Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN MESIN RECHIPER KAYU YANG MENGALAMI

OVERSIZE UNTUK PRODUKSI FIBERWOOD PADA PT.SUMATRA


PRIMA FIBERWOOD
,
(1) Dosen Jur. Teknik PErancangan Manufaktu, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Jl.
Kanayakan 21 Bandung 40135,
email: bustami@e-intranet.polman-bandung.ac.id
(2) Mahasiswa D4 Polman Jur. Teknik Perancangan dan Pengembangan Produk
email: harypradinata@gmail.com

Abstrak
Semakin meningkatnya kebutuhan perabot rumah tangga yang menggunakan bahan baku kayu
maka dibutuhkan teknologi tepat guna untuk membantu dalam proses pembuatan komponen
rumah tangga diantaranya MDF (Midle Dencity Fiberboard). Produk ini lebih dipilih oleh
masyarakat Karena produknya yang memiliki disain dan tampilan yang lebih menarik serta produk
lebih ringan dan dapat dirakit atau bongkar pasang.
Untuk membuat produk board ini akan dilakukan beberapa fase diantaranya yaitu proses
chipwood. Proses ini dinamakan chipper dan dapat dikatakan merupakan awal proses. Proses ini
merupakan pembentukan atau pencacahan kayu yang berbentuk log atau biasa juga disebut dengan
kayu gelondongan. Pada proses ini mesih dapat menghasilan 40ton/jam dengan jam kerja mesin
6-8jam/hari. Kayu-kayu yang digunakan pada proses ini memiliki standar diameter yaitu antara
75-400mm. Setelah dilakukan pencacahan maka proses selanjutnya yaitu merupakan penyaringan
chip beradasarkan ukuran standar. Beradasarkan dari proses penyaringan, maka didapat sekitar
10% chip yang melebihi ukuran standar atau oversize dan terdapat 5% chip yang dibawah standar
ukuran atau fines.

Melihat dari hasil proses penyaringan maka diperlukannya optimasi atau perancangan mesin
sebagai proses rechipper dari kayu-kayu yang melebihi ukuran chip atau oversize. Hal ini sangat
perlu dilakukan untuk meminimalkan bahan-bahan yang terbuang akibat dari proses chipper yang
tidak maksimal. Mesin rechipper ini digunakan sebagai proses pencacahan ulang chip yang
mengalami oversize. Mesin rechiper akan dioperasikan berdampingan dengan mesin chipper yang
ada pada perusahaan. Mesin rechiper bekerja setelah proses penyaringan chip dan chip yang
mengalami oversize akan diproses kembali dengan mesin ini.
Kata Kunci: Perancangan, Rechiper Board.
1. Pendahuluan Melihat dari hasil proses penyaringan
1.1 Latar Belakang maka diperlukannya optimasi atau
Semakin meningkatnya kebutuhan perancangan mesin sebagai proses
perabot rumah tangga yang rechiper dari kayu-kayu yang melebihi
menggunakan bahan baku kayu maka ukuran chip atau oversize. Hal ini sangat
dibutuhkan teknologi tepat guna untuk perlu dilakukan untuk meminimalkan
membantu dalam proses pembuatan bahan-bahan yang terbuang akibat dari
komponen rumah tangga diantaranya proses chiper yang tidak maksimal.
MDF (Midle Dencity Fiberboard).
Produk ini lebih dipilih oleh masyarakat
Karena produknya yang memiliki disain
dan tampilan yang lebih menarik serta
produk lebih ringan dan dapat dirakit atau
bongkar pasang.

Untuk membuat produk board ini akan


dilakukan beberapa fase diantaranya
yaitu proses chipwood. Proses ini
dinamakan chiper dan dapat dikatakan
merupakan awal proses. Proses ini
merupakan pembentukan atau
pencacahan kayu yang berbentuk log atau
biasa juga disebut dengan kayu
gelondongan. Pada proses ini mesih dapat
menghasilan 40ton/jam dengan jam kerja
mesin 6-8jam/hari. Kayu-kayu yang Gambar 1.1 Diagram Tahapan
digunakan pada proses ini memiliki Pembuatan Chipwood.
standar diameter yaitu antara 75-400mm.
Berdasarkan dari diagram proses diatas
Setelah dilakukan pencacahan maka
bahwa proses pertama pada pembuatan
proses selanjutnya yaitu merupakan
chipwood adalah proses debarking, yaitu
penyaringan chip beradasarkan ukuran
merupakan proses masunya kayu untuk
standar. Pada proses penyaringan
dilakukan proses pengulitan kayu log.
terdapat 3 layer penyaringan yaitu:
Pada proses ini kayu dalam bentuk
Layer pertama memiliki ukuran
gelondongan Setelah proses pengulitan,
maksimal penyaringan: 40x40mm
kayu log dilanjutkan pada proses kedua
Layer kedua memiliki ukuran maksimal
yaitu chiper pos pada proses ini
penyaringan: 4x4mm
merupakan proses pencacahan kayu log
Layer ketiga memiliki ukuran maksimal
menjadi bentuk chip. Pada proses ketiga
penyaringan: 3x3mm
yaitu intermediate storage of chips ini
Beradasarkan dari proses penyaringan,
merupakan stasiun penyimpanan chip
maka didapat sekitar 10% chip yang
sekaligus menghantarkan chip menuju
melebihi ukuran standar atau oversize dan
proses keempat yaitu proses screening.
terdapat 5% chip yang dibawah standar
Proses screening merupakan proses
ukuran atau fines.
penyaringan chip berdasarkan ukuran
standar yang telah ditentukan. Pada
proses ini maka akan terjadi proses
penggolongan chip berdasarkan ukuran oversize. Proses tambahan ini akan
yang memenuhi standar, oversize serta diposisikan setelah proses screening.
chip yang memiliki ukuran dibawah
standar atau fines. setelah proses Berikut merupakan tahapan pembuatan
penggolongan chip maka selanjutnya chipwood dengan penambahan proses
adalah porses terakhir pada pembuatan rechipper:
chipwood yaitu proses chip cleaning.
Proses ini merupakan proses
pembersihan chip sekaligus pengeringan
chip untuk mengurangi kadar air. setelah
proses pengeringan maka chip akan
dihantar pada proses refiner atau proses
penghalusan.Untuk optimasi
perancangan ini maka mesin dibuat
khusus pada proses rechiper. Mesin ini
akan dipasang setelah tahap secreening,
dimana seluruh chip yang mengalami
oversize akan dicacah kembali.
Gambar 1.3 Diagram Penambahan
Proses Rechiper.
Agar mempermudah dalam perancangan
maka sebagai acuan spesifikasi data kayu
yang akan dicacah menjadi chipwood
sudah ditentukan berdasarkan hasil rata-
Gambar 1.2 Penggolongan Chip. rata kayu yang mengalami oversize yaitu
kayu dengan ukuran diatas 40x40mm
Setelah ditinjau berdasarkan prosesnya hingga dengen batas ukuran maksimal
ternyada pada proses screening terdapat 100x100mm dan tebal pemotongan yaitu
sekitar 10% dari chip yang mengalami 5mm. Mesin rechiper disini akan
oversize serta 5% chip mengalami fines, memanfaatkan motor listrik sebagai
dalam artian ada sekitar 4ton/jam chip tenaga penggeraknya dengan hasil
yang dihasilkan mengalami oversize atau reduksi putara 450rpm untuk putara disk
sekitar 32ton/hari pada proses kerja dengan 4pisau potong, sehingga kapasitas
maksimal mesin chiper serta sekitar yang dihasilkan yaitu 4,5 / .
2ton/jam atau sekitar 16ton/hari chip 1.1 Tujuan Tugas Akhir
yang mengalami fines pada proses kerja Bedasarkan hasil tinjauan sementara
maksimal mesin chiper. Hal ini tentu saja maka beberapa tujuan dilakukannya
menyebabkan kerugian pada perusahaan penelitian untuk mengurangi banyaknya
dikarenakan banyaknya bahan chipwood waste chipwood dan mampu
yang terbuang, oleh karena itu untuk meningkatkan proses pembuatan
meminimalkan terbuangnya chip maka chipwood yang standar.
peneliti merasa sangat perlu dilakukan
optimasi mesin dengan cara melakukan 1.2 Manfaat Penelitian
tambahan proses rechiper yang Dalam setiap penelitian tentunya harus
dikhususkan untuk chip yang mengalami ada manfaat sebagai acuan
pengembangan dari suatu masalah maka diameter yaitu antara 75-400mm. Setelah
dari itu manfaat-manfaat sebagai dilakukan pencacahan maka proses
optimasi adalah mampu meminimalikan selanjutnya yaitu merupakan penyaringan
chip yang tidak standar atau oversize chip beradasarkan ukuran standar. Pada
serta proses pembuatan chipwood yang proses penyaringan terdapat 3 layer
dihasilkan sesuai dengan standar yang penyaringan yaitu:
ditentukan. Layer pertama memiliki ukuran maksimal
penyaringan: 40x40mm
1.3 Batasan Masalah Layer kedua memiliki ukuran maksimal
Pada proses penelitian ini perlu dibuat penyaringan: 4x4mm
beberapa batasan-batasan pembahasan Layer ketiga memiliki ukuranmaksimal
agar penelitian yang dilakukan sesuai penyaringan: 3x3mm
dengan konsentrasi bidang yang diambil Beradasarkan dari proses penyaringan, maka
maka pembahasan yang diangkat adalah didapat sekitar 10% chip yang melebihi
optimasi perancangan serta mekanisme ukuran standar atau oversize dan terdapat 5%
kerja mesin dan peneliti tidak membahas chip yang dibawah standar ukuran atau fines.
masalah sestem kontrol mesin, Project optimasi mesin rechiper ini
pembuatan alat serta estimasi biaya merupakan hasil dari analisis dari suatu
secara detail. proses chipping dimana dilakukan
penambahan proses yang dinamakan
2. Metode Perancangan rechiping. Proses ini merupakan proses
Metode perancangan merupakan proses pengulangan pencacahan pada chip yang
berfikir sistematis terhadap siatu project mengalami oversize. Berdasarkan standar
dengan tujuan agar dapat menghasilkan yang ditentukan tuntutan standar ukuran chip
output yang maksimal. Metode yang minimal 3x3mm dan maksimal ukuran
digunakan dalam perancangan ini 40x40m.
menggunakan VDI 2222 (Persatuan 2.2 Mengonsep
Insinyur Jerman) yaitu dengan melalui Mesin rechiper dibuat harus memenuhi
beberapa proses: kriteria-kriteria yang sesuai dengan tuntutan
yang diinginkan mesin berproduksi dengan
rentang waktu kerja 6- 8jam/hari, jenis kayu
yang akan diproses pada rechiper yaitu kayu
Gambar 2.1 Tahapan Merencana VDI 2222 karet dan acacia mangium dengan 4
pisauMerancang merupakan tahap ketiga dari
metode perancangan sistematis. Setelah
2.1 Merencana mengkonsep pemecahan selesai, maka
Untuk membuat produk board ini akan bagian-bagian dari pemecahan konsep
dilakukan beberapa tahap diantaranya yaitu tersebut dijadikan dasar dalammerancang.
proses chipwood. Proses ini dinamakan Konstruksi yang dihasilkan dari tahapan
chiping dan dapat dikatakan merupakan awal merancang merupakan pilihan optimal
proses. Proses ini merupakan pembentukan setelah melalui tahapan pemeriksaan secara
atau pencacahan kayu yang berbentuk log teknis dan ekonomis.
atau biasa juga disebut dengan kayu Untuk lebih memperjelas pengonsepan maka
gelondongan. Pada proses ini mesin dapat perlu dibuat daftar tuntutan yang sangant
menghasilan 40ton/jam dengan jam kerja berhubungan dengan perancangan mesin
mesin 6-8jam/hari. Kayu-kayu yang
digunakan pada proses ini memiliki standar
rechiper ini sebagai gambaran spesifikasi
mesin.

Tabel 2.1 Daftar tuntutan

Gambar 2.3 Fungsi bagian

Setelah dilakukan pembuatan alternatif dari


masing-masing fungsi bagian dan
menghasilkan beberapa konsep dari
rancangan maka didapat konsep terpilih
berdasarkan metode perancangan VDI2222.
Berikut merupakan konsep terpilih.

Pada tahapan ini dilakukan penguraian fungsi


dari mesin rechiper beberapa sub-fungsi
yang akan memberikan alternatif rancangan
dan solusi dari suatu penentuan ide pokok
perancangan.

Gambar 2.4 Konsep Rancangan Mesin


Rechiper Kayu.

Kelebihan
Gerakan yang dihasilkan motor stabil
Pada transmisi menggunakan V-belt
Gambar 2.2 Black Box sehingga mengurangi slip pada
putarannya.
Setelah membuat konsep mekanisme mesin, Pasak yang digunakan jenis Gib-head key
maka perlu dibuat bagan fungsi keseluruhan selain memungkinkan menahan beban
mesin. putar yang tinggi shaft jenis ini juga
berfingsi sebagai penahan pulley pada saat
mendapat beban aksial.
Penggunaan ball bearing sebagai dudukan = Density Kayu
akan memberikan kestabilan pada saat V = Volume Pemotongan
Maka:
shaft beroperasi.
Pada fungsi pemotong mesin ini m =
menggunakan disk dengan knife yang = 650 (4 10 )
dapat diatur tingkat kedalaman = 0,026 (
pemotongan. Hal ini dapat memudahkan
pada proses penentuan standar
pemotongan. Sedangkan target pemakanan adalah
Dengan menggunakan rangka jenis baja 4ton/jam maka:
profil menjadikan mesin lebih ringan. 4 = 4000

Kekurangan = 66,7
Pengerjaan konstruksi mesin lebih sulit Pemakanan
=
Komponen standar yang digunakan lebih
sedikit. 66,7
0,026
= 2565,38
3. Perhitungan Perancangan
3.1 Pehitungan Pada sistem Potong Sedangkan pada disk terdapat 4 pisau maka
1 = 4 pemakanan
3.1.1 Perhitungan Gaya Potong
= =
4
Dimana: 2565,38
=
4
Fe = Gaya Potong
= Modulus of Rupture (Lampiran = 641,34
19)
A = Luas Bidang Potong
Diketahui:
3.2 Perhitungan Daya Motor
A = 31,06
Kayu = 570.6 (terlampir 19) 3.2.1 Daya yang Diperngaruhi Oleh Chip
= 55,95
=
Maka: Dimana:
Fe =
= 55,95 31,06
= 1737,807
Pe = Daya Motor
Fe = Gaya Potong
3.1.2 Perhitungan Pemakanan Vc Kayu = Kecepatan Potong
Diketahui:
Diketahui:
Fe = 1737,807
= 650 (Lampiran 3) Vc = 1712 =
V = 4 10 Kayu 28,53 (Lampiran 22)
Dimana: Maka:
Pe = Dimana:
= 1737,807 28,53
= 49579,63 = 49,57 P = daya
Mp = Momen Puntir
N = Jumlah
putaran (rpm)
3.2.2 Daya Yang Diperngaruhi Oleh Diketahui:
Berat Sistem Potong
Fe = 22,04
R2 = 175
= n = 641,34
Maka:
Dimana:
P
= Watt =
9550
Vc = Kecepatan potong Kayu 22,04 165 641
Kayu =
9550
R = Jarak Pisau = 244,21
= = 0,244
1 Maka daya motor yang dibutuhkan pada
2
Diketahui: mesin chipper adalah:

Vc Kayu = 28,53 49,57 + 0,244 = 49,814


R = 330
Maka: Jika P adalah daya rata-rata yang
diperlukan maka harus dikalikan dengan
factor koreksi dari sistem transmisi untuk
=
mendapatkan daya awal yang sistem
28,53
= penggerak butuhkan. Daya yang besar
330 mungkin diperlukan pada saat start, atau
= 0,086
mungkin beban yang lebih besar terus
bekerja setelah start.
Gaya potong total
=
=
Dimana:
Dimana:
P = Daya yang
= Gaya Potong total dibutuhkan mesin
M = Massa Sistem Potong = Faktor koreksi
Diketahui: Diketahui:

= 0,086 P = 49,81
M 18,068 = 1,4( 13)
Maka: Maka:

= = = 1,4 50,029
= 0,086 165 = 69
18,068
= 22,04 Dari perhitungan diatas maka daya motor
yang dipilih adalah: motor New SAFE-
Daya total yang dibutuhkan SAVE Series yang diproduksi oleh MEZ
Mohelnice dan MEZ fren stat dengan daya

= = 75kw dan 1000rpm (lampiran 23).
9550 9550
3.3 Perhitungan Pada Sistem Transmisi 4.3.2 Perhitungan Jarak Poros Rencana

3.3.1 Perhitungan Diameter Puli Pada penentuan jarak titik sumbu poros
pada puli transmisi harus sebesar 1,5
1= (R.S Khurma dan sampai 2 kali diameter puli besar. Maka
untuk melakukan penentuan titik sumbu
J.K Gupta, 2005)
poros diambil pertangahan dari nilai yang
Dimana: ditentukan yaitu 1,75.

D1 = Diameter puli motor C1 = 1,75 1


P = Daya motor Dimana:
N = rpm motor
C1 = Jarak sumbu antar
poros rencana
Diketahui: D1 = Diameter puli
besar
P = 75
n = 1000 Maka:
Maka:
C1 = 1,75 1
D1 = 1,75 224
=
= 392
75
=
1000
= 0,075 3.3.3 Perhitungan Perencanaan Sabuk
Pada tabel terlampir bahwa = 0,075
1
dengan diameter 224 = 2 1 + ( 1 + 2) + ( 2 1)
L 2 2
D2 1 (Sularso ,1997) 1
= ( 1 2)
2 4
1 1
= = 2 1 + ( 1 + 2) + ( 2 1)
2 2 4
Dimana: Dimana:

n1 = rpm motor L = Panjang sabuk rencana


n2 = rpm yang C1 = Jarak antar titik sumbu poros rencana
dibutuhkan mesin D1 = Diameter puli motor
D1 = Diameter puli D2 = Diameter puli mesin
motor Diketahui:
D2 = Diameter puli besar
Diketahui: C1 = 392
D1 = 224
n1 = 1000 D2 = 150
n2 = 641,34
D1 = 224
Maka: Maka:

1 1 L 1
= = 2 1 + ( 1 + 2) + ( 2 1)
2 2 2 4 1
D 1 2 = 2 392 + (224 + 150)
2 = 2
1 1
224 641,34 + (280 150)
= 4 392
1000 = 1383,97
= 143,66
= 150
Nomor nominal sabuk yang dipilih adalah Berdasarkan tuntutan spesifikasi mesin
sabuk-V standar: Tipe D = 1397 maka penentuan banyak sabuk perlu
(terlampir) dilakukan. Hal ini sangant diperlukan
karena harga N yang relatif besar akan
= 2 3,14( 1 2) (Sularso, 1997) menyebabkan getaran pada sabuk yang
Dimana: mengakibatkan penurunan efisiensinya.

b = Sudut kontak puli =


besar
C = Jarak antar sumbu
poros
= Faktor koreksi Dimana:
Maka:
N = Jumlah sabuk
b = 2 3,14( 1 2) P = Daya motor
= 2 1397 3,14(224 + 150) Po = Besar daya yang dapat
= 1619,64 ditransmisikan oleh satu
sabuk
C = + 8( 2 1) = Faktor oreksi
8 Diktahui:
1619,64 + 1619,64 8(224
= P = 75
8
= 403,21 Po =?
= 1,00 (terlampir)

50
12,4 + (14,4 12,4)
200
50
+ 0,76 + (0,85 0,76)
200
= 25,104
Maka:

N
=
75
Gambar 4.5 Sudut kontak Puli =
25,104 1,00
2,9 3
Sudut kontak puli: 3.3.4 Kecepatan Linier Sabuk
57( 1 2) 1.
= 180 =
60
57(224 150)
= 180
492,56 Dimana:
= 171,43 = 1,00
v = Kecepatan linier sabuk
D1 = Diameter puli pada motor
Maka sabuk yang dipakai berdasarkan n = rpm pada motor
perhitungan perhitungan rpm dan daya Diketahui:
motor serta perhitungan panjang sabuk
D1 = 224 = 0,224
maka dipilih sabuk-V standar Tipe D n = 1000
dengan panjang sabuk = 1397
(terlampir). Dengan daerah penyetelan
jarak sumbu poros = 50 . Maka:
v . 1. = 9,46 (11,72)
=
60 = 110,87
0,224 1000
=
60
= 11,72 3.3.6.2 Gaya Yang Terjadi Pada Sisi Kencang Sabuk

= (R.S Khurma dan J.K Gupta, 2005)


3.3.5 Mencari Luas Penampang Sabuk ( )
Dimana:
Diketahui:
= Gaya maksimum yang
Tinggi sabuk = 13,5 terjadi pada sisi kencang
(t) sabuk
Lebar sabuk = 25,4 = Gaya maksimum sabuk
(b) = Gaya tegang
Maka: sentrifugal

1
= = 40 = 20
19 2 Diketahui:
20 =
19 = 110,87
= 19 20 T =?
= 6,91 T = =
= 13,34 467,21
= 31.5 2( ) = 6232,5814
= 31.5 2(6,91) =
= 17,68 a = Luas Penampang sabuk
Maka:
= 1 2 (31,5 + 17,68) 19
=
= 467,21
= 6232,5814 110,87
= 0.00467
= 6121,71

4.3.6 Gaya Yang Terjadi Pada Belt


3.3.6.3 Gaya Yang Terjadi Pada Sisi Kendur Sabuk
4.3.6.1 Gaya Tegang Sentrifugal
2,3 = (R.S Khurma dan J.K Gupta,
= (R.S Khurma dan J.K Gupta, 2005)
2005)
Dimana:
Dimana:
= Gaya tegang
= Koefisien gesek
Sentrifugal
= Sudut kontak
m = Massa sabuk
v = Kecepatan linier Diketahui:
Diketahur: = 0,30( )
m =? = 186,48
v = 11,72 = 186,48
180
= 3,24
m = ( )
= (0.00467 1,778 ) 1140
= 9,46
Maka:

Tc = Maka:
yang sangat berpengaruh pada pemilihan bahan dan
2,3 =
diameter poros. Oleh karena itu pentingnya dilakukan
= 0,30 3,24 perhitungan terhadap beban yang dialami oleh poros
= 0,972 pada saat mesin bekerja.
0,972
= Diberikan data:
2,3
= 0,422 = = 509
= 280
= 2,64 = ( )
= 194,3
=
2,64 = = 0,1943
6121,71 = 2725,5
=
2,64 =
= 2318,82 = 1090,2
=
=
= 177,24
=
= 1737,807
3.3.6.4 Kapasitas Daya Pada Belt = 380
=
=( ) (R.S Khurma dan J.K Gupta, 2005) = 147,5
= = 0,1475
Dimana: = = 0,30
= = 7,85
P = Kapasitas Daya Pada belt
= 7,85
Diketahui: 10

= 6121,71
Gaya Geser yang = 0,18
= 2318,82
diizinkan = 0,18 700
v = 11,72
= 126

Maka:

=( )
= (6121,71 2318,82)
11,72
= 44568,87
= 44,56
Berdasarkan perhitungan diatas didapat:
Gaya maksimum yang terjadi pada sisi kencang sabuk
( ) = = 6232,5814
Gaya sentrifugal = 110,87
Gaya yang terjadi pada sisi kendur = 2318,82

Maka gaya maksimum yang terjadi pada sisi kendur


adalah:
= + = 2318,82 + 110,87 = 2429,69

3.4 Perhitungan Pada Poros


Poros merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi
sebagai penerus dari energi yang ditransmisikan oleh
motor. Pada poros juga terjadi beberapa pembebanan
Gambar 4.9 Diagram Momen Pada Poros

Maka:

Gaya vertical yang terjadi pada poros (C): = 177,24


= + 1737,807
= + (R.S Khurma dan J.K +
Gupta, 2005) = 1915,047
(Diagram c)
Dimana:

= Torsi yang bekerja pada poros puli (C):


Maka: =( ) (R.S Khurma dan J.K
= 6121,71 Gupta, 2005)
= + 2318,82
Dimana:
+
= 8440,53 = Torsi yang bekerja pada sisi C
(Diagram c)
Maka:

= (6121,71
Gaya vertical yang terjadi pada sistem =( 2318,82)0,1943
potong (D): )
= 738,90
= + (R.S Khurma dan J.K (Diagram b)
Gupta, 2005) Karena pada sisi D (sistem potong)
digerakkan oleh sisi D (Puli) maka torsi
yang bekerja pada sisi D dianggap sama.
Gaya vertikal yang bekerja pada sisi C. = Momen bending
lalu dan menjadi reaksi bearing pada reaksi sisi B
pada A dan B:
+ = 8440,53 Maka momen bending pada D Akibat
Dimana: Reaksi Bearing A:
= Reaksi bearing B = 0,1475
=Reaksi bearing A = 1915,047
0,1475
Maka reaksi bearing terhadap C:
= 282,46
= 8440,53 (Diagram d)
1 0,194
Atau = 1637,46 Resultan momen bending pada C:
= 8440,53 = ( ) +( )
1637,46 = (1321,83) + (282,46)
= 6803,07 = 1351,67 (Diagram e)

Momen bending pada C


= =0 Maka diambil momen bending
Dimana: maksimum:
= Momen Bending = = 1351,67
Pada A Ekuvalen momen puntir
=Momen Bending
Pada B = +
= (1351,67) + (738,90)
Momen bending Pada Titik C Akibat = 1540,44 /
Reaksi bearing B = 154 10
= 0,1943
Dimana: Maka diameter poros yang dipengaruhi
= Momen Bending oleh momen puntir ( ):
Pada C 154 =
= Reaksi Bearing B 10 16
Maka: = 126
= 0,1943 16
= 24,74
= 6803,07 0,1943 154 10
= 1321,83 =
(Diagram d) 19,79
= 77817,07 atau =
37392,62 = 42
Gaya yang bekerja pada sisi D. reaksi
dan menjadi reaksi A.
+ = 1915,047
Maka momen terhadap A:
1 1915,047 0.147
Atau = 281,511 Ekuvalen momen bending
= 1915,047 281,511 1 1
= 1633,53 = + + = ( + )
2 2
Momen bending pada A dan B 1
= =0 = (1351,67 + 953,75)
2
Dimana: = 778,405
= Momen bending = 1152 10
pada reaksi sisi A
Diameter poros yang dipengeruhi momen
=
bending ( )
1152 10
= =
32 16
Dimana: = Momen punter
= = Momen tahanan
=
. .= 16
=

(154 10 ) 16
=

= 86
Diketahui:
=?
= 760
. . =8
Maka:
760 Tegangan gabungan
= = = 190 = + 3( )
. 4
Lalu:
778 = Tegangan gabungan
=
10 32
= 190
32 = + 3( )
= 18,65
1152 10 = 172,14 + 3(0,7 86)
= = 105,09
8,5
= 6166,21 atau = Tegangan gabungan ijin
6166,21 = . =
18,33 =
Berdasarkan dari perhitungan diatas maka = 1,
diambil nilai diameter poros tertinggi = 0,8,
yaitu 0,5
(2,5 )
42 dianggap 45 .
. 0.9
Kontrol Dimensi Poros
Tegangan Bengkok 0,9 700 0,8
=
= 2,5
= 201,6
= < .
32
Dimana:
= Momen bengkok maksimal
= Momen tahanan

32
= =

1351,67 32
=

= 172,14

Tegangan Puntir
Kesimpulan 5. Mccauley J, Christopher. 2012.
Dari hasil Perancangan ulang mesin Machinnerys handbook. Newyork:
rechiper yang telah dilakukan, maka Industrial Press
dapat diambil kesimpulah bahwa: 6. Primis Hill & Mcgraw. 2006.
Mechanical Engineering. From:
1. Setelah dilakukan perhitungan
http://www.primisonline.com
daya motor didapat bahwa mesin
7. Sularso. 1997. Dasar Perencanaan
rechiper dapat bekerja dengan
Dan Pemilihan Elemen Mesin.
target 4ton/jam dengan waktu
Jakarta: PT Pertja
kerja mesin 6-8jam/hari.
2. Pisau pada sistem potong sengaja
dirancang dapat diatur kedalaman
potongnya sehingga mesin dapat
pekerja sesuai dengan tuntutan
standar chip.
3. Perhitungan Daya yang dapat
ditransmisikan sabuk dilakukan
agar sabuk dapat bekerja dengan
maksimal.
4. Sabuk V-standar dipilih agar dapat
terjadi slip apabila mesin
mendapat beban lebih dari
kapasitas motor.

DAFTAR PUSTAKA
1. Khurmi, R,S & Gupta, J,K. 2005.
Mechanical Design. From:
2. http://books.google.co.id/books/abou
t/Machine_Design.html?id=6FZ9Uv
DgBoMC&redir_esc=y
3. Mott L, Robert. 2009. Elemen-
elemen Mesin Dalam Perancangan
Mechanis 1. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta
4. Mott L, Robert. 2009. Elemen-
elemen Mesin Dalam Perancangan
Mechanis 2. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai