Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FOTORAFI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Bagian Bagian Kamera DSLR
B. Mode Yang Terdapat Dalam Kamera DSLR
C. Segitiga Exposure Fotografi

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
. Latar Belakang

Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat
jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar
mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Jauh sebelum masyarakat Barat
menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana
Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis
legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil
menemukan sebuah kamera obscura. Itulah salah satu karya al-Haitham yang paling
menumental. Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama
Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura.
Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari
fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra
matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.
Berabad abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus dari sebuah
lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya kelihatan
bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang di atas
ke bawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu disebut Kamera Obscura yang artinya tidak
lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama
yang diberikan untuk alat pemotret. Inilah yang mula mula disebut Kamera Obscura ( kamera =
kamar, Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah satu
dindingnya. Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera
yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah
diartikan sebagai ruang gelap. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil
untuk masuknya cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan
film yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
Jika kita perhatikan perkembangan kamera di masa kini, sungguh sangat luar biasa
pertumbuhannya. Hampir di setiap manusia berada, tidak lepas dari keberadaan kamera. Dapat
dikatakan bahwa kamera kini telah menjadi kebutuhan pokok. Bagaimana tidak, hampir di setiap
handphone yang dimiliki sebagian besar masyarakat ada fasilitas kameranya. Dalam makalah ini
kita akan mengulas tentang kamera mulai dari sejarah ditemukannya kamera hingga berbagai
jenis perkembangan kamera saat ini.
PEMBAHASAN

A.BAGIAN BAGIAN KAMERA DSLR

Mengenal Kamera DSLR: 12 Bagian Utama Kamera DSLR dan Fungsinya

Tak kenal maka tak sayang. Ujaran yang cocok bagi Anda yang akan atau sudah mulai
menggeluti dunia fotografi.

Rasa sayang terhadap kamera DSLR yang Anda miliki tidak akan muncul jika tidak
mengetahui bagian-bagian utamanya.

Dengan mengenal lebih dalam bagian kamera DSLR maka Anda bisa memaksimalkan
hasil foto yang dibuat. Terutama setelah Anda juga memahami fungsi setiap bagian
utama dari kamera DSLR.
Bagian utama ini dimiliki oleh sebagian besar kamera DLSR yang ada saat ini.
Perbedaan hanya pada letak atau posisi tombol pada kamera saja. Kadang ada juga
yang berbeda istilahnya saja. Fungsinya tetap sama.

Lalu, apa saja bagian utama dari kamera DLSR itu? Berikut 12 bagian utama kamera
DSLR beserta fungsinya.

1. Bodi

Inilah pusat aktivitas dari nyaris semua bagian yang dimiliki sebuah kamera DLSR.
Selain tombol-tombol pengatur, ada komponen penting yang hanya terdapat
dalam kamera. Komponen itu tak lain dari cermin refleks dan sensor gambar.

Pada DSLR juga terdapat grip yang menjadi tempat tangan kanan kita memegang
kamera.

Juga terdapat ulir dudukan untuk meletakkan kamera pada tripod ketika kita akan
menggunakan shutter lambat atau ketika melakukan pemotretan produk.

2. Lensa

Bagian kamera DSLR yang terbilang sangat penting adalah lensa. Bagian yang terpisah
dari bodi ini punya peran penting dalam menghasilkan gambar yang menarik.

Semua objek foto yang akan diabadikan pasti melewati lensa lebih dahulu. Ada sedikit
saja goresan pada lensa, maka hasil fotonya pasti tidak akan sempurna.

Karena itu, lensa harus selalu dirawat dan dibersihkan dari berbagai macam kotoran
dan jamur yang kerap muncul.

3. Tombol Shutter
Keberadaan tombol shutter ini sudah didesain secara ergonomis sehingga tepat berada
di jari telunjuk ketika akan memotret.

Tombol ini berfungsi mengaktifkan rana yang ada di dalam bodi, sesuai dengan setelan
yang diinginkan.

Tombol ini praktis hanya berhubungan langsung dengan rana. Tidak dengan komponen
atau alat pengatur yang lain.

4. View Finder

View finder atau bisa juga disebut dengan jendela intip menjadi poin penting saat akan
mengambil foto.

Keberadaan view finder sudah mulai digantikan oleh LCD pada kamera DSLR tertentu.
Tapi tetap fungsinya belum bisa digantikan secara penuh oleh LCD.

Pada view finder ini akan terdapat alat untuk mengatur fokus khusus bagi Anda yang
bermata minus atau plus.

Tombol ini sangat membantu sehingga tidak kagok dengan kacamata saat akan melihat
objek melalui view finder.

5. Layar LCD
Pada bagian belakang bodi kamera DSLR pasti akan terdapat satu buah layar
LCD. Bagian kamera DSLR ini punya banyak fungsi.

LCD menjadi alat untuk menampilkan sistem pengaturan kamera. Seperti shutter
speed, ISO, diafragma, white balance, dan setingan lainnya.

Layar LCD juga menjadi tempat untuk menampilkan foto hasil bidikan Anda. Fungsi ini
akan muncul saat tombol preview ditekan.

Bisa juga menjadi layar untuk melihat objek ketika Anda merekam video dengan mode
Live View.

6. Baterai
Meski tidak punya pengaruh dalam setiap hasil foto yang Anda buat, keberadaan
baterai tetaplah penting.

Sebagus dan secanggih apa pun kamera DSLR yang Anda miliki tidak akan bisa
berfungsi tanpa baterai. Karena itu, baterai merupakan bagian penting pada kamera
DSLR.

Posisi tempat baterai ada di bagian bawah bodi kamera. Bagi Anda yang aktif memotret
ada baiknya memiliki baterai cadangan. Hal ini akan mengurangi risiko kehilangan
momen akibat baterai kamera habis daya.

Sekadar tips, ketika Anda selesai memotret, sebelum menyimpan kamera di dalam
boks sebaiknya keluarkan baterai dari tempatnya.

Selain akan menghemat daya pada baterai, kondisi sistem elektronis kamera akan lebih
awet ketika tidak ada listrik saat tidak digunakan.

7. Tombol on/off

Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan kamera. Umumnya


berada di bagian atas bodi.

Ada yang berada di tempat yang sama dengan tombol shutter. Ada juga yang
meletakkan tombol on/of ini dekat dengan mode dial. Hanya berbeda posisi, tapi tetap
fungsinya sama.

Ada sebagian orang yang suka lupa mematikan kamera dengan menggunakan tombol
on/off ini.

Padahal, jika kamera tidak digunakan untuk waktu yang lama, sangat dianjurkan untuk
mematikannya melalui tombol on/off ini. Dengan demikian, kondisi daya baterai bisa
bertahan lebih lama.
8. Mode Dial

Bagian kamera DSLR yang ini rata-rata berbentuk bulat. Fungsinya untuk mengatur
kamera untuk menggunakan mode yang dibutuhkan. Ada mode Manual (M), auto (A
atau P), juga mode AV dan TV.

Selain itu, mode dial juga akan menyediakan settingan instan saat memotret. Seperti
night mode, close up/potrait, sports, fireworks, atau panorama.

Settingan yang disediakan mode dial akan membantu Anda mendapatkan foto sesuai
kondisi pada saat akan memotret tanpa harus repot mengatur eksposur dan kecepatan
rana.

9. Main Dial

Bentuk main dial mirip dengan mode dial. Bedanya, pada main dial yang terlihat hanya
separuh saja.

Sisanya ada di bagian dalam bodi kamera. Bentuknya agak bergerigi untuk
mempermudah pengaturan dengan menggunakan jari tangan.

Hal yang diatur oleh main dial biasanya adalah eksposur atau diafragma. Namun,
sejumlah menu lain juga diatur dengan menggunakan main dial ini. Misalkan saja ISO
atau white balance.

10. Tombol Pelepas Lensa

Fungsi tombol ini memang hanya satu, yaitu sebagai pelepas lensa dari bodi. Tapi
jangan sepelekan tugasnya.

Lensa dan bodi kamera akan rusak jika Anda tidak menekan tombol ini saat akan
melepas lensa.
Tidak hanya bagian dudukannya saja yang rusak, sistem elektronis lensa dan bodi juga
bakal ikut mengalami kerusakan.

Posisi tombol ini relatif sama di setiap kamera. Berada di bagian depan bodi dan tepat
di samping dudukan untuk lensa. Tekan tombol ini lalu putar lensa untuk melepasnya.

11. Tombol Menu

Ketika Anda ingin melakukan setelan khusus pada kamera DSLR, pastikan menekan
tombol menu lebih dahulu.

Saat tombol menu ditekan, maka di layar LCD akan tampak sejumlah pilihan
pengaturan kamera.

Selanjutnya akan tinggal mengatur kamera dengan menggunakan main dial dan tombol
arah yang ada di bodi kamera.

12. Built-in Flash

Kamera DLSR dari mulai entry level akan memiliki built-in flash. Untuk mengaktifkan
built-in flash, Anda harus menekan lebih dulu tombol yang berada di bagian atas-depan
bodi.

Tepat di samping built-in flash yang akan membantu foto lebih terang ketika kondisi
objek kekurangan cahaya.
B. MODE YANG TERDAPAT DALAM KAMERA DSLR

Mengenal Mode Pada Kamera DSLR

Dial pengatur Mode pada kamera

Mode pada kamera merupakan pilihan setting-an pemotretan dalam berbagai situasi yang
terdapat pada kamera digital. Mode kamera DSLR profesional cenderung fokus ke Mode
Manual, kamera saku (poket) fokus ke Mode Auto dan kamera prosumer (semi DSLR) sering
menggunakan variasi antara Mode Manual dan Mode Auto. Pilihan Mode di kamera pada
berbagai merek adalah sama hanya terdapat pada perbedaan simbol yang digunakan.

Simbol pilihan Mode untuk beberapa merek kamera

Secara umum Mode kamera yang sering terdapat pada kamera dibagi menjadi:
1. Mode Otomatis: AUTO, Portrait, Macro, Landscape, Sports/Action dan Night Shoot.
2. Mode Semi Otomatis: Aperture Priority, Shutter Speed Priority dan Program
3. Mode Manual

Mode AUTO

Dalam mode AUTO seluruh setting-an dilakukan secara otomatis oleh kamera yang meliputi
setting-an shutter speed, aperture, ISO, white balance, fokus dan flash untuk mengambil
gambar se optimal mungkin.

Mode Portrait

Jika memilih mode Portrait secara otomatis kamera memilih aperture yang besar (nilai f
kecil) untuk mengaburkan background dan hanya fokus pada objek. Mode ini bagus digunakan
untuk memotret objek tunggal sehingga mendapatkan jarak yang dekat dengan objek, mode
ini juga bisa mengenali dan fokus pada wajah manusia.

Mode Macro

Mode Macro memungkinkan fotografer bergerak lebih dekat ke objek untuk mengambil
gambar close up. Macro ini sering digunakan untuk memotret bunga, serangga atau objek
kecil/makro lainnya. Bila menggunakan mode ini fokus akan lebih sulit didapatkan karena
kedalaman bidang fokus (depth of field) sangat sempit, untuk itu disarankan menggunakan
tripod agar fokus mudah didapatkan.

Mode Landscape
Bisa dikatakan bahwa mode Landscape adalah kebalikan dari mode Portrait dari segi aperture
yang digunakan. Landscape memberikan aperture yang kecil (nilai f besar) sehingga bidang
fokus nya lebih luas. Pada saat yang sama kamera juga memilih shutter speed yang lebih
lambat untuk mengkompensasi aperture yang kecil. Mode ini bagus digunakan untuk
memotret pemandangan.

Mode Sport/Action

Mode Sport/Action ideal digunakan untuk menangkap objek yang bergerak seperti atlet
sedang berolahraga, binatang peliharaan, mobil, binatang liar, dll. Mode ini menangkap objek
yang bergerak dengan menaikkan shutter speed dan ISO.

Mode Night Shoot

Mode Night Shoot (atau disebut juga shutter pelan) digunakan untuk memotret dengan kondisi
pencahayaan yang kurang, kamera secara otomatis akan men-setting shutter speed yang lebih
lama. Dalam mode ini disarankan untuk menggunakan tripod karena shutter speed yang lama
akan membutuhkan kestabilan kamera agar tidak menghasilkan gambar yang buram atau blur.

Mode Aperture Priority (A atau Av; Aperture value)

Mode ini memberikan kontrol secara manual terhadap setting aperture dan kamera akan
memilih setting-an yang lain secara otomatis (shutter speed, white balance, ISO, dll) untuk
mendapatkan eksposure yang bagus.

Mode Shutter Priority (S atau Tv; Time value)

Mode Shutter Priority mirip dengan mode Aperture Priority hanya saja yang dikontrol manual
adalah shutter speed sedangkan setting-an yang lain otomatis dipilih oleh kamera.
Mode Program (P)

Mode ini hampir sama dengan mode AUTO tetapi mode Program memberikan sedikit
pengaturan secara manual terhadap aperture, shutter speed dan ISO.

Mode Manual (M)

Mode Manual memberikan kontrol yang penuh kepada fotografer untuk memilih setting yang
diinginkan seperti shutter speed, aperture, ISO, white balance, flash, dll.
C. SEGITIGA EXPOSURE FOTOGRAFI

Apa itu Segitiga Exposure?


Artikel mengenai dunia Fotografi kali ini akan sedikit membahas mengenai Apa itu segitiga
Exposure? Istilah Exposure bisa diartikan sebagai kemampuan kamera dalam mengumpulkan
cahaya yang masuk. Dalam dunia fotografi sering dikenal istilah Segitiga Exposure atau Triangle
Exposure yaitu gabungan 3 komponen antara Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure.
Pengaturan Exposure sangat penting agar foto yang dihasilkan nantinya terlihat indah, jernih,
artistic dan dapat dinikmati. Ada 3 istilah hasil foto berkaitan dengan pengaturan komposisi
exposure ini yaitu Under-Exposed (UE) artinya jika foto yang dihasilkan terlalu gelap, Exposure-
Cukup apabila foto yang dihasilkan komposisinya sesuai dan enak untuk dilihat dan yang
terakhir adalah Over-Exposed (OE) yaitu jika foto terlalu terang.

Segitiga Exposure adalah kemampuan kamera dalam mengumpulkan cahaya yang masuk. Untuk mengatur
Exposure ada 3 komponen yang saling mempengaruhi yaitu Shutter Speed (Kecepatan rana), Aperture (Bukaan
diafragma lensa) dan ISO ( International Standardization Organization/ Sensitivitas Sensort kamera)
Untuk lebih memahami apa itu exposure, kita bisa menggunakan perumpamaan, exposure
diibaratkan sebagai sebuah gelas dan cahaya adalah air yang akan dituangkan kedalam gelas.
Maka exposure yang tepat adalah pada saat gelas terisi air hingga tepat di bibir gelas. Jika air
tidak mencapai bibir gelas, maka gambar under-exposed/ UE dan saat air tumpah karena
kepenuhan maka gambar yang diambil akan overexposed/ OE. Sederhana memang tapi untuk
menerapkannya tidak sesederhana itu, butuh pengetahuan tertentu.

Pengaturan Exposure dapat menghasikan gambar yang berbeda - beda, diantaranya adalah Under Exposed, Exposure cukup dan
Over Exposure

Saat kalian menekan tombol shutter, maka kamera akan menangkap citra objek menjadi foto
dengan tingkat terang yang dipengaruhi oleh tiga factor Exposure atau yang lebih dikenal
sebagai Segitiga Exposure yang terdiri dari
ISO
APERTURE
SHUTTER SPEED

ISO (Sensitivitas Sensor)


ISO merupakan singkatan dari International Standardization Organization, dan di dalam dunia
fotografi digunakan untuk mewakili tingkat sensitivitas sensor.

Menu untuk pengaturan ISO pada kamera DSLR

Istilah ini serupa dengan ASA dan DIN pada era fotografi analog (sebelum era digital). Pada ISO
rendah (misalnya pada angka ISO 100 pada settingan kamera DSLR), sensot akan menangkap
gambar secara lebih detail tetapi butuh lebih banyak cahaya sehingga gambar terlihat lebih gelap.
Sebaliknya pada ISO tinggi (misalnya ISO > 6400), sensor kamera kana menjadi lebih sensitive
sehingga gambar yang dihasilkan semakin terang. Berikut acuan penggunaan ISO (bukan standar
baku hanya acuan saja) :

ISO ACUAN PENGGUNAAN


100 200 Lokasi terang, kebutuhan detail tinggi atau shutter speed rendah
400 800 Lokasi dengan pencahayaan yang sedang, misalnya di bawah pohon
atau teras rumah, ruang keluarga dengan penerangan yang cukup
800 1600 Foto indoor dengan cahaya agak redup atau foto aksi dengan
kecepatan tinggi
1600 Digunakan pada lokasi dengan pencahayaan yang kurang (Lowlight)
Keatas

Apabila kalian memainkan ISO, resiko yang kalian dapatkan adalah NOISE/GRAIN.

Efek pengaturan ISO pada kamera DSLR adalah terdapatnya noise atau grain pada fot yang dihasilkan

Aperture (Bukaan Diafragma Lensa)


Aperture atau bukaan diafragma lensa menentukan banyaknya cahaya yang diteruskan oleh lensa
yang kemudian ditangkap oleh sensor kamera. Simbol penulisan yang dipakai adalah F per angka
pembagi tertentu. Sebagai contoh adalah F/8 yang berarti lensa tersebut akan terbuka
dengandiameter sebesar 1/8 dari panjang focal lensa (focal length). Semakin kecil angka
Aperture (misalnya F/2), berarti semakin lebar bukaan lensanya dan foto semakin terang.
Sebaliknya, semakin besar angka Aperture (misalnya F/11) berarti semakin sempit bukaan
lensanya dan foto menjadi semakin gelap karena cahaya yang masuk semakin sedikit.
Angka Aperture (Bukaan diafragma lensa) yang terdapat pada kensa kamera DSLR. Aperture disimbolkan
dengan huruf F, misalnya F/4, F/8, F/11

Contoh Aperture (Bukaan Lensa) F/2, F/4 dan F/8 pada lensa kamera DSLR

Dengan kalian mengotak-atik Aperture ini, resiko atau dampak yang kalian dapatkan adalah
DOF (Deep of Field) yaitu ketajaman gambar. Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar di bawah
ini.
Efek yang ditimbulkan ketika kita mengatur Aperture pada kamera DLSR yaitu Deep of Filed

Shutter Speed (Kecepatan Rana)


Shutter Speed atau dikenal juga dengan Exposure Time menentukan lamanya sensor kamera
dalam menangkap citra dari suatu objek. Penulisan yang sering digunakan adalah 1 per sekian
detik.
Shutter Speed atau kecepatan rana atau exposure time adalah kecepatan rana dalam membuka dan menutup

Pada Shutter speed dengan settingan cepat (misalnya 1/100 detik), jumlah cahaya yang diterima
oleh sensor menjadi sedikit, sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih gelap. Sedangkan
dengan shutter speed yang lambat (misalnya 1/25 detik), cahaya yang ditangkap oleh sensor
menjadi lebih banyak dan gambar yang dihasilkan juga lebih terang. Efek yang ditimbulkan
apabila settingan shutter speednya kurang tepat adalah Freeze dan Motion Blur. Pada shutter
speed cepat (misalnya 1/1000) objek akan terlihat tidak bergerak atau sering disebut dengan
istilah efek freezing. Dan sebaliknya pada shutter speed rendah (semisal 1/20), objek akan
terlihat kabur atau blur dan berbayang, umumnya disebut dengan istilah motion blur.
Efek pada hasil jepretan kamera apabila dalam melakukan pengaturan shutter speed tidak sesuai yaitu motion blur

Bagaiman Cara Mengatur Exposure?


Dalam kamera DSLR, terdapat 2 pilihan mode, yaitu manual dan otomatis (Automatic, Program,
Aperture Priority dan Shutter Speed Priority).

Untuk dapat menggunakan manual Exposure, anda harus memahami terlebih dahulu tentang
shutter speed, aperture dan ISO. Untuk pengertian istilah ketiganya sudah saya jelaskan pada
artikel sebelumnya. Jika ketiganya sudah dipahami, pasti kalian bisa untuk menuangkan air ke
dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun berkurang.

Rumus Exposure: Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure

Contoh dengan angka:


1/200 + f/1.8 + ISO 100 = 0 (hasil auto exposure)
1/200 + f/1.8 + ISO 200 = 1 (setelah +1 EV exposure compensation) foto akan lebih terang
1/200 + f/1.8 + ISO 100 = -1 (setelah -1 EV exposure compensation) foto akan lebih gelap
Sebagai catatan, exposure compensation adalah bukan bagian dari faktor penentu exposure.
Exposure compensation hanya mengubah hasil perhitungan auto exposure saja. Jika kita
menerapkan exposure compensation positif, maka hasil perhitungan auto exposure kamera akan
lebih terang daripada sebelumnya atau ketika belum di setting. Jika kita menerapkan exposure
compensation negatif, maka hasil perhitungan auto exposure akan lebih gelap daripada
sebelumnya.

Exposure diatur sesuai dengan kebutuhan kalian. Kebutuhan di sini maksudnya adalah kalian
mengambil foto untuk tema apa, indoor atau outdoor, teknik yang kalian gunakan seperti apa.
Karena ada berbagai jenis fotografi dan teknik melakukannya. misalnya fotografi dengan teknik
levitasi, teknik bulb atau teknik lainnya. Masing - masing teknik membutuhkan settingan yang
berbeda - beda satu sama lainnya, jadi kita harus benar - benar tahu dasarnya terlebih dahulu.

Ketiga faktor di atas yang sudah saya paparkan (Shutter Speed, Aperture, ISO) merupakan salah
satu dasar cara kerja sebuah kamera digital dari jenis dan merk apapun (terutama jenis DSLR).
Jadi dapat kita simpulkan semahal apapun kamera yang kita miliki, tetapi apabila kita tidak bisa
mengatur Exposure maka foto yang dihasilkan pun tidak berkualias. Dan sebaliknya, walaupun
kita menggunakan kamera bukan jenis kamera professional apabila kita tahu cara setting
Exposure maka foto yang dihasilkan akan bagus, komposisi warnanya sesuai dan sudah pasti
lebih berkualitas dan enak dipandang.
DAFTAR PUTAKA

http://www.foldertekno.com/bagian-kamera-dslr/ Diakses pada tanggal 29/10/2017 pukul 20.12


wib

https://banyugroup.blogspot.co.id/2016/02/makalah-tentang-kamera.html Diakses pada tanggal


29/10/2017 pukul 20.32 wib

http://safitrikamilia.blogspot.co.id/2013/12/makalah-kamera-dan-lensa.html Diakses pada


tanggal 29/10/2017 pukul 20.52 wib

http://www.digitografi.com/2017/05/segitiga-exposure-fotografi-shutterspeed-aperture-iso.html
Diakses pada tanggal 29/10/2017 pukul 21.52 wib

Anda mungkin juga menyukai