Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

DI PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

SAKYA TUSAHRA
FETTI SAHRIA
RESKI MULYANI H
MUHAMMAD IKSAN
DAHLIA AMIL
NORIS
NURFAHMI
RIANTI
NURUL FAJRI
DIAN ADRIANA AMRI
NUR HIKMAH

NUSANTARA SEHAT INDIVIDUAL PENUGASAN KHUSUS


SULAWESI SELATAN
BBPK MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.

Observasi Lapangan merupakan bagian dari rangkaian proses


pembelajaran, karena pada tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk
pengkayaan dari materi yang telah diajarkan. Tujuan yang hendak dicapai
pada kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi peserta dalam
melihat penerapan kegiatan pelayanan Puskesmas secara nyata di lapangan.

Selain untuk pencapaian tujuan diatas, OL juga mempunyai dasar


pertimbangan berdasarkan teori yang mengatakan bahwa proses belajar
dapat terjadi melalui 2 (dua) cara yang berbeda, yaitu :

1. Belajar melalui pemahaman, dimana seseorang mulai belajar ketika


munculnya pemahaman atau pengertian yang terjadi akibat adanya
hubungan antara suatu hal dengan hal lainnya. Dalam kegiatan ini peserta
OL akan mendapat banyak pemahaman baru tentang bagaimana
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2. Belajar melalui contoh, seseorang mulai belajar melalui pengamatannya
terhadap tingkah laku orang lain dan secara tidak sadar orang tersebut
kemudian meniru tingkah laku yang baru itu. Dalam kegiatan ini peserta OL
akan banyak melihat berbagai macam gambaran contoh yang sesuai
ataupun tidak sesuai dengan pedoman tentang pelayanan kesehatan di
Puskesmas pada umumnya secara langsung dan hal ini tentunya akan dapat
memperkaya pengetahuan dan keterampilan menuju kondisi yang lebih baik
lagi dikemudian hari.
B. Tujuan Observasi Lapangan

1. Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan OL, peserta mendapatkan pengalaman nyata
tentang penerapan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang terintegrasi
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sebagai
satu pengalaman (lesson learnt) yang didapat dari proses pelatihan
pembekalan penugasan khusus tenaga kesehatan individual.

2. Tujuan Khusus
Setelah selesai OL, peserta dapat:

a. Mengetahui cara yang dilakukan Puskesmas dalam melakukan:


1) Pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB;
2) Pelayanan gizi
3) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit;
4) Pelayanan kesehatan perseorangan
5) Pelayanan promosi kesehatan
6) Pelayanan penunjang .
7) Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
b. Mampu menyimpulkan tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas
Lau Kabupaten Maros

C. Sasaran
Sasaran observasi lapangan yaitu pelayanan kesehatan di puskesmas Lau

Kabupaten Maros.

D. Waktu dan Tempat


Observasi lapangan dilaksanakan pada :
Waktu : Senin, 25 September 2017
Tempat : Puskesmas Lau Kabupaten Maros

BAB II
PROSES KEGIATAN OBESRVASI
A. Ramah Tamah
Ramah tamah di Puskesmas Lau Kabupaten Maros sebagai ucapan
selamat datang dari para pegawai puskesmas.

Gambar 2.1 Ramah Tamah di Puskesmas Lau Kab. Maros

B. Penyampaian Maksud dan Tujuan Observasi Lapangan Ke Puskesmas


Setalah proses ramah tamah, kami menyampaikan maksud dan
tujuan mengadakan observasi lapangan ke pusekesmas Lau Kab.Maros
yaitu mendapatkan pengalaman nyata tentang penerapan pelayanan
kesehatan di Puskesmas yang terintegrasi dengan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga, Sebagai satu pengalaman yang didapat dari
proses pelatihan pembekalan penugasan khusus tenaga kesehatan
individual.

Gambar 2.2 Penyampaian Maksud dan Tujuan OL


di Puskesmas Lau Kab. Maros

C. Paparan Singkat Kepala Puskesmas Lau Kab. Maros


Pada proses ini Kepala Puskesmas memaparkan secara singkat terkait data
dasar puksesmas.
Gambar 2.3 Paparan singkat
Kepala Puskemas Lau Kab. Maros

D. Pelaksanaan Observasi Lapangan (OL)


Proses pelaksanaan observasi lapangan di Puskesmas melalui
pendataan, pengamatan dan wawancara pegawai puskesmas. Peserta
dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari :

\
SAKYA TUSAHRA PROMKES
FETTI SAHRIA +PIK-PK

RESKY MULYANI H
DAHLIA AMIL UKP +
NURFAHMI PENUNJAN
G

RIANTI
NURFAJRI GIZI
NUR HIKMAH

MUHAMMAD IKSAN
NORIS P2P
DIAN ADRIANA AMRI
Digram 2.1
Pembagian Kelompok
Setiap kelompok akan melakukan observasi sesuai bidang masing-
masing yaitu pengambilan data, obervasi dan wawancara mengenai program
program promosi kesehatan puskemas, program Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga, UKP dan pelayan penunjang Puskesmas, kondisi Gizi
masyarakat wilayah puskesmas Lau, dan pencegahan dan pengendalian
penyakit baik penyakit menular maupun tidak menular.

1. Pelayanan Promosi kesehatan dan PIS-PK


Pelayanan promosi kesehatan merupakan intervensi strategis
dalam memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat terkait dengan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitative.

Gambar 2.4 Pendataan Observasi dan Wawancara


di bidang Promkes +PIS PK

2. Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) + Penunjang

Gambar 2.5 PendataanObservasidanWawancara


dibidang UKP + Penunjang

3. PelayananGizi
Gambar 2.5 Pendataan Observasi dan Wawancara
Dibidang Gizi

4. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

Gambar 2.4 Pendataan Observasi dan Wawancara


dibidang P2P

BAB III
HASIL KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN

A. PROFIL PUSKESMAS
1. VISI, MISI DAN MOTTO
a. VISI
Menjadikan Puskesmas Lau Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan yang
Optimal dan Berkualitas
b. MISI
a. Berupaya setiap saat memberikan pelayanan yang optimal dan
terdepan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan seluruh
lapisan Masyarakat.
b. Memberdayakan masyarakat dalam menerapkan PHBS sebagai
upaya promotif dan preventif.
c. Meningkatkan kwalitas SDM petugas sehingga dapat menjadikan
pemicu dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
perorangan, keluarga masyarakat serta lingkungannya.
c. MOTTO
PUSKESMAS LAU BAIK BAIK ITU SEHAT/SEHAT ITU BAIK

2. KEADAAN GEOGRAFIS

Puskesmas Lau mempunyai wilayah kerja di wilayah Kecamatan Lau


yang berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 70
meter dari permukaan laut. Kecamatan ini terbagi
menjadi 6 (enam) wilayah administratif yang masing-
masing memiliki status administratif definitif. Empat di
antara 6 (enam) wilayah tersebut telah menjadi
wilayah administratif kelurahan dan desa, meliputi :

1. Kelurahan Maccini Baji


2. Kelurahan Allepolea
3. Kelurahan Soreang
4. Kelurahan Mattiro Deceng
5. Desa Marannu
6. Desa Bonto Marannu

Pemerintah Kabupaten Maros memiliki 14 Puskesmas yang salah


satunya adalah Puskesmas Lau yang mana Puskesmas ini terletak di Jalan
Mesjid Raya Barandasi No.15 Kecamatan Lau. Sebelumnya puskesmas ini
adalah Puskesmas Barandasi yang pada akhirnya pada Tahun 2011 berubah
nama menjadi puskesmas Lau.
Luas Kecamatan Lau adalah 53,73 Km, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Bontoa
2. SebelahTimur : Berbatasan dengan Kecamatan Bantimurung
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Turikale
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Makassar

A. KEADAAN DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk Kecamatan Lau berdasarkan data statistik pada
Tahun 2015 berjumlah 25.529 jiwa ,yang terdiri atas 12.484 laki-laki dan
13.045 perempuan Sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 25.225 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki 12.338 jiwa dan perempuan 12.887 Jiwa. Yang
tersebar di enam desa/kelurahan, dengan jumlah Rumah Tangga 5.279 KK.
Angka kepadatan penduduk rata-rata di wilayah Kecamatan Lau adalah 4,75
jiwa/km2. Persebaran penduduk terbesar berada di Kelurahan Allepolea,
yaitu sebesar 30.00 persen dari total penduduk kecamatan Lau.

Jumlah Penduduk Kecamatan Lau


Tahun 2015

Distribusi Penduduk menurut Jenis kelamin Desa/Kelurahan


Puskesmas Lau tahun 2015

NO DESA L P L+P
1 MACCINI BAJI 3.557 3.764 7.321
2 ALLEPOLEA 3.863 3.916 7.779
3 SOREANG 1.902 1.834 3.736
4 MATTIRO DECENG 756 871 1.627
5 MARANNU 1.089 1.241 2.330
6 BONTO MARANNU 1.317 1.419 2.736
JUMLAH 12.484 13.045 25.529

B. KEADAAN SOSIAL EKONOMI


1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan


sumber daya manusia. Di wilayah Kecamatan Lau jumlah sarana
pendidikan yang ada sekolah terbagi dalam Taman Kanak-Kanak ada 6
sekolah, Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah ada 18 sekolah, Sekolah
Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah ada 8 sekolah, SMU/MAN 6
sekolah sedangkan Perguruan tinggi ada 1.
Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Lau
Tahun 2015

Jenis Sarana Pendidikan


N Desa/Kelurahan Pergurua SLTA/ SLTP/ SD/ TK
o n Tinggi MA MTs MI
1 Maccini Baji 2 3 4 4
2 Allepolea 1 1 5 2
3 Soreang 2 2 4
4 Mattiro Deceng 2
5 Marannu 2
6 Bonto Marannu 1 2 1

Total 1 6 7 18 6

5. Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari
besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut data
statistik tahun 2015 penduduk Kecamatan Lau, sebagian besar menganut
Agama Islam.
Jumlah Tempat Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas Lau
Tahun 2015
Jenis Sarana Ibadah

No Kelurahan/ Desa Mesjid Langgar/ Gereja


Surau/
Mushallah

1 Maccini Baji 12 6 -
2 Allepolea 14 2 -
3 Soreang 6 - -
4 Mattiro Deceng 4 - -
5 Marannu 3 1 -
6 Bonto Marannu 3 3 -

Total 41 12 0

B. Pelayanan Promosi kesehatan dan PIS-PK


Berdasarkan hasil kegiatan observasi lapangan di bidang pelayanan
promkes dan pelaksanaan program Indonesia sehat (PIS) dengan
pendekatan keluarga (PK) yaitu :
1. Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan menurut permenkes 75 Tahun 2015 sesuai yang
diterapkan oleh puskesmas Lau Kab. Maros yaitu :
a. Advokasi : setiap rabu diadakan rapat koordinasi dengan kader, dinas
kesehatan, tokoh masyarakat, kepala sekolah serta pemangku kebijakan.
b. Pemberdayaan masyarakat :
1) Rumah Sehat
2) Pembentukan Kader Untuk 26 Lingkungan
3) Senam Kebugaran
4) Senam khusus prolanis
5) Pemanfaatan kaleng susu sebelum masuk rumah
6) Penjaringan anak sekolah
c. Kemitraan :
1) Larangan merokok di tempat umum berdasarkan perda Bupati Nomor
14 Tahun 2014
2) Larangan membuang sampah sembarangan tempat berdasarkan
perda bupati
3) Perwujudan rumah sehat yang bekerja sama dengan kecamatan
4) Bantuan pembangunan jamban sehat oleh Pemda

Pencapaian program promosi kesehatan di Puskesmas Lau Kab.Sinjai


yaitu :
1) Kebiasaan Merokok
- Keberhasilan program larangan merokok di Sekolah mencapai 92 %
- Keberhasilan program larangan merokok Masyarakat mencapai 50%
2) Kebiasaan membuang sampah
- Keberhasilan program membuang sampah pada tempatnya
mencapai 67 %
3) Akses Jamban
Program akses jamban mencapai keberhasilan hingga 45 %.

Hambatan kegiatan program kesehatan tidak mencapai hasil optimal yaitu :

1) Masalah ekonomi
2) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentafng pentingnya kesehatan
3) Masyarakat terlanjur berada dalam zona nyaman.

2. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Pelaksanaan:
- Petugas sudah mendapat pelatihan PIS PK TETAPI
- Belum Terlaksana PROGRAM PIS PK

Hambatan :

Karena tidak Tersedia dana untuk Program Keluarga sehat


C. Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) + Penunjang
Upaya kesehatan perseorangan di Puskesmas Lau di Maros, yaitu
pelayanan :
1. Rawat jalan
a. Pelayanan kesehatan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan gizi , pelayanan kesehatan komplementer
d. P2TB/kusta
e. Pelayanan MTBS, pelayanan imunisasi
2. Unit gawat darurat
a. Ruang observasi
b. Ruang tindakan
3. Rawat inap
4. Pelayanan KIA/KB
a. ANC/KB
b. Kamar bersalin
c. Nifas I
d. Nifas II
5. Klinik sanitasi
6. Pelayanan kesehatan kerja
7. Pelayanan rekam medik
Sedangkan penunjang yang ada di Puskesmas Lau di Maros,
yaitu pelayanan :
1. Apotek
2. Pelayanan laboratorium
a. Hematologi
Pemeriksaan hemoglobin
Pemeriksaan eritrosit, trombo, hematokrit
Pemeriksaan LED
Pemeriksaan golongan darah
b. Kimia klinik
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
Pemeriksaan Gula Darah Puasa
Pemeriksaan Asam Urat
Pemeriksaan kolesterol
c. Imunologi
Pemeriksaan widal/typoid
Pemeriksaan HbsAg
DBD
d. Pemeriksaan urinelisa
Pemeriksaan urin lengkap
Pemeriksaan sedimen urin
Pemeriksaan narkoba
Pemeriksaan planotes
e. Pemeriksaan parasitologi
Pemeriksaan DDR
Pemeriksaan feses
f. Pemeriksaan cito
Pemeriksaan hemoglobin
Pemeriksaan GDS
Pemeriksaan asam urat
Pemeriksaan kolesterol
3. Pelayanan kesehatan fisioterapi
4. Ruang laktasi

Alur pelayanan di puskesmas Lau yaitu:


1. Pasien mendaftar di resepsionis yang di pandu oleh pramuhusada untuk
mengambil nomor antrian.
2. Pramuhusada mengatur pasien usila dan disabilitas untuk duduk di tempat
yang antrian yang berbeda dengan pasien normal yang sudah disediakan.
3. Pasien menunggu pelayanan dari rekam medik untuk ke pelayanan sesuai
keluhan mereka.
4. Jika pasien terindikasi untuk melakukan pelayanan penunjang maka
pelayanan kesehatan umum memberi rujukan internal ke laboratorium.
5. Pasien terindikasi penyakit degeneratif diberikan rujukan internal ke
pelayanan gizi.
6. Pasien mengambil obat di apotek.
Pada pelayanan UKP yang telah dijelaskan, sudah sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP), hanya ada beberapa jenis pelayanan yang
ruangannya digabung seperti :
1. Pelayanan ANC/KB seharusnya ada di ruangan depan di poli rawat jalan,
tetapi ANC gabung dengan kamar bersalin.
2. Klinik sanitasi, pelayanan kesehatan kerja dan pelayanan kesehatan
fisioterapi.
3. Tempat duduk untuk pasien masih digabung, seharusnya dipisahkan antara
pasien usila / disability.

Rekomendasi :
1. Perbaiki ruangan pelayanan KIA, khusus pelayanan ANC/KB.
2. Pemeriksaan sampel dahak untuk pasien TB di percepat pengambilan
hasil sampelnya.

D. Pelayanan Gizi
Berdasarkan hasil kegiatan observasi lapangan di bidang pelayanan
Gizi yaitu :
Petugas gizi berjumlah 5 orang (PNS) 2 merangkap tugas sebagai
bendahara dan melaksanakan tugas bahtera (pengobatan tradisional
komplementer) Pelayanan gizi yang dilakukan :
1. Pelacakan kasus gizi buruk (dimana terdapat 2 org anak tercatat sebagai
status gizi buruk)
2. Pemantauan gizi buruk yang di lakukan secara rutin
3. PMT gizi buruk
4. PMT ibu hamil ( terdapat ibu hamil KEK: kekurangan energy kronik)
5. Pemberian Tablet penembah darah untuk remaja putri
6. Pengukuran TBAS secara rutin.
Untuk hasil obsevasi pada pelayanan KIA Petugas : 8 orang PNS,
magang 13 org, 6 bidan desa, magang untuk bidan desa 10 orang
Kegiatan pelayanan yg dilakukan:
1. Kelas ibu hamil setiap desa
2. Pemantauan bumil Resti
3. Pelatihan kader
4. Imunisasi yang di lakukan di posyandu dilaksanakan bersama bidan desa.
5. Rumah Tunggu Bersalin

E. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)


Berdasarkan hasil kegiatan observasi lapangan di bidang pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yaitu :
Upaya pengendalian PTM di puskesmas ditekankan pada masyarakat
yang berisiko dengan tidak melupakan masyarakat yang berpenyakit dan
masyarakat yang menderita kecacatan dan memelukan rehabilitasi.
Puskesmas PTM adalah puskesmas yang mempunyai program unggulan
yang dilengkapi dengan sumber daya manusia yang terlatih PTM, fasilitas,
dan peralatan untuk penatalaksanaan kasus PTM, sehingga mampu
melakukan pelayanan.
10 Penyakit Terbesar Puskesmas Lau
Tahun 2015

No Jenis Penyakit Jumlah %


Kasus
1 Batuk 3511 13.92
2 Demam yang tidak diketahui sebabnya 2753 10.91
3 Influenza 2412 9.56
4 Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas 2059 8.16
5 Sakit Kepala 1775 7.04
6 Dermatitis dan Eksim 1417 5.62
7 Gastritis 1170 4.64
8 Hipertensi Esensial(primer) 890 3.53
9 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu 838 3.32
(colitis infeksi)
10 Anemia defisiensi besi 790 3.13
Data Puskesmas Lau Tahun 2015

Dari data diatas menunjukkan bahwa Batuk merupakan masalah


kesehatan yang utama di wilayah kerja Puskesmas Lau Tahun 2015.
Kasus yang paling tinggi dari sepuluh penyakit terbesar adalah Batuk
dengan jumlah penderita sebanyak 3.511 kasus, yang kedua adalah
Demam yang tidak diketahui sebabnya sebanyak 2.753 kasus, yang
ketiga adalah penyakit Influenza sebanyak 2.412 kasus, sedangkan
yang paling rendah kasusnya adalah penyakit Anemia defisiensi besi
sebanyak 790 jiwa dari total kasus terbesar.
1. Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA (+)
Pada tahun 2015 jumlah suspek yang dinyatakan positif menderita
(TB Paru BTA (+) sebanyak 62 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium tersebut maka dilakukan pemberian pengobatan anti
tuberkulosis secara rutin selama 6 bulan kepada semua penderita yang
dinyatakan positif.

2. Persentase balita dengan pneumonia ditangani


Pneumonia merupakan penyakit yang sangat serius dan menjadi
salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Ironisnya, faktor risiko
utama kematian ternyata akibat pemberian antibiotik yang tidak adekuat
dan tidak tepat.
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta
kematian balita karena pneumonia. Di Indonesia menurut Survei
Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 kematian balita akibat
pneumonia 5 per 1000 balita per tahun. Ini berarti bahwa pneumonia
menyebabkan kematian lebih dari 100.000 balita setiap tahun atau
hampir 300 balita setiap hari atau 1 balita setiap 5 menit.
Kasus pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani di
Puskesmas Lau pada tahun 2015 sebanyak 3 orang di Kelurahan
Allepolea.

3. Angka kesakitan diare


Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Dari data 10
penyakit terbesar tahun 2015 di puskesmas Lau diare menduduki urutan
ke 9 (sembilan) atau sebesar 3.32%. Pada tahun 2015 jumlah kasus
diare yang ditangani sebanyak 248 orang.
4. Angka kesakitan malaria
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles.
Nyamuk Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada
daerah dengan iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India.
Termasuk juga di Indonesia.
Di puskesmas Lau Pada tahun 2015, Jumlah pemeriksaan
sediaan darah sebanyak 4 orang dan tidak ada yang dinyatakan positif
malaria.
5. Angka penyakit kusta
Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh bakteri yang
menyerang kulit dan syaraf tepi.
Jumlah penyakit kusta di Puskesmas Lau pada Tahun 2015
sebanyak 4 orang.
6. Angka penyakit filariasis
Filariasis adalah suatu infeksi cacing gelang melalui nyamuk yang
hanya sesekali bersifat zoonik. Dapat menimbulkan pembesaran yang
menyolok dan cacat dari anggota tubuh.
Pada Tahun 2015 tidak ditemukan penderita filariasis di
Puskesmas Lau.
7. Angka penyakit DBD
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Tersangka DBD di
wilayah kerja Puskesmas Lau sebanyak 231 jiwa dan tidak ada yang
dinyatakan meninggal.
8. Angka Hipertensi
Kasus Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Lau dapat dilihat dari
grafik dibawah ini .

Cakupan Pengukuran Tekanan Darah


Puskesmas Lau Tahun 2015

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah Hipertensi / tekanan


darah tinggi terdapat di Kelurahan Allepolea sebanyak 193 Jiwa dan yang
terandah berada di Kelurahan Mattiro Deceng sebanyak 29 Jiwa.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan KESIMPULAN:
1. Perilaku masyarakat yang masih sangat sulit di untuk diubah
mengenai masalah kebiasaan merokok, akses jamban dan kebiasaan
membuang sampah.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan monitoring
pemeriksaan kesehatan ke fasyankes setiap bulan, khususnya untuk
penderita hypertensi

B. Rekomendasi

1. Penyuluhan harus lebih efektif, agar pencapaian program lebih


optimal PIS-PK harus segera terlaksana secepat mungkin dengan
mengkoordinasikan dengan pemangku kepentingan setempat.
2. Posbindu harus lebih merata, agar pemenuhan kebutuhan posbindu
PMT terpenuhi karena yang sudah dilaksanakan berjumalah 10
posbindu sedangkan target puskesmas Lau sebanyak 25 posbindu.

Anda mungkin juga menyukai