Kondisi kanker serviks yang baru diperiksakan setelah gejala sudah muncul bisa
dianggap sudah terlambat untuk ditangani. Di sinilah pentingnya peran
pemeriksaan pap smear secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan sel
yang berisiko menjadi sel kanker.
Pemeriksaan pap smear adalah prosedur pengambilan sampel sel dari leher rahim
untuk memastikan ada atau tidak adanya ketidaknormalan yang dapat mengarah
kepada kanker serviks pada wanita. Meski tes ini sangat penting, tetapi banyak wanita
yang masih belum menjalani tes ini secara rutin karena kurangnya informasi. Di bawah
ini adalah 6 pertanyaan yang paling sering diajukan dan informasi terpenting
seputar pap smear.
Kapan pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan?
Pemeriksaan pap smear sebaiknya diambil tiap dua tahun sekali dimulai dari usia 21 tahun.
Setelah usia 30, tes ini dapat diambil tiap tiga tahun sekali. Di Indonesia, pemeriksaan pap smear
umumnya perlu dijalani oleh wanita usia subur yang sudah menikah atau aktif secara seksual.
Wanita usia subur adalah wanita yang berusia 15-49 tahun. Pada beberapa kasus, pemeriksaan
pap smear dapat dikombinasikan dengan tes untuk mendeteksi human papillomavirus (HPV),
terutama pada wanita 30 tahun ke atas.
Namun dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan lebih sering jika pasien memiliki faktor
risiko tertentu, seperti mengidap infeksi HIV, didiagnosis mengidap sel prekanker pada
pemeriksaan sebelumnya, memiliki riwayat kanker serviks dan mengalami kelemahan sistem
imun akibat transplantasi organ atau tindakan medis lain. Selain itu, pemeriksaan pap smear
dapat dihentikan setelah seseorang menjalani histerektomi total atau berusia 65 tahun yang
memiliki hasil tes negatif.
Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, sebaiknya jangan tunda lagi untuk menjalani pemeriksaan
pap smear secara teratur sebagai upaya mendeteksi kemunculan sel abnormal pada serviks lebih
dini. Jangan menunggu hingga semua terlambat, ya!
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker terganas nomor dua yang menyerang kaum
wanita. Sayangnya, masih banyak wanita, khususnya di Indonesia, yang tidak rutin
memeriksakan diri dengan melakukan pap smear.
Pap smear merupakan sebuah tes yang dapat memeriksa keadaan sel-sel pada serviks (leher
rahim) dan vagina. Dengan pemeriksaan rutin, perubahan sel-sel yang mungkin bisa berkembang
menjadi kanker atau sudah menjadi kanker bisa terdeteksi.
Tes ini biasanya memakan waktu sekitar lima menit. Selama prosedur, Anda tidak perlu tegang
karena kebanyakan wanita tidak merasakan rasa sakit saat melakukan pap smear.
Saat melakukan pap smear, dokter bisa juga mengkombinasikannya dengan tes human
papillomavirus (HPV), khususnya buat wanita berusia 30 tahun ke atas. HPV adalah sebuah
virus yang menyebabkan infeksi menular seksual, yang dapat menyebabkan kanker serviks pada
beberapa wanita.
Secara medis pap smear aman dilakukan. Meski begitu, tetap ada kemungkinan akibat
negatifnya. Anda bisa menerima hasil tes yang salah. Contohnya, hasil tes menunjukkan bahwa
Anda memiliki sel-sel normal, padahal tidak demikian. Pemicu ketidakakuratan tersebut yaitu
sel-sel abnormal tertutup darah dan jumlah sel abnormal sangat sedikit. Namun, kemungkinan
sel-sel abnormal dapat terdeteksi jika Anda menjalani pap smear berikutnya.
Agar mendapat hasil tes pap smear seakurat mungkin, sebaiknya hindari berhubungan seksual,
membersihkan vagina, dan memakai krim vagina selama 2 hari sebelum tes dilakukan.
Siapa yang Membutuhkan Pap Smear?
Para ahli merekomendasikan para wanita berusia 21 tahun ke atas untuk melakukan pap smear.
Namun, jika Anda telah aktif berhubungan seksual sebelum usia tersebut, sangat disarankan
untuk melakukan tes ini.
Sebenarnya risiko Anda terkena kanker serviks tergolong rendah jika Anda belum berhubungan
seksual. Meski begitu, Anda bisa mempertimbangkan untuk melakukan pap smear karena ada
hal lain yang dapat memicu kanker serviks seperti merokok dan faktor keturunan.
Tes ini sebaiknya dilakukan setiap tiga tahun untuk wanita berusia 21 65 tahun. Untuk wanita
berusia 30 65 tahun yang dinyatakan negatif mengidap HPV, disarankan melakukannya setiap
lima tahun.
Pap smear harus lebih rutin dilakukan jika Anda dinyatakan memiliki sel abnormal, memiliki
sistem imun yang lemah, terjangkit virus HIV, menjalani kemoterapi dan pernah menjalani
transplantasi organ.
Dengan rutin menjalani pap smear, Anda bisa mencegah diri dari risiko kanker serviks.
Kalaupun Anda memiliki sel-sel bersifat kanker, dokter bisa menanganinya lebih dini agar sel
tersebut tidak berkembang menjadi ganas.
Yang Harus Dipersiapkan untuk
Pemeriksaan Pap Smear
Pertama Kali
Oleh Arinda VeratamalaData medis direview oleh dr. Yusra Firdaus.
37Klik
Klik untuk
untuk membagikan
berbagi pada
viaLine
di di Facebook(Membuka
Twitter(Membuka
Tumblr(Membuka
Google+(Membuka
Linkedln(Membuka
new(Membuka di
di
didi
di diyang
jendela
jendela
jendela
jendela
jendela jendela
yang
yang
yang
yang yang baru)37
baru)
baru)
baru)
baru)
baru)
Kanker serviks atau leher rahim merupakan salah satu jenis kanker yang paling
sering menyerang wanita. Salah satu hal yang harus wanita lakukan untuk
mencegah kanker serviks sedini mungkin adalah dengan melakukan
pemeriksaan pap smear. Jika ditemukan tanda-tanda kanker serviks bisa
berkembang di tubuh Anda melalui pemeriksaan ini, maka Anda bisa
mencegahnya sedini mungkin.
Pada saat pemeriksaan, Anda mungkin akan diminta untuk melepas baju Anda
dari pinggang ke bawah. Kemudian Anda diminta untuk berbaring di meja khusus
dengan lutut ditekuk. Dokter akan memasukkan alat yang disebut dengan
spekulum ke dalam vagina Anda. Alat ini berfungsi untuk melebarkan vagina
Anda, sehingga dokter bisa melihat leher rahim Anda dan mengambil sampel
sel-sel serviks Anda dengan alat yang disebut spatula.
Sampel sel-sel serviks Anda ini kemudian ditempatkan dalam wadah yang berisi
cairan khusus (tes pap dengan cairan) atau disebarkan dalam slide kaca khusus
(tes pap smear konvensional). Dan, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Tunggu hasilnya satu sampai dua minggu kemudian.
Anda pun disarankan untuk melakukan pap smear secara rutin setiap tiga tahun
sekali (tanpa disertai tes HPV), bagi Anda yang berusia 21-30 tahun. Dan, bagi
Anda yang berusia lebih dari 30 tahun, Anda disarankan untuk melakukan pap
smear (disertai dengan tes HPV) setiap lima tahun sekali.
Beberapa hal yang harus Anda persiapkan sebelum melakukan pap smear yang
pertama adalah:
Lakukan pap smear saat Anda sedang tidak menstruasi. Ketahui siklus
menstruasi Anda, sehingga Anda lebih mudah membuat janji dengan dokter
untuk melakukan pap smear.
Jangan membersihkan vagina dengan douche setidaknya tiga hari sebelum
pemeriksaan
Tidak melakukan hubungan seksual selama dua hari sebelum pemeriksaan
Tidak menggunakan tampon selama dua hari sebelum pemeriksaan
Tidak menggunakan alat kontrasepsi, seperti busa spermisida, krim, atau jeli,
dan obat-obatan vagina selama dua hari sebelum pemeriksaan, karena ini dapat
menghilangkan atau mengaburkan sel-sel abnormal
Kosongkan kandung kemih Anda sebelum melakukan tes untuk kenyamanan
Anda (buang air kecil terlebih dahulu)
Dalam kedua kasus, Pap Smear digunakan untuk menemukan perubahan sel
abnormal pada contoh sel. Pap smear biasanya termasuk dalam daftar
pemeriksaan rutin yang disarankan bagi wanita dalam rangka pencegahan
penyakit leher rahim. Berdasarkan hasil dari pap smear, setiap kelainan yang
ditemukan dalam contoh-contoh sel serta penyebab utama mereka dapat diobati
lebih awal; dengan melakukan hal ini akan sangat menurunkan peluang seorang
wanita terkena kanker leher rahim.
Setiap wanita akan memiliki jadwal tes pap yang berbeda yang disarankan
dokter untuk mereka; jadwal ini akan didasarkan pada usia dan risiko mereka
terkena penyakit leher rahim. Pada wanita di atas usia 30, Pap smear terkadang
dikombinasikan dengan sebuah Tes HPV karena penyakit leher rahim seringkali
disebabkan oleh HPV atau biasa disebut virus papilloma pada manusia. Pada
wanita yang dibawah umur 30 tahun, Pap Smear saja biasanya sudah cukup,
tetapi mereka juga disarankan untuk mendapatkan suntikan vaksin HPV sebagai
tindakan pencegahan.
Gejala Kunci
Untuk tujuan diagnosis, perubahan sel yang abnormal yang ditemukan di pap
smear akan menjadi faktor penentu dalam diagnosis penyakit atau gangguan
leher rahim, seperti:
Dokter Anda dapat meresepkan pap smear jika Anda mengalami salah satu
gejala berikut:
Menjadwalkan tes pap Anda ketika Anda tidak berada dalam masa
menstruasi, karena darah dapat mengganggu hasil tes.
Tidak menggunakan tampon, alat pembersih dubur, bedak, atau obat-
obatan vagina lainnya selama 24 jam sebelum tes.
Tidak melakukan hubungan seksual selama 24 jam sebelum tes.
Anda akan merasa lebih nyaman jika Anda mengosongkan kandung kemih
Anda sebelum melangsungkan tes.
Anda mungkin memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi HPV dan mendapatkan hasil
tes pap yang abnormal karena perilaku seksual tertentu, seperti:
Berhubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi
Memiliki lebih dari satu pasangan
Melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang juga berhubungan
seksual dengan orang lain.
Setelah tes, adalah normal ketika vagina mengalami sedikit pendarahan. Risiko
yang timbul dari tes pap sangat kecil. Anda dapat pulang ke rumah pada hari
yang sama dan datang kembali untuk mengambil hasil tes pap yang biasanya
membutuhkan waktu 1 hingga 2 minggu. Terdapat kemungkinan untuk
memperoleh hasil yang negatif semu atau positif semu. Oleh karena itu,
beberapa dokter biasanya menyarankan tes pap dilakukan sebanyak tiga kali
berturut-turut, dijadwalkan secara terpisah, untuk memastikan hasil
pemeriksaan.