Anda di halaman 1dari 3

PELATIHAN PENGELOLAAN OBAT

( NOTULEN )

Tanggal : 29 September 2016

Tempat : Ruang rapat lantai II Puskesmas Tirtoyudo

Peserta : Tenaga Medis Puskesmas Tirtoyudo

Nara Sumber : Nurul Hidayatus Sholiha,S.Farm.Apt

( Apoteker Puskesmas Dampit )

1. Agenda Pelatihan
a. Pembukaan oleh Kepala Puskesmas
b. Pelatihan Pengelolaan obat oleh Nara sumber
c. Tanya Jawab
d. Kesimpulan
e. Penutup
2. Pembukaan
Pelatihan pengelolaan obat dibuka oleh Kepala Puskesmas Tirtoyudo : dr.Titis Ari R.
Pada pelatihan kali ini kepala Puskesmas mengharapkan Pustu/Polindes dalam
mengelola obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan standar / prosedur yang telah
ditetapkan.
Selain itu pendelegasiaan wewenang obat oleh Apoteker kepada Asisten Apoteker ;
untuk yang di pustu / polindes pendelegasian wewenang obat langsung ke tenaga
kesehatan yang ada di desa / wilayah.
3. Pelatihan Pengelolaan Obat

Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu di perlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan, serta supervisi dan Evaluasi pengelolaan Obat.

Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk


menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya ditiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan Obat di PUSTU / POLINDES meliputi :

1. Perencanaan Kebutuhan

Perencanaan kebutuhan Obat berdasarkan metode konsumsi dengan menetapkan

stok optimum.

2. Permintaan dan penerimaan

Permintaan dengan menggunakan LPLPO Pustu / Polindes ke Puskesmas induk (


gudang obat Puskesmas ).
Penerimaan obat dari puskesmas, petugas diwajibkan melakukan pemeriksaan
administrasi dan mutu obat meliputi : nama dan jenis obat, jumlah obat, kemasan,
kondisi fisik obat, kadaluwarsa, kesesuain dengan LPLPO.

3. Penyimpanan Obat

Faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpanan obat : kelembapan, Sinar matahari,


Suhu, Kerusakan Fisik, Pengotoran.
Penyimpanan obat menggunakan prinsip FIFO (First In First Out ), FEFO ( first
Expired first Out )
4. Penggunaan Obat
Berpedoman pada penggunaan Obat Rasional dengan prinsip :
a. Mengurangi penggunaan injeksi
b. Menghindari peresepan Obat yang berlebih
c. Menghindari Penggunaan antibiotik untuk kasus ISPA non pneumonia dan diare
non spesifik
d. Memberikan informasi obat kepada pasien mengenai cara penggunaan obat dan
penyimpanannya dirumah.

5. Pencatatan dan pelaporan

Yang dilakukan di Pustu / Polindes antara lain :


a. Catatan /register harian pemakaian / pengeluaran obat.
b. LPLPO sub unit
c. Surat pengembalian obat rusak dan kadaluwarsa ke puskesmas Induk.

4. Tanya - Jawab
Pertanyaan : Perbedaan Etiket warna Putih dan Biru

Jawab : Warna putih untuk obat oral yang masuk ke saluran cerna tubuh

Warna biru untuk obat Luar yang tidak masuk saluran cerna tubuh.
Pertanyaan : Bagaimana Respon Tubuh terhadap Polifarmasi ?

Jawab : Untuk obat antibiotika bisa terjadi Resistensi

Untuk Analgesik / Antipiretik tidak bisa menimbulkan resistensi tetapi

Meningkatkan nilai batas ambang.

Pertanyaan : Apakah pemberian resep harus oleh Dokter saja ?

Jawab : Idealnya memang dokter, tapi bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan

Lain selama ada pendelegasian wewenang obat.

5. Kesimpulan
Dengan adanya Pelatihan Pengelolaan Obat untuk tenaga kesehatan PUSTU /
POLINDES diharapkan pelayanan kefarmasiaan di PUSTU / POLINDES meningkat
lebih baik.

6. Penutup
Pelatihan pengelolaan obat ditutup oleh Kepala Puskesmas.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Notulen

( dr. Titis Ari Respatilatsih ) ( Santi Dewi )

Anda mungkin juga menyukai