Anda di halaman 1dari 2

Nama : Febrianto

Kelas : VII-3
Sekolah : SMPN 8 Bpp

Judul: Tempurung Merah Nyonyo


Penulis: Rio Johan
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit: 2014
Tanggal Membaca : 11 Oktober 15 Oktober 2017

TEMPURUNG MERAH NYONYO

Nyonyo adalah nama seekor kura-kura yang memiliki keunikan daripada kura-kura lainnya, yaitu
tempurung yang berwarna merah. Nyonyo tinggal sendiri di dekat sungai di dalam hutan.
Saudara-saudaranya meninggalkannya karena malu dengan tempurungnya.

Pagi itu Nyonyo berjalan-jalan di pinggir sungai. Matahari begitu terik sehingga kulit tangan dan
kepalanya sedikit mengelupas. Ia bergegas memasuki sungai untuk membasahi diri. Tiba-tiba ia
melihat banyak ikan yang berkumpul di tengah sungai.

"Ada apa?" tanyanya kepada Ikan Sepat.

"Katak mendengar kabar kalau sungai kita ini akan kedatangan rombongan gajah. Mereka
mencari air yang tersisa di musim kemarau ini. Bila mereka sampai di sungai kita ini, kita akan
kehabisan air dan terinjak-injak," kata ikan-ikan panik.

"Dan mereka sebentar lagi sampai," kata Ikan Lele.

Nyonyo berpikir cepat. Ia berenang cepat keluar sungai. Ia harus menyelamatkan teman-
temannya. Ia berjalan tergesa-gesa menuju kawanan gajah.

"Ada apa, Nyonyo? Kenapa tergesa-gesa?" tanya seekor burung gagak.

"Rombongan gajah menuju sungai kita. Saya harus menyelamatkan sungai dan teman-teman."

Tiba-tiba terbang dengan cepat ke arah Nyonyo. Dari jari-jari Burung Gagak muncul kuku-kuku
besi dan dengan cepar menyengkeram tempurung Nyonyo.

"Ayo kita berangkat," kata Burung Gagak.


Setibanya di lapangan rumput, Burung Gagak menurunkan Nyonyo.

"Bagaimana kamu akan melawan mereka, Nyo?" tanya Burung Gagak.

"Lihat saja dari jauh. Dan jangan lupa, tutupi matamu dengan daun," kata Nyonyo dengan
percaya diri.

Ketika Burung Gagak telah menjauh dan rombongan gajah telah mendekat, Nyonyo menarik
napas dalam-dalam. Tiba-tiba dari tempurungnya memancarkan merah menyala yang sangat
menyilaukan. Gajah-gajah itu terkejut dan berlarian ke segala arah. Mereka seperti melihat
padang rumput terbakar. Setelah tidak terdengar suara langkah kaki gajah, Nyonyo mematikan
cahaya dari tempurungnya.

"Wah. Luar biasa. Sekarang aku baru tahu, darimana cahaya merah ketika hutan kita sangat
gelap di malam hari," kata Burung Gagak sambil menepuk-nepuk tempurung Nyonyo.

Anda mungkin juga menyukai