BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Pangandaran merupakan Daerah Otonomi Baru yang
terbentuk pada tanggal 25 Oktober 2012. Seiring dengan terbentuknya
Kabupaten Pangandaran maka dibentuk pula Satuan Organisasi Perangkat
Daerah di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Pangandaran. Salah
satunya adalah Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten
Pangandaran membawahi 15 UPTD Puskesmas, 1 UPTD Farmasi dan 1
UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran memegang peranan yang
sangat penting dalam sektor kesehatan. UPTD Farmasi adalah Unit
Pelaksana Teknis kedinasan di tingkat kabupaten yang berfungsi sebagai
pelaksana penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi ketersediaan,
keterjangkauan, keamanan dan mutu sediaan farmasi dan alkes.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu
menjamin aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan
terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup karena obat merupakan
komponen yang tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Akses
terhadap obat esensial merupakan hak azasi manusia, oleh sebab itu
penyediaan obat esensial merupakan KEWAJIBAN bagi pemerintah (pusat
dan daerah).
Pengadaan Obat, Bahan habis pakai dan Alat Kesehatan JKN di
Lingkup UPTD Puskesmas Langkaplancar Kabupaten Pangandaran terdiri
dari Metode Penunjukan Langsung (melalui e_katalog/e_purchasing).
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mempunyai multi manfaat,
secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai manfaat secara
comprehensive, yakni pelayanan yang diberikan bersifat paripurna mulai
dari preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative.
B. Landasan Hukum
Landasan Hukum dalam Pengadaan Obat, Bahan Habis Pakai dan
Alat Kesehatan berdasar pada :
a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
150,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781)
d. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang
Kebijakan Obat Nasional
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010
tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah.
g. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah sebagaimana telah di ubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334).
h. Peraturan Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun
2013 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255).
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400).
j. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2012 tentang E_Purchasing ( Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 1239).
k. Surat Edaran Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Dengan Sistem
E_Purchasing.
l. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor KF/MENKES/167/III/2014
Tentang Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (E_Catalogue)
tahun 2014, perubahan atas Surat Edaran Nomor
KF/Menkes/337/VII/2013 tentang Pengadaan Obat Pemerintah Melalui
Mekanisme E_Purchasing Berdasarkan Katalog Elektronik (E_Catalogue)
Tahun 2013.
H. Suharto, Am.Kep
NIP : 19690816 198903 1 007
LAMPIRAN 1