Anda di halaman 1dari 18

BAB 2 PROSES PRODUKSI

2.1 Metode Spining III

Benang CD __ merupakan benang jadi yang diproduksi oleh departemen

Spinning III dengan memproses bahan kapas. Serat kapas didatangkan dari Brazil.

Serat yang didatangkan berbentuk ball dan melewati berbagia proses untuk

menjadikannya benang.

2.1.1 Blowing

Proses Blowing adalah proses penghisapan dan pembukaan gumpalan serat.

Serat yang awalnya berbentuk bale dibuka menjadi bentuk serat-serat halus,

bertujuan agar dapat diproses pada mesin carding.

Bahan baku harus diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan serat yang lebih

homogen. Pengaturan ini bertujuan juga unutuk memberikan komposisi raw

material dan reuse secara merata. Pengaturan berbentuk memanjang dan lebarnya

disesuaikan dengan lebar baleflucker.

Gumpalan serat dicacah dan disedot oleh Automatic Bale Opener untuk

merubah bentuk serat. Gerigi roll mencabik sedalam .. mm. Kecepatan proses

baleplucker adalah 1 bale perjamnya. Dalam sekali proses Automatic Bale Opener

dapat memproses beberapa bale bergantung pada lebar baleflucker.

Serat dialirkan melalui ventilator ke Pre Cleaner dan Multi Function Separator

dengan tekanan 100Pa. Pre Cleaner memisahkan serat dengan trash. Multi Fuction

Separator untuk memisahkan logam dengan dengan serat. Saat Logam masuk
terdeksi, logam akan didorong keluar oleh tekanan angin.. Serat CD __ terdapat

banyak trash. Trash dapat berupa kulit biji, biji, daun, dan sebagainya. Nep adalah

serat yang menggumpal dan tidak dapat diurai lagi. Serat kemudian dimasukan

kedalam multimixer.

Multimixer berfungsi sebagai pencampur bahan agar lebih homogen. Bagian

multimixer adalah chamber, speklaties, opener, feed roll, dan beater. Chamber

berbentuk rongga buku buku dengan tekanan ventilator yang berbeda, agar serat

lebih menyebar dan tidak terfokus pada titik tertentu. Kapasitas chamber adalah ..

kg. Speklaties merupakan rol panjang berisi paku untuk membuka serat. Opener

untuk membuka serat lebih lanjut dengan feed roll. Beater membuka serat dan atau

carding penuh, multimixer akan memberi sinyal kepada baleplucker untuk berhenti

menghisap bahan baku.

2.1.2 Carding

Proses ini merupakan proses lanjutan dari proses blowing dan terjadi pada

mesin carding. Mesin carding pada spinning1 berjumlah __ mesin dengan kapasitas

produksi 150 -160 m/menit setiap mesinnya. Proses carding berfungsi untuk:
a. menguraikan serat yang sebelumnya telah dibuka pada proses blowing

dengan leaker in.

b. membersihkan kotoran yang masih melekat pada serat dan menghilangkan

serat pendek top flate.

c. membuat serat-serat menjadi sliver, dengan arah serat ke sumbu sliver.

d. membuat berat standar sedangkan berat standar proses carding pada

spinning 3 ini adalah 450 grains/ 6 yard yang diatur dengan draft (penarikan)

antar front roll dengan back roll.

Proses carding dilakukan melewatkan lapisan atau gumpalan serat diantara 2

yang disuplai dari mesin blowing. Serat akan melewati feedray kemudian serat akan

berupa web (lapisan tipis) selanjutnya melewati taker in berfungsi untuk

membersihkan kotoran pada serat. Kotoran yang jatuh akan disedot menuju dust

collector.

Selanjutnya serat dibawa menuju silinder dan akan bertemu dengan top flat

yang berbeda arah putan dan kecepatan dengan silinder. Hal ini bertujuan untuk

penguraian serat, pengaturan jarak antara silinder dengan top flat harus diperhatikan

karena dapat mempengaruhi kualitas sliver. Apabila terlalu renggang akan

menghasilkan nep yang cukup tinggi, sedangkan jika terlalu rendah akan berpotensi

menyebabkan laping pada top flat, silinder, serta doffer. Jarak antara silinder

dengan top flate pada perusahaan ini adalah 7/1000 mm .

Selanjutnya serat akan menuju menuju doffer dan bertemu dengan stripping

roll yang arah putaran dan kecepatannya relatif sama. Pada bagian ini serat akan
mengalami pengelupasan sehingga serat lebih terbuka. Setelah itu serat akan

melewati serat akan melewati kondensor yang berfungsi ini menyatukan web

menjadi sliver yang selanjutnya digulung secara otomatis pada can untuk diproses

bagian lain. Pada spinning 3 hasil proses carding mempunyai berat standar sliver

yang dihasilkan 450 gr/6yard

Dalam proses carding ada 2 gerakan pokok pada mesin carding. Gerakan

pertama, carding action. Carding action terjadi ketika dua permukaqn arah bagian

jarum yang tajam pada kedua permukaan roll berlawanan arah dan kecepatan kedua

roll tidak sama, sehingga kedua permukaan tersebut seakan beradu. . Carding action

memiliki fungsi menguraikan serat pendek, menghilangkan kotoran. Hal ini terjadi

antara Silinder dengan top flats dan Silinder dengan doffer. Gerakan kedua,

stripping action. Stripping action terjadi pada permukaaan arah bagian tajam pada

kedua permukaan sama, sedang kecepatan kedua permukaan berbeda, sehingga

bagian permukaan yang tajam pada permukaan yang bergerak lebih cepat, seakan

– akan menyapu pada bagian permukaan jarum yang bergerak lebih lambat.

Stripping action berguna untuk pengelupasan serat sehingga serat lebih terbuka. Hal

ini terjadi antara taker in dengan silinder dan doffer dengan stripping roll.

Carding action dan striping action


2.1.3 Drawing

Drawing berfungsi mensejajarkan serat pada sumbu dan untuk meratakan serat.

Sliver yang rata dan sejajar akan meningkatan kualitas benang akhir.

Drawing ada dua, yaitu:

a. Drawing Breaker

Pada proses ini spinning 3 menggunakan mesin drawing Rieter SB-D10.

Sliver carding diubah menjadi sliver drawing breaker, terjadi proses draft

dan perangkapan yang menghasilkan serat sejajar. 8 sliver carding ditarik

creel dan masuk kedalam draft zone. Didalam draft zone terjadi penarikan

oleh .. bottom roll dan .. top roll yang memiliki perbedaan kecepatan.

Semakin kedepan putaran semakin cepat sehingga serat mengalami

peregangan dan memnyebabkan permukaan menjadi sejajar. Kecepatan ini

diatur dengan banyaknya gerigi didalam mesin. Besarnya perbandingan

antara serat dengan panjang sliver drawing breaker ini akan berpengaruh

pada nomor benang yang dihasilkan. Kecepatan produksi drawing breaker

adalah 6600 m/menit dengan total draft 8,649 dan break draft 1,41. Berat

standar sliver drawing breaker adalah 410 grains/6 yards.

b. Drawing Finisher

Prinsip Breaker dan Finisher sama, berfungsi agar sliver semakin terarah

dan rata.
Pada proses drawing finisher menggunakan mesin rieter RSB-D30. Sliver

breaker dirangkap 7 untuk menghasilkan sliver Finisher. Sliver masuk

didalam draft zone dimana hanya ada 4 pasang roll (4 top roll dan 4 bottom

roll). Ketika sliver melewati draft zone maka akan mengalamami draft atau

penarikan. Total draft pada proses ini 7,30 dan break draftnya 1,28. Untuk

kecepatan produksi setiap mesin drawing finisher sebesar 620m/menit.

Hasil dari drawing finisher adalah sliver finisher. Berat standar sliver

finisher adalah 380 gr/6 yards

Dalam drawing finisher terdapat autoleveler yang berfungsi mengatur

kecepatan feed roll. Jika berat sliver terlalu ringan maka autolevel akan

meningkatkan kecepatan feed roll agar bahan yang masuk bertambah

banyak sehingga berat sliver yang dihasilkan sesuai dengan standar,

sebaliknya jika berat yang dihasilkan melebihi standar maka autoleveler

akan menurukan kecepatan feed roll agar pasokan bahan yang diproses akan

berkurang sehingga berat sliver yang dihasilkan sesuai standar.

Sistem drafting di mesin drawing


2.1.4 Flyer Frame

Setelah proses drawing berupa sliver yang lebih rata dan letak serat-seratnya

sudah sejajar satu sama lain. Untuk menghasilkan benang yang bagus, maka sliver

hasil proses drawing akan melewati flyer frame / roving. Dalam proses ini benang

akan mengalami drafting (penarikan), twisting (antihan), dan winding

(penggulungan).

Proses flyer frame menggunakan mesin FL – 100. Proses ini berawal dari sliver

hasil drawing finisher ditempatkan satu persatu di bagian belakang mesin slubbing

untuk setiap spindlenya, setiap 1 mesin roving mempunyai .. spindle. Kemudian

ujung sliver dimasukkan ke condensor/trompet yang dapat bergerak ke kiri ataupun

kanan secara aktif. Sliver akan melewati draft zone, draft zone sendiri terdri …

bottom roll, … top roll. Pada salah satu top roll terdapat apron berfungsi merubah

sliver menjadi roving. Kecepatan permukaan front roll lebih besar dari kecepatan

permukaan middle roll. Dan kecepatan permukaan middle roll lebih besar dari

kecepatan permukaan back roll. Untuk menggerakkan roll pada mesin ini

digunakan gear. Total draft yang terjadi pada prosses flyer frame sebesar 7,217 dan

break draft 1,26. Akibat dari peregangan ini maka serat akan menjadi lebih tegang

namun kekuatannya masih kurang. Dalam proses draft juga dapat menentukan berat

standar. Berat standar pada proses ini adalah 130 gr/5yard.


Draft zone
Setelah mengalami peregangan, sliver sudah berubah menjadi roving. Roving

selanjutnya akan mengalami twist pada flyer. Untuk menghasilkan twist yang

diinginkan gear yang digunakan adalah gear TCW dengan ukuran 38 dan gear A/B

dengan ukuran 91/82. Namun, twist yang terjadi pada proses ini masih kecil, yaitu

1,218 per inch dengan α 1,22. Twist terjadi karena perbedaan kecepatan antara

kecepatan flyer sebesar .. rpm dengan kecepatan spindle yang hanya .. rpm. Serta

akibat perbedaan kecepatan permukaan permukaan flyer dengan bobin yang

gerakannya searah terjadi juga penggulungan roving pada bobin. Tujuan pemberian

twist yang kecil pada proses ini adalah agar saat penggulungan tidak mudah putus

serta tidak menghambat draft pada proses selanjutnya.

Setelah sliver drawing mengalami drafting yang berubah menjadi roving dan

proses twisting meskipun nilainya masih kecil. Pada proses ini juga terjadi winding

(penggulung) melalui lengan flyer pada bobin akibat kecepatan putaran flyer lebih

cepat dari pada kecepatan putaran bobbin. Mesin akan secara otomatis sedemikian

rupa sehingga waktu lapisan gulungan roving sampai diatas, maka lapisan

selanjutnya akan diturunkan sebesara kurang lebih satu diameter roving, dan pada
waktu lapisan roving sudah mencapai bawah maka lapisan selanjutnya akan

dinaikan kurang lebih satu diameter roving.

2.1.5 Ring Spinning

Setelah mengalami proses flyer frame kemudian proses selanjutnya aalah

proses ring spinning. Pada proses ini roving akan mengalami draft dan pemberian

twist atau gintiran agar kekuatan benang meningkat dan juga akan mengubah roving

menjadi benang jadi. Mesin yang digunakan pada proses ini adalah RX-300. Jumlah

spindle pada mesin ring spinning ada …. spindle pada tiap mesin. Pada intinya ada

3 bagian pada proses ini, yaitu : drafting, twisting, dan winding.

Bagian – bagian mesin ring spinning


Mula-mula roving akan melewati creel dan dimasukkan ke kondensor/trompet.

Setelah itu akan melewati draft zone yang terdiri dari 3 bottom roll dan 3 top roll.

Pada salah satu bagian top roll dilengkapi dengan cradle untuk menghasilkan

kerataan pada benang yang akan dihasilkan. Kecepatan front roll (roll depan) lebih

cepat dan back roll (roll belakang) hal ini dilakukan agar terjadinya penarikan.

Tujuan dari penarikan ini adalah untuk mendapatkan Ne yang diinginkan. Pada
spinning 3 total draft pada proses ini sebesar 24,65 sedangkan break draft yang

dihasilkan 1,31 dan menghasilkan benang dengan Ne 23/1.

Selanjutnya benang akan melewati proses twisting/penggintiran. Tujuan dari

proses ini untuk memberikan kekuatan pada benang. Pada proses ini yang

menyebabkan terjadinya twist adalah putaran spindle dan traveller (pemberat) yang

berputar. Penggunanaan nomer traveller biasanya tergantung oleh Ne yang

dihasilkan serta kecepatan putaran traveller itu sendiri. Pada spinning 3 kecepatan

putaran traveller 14000 rpm dan ukuran traveller yang digunakan 1 MS/hf. Dan

twist yang dihasilkan pada proses ini sebesar 19,94 dengan α 4,16.

Selain terjadi twist akibat perbedaan kecepatan antara spindle dengan traveler

terjadi juga winding (penggulungan) pada bobbin. Winding pada mesin ini bergerak

secara otomatis. Apabila penggulungan sudah sampai atas maka spindle akan secara

otomatis turun sebesar kurang lebih satu diameter benang. Begitu juga apabila

penggulungan sudah mencapai bawah maka spindel akan bergerak keatas secara

otomatis sebesar satu diameter benang. Untuk setiap full doffing 60 gram.
Proses twisting dan winding

2.1.6 Winding

Winding adalah proses penggulungan benang atau berubahnya bentuk benang

dari palet ke cone. Pada proses ini mesin yang digunakan adalah link coner 7 v.

Benang Ne 23/1 dimasukan kedalam magazine. Magazine berfungsi sebagai

antrian benang, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan operator agar tidak terlalu

sering mengganti cop benang.

Benang jatuh menuju ke speg saat akan digulung. Benang melalui tension

dengan tekanan 33 bar. Bagian ini merupakan bagian yang berfungsi untuk

memberikan tegangan pada benang yang digulung pada palet, sehingga kepadatan

gulungan sesuai dengan yang diharapkan.

Benang juga melalui proses waxing. Proses waxing adalah pemberian wax

pada benang untuk mengurangi hairness pada benang dan menambah berat benang.

Pemberian ini bersifat opsional berantantung pada permintaan konsumen.


Setelah melewati bagian wax benang akan melewati bagian splicer, benang

dilewatkan pada sensor untuk mendeteksi ketidakrataaan benang. Saat benang tidak

rata maka benang akan putus dan masuk kedalam stationary float. Dan disabung

lagi dengan benang setelahnya.

Benang yang lolos sensor akan digulung pada cone dengan kecepatan drum

1000 m/min. Kecepatan ini bervariasi sesuai kebutuhan. Semakin cepat putaran

produksi semakin cepat namun kualitas akan menurun dan sebaliknya. Berat per

cone biasanya 2,52 kg dan panjangnya 98.500 cm.

2.1.7 Packing

Setelah seluruh proses selesai, benang akan dimasukkan ke dalam ruangan

ultraviolet untuk mengecek kenampakan benang. Pada ruang ini benang akan

terlihat akan benang belang atau tidak. Selanjutnya akan melewati proses take air

selama 3 shift atau 24 jam. Proses take air berfungsi untuk..... . Sebelum benang

dipacking harus melewati proses penimbangan. Dengan standar setiap 12 cones

harus memiliki berat... . Benang yang dipacking juga harus sama meliputi warna

cones, No. Lot, jenis dan No.benang harus sama. Setelah memenuhi semua standar

kelayakan benang sudah siap untuk dipacking. Dalam proses packing bisa
menggunakan karung yang berisi ... cones atau kardus yang berisi .. cones. Sebelum

dimasukkan setiap cones harus dibungkus dengan plastik terlebih dahulu.

Penempatan cones pada saat packing juga harus sesuai standar yang

diberlakukan. Setelah proses packing selesai ada pemberian identitas benang pada

setiap kardus atau karung. Identitas benang meliputi Ne benang, No. Lot, komposisi

benang, serta berat. Hal ini disebut juga identitas mampu telusur yang berguna

apabila ada komplain dari custumor akan mempermudah penyelidikan letak

kesalahan yang terjadi. Setelah itu untuk penyusunan karung dan kardus yang telah

selesai di packing harus sesuai standar agar tidak terjadi perubahan kualitasnya.

2.2 Analisa Benang CD

Analisa benang CD dilakukan di bagian QC spinning 1,

MATERIAL PENGUJIAN STANDAR ALAT


PENGUJIAN
Kapas 1. Kehalusan Serat 1. 2,5 - 5,5 Mic 1.Micronaire
2. Panjang Serat 2. Min 1.04 inc Fineness
3. Kehalusan Serat 3. Min 73/1000 P.S.I Tester
4. Kandungan Madu 4. Warna Biru : Tidak ada 2. ClassyFiber
madu 3. Fiber Strenght
. Warna Hijau : Madu Tester
Sedikit 4. Larutan Benedic
. Warna Kuning : Madu
Sedang
. Warna Orange : madu
Pekat
Carding 1. Berat Sliver 1. 500 gr/6yd 1. Warp block
2. U% Berat sliver standar ± 3% 2. Uster tester 3
3. NEPS/1gr 2. Maks : 4,5 3.Timbangan
3. Maks :10 elektronik
Drawing 1. Berat Sliver/6yd 1. 420gr/6yd 1.Yard test
Breaker 2. U% Berat sliver standar ±2.5% 2.Uster tester 3
2. Sliver Carded maks 4.00
Drawing 1. Berat Sliver/6yd 1. 412gr/6yd 1 Yard Tester
Finisher 2. U% Berat sliver standar ± 412
2 Sliver Carded 3.00 2 Uster Tester 3

Roving 1. Berat Roving 1 140 gr/15 yard 1.Yard Tester


2. Strength Roving
3. U% 2 170 – 220 gram 2.Strength Roving
Tester

3 Maks 4,50 3.Uster Tester 3

Ring 1.Berat benang 1.CD 30/1 : 49,69 – 53,03 1. Reeling (120


Spinning gr/lea yard)
2.Single strength 2.CD 30/1 : minimal 200 2. Uster tesorapid 3

3.Elongation 3.CD 30/1 : minimal 4,0 3. Uster tensorapid3

4. U% 4. CD 30/1 : maksimal 4. Uster tensorapid3


-Total IPI 12,95
- Maksimal 980 5.Twist Yarns tester
5. TPI
CD 30/1 : 22,46, α : 4,10
Winding 1.Berat benang 1 CD 30/1 : 32,82 – 35,06 1.Winder tarn lea
gr/lea tester
2.Single strength 2 CD 30/1 : minimal 200 2.Uster tensorapid 3
3.Elongation 3 CD 30/1 : minimal 4,0 3 Uster tensorapid 3
4.U% 4 CD 30/1 : maksimal 4 Uster tester 3
-IPI 12,90
-CD 30/1 maksimal 1000

5.Clasimat 5 Uster classimat II


5. CD 30/1 :
Big Medium Small
3 14 360
2.3 Teknik

Bagian Teknik merupakan bagian pendukung pada proses produksi. Terdapat 3

sub bagian pada bagian teknik.

2.3.1 Listrik dan bengkel.

Listrik PT Unilon textile Industries berasal dari PLN. Perusahaan

membutuhkan sekitar 20000 kV. Listrik dari PLN masuk kedalam Qubicle

incoming dan diatur dalam qubicle metering. Dialirkan ke trafo untuk diturunkan

arusnya. Terdapat 2 trafo dimana trafo pertama dan kedua.

Trafo pertama memiliki spesifikasi 3500 KVA 20KV/3.3KV. Untuk

memeuhi kebutuhan listrik PT. Unilon Textile Indutries diperlukan 10 substation

menyalukan listrik. Listrik dialirkan out going panel ke Spinning I 2400A/20A dan

ke Spinning IV 1200A/20A. Trafo kedua memiliki spesifikasi 3000 KVA

20KV/3.3KV. Dialirkan ke Spining 3 sebesar 2100 A dan Office 2100 A. Pada

bagian kelistrikan bertugas untuk melayani produksi mulai dari melakukan

pemeliharaan dan melakukan perbaikan pada instalasi listrik pada PT. Unilon

Textile Industries. Bagian ini juga melayani las bubut, memotong besi dan lain-lain

untuk menunjang proses produksi.

2.3.2 Sipil

Bagian sipil bertugas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan gedung

dan infrastruktur untuk menunjang proses prodksi. Bagian juga bertugas membuat,

membersihkan, dan memasang ducting. Serta membuat berbagai macam properties

yang menunjang keberlangsungan proses produksi.


2.3.3 Utilitas.

Pada bagian ini juga bertugas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan utility

dalam melayani proses produksi. Utility pada PT. Unilon Textile Indutries meliputi

beberapa bagian. Yaitu, air conditioner (AC), kompresor dan air.

Untuk penggunaan AC di PT. Unilon Textile Indutries pada setiap spinning

berbeda. Hal tersebut tergantung kebutuhan yang dibutuhkan oleh produksi. Dan

jumlah yang digunakan juga disesuaikan dengan beban mesin dan besar ruangan

produksi. Semakin besar beban pada mesin dan semakin besar ukuran ruangan

produksi maka jumlah AC yang digunakan semakin banyak. Untuk pemasangan

AC juga tidak bisa sembarangan. Pemasangan dilakukan oleh para ahli yang

memperhitungkan berbagai hal dalam ruangan, seperti jumlah mesin, panas yang

dihasilkan oleh mesin, dan orang berada dalam ruangan tersebut. Penggunaan AC

juga berpengaruh terhadap kualitas benang yang dihasilkan. Karena jumlah RH

dalam ruangan harus sesuai standar yang ditentukan oleh bagian produksi. Apabila

RH dalam ruangan terlalu tinggi dapat menyebabkan laping pada saat produksi.

Sedangkan apabila RH dalam ruangan terlalu rendah dapat menyebabkan benang

mudah putus saat proses produksi dan menyebabkan orang-orang yang berada

dalam ruangan mudah dehidrasi.

AC yang digunakan pada PT. Unilon Textile Industries menggunakan air dengan

suhu 22 – 24 ˚C yang ditiupkan dengan air menuju ruangan melalui ducting

terpasang pada ruang produksi. Kemudian diatur sedemikian rupa untuk menjaga
suhu dan RH dalam ruangan. Apabila standar suhu dan RH sudah tercapai harus

dijaga agar suhu diluar ruangan tidak merubah suhu didalam ruangan. Kemudian

udara didalam ruangan disirkulasi melalui rneur yang juga akan membawa kotoran

yang berada didalam ruangan dan disalurkan menuju dust collector. Kemudian

spray pump akan meniupkan udara dan air kedalam ruangan. AC juga dilengkapi

dengan inverter yang akan menyesuaikan secara otomatis dengan kebutuhan

didalam ruangan. Apabila RH didalam ruangan kurang maka spray pump akan

secara otomatis meniupkan angin lebih besar, begitu juga sebaliknya.

Selanjutnya adalah kompresor. Mesin – mesin pada PT. Unilon Textile Industries

menggunakan sistem kerja angin. Untuk menyuplai kebutuhan produksi ada 5

kompresor untuk memasok semua kebutuhan angin untuk menggerakkan mesin –

mesin produksi. 5 kompresor terdiri dari 4 kompresor dengan tekanan 12,6 bar dan

1 kompresor dengan tekanan 10,8 bar. Kemudian kompresor – kompresor tersebut

diletakkan pada setiap spinning. Selain 5 kompresor utama, PT. Unilon memiliki 2

kompresor cadangan dengan masing – masing tekanan 12,6 bar. Jalur pembagian

suplai angin pada semua spinning terhubung. Hal itu dimaksudkan apabila ada salah

satu ruang spinning yang kekurangan suplai angin maka dapat dilengkapi dari

suplai angin kompresor lain. Selain untuk mensuplai angin untuk mesin, kompresor

juga digunakan untuk mensuplai kebutuhan penggunaan AC.

Utility yang terakhir adalah air. PT. Unilon Textile Indutries tidak membutuhkan

air untuk proses produksi. Sehingga kebutuhan air yang diperlukan tidak terlalu

banyak. Air yang digunakan hanya sebatas untuk keperluan sanitasi dan AC. Untuk

mensuplai kebutuhan air PT. Unilon Textile Industries menggunakan sumur bor
dengan kedalaman sekitar 20 meter. Kemudian akan dipompa dengan kapasitas 60

m3/menit menuju bak penampung air dengan kapasitas 750 m3 yang kemudian akan

disalurkan menuju menara penampung berkapasitas 50 m3 sebelum di distribusikan

meggunakan pipa menuju tempat yang membutuhkan air.

Anda mungkin juga menyukai