana keluarga
menyulitkan bayi tersebut hidup di berkualitas merupakan keluarga yang
luar kandungan; atau sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
b. Kehamilan akibat perkosaan yang jumlah anak yang ideal, berwawasan ke
dapat menyebabkan trauma depan, bertanggung jawab, harmonis, dan
psikologis bagi korban perkosaan. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap negara ada undang-undang Dalam paradigma baru program Keluarga
yang melarang abortus buatan (abortus Berencana ini sangat menekankan
provocatus), tetapi tidaklah mutlak sifatnya. pentingnya menghormati hak-hak
Di Indonesia berdasarkan undang-undang, reproduksi sebagai upaya integral dalam
abortus provocatus dianggap suatu kejahatan. meningkatkan kualitas keluarga.
Kejahatan ini dinyatakan sebagai tindak Pencegahan kematian dan kesakitan ibu
pidana jika aborsi yang dilakukan berakibat merupakan alasan utama diperlukannya
fatal. pelayanan keluarga berencana. Masih
Pengertian abortus provocatus banyak alasan lain, misalnya membebaskan
menurut rumusan Pasal 346 Kitab wanita dari rasa khawatir terhadap
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan,
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 23
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

terjadinya gangguan fisik atau psikologis yang efektivitas tinggi. Hal ini penting
akibat abortus yang tidak aman, serta karena kegagalan akan menyebabkan
tuntutan perkembangan sosial terhadap tujuan KB tidak tercapai. Oleh karena itu
peningkatan status perempuan di prioritas kontrasepsi yang sesuai adalah
masyarakat. Pil, AKDR.
Akses terhadap pelayanan Keluarga 2. Fase menjarangkan kehamilan
Berencana yang bermutu merupakan suatu Periode usia itri antara 20-30 tahun
unsur penting dalam upaya mecapai merupakan periode usia paling baik untuk
pelayanan KB yang optimal. Dalam hal ini, melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang
termasuk hak setiap orang untuk dan jarak kelahiran adalag 2-4 tahun.
memperoleh informasi dan akses terhadap Dengan priorotas kontrasepsi yang sesuai
berbagai metode kontrasepsi yang aman, adalah AKDR, Suntikan, Mini Pil,
efektif, dan terjangkau. 8 Nortplan (AKBK), Kontrasepsi Mantap.
Sementara itu, peran dan tanggung 3. Fase menghentikan atau mengakhiri
jawab pria dalam Keluarga Berencana perlu kehamilan/kesuburan
ditingkatkan, agar dapat mendukung Pada umumnya setelah keluarga
kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan mempunyai 2 anak dan umur istri telah
komunikasi diantara suami-istri, melebihi 30 tahun, sebaiknya tidak hamil
menggunakan penggunaan metode lagi, karena alasan medis dan alasan
kontrasepsi pria, dan lain-lain. lainnya. Pilihan utama adalah kontrasepsi
Banyak perempuan mengalami mantap.
kesulitan didalam menentukan pilihan jenis Kehamilan bagi sebagian besar
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena pasangan suami-istri merupakan
terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga kebahagiaan besar, namun bagi sebagian
oleh ketidaktahuan mereka tentang diantara mereka merupakan kondisi yang
persyaratan dan keamanan metode mengerikan. Salah satu penyebab keadaan
kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus ini adalah ketidaksanggupan atau
dipertimbangkan termasuk status kesehatan, ketidakrelaan untuk menanggung
efek samping potensial, konsekuensi konsekuensi dari kehamilan tersebut,
kegagalan atau kehamilan yang tidak tentu diantara penyebab itu adalah faktor
diinginkan, besarnya keluarga yang kebutuhan hidup yang akan bertambah
diinginkan, persetujuan pasangan, bahkan besar, apalagi di jaman yang serba sulit
norma budaya lingkungan dan orang tua. dan mahal seperti sekarang ini. Belum
Pelayanan kontrasepsi adalah salah satu lagi kerepotan yang akan dialami oleh
jenis pelayanan KB yang tersedia dengan orang tua terutama istri dalam proses
tujuan penurunan angka kelahiran yang tumbuh kembang anak. Karena itu, setiap
bermakna.9 Guna mencapai tujuan tersebut, kehamilan yang tidak direncanakan terjadi
maka dapat dikategorikan dalam 3 (tiga) pada pasangan suami-istri yang sudah
fase, yaitu: resmi menikah, apalagi akibat kegagalan
1. Fase menunda kesuburan kontrasepsi.
Fase ini untuk pasangan usia subur Kita ketahui bahwa sampai saat ini
dengan usia istri kurang dari 20 tahun belumlah tersedia satu metode kontrasepsi
dianjurkan menunda kehamilannya. yang benar-benar 100% (seratus persen)
Sebaiknya menggunakan kontrasepsi ideal atau sempurna. Ada beberapa faktor
utama yang berpengaruh dalam pemilihan
8
Abdul Bari Saifuddin, Buku Panduan Praktis metode kontrasepsi, antara lain:10
Pelayanan Kontrasepsi, Penerbit Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2006,
hal. JM-1
9 10
Hanafi Hartanto, op.cit, hal. 30 Ibid, hal. 36
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 24
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

1. Faktor pasangan (motovasi dan d. Kegagalan pemakai


rehabilitasi) 2. Keamanan
a. Umur Seperti halnya bahwa semua kontrasepsi
b. Gaya hidup mempunyai kegagalan, maka semua
c. Frekuensi sanggama kontrasepsi juga menimbulkan resiko
d. Jumlah keluarga yang diinginkan tertentu bagi pemakainya, yaitu:
e. Pengalaman dengan kontraseptivum a. Resiko yang berhubungan dengan
yang lalu metode itu sendiri, misalnya kematian,
f. Sikap kewanitaan infeksi, dan lain-lain.
g. Sikap kepriaan b. Adanya resiko potensial dalam bentuk
2. Faktor kesehatan (kontraindikasi ketidaknyamanan, misalnya biaya yang
absolute atau relative) tinggi, berhubungan intim menjadi
a. Status kesehatan tidak menyenangkan, dan lain-lain.
b. Riwayat haid Dengan demikian, tidak adanya
c. Riwayat keluarga kesempurnaan metode kontrasepsi untuk
d. Pemeriksaan fisik mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
e. Pemeriksaan panggul dikehendaki, merupakan salah satu alasan
3. Faktor metode kontrasepsi (penerimaan kegagalan KB.
dan pemakaian berkesinambungan)
a. Efektivitas 2. Pelaku Turut Serta Pengguguran
b. Efek samping Kandungan
c. Kerugian Aborsi (pengguguran kandungan) pada
d. Komplikasi-komplikasi yang potensial saat ini memang pro dan kontra ditengah
e. Biaya masyarakat, ada yang pro aborsi yaitu
Disamping itu, faktor lain yang turut masyarakat yang ingin melegalkan aborsi
mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi dan ada yang kontra terhadap aborsi yaitu
seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, golongan yang menentang tindakan aborsi.
kesejahteraan keluarga, agama, dan fakta menunjukkan di Indonesia, tidak ada
dukungan dari pasangan (suami atau istri). pelayanan aborsi tetapi aborsi dilakukan
Faktor-faktor inilah yang juga akan secara diam-diam dan mempunyai ancaman
mempengaruhi keberhasilan program KB. ketidakamanan.
Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat Hasil studi membuktikan bahwa angka
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas kejadian aborsi pada perempuan dewasa
yang berbeda-beda. yang menikah lebih besar daripada angka
Dengan belum tersedianya metode kejadian aborsi pada perempuan dewasa
kontrasepsi yang benar-benar 100% (seratus yang belum menikah. Aborsi yang sering
persen) sempurna, maka ada 2 (dua) hal kali dipilih untuk menyelesaikan kehamilan
penting yang harus diketahui oleh calon yang tidak dikehendaki atau direncanakan
pasangan akseptor, yaitu: memiliki berbagai resiko, yang kadang kala
1. Efektivitas para pengguna jasa aborsi tidak sepenuhnya
Pada dasarnya setiap calon pasangan menyadari hal itu.
akseptor akan mempertanyakan tentang Umumnya, dalam setiap kasus abortus
efektif metode yang akan digunakan. provocatus, baik medicinalis maupun
Faktor kegagalan metode kontrasepsi kriminalis tidak dapat dilakukan seorang diri.
KB itu meliputi: Pelaku abortus provocatus kriminalis
a. Memakai metode kontrasepsi secara biasanya adalah:
konsisten dan benar. 1. Wanita bersangkutan
b. Kegagalan cara 2. Suami dari wanita yang bersangkutan
c. Kondisi kehidupan sehari-hari
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 25
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

3. Dokter atau tenaga medis lain (demi kesempatan, sarana atau keterangan,
keuntungan atau demi rasa simpati) sengaja menganjurkan orang lain supaya
4. Orang lain yang bukan tenaga medis melakukan perbuatan.
(misalnya dukun, tukang pijat, dan Pasal 55 Ayat (2) KHUP menyebutkan
lain-lain). bahwa ‘Terhadap penganjur hanya perbuatan
Penyertaan atau menyertai dalam yang sengaja dianjurkan sajalah yang
hukum pidana dipermasalahkan karena diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.”
berdasarkan kenyataan, sering suatu delik Pasal 56 KUHP, berbunyi: “Dipidana
dilakukan bersama oleh beberapa orang. sebagai pembantu (medeplichtige) sesuatu
Kata deelneming berasal dari kata kejahatan:
deelmnemen (Belanda) yang diterjemahkan 1. Mereka yang sengaja memberi bantuan
dengan kata “menyertai” dan deelneming pada waktu kejahatan dilakukan;
diartikan menjadi “penyertaan”.11 2. Mereka yang sengaja memberi
Satochid Kartanegara mengartikan kesempatan, sarana atau keterangan untuk
deelneming apabila dalam satu delik melakukan kejahatan.”
tersangkut beberapa orang atau lebih dari Dari rumusan Pasal 55 KUHP dan
satu orang. Akan tetapi, pendapat ini Pasal 56 KUHP, maka dapat dilihat ada 5
dirasakan kurang tepat, karena walaupun peran pelaku, yaitu:
tersangkut beberapa orang, jika hanya satu a) Orang yang melakukan (dader or doer)
orang yang dapat mempertanggungjawabkan, Yang dimaksud dengan ‘pelaku’
perbuatan itu tidak termasuk “penyertaan” (dader/doer) adalah orang yang
(deelneming). memenuhi semua unsur delik sebagimana
Bila dikaji lebih dalam, maka ada 2 dirumuskan oleh undang-undang, baik
(dua) sifat dari penyertaan (deelneming), unsur subjektif maupun unsur objektif.12
yaitu: Secara umum, para pakar berpendapat
1. Deelneming yang berdiri sendiri, yakni bahwa pelaku adalah orang yang
pertanggungjawaban dari tiap peserta memenuhi semua unsur dari perumusan
yang dihargai sendiri-sendiri. delik.
2. Deelneming yang tidak berdiri sendiri, b) Orang yang menyuruh melakukan
yakni pertanggungjawaban dari peserta (doenpleger)
yang satu digantungkan pada perbuatan Menyuruh melakukan itu sifatnya tidak
peserta yang lain. terbatas, ditinjau dari cara bagaimana
Penyertaan (deelneming) diatur dalam suatu perbuatan itu harus dilakukan oleh
Pasal 55 dan 56 KUHP. Pasal 55 ayat (1) orang yang disuruh melakukan. Dapat
KUHP yang menyatakan bahwa “Dipidana berupa suatu perbuatan, yang oleh orang
sebagai pelaku (dader) sesuatu perbuatan yang disuruh melakukannya tidak
pidana: diketahui bahwa perbuatan itu sebenarnya
1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh merupakan suatu tindak pidana.
melakukan dan yang turut serta c) Orang yang turut melakukan (mededader)
melakukan perbuatan itu; Mereka yang turut melakukan tindak
2. Mereka yang dengan memberi atau pidana adalah mereka yang dengan
menjanjikan sesuatu, dengan sengaja bersama-sama melakukan tindak
menyalahgunakan kekuasaan atau pidana. Dalam pelaksanaannya ada
martabat, dengan kekerasan, ancaman kerjasama yang erat antara mereka. Untuk
atau penyesatan, atau dengan memberi dapat menentukan apakah pelaku turut
serta melakukan atau tidak, tidak dapat
11
H. Van der Tas, Kamus Bahasa Belanda-Indonesia,
12
Indonesia-Belanda, Penerbit Timun Mas, Jakarta, Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum
1957 Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal.78
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 26
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

dilihat pada perbuatan masing-masing undang-undang, baik berbentuk kodifikasi


pelaku secara satu persatu dan berdiri yakni KUHP (Kitab Undang-Undang
sendiri, melainkan dilihat sebagai suatu Hukum Pidana) dan diluar kodifikasi
kesatuan. Ada dua (2) syarat untuk adanya tersebut tersebar luas dalam berbagai
mededader, yaitu harus ada kerja sama peraturan perundang-undangan. Di dalam
secara fisik, harus ada kesadaran kerja KUHP dimuat dalam buku II mengenai jenis
sama. kejahatan dan buku III mengenai
d) Orang yang sengaja membujuk (uitlokker) pelanggaran. Tindak pidana yang
Perbuatan orang yang menggerakkan dirumuskan baik sebagai kejahatan maupun
orang lain untuk melakukan perbuatan pelanggaran ditujukan pada orang (subjek
pidana dengan menggunakan upaya hukum pidana).
tertentu dikenal dengan penganjuran. Para pelaku tindak pidana, dapat
Unsur-unsur membujuk adalah melakukan pidana baik secara
kesengajaan si penmbujuk ditujukkan sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Oleh
pada delik tertentu oleh yang dibujuk, karena itu, harus ada ketentuan lain yang
membujuk orang itu dilakukan dengan membebani pertanggungjawaban atas
cara-cara yang ditentukan, orang yang perbuatan turut serta melakukan tindak
dibujuk sungguh-sunguh telah terbujuk pidana. Dengan maksud demikianlah, maka
untuk melakukan delik tertentu, orang dibentuknya ketentuan umum tentang
yang dibujuk benar-benar melakukan penyertaan yang dimuat dalam Bab V buku I
delik. (Pasal 55 sampai Pasal 62 KUHP).
Membujuk atau menganjurkan Dengan berdasarkan perihal penyertaan ini,
dengan cara: maka pelaku turut serta dibebani
1. Memberi atau menjanjikan sesuatu tanggungjawab pidana dan karenanya dapat
2. Menyalahgunakan kekuasaan atau dipidana pula.
martabat Turut serta dibuat untuk menuntut
3. Memakai kekerasan pertanggungjawaban mereka yang
4. Memakai ancaman atau kekerasan memungkinkan pembuat melakukan
5. Dengan memberikan kesempatan, peristiwa pidana , biarpun perbuatan mereka
sarana atau keterangan itu sendiri tidak memuat semua peristiwa
e) Orang yang membantu melakukan pidana itu. Dalam praktiknya, kadang sulit
(medeplichtige) dan kadang juga mudah untuk menentukan
Berdasarkan Pasal 56 KUHP, maka dapat siapa diantara mereka perbuatannya
dilihat ada dua jenis pembantu yaitu benar-benar telah memenuhi rumusan tindak
dengan sengaja memberi bantuan pada pidana, artinya dari perbuatannya yang
saat kejahatan diwujudkan, dan melahirkan tindak pidana itu. Ketentuan
memberikan bantuan untuk melakukan penyertaan yang dibentuk dan dimuat dalam
atau mewujudkan kejahatan. KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum
Pembantu kejahatan dengan perbuatan Pidana) bertujuan agar dapat
bersifat aktif. Pertanggungjawaban dari dipertanggungjawabkan dan dipidananya
‘pembantu’ diatur dalam Pasal 57 KUHP. orang-orang yang terlibat dan mempunyai
Tindak pidana adalah perbuatan yang andil baik secara fisik (objektif) maupun
oleh undang-undang dinyatakan dilarang psikis (subjektif).
serta disertai ancaman pidana pada Penyertaan (deelneming) adalah semua
barangsiapa yang melanggar larangan bentuk turut serta atau terlibatnya orang atau
tersebut. 13 Wadah tindak pidana ialah orang-orang baik secara fisik maupun psikis
dengan melakukan masing-masing
13
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Bagian
Ketiga Percobaan & Penyertaan, PT. RajaGrafido Persada, Jakarta, 2002, hal. 69
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 27
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

perbuatan sehingga melahirkan suatu tindak Dari Pasal 55 dan pasal 56 KUHP
pidana.14 Orang-orang yang terlibat dalam tersebut, dapat diketahui bahwa penyertaan
kerjasama yang mewujudkan tindak pidana, itu dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
perbuatan masing-masing dari mereka 1. Kelompok orang-orang yang
berbeda satu dengan yang lain, demikian perbuatannya disebabkan dalam Pasal 55
juga bisa tidak sama apa yang ada dalam ayat (1) KUHP, yang dalam hal ini disebut
sikap batin mereka terhadap tindak pidana dengan pembuat atau pelaku, adalah
maupun terhadap peserta lainnya. Tetapi dari mereka:
perbedaan-perbedaan yang ada pada a. Orang yang melakukan (dader);
masing-masing itu terjalinlah suatu b. Orang yang menyuruh melakukan
hubungan yang sedemikian rupa eratnya, (doenpleger);
dimana perbuatan yang satu menunjang c. Orang yang turut serta melakukan
perbuatan yang lainnya., yang semuanya (mededader);
mengarah pada satu ialah terwujudnya d. Orang yang sengaja menganjurkan
tindak pidana. Karena berbeda perbuatan (uitlokker)
antara masing-masing peserta yang terlibat, 2. Kedua, yakni orang yang disebut dengan
sudah barang tentu peranan atau andil yang pembuat pembantu (medeplichtige)
timbul dari masing-masing orang itu kejahatan, yang dibedakan menjadi:
berbeda juga. a. Pemberian bantuan pada saat
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan kejahatan;
menyangkut sistem pembebanan pertang- b. Pemberian bantuan sebelum
gungjawaban pidana dalam penyertaan. pelaksanaan kejahatan.
Dalam doktrin hukum pidana, dikenal ada 2 Dapat diketahui bahwa penyertaan,
(dua) sistem pembebanan pertanggung- barulah ada jika bukan satu orang saja yang
jawaban pidana, yaitu: tersangkut dalam terjadinya penyertaan delik
1. Pertama, yang mengatakan bahwa setiap atau perbuatan kriminal. Untuk dapat
orang yang terlibat bersama-sama ke dipandang sebagai peserta, seseorang harus
dalam suatu tindak pidana dipandang dan turut serta melakukan perbuatan melawan
dipertanggungjawabkan secara sama hukum yang mewujudkan delik, membuat
dengan orang yang sendirian melakukan sehingga orang lain melakukan perbuatan
tindak pidana, tanpa dibeda-bedakan baik mewujudkan delik, serta membantu
atas perbuatan yang dilakukannya melakukan perbuatan sehingga terwujudnya
maupun apa yang ada dalam sikap delik.
batinnya. Seperti yang diketahui bahwa peraturan
2. Kedua, yang mengatakan bahwa hukum pidana Indonesia (KUHP) melarang
masing-masing orang yang bersama-sama adanya aborsi tanpa pengecualian. Apapun
terlibat ke dalam suatu tindak pidana alasan pengguguran kandungan (abortus) itu
dipandang dan dipertanggungjawabkan dilakukan tetap melanggar hukum yang
berbeda-beda, yang berat ringannya berlaku di Indonesia. Jika dilihat maka
sesuai dengan bentuk dan luasnya wujud tindak pidana pengguguran kandungan dapat
perbuatan masing-masing orang dalam dikategorikan sebagai kejahatan maupun
mewujudkan tindak pidana. pelanggaran.
Jadi, hukum pidana Indonesia Tindak pidana pengguguran kandungan
menganut sistem campuran dimana kedua yang dikategorikan sebagai kejahatan, baik
sistem pembebanan pertanggungjawaban itu kejahatan terhadap kesusilaan maupun
digunakan. kejahatan terhadap nyawa diancam dengan
sanksi pidana penjara atau denda.
Sedangkan tindak pidana pengguguran
14
Ibid, hal. 73 kandungan yang dikategorikan sebagai
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 28
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

pelanggaran diancam dengan pidana b. Perbuatan, meliputi menggugurkan,


kurungan atau denda. mematikan, menyuruh orang lain
Pengguguran kandungan dapat menggugurkan, dan menyuruh orang
dilakukan baik oleh sendiri maupun dengan lain mematikan;
bantuan orang lain. Akan tetapi, dalam c. Objek : kandungannya sendiri
berbagai kasus yang ditemui, pengguguran 2. Unsur subejtif: dengan sengaja
kandungan yang dilakukan biasanya dengan Adapun maksud dari perbuatan
bantuan pelaku yang turut serta melakukan menggugurkan kandungan ialah melaku-
pengguguran kandungan tersebut. Apabila kan perbuatan yang bagaimanapun wujud
pengguguran kandungan yang dilakukan dan caranya terhadap kandungan seorang
hanya oleh satu pembuat, maka dalam wanita yang menimbulkan akibat lahirnya
penyertaan pelakunya dikenal dengan bayi atau janin dari dalam rahim wanita
pembuat tunggal. Jika melibatkan orang lain, tersebut sebelum waktunya dilahirkan
maka perlu dilihat kedudukan dari menurut alam, lahirnya bayi atau janin
penyertaan pelaku tersebut sehingga belum waktunya adalah menjadi maksud
terwujudnya tindak pidana pengguguran atau diketahui petindak.
kandungan. Jika perbuatan menggugurkan
Dalam contoh kasus pengguguran kandungan mempunyai arti memaksa
kandungan (abortus provocatus) dengan kelahiran bayi atau janin dalam keadaan
alasan kegagalan alat kontrasepsi, perlu hidup atau sudah mati, berbeda dengan
dilihat tentang peran dari masing-masing mematikan kandungan. Mematikan
pelaku. Kasus abortus provocatus kandungan adalah perbuatan yang dengan
(pengguguran kandungan) seperti yang telah bentuk dan cara apapun dilakukan oleh
dijelaskan, dilakukan dengan bantuan seorang wanita, yang dari perbuatan itu
seorang dukun karena alat kontrasepsi yang menimbulkan akibat matinya bayi atau
digunakan oleh ibu gagal sehingga janin dalam rahim perempuan itu.
menyebabkan kehamilan tidak diinginkan Perbuatan menyuruh orang lain
(KTD). menggugurkan kandungan atau menyuruh
Bila ditinjau dari peranan wanita hamil, orang lain mematikan kandungan, terkait
maka dalam Pasal 55 ayat (1) KUHP, wanita dengan orang yang berperan untuk timbul
tersebut dapat diketegorikan sebagai orang akibat matinya bayi atau janin yang
yang melakukan (dader). Hal ini dilahirkan sebelum waktunya.
dikarenakan wanita hamil (dader) 3. Unsur kesalahan dalam Pasal 346 KUHP,
memenuhi semua unsur delik sebagaimana ialah dengan sengaja. Oleh karena itu,
dirumuskan oleh undang-undang, baik unsur kesengajaan harus ditunjukkan pada
subjektif maupun unsur obejktif. unsur-unsur perbuatan menggugurkan
Oleh karena itu, pengguguran kandungan atau mematikan kandungan
kandungan yang oleh wanita hamil atau menyuruh orang lain melakukan
peranannya sebagai dader, dapat dipidana perbuatan tersebut pada objek
dengan Pasal 346 KUHP, yang rumusannya kandungannya sendiri. Dalam arti, wanita
mengatakan bahwa: “Seorang wanita yang mengkehendaki melakukan perbuatan-
dengan sengaja menggugurkan atau perbuatan tersebut terhadap
mematikan kandungnnya atau menyuruh kandungannya, dan ia mengkehendaki
orang lain untuk itu, dipidana dengan serta mengetahui akibat dari perbuatan itu
pidana penjara paling lama empat tahun”. adalah gugur atau matinya kandungan itu.
Unsur-unsur dari rumusan tersebut diatas Pada contoh kasus abortus provocatus
adalah: karena kegagalan alat kontrasepsi, terdapat
1. Unsur objektif peran seorang dukun selain wanita hamil
a. Petindak: seorang wanita tersebut. peran orang yang bukan tenaga
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 29
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

medis seperti dukun, tukan pijat, dan provocatus adalah Kejahatan. Karena KUHP
lain-lain bila dikaitkan dengan Pasal 55 ayat tidak membedakan jenis abortus provocatus
(1) KUHP, dapat dikategorikan sebagai dan dianggap sebagai tindak pidana.
orang yang turut serta melakukan Agar efektifitas penegakan hukum
(mededader). Turut serta melakuan harus terhadap kasus abortus provocatus dapat
dipenuhi dua unsur syarat, yaitu: dilakukan secara baik. Selain itu, perlunya
1. Harus ada kerjasama secara fisik; sosialisasi peraturan perundang-undangan
2. Harus ada kesadaran kerjasama sebagai salah satu upaya pencegahan
Syarat kesadaran kerjasama itu dpaat terjadinya tindak pidana pengguguran
diterangkan bahwa kesadaran itu perlu kandungan.
timbul sebagai akibat permufakatan yang
diadakan bersama wanita hamil tersebut.
akan tetapi, sudah cukup dan terdapat DAFTAR PUSTAKA
kesadaran kerjasama apabila para peserta
pada saat mereka melakukan kejahatan itu Anshor, Maria Ulfah, 2006. Fikih Aborsi
sadar bahwa mereka bekerja sama. (Wacana Penguatan Hak
Yang membedakan seorang mededader Reproduksi Perempuan),
dari seorang medeplichtige yaitu orang yang Yogyakarta: GajahMada
disebut pertama itu secara langsung telah University Press
ikut ambil bagian dalam pelaksanaan suatu Kusumaryanto, SCJ, 2002. Kontroversi
tindak pidana yang telah diancam dengan Aborsi, Jakarta: Gramedia
undang-undang, atau telah secara langsung Indonesia
turut melakukan perbuatan menyelesaikan Sadli, Saparinah, 2006. Pengantar Aborsi
tindak pidana yang bersangkutan. Sedang- dan Dilema Perempuan, Jakarta:
kan medeplichtige hanya memberikan Kompas Media Nusantara
bantuan untuk melakukan perbuatan tindak Saifuddin, Abdul Bari, 2006. Buku
pidana. Panduan Prakis Pelayanan
Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
C. P E N U T U P Utarini, Adi, 1997. Kesehatan Wanita
Berdasarkan uraian yang telah (Sebuah Perspektif Global),
dilakukan penulis diatas, maka dapat Yogyakarta: GajahMada
disimpulkan bahwa pelaku dalam kasus University Press
abortus provocatus dengan alasan
kegagalan alat kontrasepsi adalah Ibu Hamil
(dader) yang menginginkan terjadi
pengguguran kandungan tersebut. Dalam
menggugurkan kandungan, ibu hamil tidak
bisa melakukan tindak pidana itu sendiri
akan tetapi dibantu oleh orang lain seperti
suami, dokter maupun dukun (termasuk
dalam kelompok mededader). Oleh karena
itu, para pembantu pelaku tindak pidana itu
juga akan dihukum. Kasus abortus
provocatus merupakan kasus yang
kontroversial hingga saat ini karena ada
yang pro dan kontra dalam masyarakat.
Dalam peraturan perundang-undangan
hukum pidana di Indonesia, abortus
Yonna B. Salamor, Analisis Yuridis Ajaran Turut Serta…………………. 30
Jurnal Sasi Vol 20. No 1. Bulan Januari-Juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai

  • 67-Article Text-203-2-10-20191231 PDF
    67-Article Text-203-2-10-20191231 PDF
    Dokumen14 halaman
    67-Article Text-203-2-10-20191231 PDF
    Elva Distiana
    Belum ada peringkat
  • Bioetika Islam
    Bioetika Islam
    Dokumen17 halaman
    Bioetika Islam
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Olahraga He
    Olahraga He
    Dokumen4 halaman
    Olahraga He
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Sken 2 Hehe
    Sken 2 Hehe
    Dokumen3 halaman
    Sken 2 Hehe
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Sitasi 1 (Bab 2 HNP) PDF
    Sitasi 1 (Bab 2 HNP) PDF
    Dokumen27 halaman
    Sitasi 1 (Bab 2 HNP) PDF
    linawatialim
    Belum ada peringkat
  • Paan Neh
    Paan Neh
    Dokumen5 halaman
    Paan Neh
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Kala II Lama Newssssss
    Kala II Lama Newssssss
    Dokumen19 halaman
    Kala II Lama Newssssss
    Made Angga Diningrat
    Belum ada peringkat
  • MEQ Dermatitis 3.3
    MEQ Dermatitis 3.3
    Dokumen6 halaman
    MEQ Dermatitis 3.3
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Ini Dia
    Ini Dia
    Dokumen7 halaman
    Ini Dia
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • PPN 1
    PPN 1
    Dokumen2 halaman
    PPN 1
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Disentro
    Disentro
    Dokumen2 halaman
    Disentro
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • PPN 1
    PPN 1
    Dokumen2 halaman
    PPN 1
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Sebuah Karya Ilmiah Mahasiswa KKN Uii
    Sebuah Karya Ilmiah Mahasiswa KKN Uii
    Dokumen10 halaman
    Sebuah Karya Ilmiah Mahasiswa KKN Uii
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Map
    Map
    Dokumen1 halaman
    Map
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Keutamaan Tilawah
    Keutamaan Tilawah
    Dokumen12 halaman
    Keutamaan Tilawah
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Soal Latihan Ujian Remediasi Blok 3.3 Masalah Pada Remaja - Tim Sar 2011
    Soal Latihan Ujian Remediasi Blok 3.3 Masalah Pada Remaja - Tim Sar 2011
    Dokumen29 halaman
    Soal Latihan Ujian Remediasi Blok 3.3 Masalah Pada Remaja - Tim Sar 2011
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Epidem
    Epidem
    Dokumen1 halaman
    Epidem
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Asdasd
    Asdasd
    Dokumen7 halaman
    Asdasd
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Sken 2 3.3
    Sken 2 3.3
    Dokumen2 halaman
    Sken 2 3.3
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Part of Andrologytututututut
    Part of Andrologytututututut
    Dokumen4 halaman
    Part of Andrologytututututut
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Sken 2
    Sken 2
    Dokumen6 halaman
    Sken 2
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Jaundice
    Jaundice
    Dokumen5 halaman
    Jaundice
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Panik
    Gangguan Panik
    Dokumen10 halaman
    Gangguan Panik
    williamjhon57
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 1
    Tutorial 1
    Dokumen15 halaman
    Tutorial 1
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Konsensus Endokrin DM Tipe 1 (2015) PDF
    Konsensus Endokrin DM Tipe 1 (2015) PDF
    Dokumen134 halaman
    Konsensus Endokrin DM Tipe 1 (2015) PDF
    Farah Dina
    Belum ada peringkat
  • MK End Slide Diabetes Melitus Tipe 1
    MK End Slide Diabetes Melitus Tipe 1
    Dokumen31 halaman
    MK End Slide Diabetes Melitus Tipe 1
    Firman Nurrahim
    Belum ada peringkat
  • E - Thoni
    E - Thoni
    Dokumen2 halaman
    E - Thoni
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat
  • Tubercolosis
    Tubercolosis
    Dokumen2 halaman
    Tubercolosis
    Angga Julyananda Pradana
    Belum ada peringkat