Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DI INDONESIA

DEWI ARI SANTI


D97216100
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TARBIYAH DAN KEGURUAN PGMI

ABSTRAK

Teknologi informasi di Indonesia sudah mengalami banyak perkembangan yang


cukup cepat. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai peralatan vanggih yang sekarang
sudah ada di Indonesia. Pada zaman dahulu saat teknologi informasi masih sangat
tradisional, orang-orang zaman dahulu berkomunikasi dengan menggunakan alat-alat
yang mereka ciptakan dari bahan-bahan yang tersedia pada lingkungan sekitar mereka
seperti bambu, daun lontar dan batu-batu. Bahan-bahan tersebut kemudian digunakan
untuk berkomunikasi, baik itu dengan ditulisi maupun dipukul-pukulkan. Setelah
terjadinnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), teknologi
informasi pun mulai mengalami perkembangan yang sangat pesat. Beberapa alat
komunikasi pun mulai bermunculan di Indonesia salah satunya munculnya koran
pertama di Indonesia yang diterbitkan oleh Belanda pada zaman penjajahan dan semakin
berkembang pada era sekarang, telefon yang mulai muncul di Indonesia dengan adannya
telefon lokal pertama kali digunakan pada tanggal 16 Oktober 1882 yang diselenggarakan oleh
pihak swasta, munculnya telegraf, internet dan berbagai media massa yang sangat membantu kita
untuk berkomunikasi bahkan dari jarak yang sangat jauh sekalipun. oleh karenahnya sangat bijak
jika kita dapat memanfaatkannya sebaik-baiknya bukan hanya menggunakannnya untuk tujuan
yang tidak bermanfaat tetapi menggunakannya dengan sebaik-baiknnya.

Kata Kunci : Perkembangan Teknolgi Komunikasi di Indonesia


A. Sejarah Komunikasi Lisan
Salah satu alat komunikasi yang terpenting adalah bahasa, dengan
menggunakan bahasa seseorang dapat berkomunikasi, bertukar gagasan, bercerita
tentang suatu hal, dan sebagainnya. Menurut para ahli antropologi bahasa yang
digunakan selalu mengalami perkembangan bahasa dan lahirnya berbagai jenis bahasa.
Saat ini diseluruh dunia terdapat lebih dari 6.000 bahasa dan di Indonesia terdapat 300
bahasa. Ketika bahasa lahir ada bahasa lain yang umulai dilupakan contohnya bahasa
sansekerta dan bahasa latin yang sudah tidak lagi digunakan dalam percakapan sehari-
hari.

B. Sejarah Komunikasi Tulisan


Perkembangan teknologi informasi semakin lama semakin berkembang hal
tersebut sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Dengan
perkembangan teknologi informasi alat informasi tulisan yang dahulu sangat sederhana
dan terbuat dari bahan-bahan lingkungan sekitar kini menjadi sangat canggih yang
dapat memungkinkan setiap orang untuk berkomunikasi dari jarak yang jauh. Berikut
perkembangan teknologi informasi tulisan yang ada di Indonesia.
1. Periode 3000 SM
Media komunikasi pada periode 3000 SM masih menggunakan simbol-
simbol, gambar dan huruf dengan artian tertentu sebagai alat untuk berkomunikasi
dan mnuliskannya pada dinding dinding gua yang menjadi tempat tinggal mereka.
2. Pada akhir periode 3000 SM
Manusia mulai menciptakan alat-alat komunikasi yang dapat menghasilkan
bunyi seperti bedug, terompet dan asap yang terbuat dari bahan tanduk binatang
yang berguna untuk mengisyaratkan adannya bahaya di sekitar mereka.
a. Kentongan
Kentongan di Indonesia sudah ditemukan sejak awal masehi, di
Indonesia pada umumnya digunakan di daerah Demak, Mataram, Surakarta,
Yogyakarta, dan sekitarnya. Di daerah Nusa Tenggara Barat ketongan
ditemukan pada masa pemerintahan Raja Anak Agung Gede Ngurah yang
berkuasa sekitar abad XIX. Pada saat itu kentongan digunakannya untuk
mengumpulkan massa begitu juga di Yogyakarta ketika masa pemerintahan
kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan untuk
mengumpulkan warga, menyampaikan pesan dan perintah raja.
Kentongan yang merupakan alat komunkasi masa lalu yang terbuat dari
bambu atau batang kayu jati yang dipahat, berbentuk tabung maupun
berbentuk lingkaran dengan sebuah lubang yang sengaja di pahat di tengahnya,
dari lubang tersebut kemudian akan keluar bunyi-bunyian apabila dipukul,
pada sebuah kentongan ada sebuah tongkat pemukul dan biasannya dipukul
dengan irama yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan peristiwa atau
kejadian yang diinformasikan. Kentongan biasanya dipasang di pos-pos
keamanan untuk memberi tahu warga seperti pertanda waktu, adanya
kebakaran, kebanjiran, warga kemalingan, kenduri, sebagai alat pengingat
sholat pengganti bedug dan sebagainya.
b. Asap
Asap biasanya digunakan oleh bangsa Amerika untuk alat
berkomunikasi, mengirimkan suatu pesan rahasia terhadap teman atau
lawannya.dalam berkomunikasi menggunakan asap tidak memiliki ketentuan
yang spesifik, suat kepulan asap bisa merupakan tanda bahaya atau kode
rahasia.
c. Prasati Daun Lontar
Pada prasati Daun Lontar biasanya menggunakan simbol-simbol yang
dibentuk dari piktograf sebagai huruf. Pitograf disini mempunyai bentuk bunyi
yang berbeda (penyebutan) sehingga menjadi kata, kalimat dan bahasa. Di
Indonesia kegiatan surat-menyurat menggunakan daun lontar sudah dimulai
sejak zaman kerajaan Kutai, Padjajaran, Tarumanegara, Majapahit, Sriwijaya
dan Mataram. Dalam hal ini biasanya menggunakan simbol-simbol yang
dibentuk. Dalam menulis mereka menggunakan kulit kayu atau bambu, daun
lontar, tulang binatang, labu hutan, rotan, dan lempengan batu sebagai bahan
untuk menulis surat.

3. Media Komunikasi Modern


a. Koran (Surat Kabar)
Sejarah surat kabar di Indonesia terbagi dalam Surat kabar di Indonesia
mempunyai sejarah yang cukup panjang yang secara singkat terbagi dalam
lima periode, yaitu zaman Belanda, zaman Jepang, zaman kemerdekaan,
zaman Orde Lama dan zaman Orde Baru. Berikut uraian singkat keenam
periode bersejarah itu sebagai berikut.
1. Zaman Belanda
Pada tahun 1744 dilakukanlah percobaan pertama untuk menerbitkan
media massa dengan diterbitkannya surat kabar pertama pada masa
pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan nama Bataviasche
Nouvellesyang hanya bertahan selama 2 tahun. Kemudian pada tahun 1828
diterbitkanlah Javasche Courant di Jakarta yang memuat berita-berita
resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian di
Eropa. Mesin cetak pertama di Indonesia juga datang melalui Batavia
(Jakarta) melalui seorang Nederland bernama W. Bruining dari Rotterdam
yang kemudian menerbitkan surat kabar bernama Het Bataviasche
Advertantie Blad yang memuat iklan-iklan dan berita-berita umum yang
dikutip dari penerbitan resmi di Nederland (Staatscourant).
Di Surabaya sendiri periode ini telah terbit Soerabajasch
Advertantiebland yang kemudian berganti menjadi Soerabajasch Niews en
Advertantiebland, Semarang terbit Semarangsche Advertetiebland dan De
Semarangsche Courant. Secara umum surat kabar-surat kabar yang
muncul saat itu tidak mempunyai arti secara politis karena cenderung pada
iklan dari segi konten. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar tiap
harinya. Setiap surat kabar yang beredar harus disaring oleh pihak
pemerintahan Gubernur Jenderal di Bogor. Tidak hanya itu, surat kabar
Belanda pun terbit di daerah Sumatera dan Sulawesi. Di Padang terbit
Soematra Courant, Padang Handeslsbland dan Bentara Melajoe, Makasar
(Ujung Pandang) terbit Celebes Courant dan Makassarsch Handelsbland.
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda menerbitkan
sekitar 16 surat kabar dalam bahasa Belanda dan 12 surat kabar dalam
bahasa Melayu seperti, Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari,
Bintang Djohar (terbit di Bogor), Selompret Melayu dan Tjahaja Moelia,
Pemberitaan Bahroe (Surabaya) dan surat kabar berbahasa Jawa,
Bromatani yang terbit di Solo.
2. Zaman Jepang
Saat Jepang memasuki Indonesia, surat kabar-surat kabar yang
beredar di Indonesia diambil alih oleh Jepang. Pemerintah Jepang
memperketat pengawasan terhadat isi surat kabar dengan menggabungkan
beberapa surat kabar. Kantor Berita Antara diambil alih dan diubah menjadi
kantor berita Yashima dengan berpusat di Domei, Jepang. Konten surat
kabar dimanfaatkan sebagai alat propaganda untuk memuji pemerintahan
Jepang. Wartawan Indonesia saat itu bekerja sebagai pegawai sedang yang
mempunyai kedudukan tinggi adalah orang-orang yang sengaja
didatangkan dari Jepang.
Salah satu surat kabar yang terbit pada masa ini adalah Tjahaja (ejaan
baru Cahaya). Surat kabar ini sudah menggunakan Bahasa Indonesia dan
penerbit berada di kota Bandung. Surat kabar ini terbit di Indonesia namun
berisikan berita tentang segala kondisi yang terjadi di Jepang. Para
pemimpinnya di antaranya adalah Oto Iskandar Dinata, R. Bratanata, dan
Mohamad Kurdi. Pada tampilan tampak bahwa surat kabar tersebut
bertuliskan tanggal 24 Shichigatsu 2604, yang pada penanggalan masehi
sama dengan tanggal 24 Juli 1944.
3. Zaman Kemerdekaan
Seperti halnya pemerintah Jepang menggunakan surat kabar sebagai
alat propaganda pencitraan, Pemerintah Indonesia pun menggunakan surat
kabar sebagai alat propaganda pencitraan untuk melakukan perlawanan
dalam hal sabotase komunikasi. Edi Soeradi melakukan propaganda agar
rakyat berdatangan pada Rapat Raksasa Ikada pada tanggal 19 September
1945 untuk mendengarkan pidato Bung Karno. Dalam perjalanannya,
Berita Indonesia (BI) berulang kali mengalami pembredelan dimana selama
pembredelan tersebut para pegawai kemudian ditampung oleh surat kabar
Merdeka yang didirikan oleh B.M. Diah.
Surat kabar perjuangan lainnya adalah Harian Rakyat dengan
pemimpin redaksi Samsudin Sutan Makmr dan Rinto Alwi dimana surat
kabar tersebut menampilkan pojok dan Bang Golok sebagai artikel.
Surat kabar lainnya yan terbit pada masa ini adalah Soeara Indonesia,
Pedoman Harian yang berubah menjadi Soeara Merdeka (Bandung),
Kedaulatan Rakyat (Bukittinggi), Demokrasi (Padang) dan Oetoesan
Soematra (Padang).

4. Zaman Orde Lama


Setelah dikeluarkannya dekret presiden tanggal 5 Juli 1959 oleh presiden
Soekarno, terdapat larangan terhadap kegiatan politik termasuk pers.
Persyaratan untuk mendapat Surat Izin Terbit dan Surat Izin Cetak
diperketat yang kemudian situasi ini dimanfaatkan oleh Partai Komunis
Indonesia untuk melakukan slowdown atau mogok secara halus oleh para
buruh dan pegawai surat kabar. Karyawan pada bagian setting
melambatkan pekerjaannya yang membuat banyak kolom surat kabar tidak
terisi menjelang batas waktu cetak (deadline). Pada akhirnya kolom
tersebut diisi iklan gratis. Hal ini menimpa surat kabar Soerabaja Post dan
Harian Pedoman di Jakarta. Pada periode ini banyak terjadi kasus antara
surat kabar pro PKI dan anti PKI.
5. Zaman Orde Baru
Pada periode ini, surat kabar yang dipaksa untuk berafiliasi kembali
mendapatkan pribadi awalnya. Bahkan pers kampus pun mulai aktif
kembali. Namun dibalik itu semua pengawasan dan pengekangan pada pers
terutama dalam hal konten tetap diberlakukan. Pemberitaan yang dianggap
merugikan pemerintah harus dibredel dan dihukum dengan dilakukan
pencabutan SIUP seperti yang terjadi pada Sinar Harapan, tabloid Monitor,
Detik, majalah Tempo dan Editor.
b. Telefon
Telefon adalah alat komunikasi untuk menyampaikan pesan suara
terutama pesan yang bentuk percakapan. Di Indonesia telefon lokal pertama
kali digunakan pada tanggal 16 Oktober 1882 yang diselenggarakan oleh pihak
swasta. Jaringan telefon pertama kali menghubungkan Gambir dan Tanjung
Priok (Batavia), selanjutnya pada tahun 1906 perusahaan jaringan telefon
diambil alih oleh pemerintah Hindia-Belanda melalui PPT (Post, Telegraf,
Telefon). Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat jaringan
telekomunikasi pun diperluas, yaitu pada tahun 1967 PT Indosat mulai
membangun jaringan telefon gelombag mikro yang dimulai dengan jaringan
trans Sumatra dan Indonesia Timur dan selanjutnya satelit Palapa A-1
diluncurkan sehingga memungkinkan jaringan telefon di Indonesia meluas
mencapai manca negara.

c. Telegraf
Telegraf adalah alat yang digunakan untuk mengirim dan juga menerima
pesan dari jarak jauh, pesan pada telegraf dikirimkan oleh operator telegraf
(telegrapher) menggunakan kode morse (telegram) yang biasa disebut pesan
kabel/kawat. Pada tanggal 23 Oktober 1855 ketika pemerintahan Hindia-
Belanda membuka saluran telegraf pertama kali di Indonesia dan dibangunnya
28 kantor telegraf yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg
(Bogor).
d. Telefon
Telefon adalah alat komunikasi untuk menyampaikan pesan suara
terutama pesan yang bentuk percakapan. Di Indonesia telefon lokal pertama
kali digunakan pada tanggal 16 Oktober 1882 yang diselenggarakan oleh
pihak swasta. Jaringan telefon pertama kali menghubungkan Gambir dan
Tanjung Priok (Batavia), selanjutnya pada tahun 1906 perusahaan jaringan
telefon diambil alih oleh pemerintah Hindia-Belanda melalui PPT (Post,
Telegraf, Telefon). Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat
jaringan telekomunikasi pun diperluas, yaitu pada tahun 1967 PT Indosat
mulai membangun jaringan telefon gelombag mikro yang dimulai dengan
jaringan trans Sumatra dan Indonesia Timur dan selanjutnya satelit Palapa A-
1 diluncurkan sehingga memungkinkan jaringan telefon di Indonesia meluas
mencapai manca negara.
e. Radio
Pada tahun 1911 awal mula radio di Indonesia, yaitu di Sabang
beroperasi fasilitas radio pertama di Hindia yang merupakan radio angkatan
laut. Kemudian radio mulai banyak diperdengarkan di Indonesia yang
walaupun saat itu masih diilegalkan namun para penyiar radio amatir tidak
patah semangat dan akhirnya mendirikan Batavia Radio Society yang
kemudian memuli siaran tetapnya sekitar tahun 1925. Pemerintah memberi
izin kepada Netherlandsche Indische Radio Omroep Maataschappij
(NIROM) atau dikenal sebagai masyarakat komunitas Belanda untuk
mendanai operasi radio di Jawa dengan memungut pajak dari kantor pos dan
telegraf pada tahun 1934.
Kemudian dibentuknya NIVERA (Nederland Indische Vereniging
Radio Amateur) sekaligus Solosche Radio Vereneging oleh anggota
NIVERA sebagai organisasi amatir radio pertama di Indonesia sekitar tahun
1933-934. Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) yang
merupakan Jaringan pribiumi pertama, diberi izin terbatas menyiarkan hal-
hal yang berhubungan dengan kebudayaan atau sosial. PRAI (Persatuan
Radio Amatir Indonesia) mulai didirikan pada akhir 1945. Namun sekitar 13
tahun lamanya kegiatan radio amatir dibekukan. Hal ini terjadi antara tahun
1952-1965, dan diperkuat dengan adanya UU No. 5 Tahun 1964 yang akan
memberi sanksi kepada mereka yang seenaknya memiliki radio pemancar
tanpa seizing dari pihak yang berwenang.
Tahun 1967 di berbagai daerah, mulai terbentuk organisasi-organisasi
radio amatir seperti PARD (Persatuan Amatir Radio Djakarta), PARB
(Bandung), dan PARJ (Jogjakarta). Tanggal 9 Juli 1968, ORARI didirikan,
sebagai pelaksana teknis dan administratifnya dijalankan sesuai surat
keputusan DETELRI (Dewan Telekomunikasi Republik Indonesia) NO.
004/1968. Didirikannya RRI pada tanggal 11 September 1945 oleh para
tokoh yang sebelumnya aktif terlibat dalam pengoperasian stasiun radio
Jepang juga sangat berpengaruh pada sejarah perkembangan radio di
Indonesia. Awalnya RRI beroperasi dibawah lindungan Departemen
Penerangan yang membangun divisi luar negeri, Voice of Indonesia, untuk
menyiarkan bulletin gelombang pendek untuk luar negeri.
Sebanyak 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang
ditujukan ke luar negeri Suara Indonesia sudah dimiliki RRI saat ini. RRI
hanya mempunyai 3 stasiun penyiaran, anatara lain Program Daerah, untuk
masyarakat sampai pedesaan, Program Kota II (Pro II), untuk masyarakat
kota dan Pro III yang menyajikan berita dan informasi atau News Channel
kepada masyarakat luas yang ketiganya berada di wilayah Jakarta. Pada
tanggal 1 April 1933, Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo
mendirikan SRV (Solossche Radio Vereenging) di Surakarta. Bisa dikatakan
SRV adalah pelopor timbulnya siaran radio yang diusahakan oleh bangsa
Indonesia sendiri. Sedangkan radio siaran pertama diusahakan oleh Hindia
Belanda yaitu pada tanggal 16 Juni 1925 yang bernama BRV (Bataviasche
Radio Vereenging) di Jakarta. Badan-badan radio yang lainnya adalah
NIROM : Nederlansch Indische Radio Omroep Mij di Jakarta, Bandung, dan
Medan, MAVRO : Mataramse Vereenging Voor Radio Omroep di
Yogyakarta.
Dengan usaha M. Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito Mangunkusumo
tanggal 24 Maret 1937 didirikan PPRK (Perserikatan Perkumpulan Radio
Ketimuran) di Bandung dengan tujuan berupaya memajukan kesenian dan
kebudayaan nasional guna kemajuan masyarakat Indonesia secara rohani dan
jasmani. Pada masa pendudukan Jepang, penyelenggaraan radio ditangani
oleh Hoso Kanri Kyoku. Perkembangan radio merosot karena semua radio
siaran diarahkan untuk kepentingan militer Jepang. Pada awal kemerdekaan,
radio berperan menyebarkan berita Proklamasi. Tanggal 11 September 1945
diadakan rapat di Jakarta yang dipimpin oleh Abdurrachman Saleh dan
dihadiri oleh 16 pemimpin dari Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang,
Yogyakarta, dan Surakarta. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.
1. Menetapkan tanggal 11 September 1945 sebagai hari berdirinya RRI.
2. Semua yang hadir menyatukan diri sebagai pegawai RRI.
3. Pusat RRI di Jakarta.
4. Abdurrachman Saleh dipilih sebagai Pemimpin Umum RRI.
5. Cabang RRI yang pertama adalah Jakarta, Bandung, Surakarta,
Purwokerto,
6. Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
7. Semboyan RRI sekali di udara tetap di udara.
f. Telepon Genggam
Di Indonesia telefon genggam pertama kali muncul tahun 1984 dengan
berbasis teknologi nordic mobile telephone (NMT), dan pada tahun 1985-
1992 telefon genggam mulai beredar dalam bentuk yang yang masih besar
dan berat. Pada tahun 1993 PT Telkom memulai proyek percontohan seluler
digital GSM (global system for mobile) yang dimulai dengan dua pulau yaitu
Batam dan Bintan, dan pada tahun 1994 operator GSM pertama di Indonesia
beroprasi melalui PT Satelindo.Pesan Instan (Instan Messeging). Pesan
instan adalah suatu sistem pengiriman pesan dengan cepat melalui perantara
jaringan komputer satu ke komputer lain kepada teman yang sedang online
internet saat yang bersamaan, terdapat beberapa fitur pada pengiriman pesan
intan ini di antaranya : pesan intan, obrolan, tautan web, video, gambar,
berkas, bicara dan fasilitas mengirimkan lewat telefon genggam.
g. Surat Elektronik (E-mail)
Email merupakan sarana mengirimkan surat melalui komputer yang
mulai dipakai sekitar tahun 1960-an. Surat atau email dikirim dalam bentuk
kumpulan mainframe. Saat itu jaringan internet belum terbentuk Pada
tahun 1980-an terdapat sebuah skrip yang dapat mengirimkan pesan atau
email ke seluruh staff pada komputer mini di pusat ilmu komputer
Universitas Indonesia (PUSILKOM UI) yang menggunakan data general
berbasis Advanced Operating System/vitual storage (AOS/VS).
h. Televisi
Pada tanggal 25 Juli 1961, R. Maladi (Menteri Penerangan Republik
Indonesia), menandatangani perjanjian (SK Menpen) untuk persiapan Asian
Games keempat dibentuknya sebuah komite persiapan pembentukan stasiun
televisi di Indonesia. Komite tersebut diberikan tugas untuk membuat studio,
menara siaran, dan peralatan teknis lainnya di lokasi bekas Akademi
Informasi di Senayan dalam waktu satu tahun. Pada waktu persiapan
Presiden Soekarno berperan penting untuk memilih secara pribadi peralatan
dan darimana didatangkan peralatan itu.
Siaran TV percobaan pertama adalah liputan perayaan HUT ke-17
Kemerdekaan Indonesia pada pagi hari 17 Agustus 1962 dari Istana Merdeka
Jakarta secara langsung mulai pukul 14.30. Pada 24 Agustus 1962, warga
Jakarta menyaksikan siaran langsung upacara pembukaan Asian Games ke-
4 yang diadakan di Gelora Bung Karno yang diselenggarakan oleh Divisi
Televisi dari Biro Komite Penyelenggara Televisi dan Radio. Kemudian
setiap tanggal 24 Agustus dikenal sebagai kelahiran Televisi Republik
Indonesia atau TVRI, yang merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia.
Pada tanggal 20 Oktober 1963 pemerintah mengeluarkan Keputusan
Presiden (Keppres) tentang pembentukan Yayasan TVRI (Jajasan TVRI)
sebagai badan yang mengatur televisi ini. Pada tahun pertama dari siaran
TVRI, terdapat 10.000 pemilik televisi di Indonesia. Sejak saat itu, Yayasan
TVRI memberikan pajak untuk pemilik televisi sampai tahun 1969, ketika
pajak kepemilikan televisi dipindahkan melalui surat dan pengiriman udara
ke seluruh negeri. Dari tahun 1963 sampai 1976, TVRI mendirikan stasiun
televisi di Yogyakarta (1965), Medan (1970), Makassar (1972), Balikpapan
(1973), dan Palembang (1974). Pada tahun 2001, TVRI memiliki 12 stasiun
televisi dan 8 studio produksi. Penyiaran berwarna diperkenalkan pada
tanggal 1 September 1979[3] di stasiun TVRI nasional dan lokal, yang
diperluas ke ibukota provinsi lainnya. TVRI juga mengadopsi saluran kedua
untuk pemirsa Jakarta pada saat bersamaan.
Untuk mengatasi peningkatan jam siaran pada tanggal 1 Maret 1963
diperkenalkannya iklan pada TVRI. Iklan ini dikenal sebagai Siaran Niaga
(secara harfiah berarti "siaran iklan"). Saat ini, iklan-iklan televisi dan umum
lainnya dikenal hanya sebagai iklan. Pada tanggal 16 Agustus 1976
diresmikannya satelit pertama yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu sistem
komunikasi satelit domestik (SKSD) melalui Palapa A1. Palapa A1 memiliki
12 transponder yang memungkinkan TVRI untuk mendistribusikan siaran
mencapai nasional, sehingga TVRI memasuki tahun 1980 dengan sistem
dwi-saluran. Pertama, TVRI Nasional yang disiarkan secara nasional dengan
saluran kedua penyiaran konten lokal dari provinsi dan Jakarta. Pada tanggal
5 Januari 1980 Presiden Soeharto mengeluarkan instruksi untuk menghapus
Siaran Niaga dari TVRI dengan alasannya bahwa iklan tersebut dapat
menciptakan dampak negatif bagi perkembangan Indonesiapada massa itu.
Instruksi tersebut telah menciptakan pro dan kontra, terutama karena tidak
ada penelitian di balik pernyataan ini. Satu bulan kemudian, Departemen
Riset dan Penelitian Pengetahuan memutuskan untuk melakukan penelitian
tentang dampak iklan terhadap program pembangunan nasional.
Pada tanggal 24 Agustus 1989 berdiri stasiun televisi kedua di
Indonesia, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Stasiun televisi
ini adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang didirikan oleh
Bambang Trihatmodjo. Tidak seperti TVRI, RCTI diizinkan untuk
menyiarkan iklan hingga 15% jam siarannya. Pada tanggal 24 Agustus 1990
diresmikannya stasiun televisi yang ketiga , yaitu Surya Citra Televisi yang
didirikan oleh "raja bioskop" Sudwikatmono.
Pada tanggal 13 September 1990 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden
No. 40 tentang pengumpulan pajak kepemilikan televisi antara Yayasan
TVRI dan PT Mekatama Raya, RCTI dan SCTV. Sejak awal tahun 1991
perusahaan swasta ini adalah badan penanggung jawab untuk menarik pajak
kepemilikan televisi dari masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dari
sistem pos dan giro tahun 1969 yang lebih rendah.
Pada tanggal 23 Januari 1991, PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
(TPI) mulai menyiarkan program pendidikan dengan beberapa iklan.
Perusahaan itu dikelola oleh Siti Hardjanti. Selama tahun-tahun pertama, TPI
berbagi saluran dengan TVRI. Fasilitas dan operator didukung oleh TVRI di
pagi hari ketika TVRI tidak bersiaran. Pada 14 April 1992, Direktorat
Jenderal Radio, Televisi dan Film yang memutuskan bahwa Yayasan TVRI
akan menarik kembali pajak kepemilikan televisi,. Setelah satu tahun PT
Mekatama Raya gagal untuk meningkatkan pendapatan. Pada Oktober 1992
Departemen Penerangan mengeluarkan lisensi untuk enam perusahaan untuk
mendirikan perusahaan televisi swasta, yaitu PT Indosiar Visual Mandiri atau
Indosiar (Jakarta), PT Sanitya Mandara Televisi (Yogyakarta), PT Merdeka
Citra Televisi Indonesia (Semarang), PT Ramako Indotelevisi (Batam), PT
Cakrawala Andalas Televisi atau ANTV (Lampung), dan PT Cakrawala
Bumi Sriwijaya Televisi (Palembang). Dari semua enam televisi perusahaan,
hanya PT Indosiar Visual Mandiri dan PT Cakrawala Andalas Televisi yang
dapat menyiarkan secara terus menerus. Pada tanggal 28 Februari 1993, PT
Cakrawala Andalas Televisi, sebuah perusahaan milik Agung Laksono dan
Aburizal Bakrie, memulai siaran pertamanya. Stasiun penyiaran yang
berlokasi di Jakarta pada sebuah gedung di Kuningan. PT Indosiar Visual
Mandiri milik Grup Salim mulai siaran pertamanya pada tanggal 11 Januari
1995.
Pada bulan Maret 1998 televisi kabel Indovision, yang dioperasikan oleh
PT Matahari Lintas Cakrawala di bawah kepemimpinan Peter F. Gontha,
mulai beroperasi sebagai televisi kabel pertama di Indonesia (televisi kabel
pertama dioperasikan di Amerika Serikat pada tahun 1972). Sebelumnya,
sejak tahun 1996 Indovision telah dioperasikan menggunakan dekoder
televisi dan antena parabola. Pada Oktober 1999 dari empat belas aplikan
yang telah lulus seleksi dan menerima lisensi siaran dari Departemen
Informasi, yaitu Trans TV (PT Televisi Transformasi Indonesia, dipimpin
oleh Ishadi S.K., mantan kepala TVRI), Metro TV (dioperasikan oleh Grup
Media Indonesia yang dipimpin oleh Surya Paloh), Global TV (PT Global
Informasi Bermutu, didirikan oleh Timmy Habibie), Lativi (PT Lativi Media
Karya, milik Abdul Latief), dan TV7 (PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh).
Pada 25 November 2000 tayangan Metro TV pertama kali disiarkan,
sebagai perusahaan penyiaran televisi Indonesia ketujuh. Pada tanggal 7 Juni
2000 menyusul perubahan setelah pembubaran Departemen Penerangan oleh
Presiden Abdurrahman Wahid, TVRI secara resmi mengubah statusnya
menjadi Perusahaan Jawatan. Penggunaan Bahasa Mandarin dilarang pada
tahun 19651994 di televisi Indonesia, namun penggunaannya tidak datang
sampai tahun kemudian. Pada bulan November 2000, Metro TV menjadi
stasiun pertama yang menyiarkan berita dalam Bahasa Mandarin untuk
stasiun televisi lokal sejak siaran mulai di Indonesia
i. Pager
Pager atau radia panggil adalah alat komunikasi elektronik yang
mrnyampaikan pesan pendek suatu tempat ke tempat lainnya dengan jarak
yang tergolong cukup jauh. Di indonesia pager mulai dikenal pada awal
tahun 1990-an, pager biasannya sering digunakan orang-orang yang bergerak
di bidang jasa informasi dan kesehatan untuk mengirimkan pesan pendek.
j. Internet
Sejarah internet Indonesia bermula pada awal tahun 1990-an, saat itu
jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network,
dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat
dan terasa di antara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet
Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih komersial dan individual
di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet.
Rahmat M. Samik-Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan,
Robby Soebiakto, Putu Surya, Firman Siregar, Adi Indrayanto, Onno W.
Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan
Internet Indonesia pada tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal
telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun
cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.
Pada akhir tahun 1990 dan awal 1991 tulisan-tulisan tentang
keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa artikel di
media cetak seperti Kompas dan artikel pendek di Majalah Elektron
Himpunan Mahsiswa Elektro ITB yang berjudul "Jaringan komputer biaya
murah menggunakan radio". Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia
datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amatir Radio Club
(ARC) ITB pada tahun 1986. Pada tahun 1994 mucul internet service
provider (ISP) komersial yang ada di Indonesia yaitu IndoNet dan mulai
tahun 1995 muncul jasa Telnet ke luar negeri, sehinga pengguna internet di
indonesia dapat mengakses internet (HTTP).
Pada tahun 1995-an, Berawal dari teknologi radio paket 1200 bps,
Institut Teknologi Bandung ITB kemudian mengembangkan sambungan
leased line 14.4 Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET
akses Internet. Bulan September 1996 ITB bergabung dengan jaringan
penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga
memperoleh bandwidth 1.5 Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan
sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar 2 Mbps. Pada akhirnya ITB
menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan internet di Indonesia.
Mailing List Indonesia
Di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa Indonesia di luar negeri
mulai membangun tempat diskusi di Internet di
indonesians@janus.berkeley.edu. Pola mailing list ini ternyata terus
berkembang dari sebuah mailing list. Akhirnya banyak sekali mailing list
Indonesia terutama di host oleh server di ITB & egroups.com. Mailing list
ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam
pembangunan komunitas di Internet Indonesia.
Internet Service Provider Indonesia
ISP yang pertama kali di Indonesia ialah Ipteknet yang beroperasi penuh
menjelang awal 1994. Pada tahun 1994-an mulai beroperasinya P.T.
IndoInternet atau IndoNet yang dipimpin secara part-time oleh Sanjaya.
IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Sambungan awal ke
Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet yang berlokasi di
daerah Rawamangun di kompleks dosen Universitas Indonesia (UI),
kemudian IndoNET diganti Radnet.

k. Media Sosial
Lahirnya media online tidak lepas dari booming media online di luar
negeri pada pertengahan tahun 1990-an. Pada bulan Mei 1992 Chicago
Online, koran pertama di Amerika Online diluncurkan Chichago Tribune di
AS. Sampai April 2001 database AS telah berisi 12.878 berita online.
Perkembangan Media Online di Indonesia
1996-1997 : Media online sebagai fotokopi dari koran/media cetak
(republika, kompas)
1998 : Detikcom, berita real time, detik ini juga
2000 : Persaingan ketat: www.satunet.com, www.astaga.com.
2005 : Media-media cetak membikin media online, tidak menjadi
saingan detik.com
2007 : Sekarang: diprediksi bermunculan media-media online yang
realtime.
2008 :Media online dan blog mulai booming.
Di Indonesia media online pada awalnya hanya memindahkan isi berita
yang yang ada di surat kabar/koran ke media internet atau di online-kan
istilahnya. Dengan kata lain produk berita versi cetak dengan online tidak ada
perbedaan, sama persis. Namun yang dilakukan oleh situs www.detik.com
pada pertengahan Juli 1998. Orang melirik media online lantaran ada
kejenuhan di pasar media cetak pasca reformasi 1998. Orang melihat media
online mempunyai peluang yang menguntungkan karena investasinya
dianggap lebih murah dibandingkan dengan media konvensional/cetak. Oleh
karena itu, orang kemudian berlomba-lomba membuat media online. Orang
membuat media online untuk meraih keuntungan saat sahamnya dijual di
pasar saham. Namun ternyata gagal. Satu persatu hingga tahun 2003, media
online tutup. Pada waktu itu ada lebih kurang 500-an media online berdiri di
Indonesia, termasuk situs-situs yang dibuat pemerintah daerah. Beberapa
media online yang sudah hilang dari peredaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikibooks.org/wiki/Sejarah_Internet_Indonesia/Awal_Internet_Indonesia yang

diakses pada 16 November 2017 pukul 10.00 WIB.

http://ipongnugraha.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-media-online.html diakses pada 16

November 2017 pukul 11.00 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_surat_kabar_Indonesia diakses pada 17 November 2017

pukul 19.00 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_di_Indonesia diakses pada 16 November 2017 pukul

10.00 WIB.

Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. (Jakarta: Bumi Aksara).

Sunardi. 2010. Teknologi Informasi dan Komnikasi Bilingual. (Bandung:CV. Yrama Widya).

Anda mungkin juga menyukai